Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 10 Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019 - USD Repository
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA DI SMA
NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Disusun Oleh:
Yuditia Widiyono
141314042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA DI SMA
NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019
Oleh :
Yuditia Widiyono
Nim : 141314042
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing I
Tanggal, 20 Desember 2018
Drs. Y.R. Subakti, M. Pd.
Dosen Pembimbing II
Tanggal, 20 Desember 2018
Dra. Theresia Sumini, M.Pd.
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA DI SMA
NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Yuditia Widiyono
NIM : 141314042
Telah dipertahankan di depan panitia penguji
pada tanggal, 16 Januari 2019 dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama lengkap
Tanda tangan
Ketua
:
Ignatius Bondan Suratno, S.Pd, M.Si.
…................
Sekretaris
:
Dra. Theresia Sumini, M.Pd.
.....................
Anggota
:
Drs. Yohanes Rasul Subakti, M.Pd.
......................
Anggota
:
Dra. Theresia Sumini, M.Pd.
.....………….
Anggota
:
Hendra Kurniawan, M.Pd.
......…………
Yogyakarta, 16 Januari 2019
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si.
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segenap rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Skripsi ini saya
persembahan kepada :
Kedua orang tua saya “ Bapak Mujiono dan Ibu Maria
Tasiwen” dan adik saya “ Septianus Hernanto” yang
selalu mendukung dan mendoakan saya.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTO
“Aku Senantiasa memandang kepada Tuhan;
karena Ia berdiri disebelah kananku, aku tidak goyah.
( Mazmur 16 : 8)
Yakinlah dan percayalah doa mu pasti didengar Tuhan
( Yuditia Widiyono)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 Januari 2019
Penulis,
Yuditia Widiyono
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yuditia Widiyono
NIM `: 141314042
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“PENERAPAN
MODEL
PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
TIPE
MIND
MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA
DI SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019 ”
Dengan demikian, saya memberikan hak kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain dan
mempublikasikannya di internet untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 16 Januari 2019
Yang menyatakan,
Yuditia Widiyono
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA DI SMA
NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019
Yuditia Widiyono
Universitas Sanata Dharma
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan prestasi belajar
sejarah siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Mind
Mapping
Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
model Kemmis dan Mc Taggart yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan
empat tahapan yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10
Yogyakarta sebannyak 29 siswa. Objek penelitian ini adalah prestasi belajar
sejarah siswa dan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping. Instrumen
penelitian menggunakan lembar observasi, tes dan wawancara. Analisis data
menggunakan deskriptif komparatif dengan persentase.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar
siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata keadaan awal 69,79 menjadi 74,21 pada
siklus I. Pada siklus II terjadi peningkatan yang dilihat dari rata-rata siklus I 74,21
menjadi 82,21. Dilihat dari segi KKM pada kegiatan awal siswa yang mencapai
KKM 14 siswa (48,28%), Siklus I mengalami peningkatan jumlah siswa yang
mencapai KKM sebanyak 19 siswa (65,52%), pada Siklus II mengalami
peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 24 siswa (82,76%).
Kata Kunci : Prestasi Belajar dan Mind Mapping
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF A COOPERATIVE LEARNING MODEL
USING MIND MAPPING TO IMPROVE THE STUDENTS’ HISTORY
LEARNING ACHIEVEMENT IN SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA
ACADEMIC YEAR 2018/2019
Yuditia Widiyono
Sanata Dharma University
2019
The purpose of this research is to describe the improvement in the students’
achievement of learning history after the implementation of a cooperative
learning model using Mind Mapping.
The research method used is Classroom Action Research (CAR) by Kemmis
and McTaggart where two cycles are used in four steps which include planning,
acting, observing and reflecting. The subject for this research are students from
Social 2 Class 10 in SMA Negeri 10 Yogyakarta as many as 29 students. The
object for this research is the students’ achievement in cooperative learning
model type Mind Mapping. The instruments used are observation sheet, test and
interview. The data is analyzed by comparative description using percentages.
The results showed that there wa an increase of learning achievement from
the everage of initial state 69.79 becomes 74.71 in the first cycle. In the second
cycle, there has been an improvement in the average score from 74.21 in the first
cycle to 82.21. In terms of minimum score, at the beginning 14 students (48.28%)
attain minimum score. In the first cycle, there has been an increase in which 19
students (65.52%) obtain minimum score. In the second cycle, there has been a
greater improvement as 24 students (82.76%) attain minimum score.
Keywords: Learning Achievement and Mind Mapping
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Mind Mapping Untuk Meningkatkan Prestasi Sejarah Belajar Siswa Di
SMA Negeri 10 Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019” ini dapat terselesaikan dengan
baik. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini telah memberikan banyak ilmu dan
pengalaman yang sangat berguna dalam penyusunan karya ilmiah.
Penulis menyadari bahwa terselesaikanya skripsi ini tidak lepas dari bentuan
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma
3. Bapak Drs. A.K. Wiharyanto,M.M selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa studi.
4. Bapak Drs. Y.R Subakti M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing dan memberi dukungan kepada penulis.
5. Ibu Dra. Theresia Sumini M.Pd dosen pembimbing II yang telah membimbing
dan memberi dukungan kepada penulis.
6. Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Yogyakarta yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Ibu Ery selaku guru mata pelajaran Sejarah SMA Negeri 10 Yogyakarta yang
telah memberikan izin dan waktu kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Seluruh siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta Tahun Ajaran 2018-
2019 yang telah bekerjasama demi kelancaran penelitian.
9. Kedua orang tua, adik serta keluarga besar yang telah memberi dukungan,
semangat dan doa kedapa penulis dalam pengerjaan skripsi.
10. Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2014
11. Dilla Aviola yang selalu memberi dukungan dan motivasi
Penulis masih menyadari adanya kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan skripsi ini, Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari berbagai pihak demi menyempurnakan tugas akhir ini. Penulis berharap
skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membaca.
Yogyakarta, 16 Januari 2019
Penulis,
Yuditia Widiyono
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
iv
MOTO ..........................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................
viii
ABSTRACT ...................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
BAB I
xiii
PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A.
Latar Belakang .......................................................................
1
B.
Identifikasi Masalah ...............................................................
7
C.
Batasan Masalah ....................................................................
8
D.
Rumusan Masalah ..................................................................
8
E.
Tujuan Masalah ......................................................................
8
F.
Pemecahan Permasalahan .......................................................
9
G.
Manfaat Penelitian .................................................................
9
BAB II KAJIAN TEORI .............................................................................
11
A.
Kajian Teori ...........................................................................
11
1.
Teori Kontruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah..........
11
2.
Pembelajaran Kooperatif .................................................
14
3.
Pengertian Belajar ...........................................................
16
4.
Model Pembelajaran Mind Mapping ................................
20
5.
Pendekatan Saintifik ........................................................
25
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Pembelajaran Sejarah ......................................................
27
7.
Pengertian Prestasi ..........................................................
29
B. Materi Pembelajaran ..............................................................
31
C. Penelitian yang Relevan .........................................................
31
D. Kerangka Berpikir ..................................................................
33
E. Hipotesis Tindakan.................................................................
35
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................
36
A. Jenis Penelitian.......................................................................
36
B. Setting Penelitian ...................................................................
36
1.
Tempat Penelitian ............................................................
36
2.
Waktu Penelitian .............................................................
37
C. Subjek Penelitian....................................................................
37
D. Objek Penelitian .....................................................................
37
E. Difinisi Operasional Variabel Penelitian .................................
37
F. Desain Penelitian....................................................................
39
G. Metode Pengumpulan Data ....................................................
41
H. Instrumen Pengumpulan Data .................................................
42
1.
Alat Pengumpulan Data ...................................................
42
2.
Validitas dan Realibilitas .................................................
43
I.
Hasil Uji Coba Instrumen .......................................................
45
J.
Analisis Data ..........................................................................
46
K. Prosedur Penelitian.................................................................
53
L. Indikator Keberhasilan ...........................................................
56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................
57
A. Hasil Penelitian ......................................................................
57
1.
Kondisi Awal Pembelajaran Sejarah ................................
57
2.
Kondisi Awal Prestasi Belajar Sejarah .............................
57
3.
Siklus I ............................................................................
61
a.
Perencanaan Tindakan ..............................................
61
b.
Pelaksanaan Tindakan ..............................................
62
c.
Observasi..................................................................
66
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d.
4.
5.
Refleksi.......................................................................
75
Siklus II....................................................................... ......
77
a.
Perencanaan Tindakan ..............................................
77
b.
Pelaksanaan Tindakan ..............................................
78
c.
Observasi..................................................................
82
d.
Refleksi ....................................................................
91
Komparasi Kegiatan Belajar dan Prestasi Belajar ............
92
B. Pembahasan ........................................................................... 100
1.
Kegiatan Belajar Siswa .................................................... 100
2.
Presentasi Belajar Siswa .................................................. 102
3. Prestasi Belajar Siswa......................................................... 104
BAB V KESIMPULAN .............................................................................. 108
A. Kesimpulan ............................................................................ 108
B. Saran ...................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 110
LAMPIRAN ................................................................................................. 113
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Keterangan Penilaian Acuan PAP 1 ............................................
47
Tabel 2
Analisis Prestasi Belajar Sejarah Siswa .......................................
49
Tabel 3
Lembar Pengamatan kooperatif ..................................................
50
Tabel 4
Kriteria Rentang Nilai Pengamatan Kooperatif ...........................
51
Tabel 5
Lembar Pengamatan Presentasi...................................................
51
Tabel 6
Keterangan Penilaian Acuan PAP 1 ............................................
52
Tabel 7
Indikator Keberhasilan Prestasi Belajar Sejarah ..........................
56
Tabel 8
Pengamatan On-Task ..................................................................
57
Tabel 9
Pengamatan Off-Task .................................................................
57
Tabel 10
Data Pra Siklus Prestasi Belajar Sejarah ......................................
59
Tabel 11
Distribusi Frekuensi Pra Siklus Prestasi Belajar Sejarah ..............
60
Tabel 12
Hasil Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus I ...............................
67
Tabel 13
Kriteria Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus I ...........................
68
Tabel 14
Kriteria Pengamatan Presentasi Siswa Siklus I ............................
70
Tabel 15
Kriteria Pengamatan Presentasi Siswa Siklus I ............................
71
Tabel 16
Data Prestasi Belajar Sejarah Siklus I .........................................
73
Tabel 17
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Siswa pada Siklus
I ..................................................................................................
74
Tabel 18
Hasil Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus II .............................
83
Tabel 19
Kriteria Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus II .........................
84
Tabel 20
Kriteria Pengamatan Presentasi Siswa Siklus II...........................
86
Tabel 21
Kriteria Pengamatan Presentasi Siswa Siklus II...........................
87
Tabel 22
Data Prestasi Belajar Sejarah Siklus II ........................................
89
Tabel 23
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Siswa pada Siklus
II.................................................................................................
Tabel 24
Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada Siklus I dan
Siklus II ......................................................................................
Tabel 25
90
93
Komparasi Pengamatan Presentasi Siswa pada Siklus I dan
Siklus II ......................................................................................
xv
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 26
Tabel 27
Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus dan Siklus
I ..................................................................................................
96
Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I dan Siklus .....
98
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar I
Kerangka Berfikir ..................................................................
Gambar II
Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc
Taggart...................................................................................
Gambar III
34
40
Grafik Distribusi Frekuensi Pra Siklus Prestasi Belajar
Sejarah ...................................................................................
61
Gambar IV
Grafik Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus I .........................
69
Gambar V
Grafik Presentasi Keaktifan Siswa Siklus I ..............................
72
Gambar VI
Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Siklus I ..
75
Gambar VII
Grafik Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus II .......................
85
Gambar VIII Grafik Presentasi Keaktifan Siswa Siklus II............................
88
Gambar IX
Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Siklus II .
91
Gambar X
Grafik Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada Siklus
I dan Siklus II .........................................................................
Gambar XI
Grafik Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada Siklus
I dan Siklus II .........................................................................
Gambar XII
94
95
Grafik Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada Pra
Siklus dan Siklus I ..................................................................
97
Gambar XIII Grafik Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada Siklus
I dan Siklus II .........................................................................
xvii
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran Surat Izin Penelitian dari Universitas ...................... 104
Lampiran 2
Lampiran Surat Izin Penelitian dari KESBANGPOL .............. 105
Lampiran 3
Lampiran Surat Izin Penelitian dari DISDIKPORA ................ 106
Lampiran 4
Lampiran Surat Izin Penelitian dari SMA Negeri 10
Yogyakarta............................................................................. 107
Lampiran 5
Silabus ................................................................................... 108
Lampiran 6
RPP Pertemuan ke 1 ............................................................... 127
Lampiran 7
RPP Pertemuan ke 2 ............................................................... 138
Lampiran 8
Kisi-kisi Soal ......................................................................... 149
Lampiran 9
Lembar Soal Ulangan Harian ................................................. 152
Lampiran 10 Hasil Penilaian Siklus I .......................................................... 158
Lampiran 11 Hasil Penilaian Siklus II ......................................................... 160
Lampiran 12 Data Validitas Instrumen PG .................................................. 162
Lampiran 13 Uji Validitas ........................................................................... 164
Lampiran 14 Uji Reliabilitas ....................................................................... 167
Lampiran 15 Power point pembelajaran sumber sejarah .............................. 168
Lampiran 16 Dokumentasi .......................................................................... 174
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu cara bagi suatu bangsa untuk
mencapai tujuan negara (welfare state). Pendidikan ditempuh oleh setiap
orang tidak saja sebagai syarat untuk mendapatkan pekerjaan. Lebih dari itu,
pendidikan ditempuh sebagai dasar bagi setiap orang sebagai upaya dalam
mengangkat martabat manusia sebagai pribadi yang beradab. Pendidikan
merupakan proses memanusiakan
manusia dengan merubah pola pikir
manusia agar menjadi lebih terbuka dengan wawasan yang didapatnya melalui
ilmu yang dipelajarinya, anak-anak wajib menuntut ilmu disekolah. Sekolah
memegang peranan penting dalam pendidika, sekolah pun mempunyai fungsi
sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan kepribadian anak. Sekolah
sengaja disediakan atau dibangun khusus untuk tempat atau lembaga
pendidikan kedua setelah keluarga dengan guru sebagai pengganti orang tua.1
Undang-undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003, menyebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar
dan
proses
pembelajaran
agar
peserta
didik
secara
aktif
mengembangkan potensi-potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
1
Abdul Kadir, Dasar-Dasar Pendidikan,Jakarta : Kencana,2012,hlm 164
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 2
Sedangkan belajar sendiri dapat diartikan sebagai proses dimana setiap
individu melakukan aktivitas yang menjadikan dirinya menjadi tahu,
mengerti, memahami, dan bisa menciptakan sesuatu yang berkaitan dengan
sesuatu yang dipelajarinya. Proses pembelajaran yang baik ialah pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik (student centre learning). Pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik tersebut mempunyai tujuan supaya peserta didik
memperoleh kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri sehingga
mereka mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dalam meningkatkan
pengetahuannya. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik ini juga tidak
berarti menghilangkan peran guru dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan
pengajaran sejarah di sekolah-sekolah menengah dalam rangka pembentukan
karakter siswa, pembelajaran sejarah akan membangkitkan kesadaran empati
(emphatic awarness) dikalangan siswa yakni sikap empati dan toleransi
disertai kemampuan mental dan sosial untuk mengembangkan imajinasi dan
sikap kreatif, inovatif, serta partisipasif. 3
Prestasi belajar peserta didik yang tinggi
merepresentasikan
keberhasilan guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik dalam
belajar mengajar. Apabila siswa memperhatikan dalam proses belajar
mengajar, maka ia akan merasa bersemangat dan aktif dalam kelas, kemudian
juga berpengaruh pada hasil akhirnya. Hal yang sama juga terjadi dalam
2
3
Undang-undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003.
Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta : Penerbit Ombak.2011 hlm 2
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pembelajaran, bila peserta didik faham terhadap materi pelajaran tersebut,
maka akan berpengaruh pada prestasi belajarnya.4 Dalam kurikulum 2013,
mata pelajaran sejarah tidak hanya diwajibkan bagi peserta didik di tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) saja, melainkan
juga diwajibkan bagi peserta didik di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Ketidak pahaman siswa akan
pentingnya mata pelajaran sejarah membuat siswa enggan untuk mempelajari
sejarah. Untuk itu, sangat penting bagi guru sebelum berbicara lebih jauh
mengenai sejarah, siswa terlebih dahulu diberikan pemahaman betapa
pentingnya mata pelajaran sejarah (historia magistra vitae). Ada beberapa
komponen yang harus diperhatikan oleh guru dalam menyampaikan materi
pelajaran. Komponen tersebut ialah pendekatan, model, dan metode yang
digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Setiap komponen tersebut
saling mempengaruhi satu sama lain dalam menunjang proses pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran tersampaikan dengan baik. Pemahaman sejarah
yang dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah, merupakan dasar
terbinanya identitas nasional yang merupakan salah satu modal utama dalam
membangun bangsa kita masa kini maupun di masa yang akan dating. 5 Untuk
itu guru perlu mengembangkan suatu keterampilan sehingga siswa merasa
senang untuk mengikuti pelajaran sejarah.
4
Popi Sopianti, Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Peserta didik, Bogor : Ghalia
Indonesia. 2014 hlm 44
5
I Gde Widja, Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah,
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan,1989 hlm. 7
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Dalam sekolah khususnya di kelas, kegiatan belajar umumnya
dilakukan oleh dua pelaku, yakni guru dan siswa. Dalam proses belajar
tersebut, terjadilah suatu interaksi antara guru dan siswa. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan, tidak jarang guru menggunakan
media sebagai perantara dalam menyampaikan materi pelajaran. Media
pembelajaran tersebut tidak hanya memudahkan guru dalam menyampaikan
materi pelajaran, namun juga mampu menarik siswa dalam menerima materi
yang disampaikan oleh guru.
Pembelajaran di kelas sangat diperlukan interaksi antara guru dan siswa
untuk menunjang proses belajar sebagai kunci keberhasilan yang diperoleh
siswa. Siswa dalam memahami materi yang diajarakan oleh guru tergantung
kemampuan siswa, setiap siswa mempunyai daya tangkap dan daya ingat yang
berbeda-beda sehingga pembelajaran perlu memperhatian siswa. Untuk
menyadarkan siswa bahwa sejarah sangatlah penting sebagai guru sejarah
perlunya memberikan pengertian bahwa pendidikan sejarah mempunyai
fungsi yang sangatlah penting dalam membentuk rasa cinta tanah air, kualitas
manusia Indonesia, dan masyarakat Indonesia yang baik. Oleh karena itu
sebagai tugas guru sejarah perlunya memperbaiki proses pembelajarannya
karena masih banyak yang meragukan keberhasilan dalam mendidik.
Pembelajaran sejarah merupakan sebuah peristiwa yang sudah terjadi, atau
sejarah juga dapat diartikan sebagai peristiwa tersebut mempunyai unsur,
perilaku, ruang dan waktu, belajar, perkembangan dan pendidikan merupakan
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
hal yang menarik untuk dipelajari. 6 Dari hal-hal tersebut berkaitan dengan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh seorang individu.
Pembelajaran sejarah saat ini kurang diminati oleh siswa banyak yang
menganggap pelajaran sejarah tidak bermanfaat karena kajianya masa lampau.
Oleh karena itu pelajaran sejarah hanya dianggap pelengkap, ditambah lagi
dengan kebijakan pemerintah yang menyempitkan gerak langkah pelajaran
sejarah menyebabkan prestasi belajar siswa rendah. Sikap siswa cenderung
apatis terhadap pelajaran sejarah diakibatkan banyak faktor baik intern
maupun ekstern.7
Berdasarkan dari hal tersebut peneliti mewawancarai guru sejarah kelas
X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta menyatakan bahwa siswa masih kurang
siap untuk memulai pembelajaran sejarah sehingga siswa tidak mampu
mengikuti materi yang disampaikan oleh guru, banyak siswa yang kurang
konsentrasi ketika diberikan arahan oleh guru ketika berdiskusi dengan teman
lainya, ada juga siswa yang masih bermain handphone sendiri, siswa
mengobrol dengan teman sebangku. Ketika siswa diberikan tugas untuk
berdiskusi hanya beberapa siswa saja yang bekerja sedangkan siswa yang lain
hanya pasif dalam berdiskusi dan mencari materi dari internet tidak dari buku
materi sedangan materi banyak dari buku, dan ketika guru membuka sesi
tanya jawab siswa pasif dan cenderung diam untuk bertanya, sehingga guru
lah yang aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan keadaan kondisi
6
7
Dimyati Mudjiono, Belajar & Pembelajaran, Jakarta :Rieneka Cipta,2013 hlm. 5.
ibid.,hlm 7
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
tersebut berdampak pada proses kegiatan belajar mengajar dan juga
berdampak pada prestasi siswa banyak yang mendapat nilai kurang baik atau
tidak mencapai KKM.
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap siswa kelas X IPS 2
SMA Negeri 10 Yogyakarta, penyebab prestasi mereka rendah adalah cara
mengajar guru yang masih menggunakan model ceramah yang membuat
siswa tidak mempunyai semangat untuk belajar sejarah, dalam penyampaian
materi tidak menarik membuat siswa cepat bosan membuat keadaan didalam
kelas tidak kondusif, sangat ramai karena siswa sibuk dengan teman
sebangku, bermain handphone dan juga melakukan kegiatan-kegiatan yang
membuat siswa merasa bosan didalam kelas. Hal tersebut terjadi karena
kurangnya inovasi dari guru untuk mencoba model pembelajaran yang lain
untuk menarik perhatian siswa supaya siswa mampu mengikuti pembelajaran
dengan baik dan kondusif.
Untuk merangsang siswa dalam mempelajari sejarah, guru perlu
mengimplementasikan model-model pembelajaran yang mampu merangsang
belajar siswa. Guru perlu memilih model yang cocok untuk diterapkan dalam
mengajar di kelas, sehingga siswa tertarik untuk terlibat langsung dalam
mengikuti proses pembelajaran. Salah satu pilihan yang dapat dipilih oleh
guru untuk kegiatan pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif tipe
Mind Mapping untuk meningkatkan keaktifan, kreatifitas siswa dan juga dapat
meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Dengan menggunakan model ini siswa diarahkan untuk aktif dalam
pelajaran tidak hanya membaca namun siswa harus bisa menuangkan ide-ide,
imajinasi dari kata-kata yang dibaca dari buku paket lalu dituangkan dalam
kertas. Peta pikir dapat memvisualisasikan, menggeneralisasikan dan
mengklarifikasikan sebuah temuan ide dan mampu berorganisasi, pemecahan
masalah, pengambilan keputusan dan dalam menulis. Selain media yang
menarik, tidak membosankan bagi peserta didik dalam belajar dan mencapai
keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan tujuan dan manfaat yang didapat dari model pembelajaran
kooperatif tipe Mind Mapping tersebut untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran sejarah di kelas X IPS 2 SMA Negeri 10
Yogyakarta menjadi subjek bagi penelitian yang berjudul “PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA
NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019”.
B. Identifikasi Permasalahan
Latar Belakang masalah yang penulis sampaikan dia atas, dapat
diidentifikasi masalahnya sebagai berikut :
1. Metode ceramah yang membuat siswa bosan
2. Penggunaan model pembelajaran yang kurang kreatif dan inovatif
3. Siswa sibuk dengan teman sebangku
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4. Ketidaksadaran siswa akan pentingnya pelajaran sejarah
5. Siswa cenderung pasif di kelas
6. Prestasi belajar siswa rendah
7. Kelas ramai dan tidak kondusif
8. Pembelajaran masih bersifat guru sentris
C. Batasan Masalah
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
membatasi
permasalahan
pada
meningkatan prestasi belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 10
Yogyakarta dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Mind
Mapping.
D. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, peneliti
merumuskan masalah, sebagai berikut:
Apakah model pembelajaran Kooperatif tipe Mind Mapping dapat
meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa di kelas X SMA Negeri 10
Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap peserta didik kelas X SMA Negeri
10 Yogyakarta ini bertujuan untuk:
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 10
Yogyakarta dalam belajar sejarah menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Mind Mapping.
F. Pemecahan Permasalahan
Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah rendahnya
prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta pada mata
pelajaran sejarah. Siswa masih belum paham akan materi yang diajarkan dan
sulit memahami karena materinya yang cukup banyak dan cara penyampaian
yang membosankan, hal ini menyebabkan prestasi belajar di kelas X ini rata –
rata mengalami penurunan. Dalam pembelajaran siswa masih pasif dan
enggan bertanya karena mereka bingung apa yang ingin mereka tanyakan.
Pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini,
yaitu dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Mind Mapping. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran ini
siswa dapat belajar dengan mengasah kreatifitas dan imajinasi yang tinggi
dan mendapat hasil yang maksimal dalam memahami materi pembelajaran.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa dan
memberikan manfaat pada pembelajaran IPS
khususnya mata pelajaran Sejarah yaitu:
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1. Bagi Penulis
Memberikan pengalaman langsung dan menambah pengetahuan
tentang penelitian tindakan kelas dan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan menggunakan model-model pembelajaran yang
inovatif dan kreatif, serta untuk bekal penulis menjadi calon guru,
sehingga ketika menjadi guru dapat menjadi guru yang kreatif, inovatif,
dan profesional.
2. Bagi Siswa
Sebagai cara belajar yang baru dalam proses meningkatkan keaktifan
siswa dan prestasi belajar, sehingga siswa tidak merasa bosan dan dengan
demikian pelajaran sejarah yang dulunya dianggap sulit dan membosankan
kini menjadi mudah dan menyenangkan.
3. Bagi Guru
Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti guru mendapatkan
pengetahuan dari metode yang diterapkan oleh peneliti, adapun yang
didapat oleh guru lebih inovatif dalam kegiatan pembelajaran.
4. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi dalam memperbaiki
pembelajaran sejarah di dalam kelas dan serta dapat meningkatkan kualitas
kegiatan belajar di sekolah.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah
Secara teori, belajar menurut konstruktivisme sebagai proses
pembentukan atau yang terjadi akibat pengetahuan yang dialami oleh
seseorang yang melakukan hal untuk perkembangan dirinya. Dalam aliran
konstruktivisme pengetahuan dipahami sebagai suatu pembentukan yang
terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi
karena adanya pemahaman-pemahaman baru, belajar merupakan suatu
proses pembentukan pengetahuan, ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif
berpikir, menyusun suatu konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang
sedang dipelajari, tetapi yang paling penting menentukan terwujudnya
gejala belajar adalah niat belajar siswa, sementara peran guru dalam proses
kontruktivisme pengetahuan siswa berjalan dengan lancar dan guru tidak
menstransferkan pengetahuan yang dimilikinya, melainkan membantu
siswa membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih
memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar. 8 Dalam
proses belajar harus ada perubahan, terutama perubahan konsep yang
disebut asimilasi untuk perubahan tahap pertama dan akomodasi untuk
tahap kedua. Dengan asimilasi, siswa dapat menggunakan konsep-konsep
8
Siregar Evelin dan Hartini Nara, Teori belajar dan pembelajaran.Bogor : Ghalia Indonesia.
2010 hlm.39-41
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
yang mereka sudah miliki untuk berhadapan dengan fenomena baru.
Sementara dengan akomodasi, siswa mengubah konsepnya yang sudah
tidak cocok dengan fenomena baru yang muncul. Dengan demikian
diharapkan proses pembelajaran bukan hanya sekedar transfer knowledge,
tetapi sudah membangun konsep pemahaman dalam diri siswa. 9 Proses
konstruksi, menurut von Glasersfeld, diperlukan beberapa kemampuan
sebagai berikut : 1. kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali
pengalaman, 2. kemampuan membandingkan, mengambil keputusan
justifikasi ) mengenai persamaan dan perbedaan, kemampuan untuk lebih
menyukai pengalaman yang satu dari pada yang lain. 10
Konstruktivisme memiliki ciri-ciri seperti yang dikemukakan oleh
Driver11:
a. Orientasi, yaitu siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan
motivasi dalam belajar suatu topik dengan memberi kesempatan melalui
observasi
b. Elisitasi, yaitu siswa mengungkapkan idenya dengan jalan berdiskusi,
menulis, membuat poster dan lain-lain.
c. Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi ide dengan ide orang
lain,membangun ide baru,mengevaluasi ide baru.
d. Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, yaitu ide atau pengetahuan
yang telah terbentuk perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi
e. Review, yaitu dalam mengaplikasikan pengetahuan,gagasan yang ada
perlu direvisi dengan menambahkan atau mengubah.
9
https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/ f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april2010/
PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti.pdf. Dikutip 11-9-2018
pukul 10.14 WIB
10
Paul suparno, Filsafat kontruktivisme dalam pendidikan, Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.1997 Hlm 20
11
Siregar Evelin dan Hartini Nara, op.cit, hlm.39
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Berdasarkan paham konstruktivisme, dalam kegiatan belajar guru
hanya memberikan pengantar kepada siswa tidak memindahkan secara
langsung. Hal tersebut dilakukan agar siswa mengetahui dan bisa
mengkotruksi ide, pikiran, dari pengalaman yang dia dapat dari apa yang
ada
disekitarnya
agar
bisa
Kontruktivisme yang menekankan
mengembangkan
dirinya
sendiri.
bahwa pengetahuan dibentuk oleh
siswa yang sedang belajar, dan teori perubahan konsep, yang menjelaskan
bahwa siswa mengalami perubahan konsep, yang menjelaskan bahwa
siswa mengalami perubahan konsep terus menerus, sangat berperan dalam
menjelaskan mengapa seorang siswa bisa salah mengerti dalam
menangkap suatu konsep yang ia pelajari. 12
Pembelajaran merupakan hasil yang didapat oleh siswa itu sendiri.
Dalam pembelajaran, siswa merekonstruksi pengetahuan bagi dirinya.
Bagi siswa, pengetahuan yang dimilikinya bersifat dinamis, berkembang
dari sederhana menuju kompleks, dari yang mudah menuju yang sukar,
dari ruang lingkup dirinya dan di sekitarnya menuju ruang lingkup yang
lebih luas, dan dari bersifat kongkrit menuju abstrak. Terpenting dalam
kontruktivisme adalah dalam proses belajar siswalah yang harus
mendapatkan tekanan. Mereka yang harus aktif mengembangkan
pengetahuan mereka, bukanya guru ataupun orang lain.
12
Suparno Paul, Filsafat kontruktivisme dalam pendidikan, Yogyakarta : Kanisius,2010 hlm.
53
13
13
Ibid, hlm 81
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Pembelajaran Model Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam bentuk
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari
empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen.14 Model pembelajaran kooperatif diyakini dapat memberi
peluang peserta didik untuk terlibat dalam diskusi, berfikir kritis, berani
dan mau mengambil tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri.
Meskipun model pembelajaran kooperatif menguta0makan peran aktif
peserta didik bukan berati pengajar tidak berpatisipasi, sebab dalam proses
pembelajaran pengajar berperan sebagai perancang, fasilitator dan
pembibing proses pembelajaran. 15 Penerapan metode pembelajaran tidak
hanya mempelajari materi ajar, melainkan siswa juga mempelajari
ketrampilan-ketrampilan khusus yang disebut ketrampilan kooperatif .
Dalam pembelajaran ini akan terbentuk sebuah interaksi dan
komunikasi yang meluas karena adanya komunikasi yang dilakukan oleh
guru dengan siswa, siswa dengan siswa sehingga terjalin sebuah interaksi
didalam kelompok. Pembelajaran kooperatif bersifat strategi pembelajaran
karena melibatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil untuk saling
berinteraksi, kooperatif dilakukan dengan cara berkelompok dan
14
Rusman,Belajar & Pembelajaran : Berorientasi standard proses pendidikan,Jakarta :
Kencana,2017 hlm. 294
15
Daryanto dan Mulyo Rahardjo,Model pembelajaran inovatif, Yogyakarta : Penerbit Gava
Media ,2012 hlm. 228-229
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
rangakaian kegiatan belajar dilakukan oleh siswa dalam kelompokkelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
tentukan.
Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif
dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan efektif.
Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar
dari guru kepada siswa. Siswa dapat saling belajar bersama, pembelajaran
rekan sebaya (peerteaching) lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru.
Anita Lie menjelaskan pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran
gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugastugas yang terstruktur, lebih jauh dikatakan pembelajaran kooperatif
berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang
didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang
sudah ditentukan. 16
Penggunanaan model pembelajaran kooperatif dapat mendorong
siswa aktif bertukar pikiran dengan sesamanya dalam memahami materi
pembelajaran yang diberikan. Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus menghargai pendapat
orang lain dan pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa
16
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta
Didik,Yogyakarta : Pustaka Pelajar.2013 hlm 23
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
akan
berpikir
kristis,
memecahkan
masalah,
mengintegrasikan
pengetahuan dengan pengalaman. 17
Pembelajaran
kooperatif
memiliki
unsur-unsur
dalam
pelaksanaanya:18
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup
sepenanggungan bersama.
Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam
kelompoknya, seperti tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri
dalam mempelajari materi yang dihadapi.
Siswa harus memiliki pandangan tujuan yang sama.
Siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama
besarnya diantara anggota kelompok.
Siswa akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap seluruh anggota kelompok.
Siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar.
Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individu materi
yang akan ditangani dalam kelompok kooperatif.
3. Belajar
Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia secara umum menyatakan
bahwa belajar memiliki arti “Berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu”. Dari denifinisi tersebut belajar adalah kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut Bell-Gradler,
belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan
17
Daryanto dan Mulyo Rahardjo, Model pembelajaran inovatif, Yogyakarta : Penerbit Gava
Media , 2012 hlm. 228-229
18
M. Thombroni, Belajar dan pembelajaran teori dan praktik, Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.2015 Hlm 235
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
aneka ragam kemampuan (competencies), keterampilan (skill), dan sikap
(attitude) yang diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan. 19
Terjadinya suatu proses belajar dapat dipandang dari sisi kognitif
yaitu terjadi karena adanya saling terhubungannya variabel-variabel
hipotesis yang menyangkut kekuatan, asosiasi hubungan dan kebiasaan
atau cenderung pada perilaku. Proses belajar terjadi apabila individu
hadapkan dengan suatu situasi dimana individu tersebut tidak dapat
beradaptasi dengan cara yang biasa dilakukan apabila individu harus
mengatasi rintangan yang akan menghambat segala kegiatan yang akan
dilakukan. Proses penyesuain diri mengatasi rintangan terjadi secara tidak
sadar, tidak perlu untuk berfikir banyak terhadap apa yang akan dilakukan.
Belajar merupakan suatu proses interaksi dan perilaku yang
kompleks. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta
belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar yang
memberikan
kemungkinan
terjadinya
kegiatan
berlajar.
Dengan
manifestasi belajar atau perbuatan belajar dinyatakan dalam bentuk
perubahan tingkah laku. Dari proses belajar menghasilkan perubahan
dalam bentuk tingkah laku menghasilkan aspek-aspek dari kemampuan
pribadi, aspek-aspek yang dihasilkan yaitu informasi ferbal, nilai/aturan
19
Karwono,Heni Murlasih, Belajar dan Pembelajaran :Serta Pemanfaatan Sumber
Belajar,Depok:PT Raja Grafindo Persada,2017,hlm 13
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
tingkat tinggi, nilai, konsep kongkrit, konsep terdifinisi dan ketrampilan
motorik. 20
Tujuan Belajar
Dalam upaya kurikuler dalam menempuh pendidikan disuatu
lembaga pendidikan dalam proses individu mempunyai tujuan yang akan
dicapai, individu menempuh pendidikan memiliki latar belakang untuk
diubah dari latar belakang tersebut memunculkan rasa untuk lebih baik
didalam dirinya untuk mengubah di masa depanya dari hal tersebut timbul
tujuan yang akan dicapai. Dalam mencapai tujuan dalam belajar individu
perlu melakukan beberapa proses yaitu meniru, memahami, mengamati,
merasakan, mengkaji, melakukan dan meyakini akan segala sesuatu
kebenaran sehingga semuanya memberikan kemudahan dalam mencapai
segala yang dicita-citakan manusia. Banyak cara atau aktivitas belajar
untuk medapatkan pengetahuan yaitu dengan mendengarkan, membaca,
menulis, melihat.
Tujuan belajar terbagi atas 3 jenis : 21
1). Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan
pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai tidak dapat dipisahkan.
Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir
tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir dapat akan
20
21
Ibid.,hlm 16
Noer rohmah,Psikologi pendidikan,Yogyakarta : Kalimedia,2015, hlm178-179
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
memperkaya
pengetahuan.
Tujuan
inilah
yang
memiliki
kecenderungan lebih besar perkembanganya didalam kegiatan belajar.
Adapun jenis interaksi atau cara yang digunakan
kepentingan
membaca
umum
.
dengan
Dengan
pengengetahuannya
dan
cara
model
ini
sekaligus
presentasi,pemberian
siswa
mencari
akan
sendiri
untuk
tugas
menambah
untuk
mengembangkan cara pikir dalam rangka memperkaya pengetahuanya.
2) Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlkan
suatu ketrampilan, jadi soal ketrampilan yang bersifat jasmani dan
rohani. Ketrampilan jasmaniah adalah ketrampilan-ketrampilan yang
dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitik beratkan pada
ketrampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang
sedang belajar. Sedangkan ketrampilan rohani lebih rumit, karena
tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah ketrampilan yang
dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak
menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan ketrampilan berfikir
serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah
atau konsep.
Keterampilan dapat dilatih dengan banyak melatih kemampuan.
Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan itu akan
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
menurut kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya
menghafal atau meniru.
3) Pembentukan sikap
Pembentukan sikap mental dan perilaku siswa, tidak akan
terlepas dari soal penanaman nilai. Oleh karena itu guru tidak sebagai
pengajar yang tugasnya hanya mentransfer ilmu tetapi betul-betu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA DI SMA
NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Disusun Oleh:
Yuditia Widiyono
141314042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA DI SMA
NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019
Oleh :
Yuditia Widiyono
Nim : 141314042
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing I
Tanggal, 20 Desember 2018
Drs. Y.R. Subakti, M. Pd.
Dosen Pembimbing II
Tanggal, 20 Desember 2018
Dra. Theresia Sumini, M.Pd.
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA DI SMA
NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Yuditia Widiyono
NIM : 141314042
Telah dipertahankan di depan panitia penguji
pada tanggal, 16 Januari 2019 dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama lengkap
Tanda tangan
Ketua
:
Ignatius Bondan Suratno, S.Pd, M.Si.
…................
Sekretaris
:
Dra. Theresia Sumini, M.Pd.
.....................
Anggota
:
Drs. Yohanes Rasul Subakti, M.Pd.
......................
Anggota
:
Dra. Theresia Sumini, M.Pd.
.....………….
Anggota
:
Hendra Kurniawan, M.Pd.
......…………
Yogyakarta, 16 Januari 2019
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si.
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segenap rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Skripsi ini saya
persembahan kepada :
Kedua orang tua saya “ Bapak Mujiono dan Ibu Maria
Tasiwen” dan adik saya “ Septianus Hernanto” yang
selalu mendukung dan mendoakan saya.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTO
“Aku Senantiasa memandang kepada Tuhan;
karena Ia berdiri disebelah kananku, aku tidak goyah.
( Mazmur 16 : 8)
Yakinlah dan percayalah doa mu pasti didengar Tuhan
( Yuditia Widiyono)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 Januari 2019
Penulis,
Yuditia Widiyono
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yuditia Widiyono
NIM `: 141314042
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“PENERAPAN
MODEL
PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
TIPE
MIND
MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA
DI SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019 ”
Dengan demikian, saya memberikan hak kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain dan
mempublikasikannya di internet untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 16 Januari 2019
Yang menyatakan,
Yuditia Widiyono
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA DI SMA
NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019
Yuditia Widiyono
Universitas Sanata Dharma
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan prestasi belajar
sejarah siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Mind
Mapping
Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
model Kemmis dan Mc Taggart yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan
empat tahapan yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10
Yogyakarta sebannyak 29 siswa. Objek penelitian ini adalah prestasi belajar
sejarah siswa dan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping. Instrumen
penelitian menggunakan lembar observasi, tes dan wawancara. Analisis data
menggunakan deskriptif komparatif dengan persentase.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar
siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata keadaan awal 69,79 menjadi 74,21 pada
siklus I. Pada siklus II terjadi peningkatan yang dilihat dari rata-rata siklus I 74,21
menjadi 82,21. Dilihat dari segi KKM pada kegiatan awal siswa yang mencapai
KKM 14 siswa (48,28%), Siklus I mengalami peningkatan jumlah siswa yang
mencapai KKM sebanyak 19 siswa (65,52%), pada Siklus II mengalami
peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 24 siswa (82,76%).
Kata Kunci : Prestasi Belajar dan Mind Mapping
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF A COOPERATIVE LEARNING MODEL
USING MIND MAPPING TO IMPROVE THE STUDENTS’ HISTORY
LEARNING ACHIEVEMENT IN SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA
ACADEMIC YEAR 2018/2019
Yuditia Widiyono
Sanata Dharma University
2019
The purpose of this research is to describe the improvement in the students’
achievement of learning history after the implementation of a cooperative
learning model using Mind Mapping.
The research method used is Classroom Action Research (CAR) by Kemmis
and McTaggart where two cycles are used in four steps which include planning,
acting, observing and reflecting. The subject for this research are students from
Social 2 Class 10 in SMA Negeri 10 Yogyakarta as many as 29 students. The
object for this research is the students’ achievement in cooperative learning
model type Mind Mapping. The instruments used are observation sheet, test and
interview. The data is analyzed by comparative description using percentages.
The results showed that there wa an increase of learning achievement from
the everage of initial state 69.79 becomes 74.71 in the first cycle. In the second
cycle, there has been an improvement in the average score from 74.21 in the first
cycle to 82.21. In terms of minimum score, at the beginning 14 students (48.28%)
attain minimum score. In the first cycle, there has been an increase in which 19
students (65.52%) obtain minimum score. In the second cycle, there has been a
greater improvement as 24 students (82.76%) attain minimum score.
Keywords: Learning Achievement and Mind Mapping
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Mind Mapping Untuk Meningkatkan Prestasi Sejarah Belajar Siswa Di
SMA Negeri 10 Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019” ini dapat terselesaikan dengan
baik. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini telah memberikan banyak ilmu dan
pengalaman yang sangat berguna dalam penyusunan karya ilmiah.
Penulis menyadari bahwa terselesaikanya skripsi ini tidak lepas dari bentuan
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma
3. Bapak Drs. A.K. Wiharyanto,M.M selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa studi.
4. Bapak Drs. Y.R Subakti M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing dan memberi dukungan kepada penulis.
5. Ibu Dra. Theresia Sumini M.Pd dosen pembimbing II yang telah membimbing
dan memberi dukungan kepada penulis.
6. Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Yogyakarta yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Ibu Ery selaku guru mata pelajaran Sejarah SMA Negeri 10 Yogyakarta yang
telah memberikan izin dan waktu kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Seluruh siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta Tahun Ajaran 2018-
2019 yang telah bekerjasama demi kelancaran penelitian.
9. Kedua orang tua, adik serta keluarga besar yang telah memberi dukungan,
semangat dan doa kedapa penulis dalam pengerjaan skripsi.
10. Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2014
11. Dilla Aviola yang selalu memberi dukungan dan motivasi
Penulis masih menyadari adanya kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan skripsi ini, Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari berbagai pihak demi menyempurnakan tugas akhir ini. Penulis berharap
skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membaca.
Yogyakarta, 16 Januari 2019
Penulis,
Yuditia Widiyono
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
iv
MOTO ..........................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................
viii
ABSTRACT ...................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
BAB I
xiii
PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A.
Latar Belakang .......................................................................
1
B.
Identifikasi Masalah ...............................................................
7
C.
Batasan Masalah ....................................................................
8
D.
Rumusan Masalah ..................................................................
8
E.
Tujuan Masalah ......................................................................
8
F.
Pemecahan Permasalahan .......................................................
9
G.
Manfaat Penelitian .................................................................
9
BAB II KAJIAN TEORI .............................................................................
11
A.
Kajian Teori ...........................................................................
11
1.
Teori Kontruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah..........
11
2.
Pembelajaran Kooperatif .................................................
14
3.
Pengertian Belajar ...........................................................
16
4.
Model Pembelajaran Mind Mapping ................................
20
5.
Pendekatan Saintifik ........................................................
25
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Pembelajaran Sejarah ......................................................
27
7.
Pengertian Prestasi ..........................................................
29
B. Materi Pembelajaran ..............................................................
31
C. Penelitian yang Relevan .........................................................
31
D. Kerangka Berpikir ..................................................................
33
E. Hipotesis Tindakan.................................................................
35
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................
36
A. Jenis Penelitian.......................................................................
36
B. Setting Penelitian ...................................................................
36
1.
Tempat Penelitian ............................................................
36
2.
Waktu Penelitian .............................................................
37
C. Subjek Penelitian....................................................................
37
D. Objek Penelitian .....................................................................
37
E. Difinisi Operasional Variabel Penelitian .................................
37
F. Desain Penelitian....................................................................
39
G. Metode Pengumpulan Data ....................................................
41
H. Instrumen Pengumpulan Data .................................................
42
1.
Alat Pengumpulan Data ...................................................
42
2.
Validitas dan Realibilitas .................................................
43
I.
Hasil Uji Coba Instrumen .......................................................
45
J.
Analisis Data ..........................................................................
46
K. Prosedur Penelitian.................................................................
53
L. Indikator Keberhasilan ...........................................................
56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................
57
A. Hasil Penelitian ......................................................................
57
1.
Kondisi Awal Pembelajaran Sejarah ................................
57
2.
Kondisi Awal Prestasi Belajar Sejarah .............................
57
3.
Siklus I ............................................................................
61
a.
Perencanaan Tindakan ..............................................
61
b.
Pelaksanaan Tindakan ..............................................
62
c.
Observasi..................................................................
66
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d.
4.
5.
Refleksi.......................................................................
75
Siklus II....................................................................... ......
77
a.
Perencanaan Tindakan ..............................................
77
b.
Pelaksanaan Tindakan ..............................................
78
c.
Observasi..................................................................
82
d.
Refleksi ....................................................................
91
Komparasi Kegiatan Belajar dan Prestasi Belajar ............
92
B. Pembahasan ........................................................................... 100
1.
Kegiatan Belajar Siswa .................................................... 100
2.
Presentasi Belajar Siswa .................................................. 102
3. Prestasi Belajar Siswa......................................................... 104
BAB V KESIMPULAN .............................................................................. 108
A. Kesimpulan ............................................................................ 108
B. Saran ...................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 110
LAMPIRAN ................................................................................................. 113
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Keterangan Penilaian Acuan PAP 1 ............................................
47
Tabel 2
Analisis Prestasi Belajar Sejarah Siswa .......................................
49
Tabel 3
Lembar Pengamatan kooperatif ..................................................
50
Tabel 4
Kriteria Rentang Nilai Pengamatan Kooperatif ...........................
51
Tabel 5
Lembar Pengamatan Presentasi...................................................
51
Tabel 6
Keterangan Penilaian Acuan PAP 1 ............................................
52
Tabel 7
Indikator Keberhasilan Prestasi Belajar Sejarah ..........................
56
Tabel 8
Pengamatan On-Task ..................................................................
57
Tabel 9
Pengamatan Off-Task .................................................................
57
Tabel 10
Data Pra Siklus Prestasi Belajar Sejarah ......................................
59
Tabel 11
Distribusi Frekuensi Pra Siklus Prestasi Belajar Sejarah ..............
60
Tabel 12
Hasil Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus I ...............................
67
Tabel 13
Kriteria Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus I ...........................
68
Tabel 14
Kriteria Pengamatan Presentasi Siswa Siklus I ............................
70
Tabel 15
Kriteria Pengamatan Presentasi Siswa Siklus I ............................
71
Tabel 16
Data Prestasi Belajar Sejarah Siklus I .........................................
73
Tabel 17
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Siswa pada Siklus
I ..................................................................................................
74
Tabel 18
Hasil Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus II .............................
83
Tabel 19
Kriteria Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus II .........................
84
Tabel 20
Kriteria Pengamatan Presentasi Siswa Siklus II...........................
86
Tabel 21
Kriteria Pengamatan Presentasi Siswa Siklus II...........................
87
Tabel 22
Data Prestasi Belajar Sejarah Siklus II ........................................
89
Tabel 23
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Siswa pada Siklus
II.................................................................................................
Tabel 24
Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada Siklus I dan
Siklus II ......................................................................................
Tabel 25
90
93
Komparasi Pengamatan Presentasi Siswa pada Siklus I dan
Siklus II ......................................................................................
xv
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 26
Tabel 27
Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus dan Siklus
I ..................................................................................................
96
Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I dan Siklus .....
98
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar I
Kerangka Berfikir ..................................................................
Gambar II
Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc
Taggart...................................................................................
Gambar III
34
40
Grafik Distribusi Frekuensi Pra Siklus Prestasi Belajar
Sejarah ...................................................................................
61
Gambar IV
Grafik Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus I .........................
69
Gambar V
Grafik Presentasi Keaktifan Siswa Siklus I ..............................
72
Gambar VI
Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Siklus I ..
75
Gambar VII
Grafik Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus II .......................
85
Gambar VIII Grafik Presentasi Keaktifan Siswa Siklus II............................
88
Gambar IX
Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Siklus II .
91
Gambar X
Grafik Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada Siklus
I dan Siklus II .........................................................................
Gambar XI
Grafik Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada Siklus
I dan Siklus II .........................................................................
Gambar XII
94
95
Grafik Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada Pra
Siklus dan Siklus I ..................................................................
97
Gambar XIII Grafik Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada Siklus
I dan Siklus II .........................................................................
xvii
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran Surat Izin Penelitian dari Universitas ...................... 104
Lampiran 2
Lampiran Surat Izin Penelitian dari KESBANGPOL .............. 105
Lampiran 3
Lampiran Surat Izin Penelitian dari DISDIKPORA ................ 106
Lampiran 4
Lampiran Surat Izin Penelitian dari SMA Negeri 10
Yogyakarta............................................................................. 107
Lampiran 5
Silabus ................................................................................... 108
Lampiran 6
RPP Pertemuan ke 1 ............................................................... 127
Lampiran 7
RPP Pertemuan ke 2 ............................................................... 138
Lampiran 8
Kisi-kisi Soal ......................................................................... 149
Lampiran 9
Lembar Soal Ulangan Harian ................................................. 152
Lampiran 10 Hasil Penilaian Siklus I .......................................................... 158
Lampiran 11 Hasil Penilaian Siklus II ......................................................... 160
Lampiran 12 Data Validitas Instrumen PG .................................................. 162
Lampiran 13 Uji Validitas ........................................................................... 164
Lampiran 14 Uji Reliabilitas ....................................................................... 167
Lampiran 15 Power point pembelajaran sumber sejarah .............................. 168
Lampiran 16 Dokumentasi .......................................................................... 174
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu cara bagi suatu bangsa untuk
mencapai tujuan negara (welfare state). Pendidikan ditempuh oleh setiap
orang tidak saja sebagai syarat untuk mendapatkan pekerjaan. Lebih dari itu,
pendidikan ditempuh sebagai dasar bagi setiap orang sebagai upaya dalam
mengangkat martabat manusia sebagai pribadi yang beradab. Pendidikan
merupakan proses memanusiakan
manusia dengan merubah pola pikir
manusia agar menjadi lebih terbuka dengan wawasan yang didapatnya melalui
ilmu yang dipelajarinya, anak-anak wajib menuntut ilmu disekolah. Sekolah
memegang peranan penting dalam pendidika, sekolah pun mempunyai fungsi
sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan kepribadian anak. Sekolah
sengaja disediakan atau dibangun khusus untuk tempat atau lembaga
pendidikan kedua setelah keluarga dengan guru sebagai pengganti orang tua.1
Undang-undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003, menyebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar
dan
proses
pembelajaran
agar
peserta
didik
secara
aktif
mengembangkan potensi-potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
1
Abdul Kadir, Dasar-Dasar Pendidikan,Jakarta : Kencana,2012,hlm 164
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 2
Sedangkan belajar sendiri dapat diartikan sebagai proses dimana setiap
individu melakukan aktivitas yang menjadikan dirinya menjadi tahu,
mengerti, memahami, dan bisa menciptakan sesuatu yang berkaitan dengan
sesuatu yang dipelajarinya. Proses pembelajaran yang baik ialah pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik (student centre learning). Pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik tersebut mempunyai tujuan supaya peserta didik
memperoleh kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri sehingga
mereka mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dalam meningkatkan
pengetahuannya. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik ini juga tidak
berarti menghilangkan peran guru dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan
pengajaran sejarah di sekolah-sekolah menengah dalam rangka pembentukan
karakter siswa, pembelajaran sejarah akan membangkitkan kesadaran empati
(emphatic awarness) dikalangan siswa yakni sikap empati dan toleransi
disertai kemampuan mental dan sosial untuk mengembangkan imajinasi dan
sikap kreatif, inovatif, serta partisipasif. 3
Prestasi belajar peserta didik yang tinggi
merepresentasikan
keberhasilan guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik dalam
belajar mengajar. Apabila siswa memperhatikan dalam proses belajar
mengajar, maka ia akan merasa bersemangat dan aktif dalam kelas, kemudian
juga berpengaruh pada hasil akhirnya. Hal yang sama juga terjadi dalam
2
3
Undang-undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003.
Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta : Penerbit Ombak.2011 hlm 2
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pembelajaran, bila peserta didik faham terhadap materi pelajaran tersebut,
maka akan berpengaruh pada prestasi belajarnya.4 Dalam kurikulum 2013,
mata pelajaran sejarah tidak hanya diwajibkan bagi peserta didik di tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) saja, melainkan
juga diwajibkan bagi peserta didik di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Ketidak pahaman siswa akan
pentingnya mata pelajaran sejarah membuat siswa enggan untuk mempelajari
sejarah. Untuk itu, sangat penting bagi guru sebelum berbicara lebih jauh
mengenai sejarah, siswa terlebih dahulu diberikan pemahaman betapa
pentingnya mata pelajaran sejarah (historia magistra vitae). Ada beberapa
komponen yang harus diperhatikan oleh guru dalam menyampaikan materi
pelajaran. Komponen tersebut ialah pendekatan, model, dan metode yang
digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Setiap komponen tersebut
saling mempengaruhi satu sama lain dalam menunjang proses pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran tersampaikan dengan baik. Pemahaman sejarah
yang dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah, merupakan dasar
terbinanya identitas nasional yang merupakan salah satu modal utama dalam
membangun bangsa kita masa kini maupun di masa yang akan dating. 5 Untuk
itu guru perlu mengembangkan suatu keterampilan sehingga siswa merasa
senang untuk mengikuti pelajaran sejarah.
4
Popi Sopianti, Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Peserta didik, Bogor : Ghalia
Indonesia. 2014 hlm 44
5
I Gde Widja, Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah,
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan,1989 hlm. 7
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Dalam sekolah khususnya di kelas, kegiatan belajar umumnya
dilakukan oleh dua pelaku, yakni guru dan siswa. Dalam proses belajar
tersebut, terjadilah suatu interaksi antara guru dan siswa. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan, tidak jarang guru menggunakan
media sebagai perantara dalam menyampaikan materi pelajaran. Media
pembelajaran tersebut tidak hanya memudahkan guru dalam menyampaikan
materi pelajaran, namun juga mampu menarik siswa dalam menerima materi
yang disampaikan oleh guru.
Pembelajaran di kelas sangat diperlukan interaksi antara guru dan siswa
untuk menunjang proses belajar sebagai kunci keberhasilan yang diperoleh
siswa. Siswa dalam memahami materi yang diajarakan oleh guru tergantung
kemampuan siswa, setiap siswa mempunyai daya tangkap dan daya ingat yang
berbeda-beda sehingga pembelajaran perlu memperhatian siswa. Untuk
menyadarkan siswa bahwa sejarah sangatlah penting sebagai guru sejarah
perlunya memberikan pengertian bahwa pendidikan sejarah mempunyai
fungsi yang sangatlah penting dalam membentuk rasa cinta tanah air, kualitas
manusia Indonesia, dan masyarakat Indonesia yang baik. Oleh karena itu
sebagai tugas guru sejarah perlunya memperbaiki proses pembelajarannya
karena masih banyak yang meragukan keberhasilan dalam mendidik.
Pembelajaran sejarah merupakan sebuah peristiwa yang sudah terjadi, atau
sejarah juga dapat diartikan sebagai peristiwa tersebut mempunyai unsur,
perilaku, ruang dan waktu, belajar, perkembangan dan pendidikan merupakan
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
hal yang menarik untuk dipelajari. 6 Dari hal-hal tersebut berkaitan dengan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh seorang individu.
Pembelajaran sejarah saat ini kurang diminati oleh siswa banyak yang
menganggap pelajaran sejarah tidak bermanfaat karena kajianya masa lampau.
Oleh karena itu pelajaran sejarah hanya dianggap pelengkap, ditambah lagi
dengan kebijakan pemerintah yang menyempitkan gerak langkah pelajaran
sejarah menyebabkan prestasi belajar siswa rendah. Sikap siswa cenderung
apatis terhadap pelajaran sejarah diakibatkan banyak faktor baik intern
maupun ekstern.7
Berdasarkan dari hal tersebut peneliti mewawancarai guru sejarah kelas
X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta menyatakan bahwa siswa masih kurang
siap untuk memulai pembelajaran sejarah sehingga siswa tidak mampu
mengikuti materi yang disampaikan oleh guru, banyak siswa yang kurang
konsentrasi ketika diberikan arahan oleh guru ketika berdiskusi dengan teman
lainya, ada juga siswa yang masih bermain handphone sendiri, siswa
mengobrol dengan teman sebangku. Ketika siswa diberikan tugas untuk
berdiskusi hanya beberapa siswa saja yang bekerja sedangkan siswa yang lain
hanya pasif dalam berdiskusi dan mencari materi dari internet tidak dari buku
materi sedangan materi banyak dari buku, dan ketika guru membuka sesi
tanya jawab siswa pasif dan cenderung diam untuk bertanya, sehingga guru
lah yang aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan keadaan kondisi
6
7
Dimyati Mudjiono, Belajar & Pembelajaran, Jakarta :Rieneka Cipta,2013 hlm. 5.
ibid.,hlm 7
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
tersebut berdampak pada proses kegiatan belajar mengajar dan juga
berdampak pada prestasi siswa banyak yang mendapat nilai kurang baik atau
tidak mencapai KKM.
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap siswa kelas X IPS 2
SMA Negeri 10 Yogyakarta, penyebab prestasi mereka rendah adalah cara
mengajar guru yang masih menggunakan model ceramah yang membuat
siswa tidak mempunyai semangat untuk belajar sejarah, dalam penyampaian
materi tidak menarik membuat siswa cepat bosan membuat keadaan didalam
kelas tidak kondusif, sangat ramai karena siswa sibuk dengan teman
sebangku, bermain handphone dan juga melakukan kegiatan-kegiatan yang
membuat siswa merasa bosan didalam kelas. Hal tersebut terjadi karena
kurangnya inovasi dari guru untuk mencoba model pembelajaran yang lain
untuk menarik perhatian siswa supaya siswa mampu mengikuti pembelajaran
dengan baik dan kondusif.
Untuk merangsang siswa dalam mempelajari sejarah, guru perlu
mengimplementasikan model-model pembelajaran yang mampu merangsang
belajar siswa. Guru perlu memilih model yang cocok untuk diterapkan dalam
mengajar di kelas, sehingga siswa tertarik untuk terlibat langsung dalam
mengikuti proses pembelajaran. Salah satu pilihan yang dapat dipilih oleh
guru untuk kegiatan pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif tipe
Mind Mapping untuk meningkatkan keaktifan, kreatifitas siswa dan juga dapat
meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Dengan menggunakan model ini siswa diarahkan untuk aktif dalam
pelajaran tidak hanya membaca namun siswa harus bisa menuangkan ide-ide,
imajinasi dari kata-kata yang dibaca dari buku paket lalu dituangkan dalam
kertas. Peta pikir dapat memvisualisasikan, menggeneralisasikan dan
mengklarifikasikan sebuah temuan ide dan mampu berorganisasi, pemecahan
masalah, pengambilan keputusan dan dalam menulis. Selain media yang
menarik, tidak membosankan bagi peserta didik dalam belajar dan mencapai
keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan tujuan dan manfaat yang didapat dari model pembelajaran
kooperatif tipe Mind Mapping tersebut untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran sejarah di kelas X IPS 2 SMA Negeri 10
Yogyakarta menjadi subjek bagi penelitian yang berjudul “PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA
NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019”.
B. Identifikasi Permasalahan
Latar Belakang masalah yang penulis sampaikan dia atas, dapat
diidentifikasi masalahnya sebagai berikut :
1. Metode ceramah yang membuat siswa bosan
2. Penggunaan model pembelajaran yang kurang kreatif dan inovatif
3. Siswa sibuk dengan teman sebangku
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4. Ketidaksadaran siswa akan pentingnya pelajaran sejarah
5. Siswa cenderung pasif di kelas
6. Prestasi belajar siswa rendah
7. Kelas ramai dan tidak kondusif
8. Pembelajaran masih bersifat guru sentris
C. Batasan Masalah
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
membatasi
permasalahan
pada
meningkatan prestasi belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 10
Yogyakarta dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Mind
Mapping.
D. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, peneliti
merumuskan masalah, sebagai berikut:
Apakah model pembelajaran Kooperatif tipe Mind Mapping dapat
meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa di kelas X SMA Negeri 10
Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap peserta didik kelas X SMA Negeri
10 Yogyakarta ini bertujuan untuk:
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 10
Yogyakarta dalam belajar sejarah menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Mind Mapping.
F. Pemecahan Permasalahan
Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah rendahnya
prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta pada mata
pelajaran sejarah. Siswa masih belum paham akan materi yang diajarkan dan
sulit memahami karena materinya yang cukup banyak dan cara penyampaian
yang membosankan, hal ini menyebabkan prestasi belajar di kelas X ini rata –
rata mengalami penurunan. Dalam pembelajaran siswa masih pasif dan
enggan bertanya karena mereka bingung apa yang ingin mereka tanyakan.
Pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini,
yaitu dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Mind Mapping. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran ini
siswa dapat belajar dengan mengasah kreatifitas dan imajinasi yang tinggi
dan mendapat hasil yang maksimal dalam memahami materi pembelajaran.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa dan
memberikan manfaat pada pembelajaran IPS
khususnya mata pelajaran Sejarah yaitu:
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1. Bagi Penulis
Memberikan pengalaman langsung dan menambah pengetahuan
tentang penelitian tindakan kelas dan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan menggunakan model-model pembelajaran yang
inovatif dan kreatif, serta untuk bekal penulis menjadi calon guru,
sehingga ketika menjadi guru dapat menjadi guru yang kreatif, inovatif,
dan profesional.
2. Bagi Siswa
Sebagai cara belajar yang baru dalam proses meningkatkan keaktifan
siswa dan prestasi belajar, sehingga siswa tidak merasa bosan dan dengan
demikian pelajaran sejarah yang dulunya dianggap sulit dan membosankan
kini menjadi mudah dan menyenangkan.
3. Bagi Guru
Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti guru mendapatkan
pengetahuan dari metode yang diterapkan oleh peneliti, adapun yang
didapat oleh guru lebih inovatif dalam kegiatan pembelajaran.
4. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi dalam memperbaiki
pembelajaran sejarah di dalam kelas dan serta dapat meningkatkan kualitas
kegiatan belajar di sekolah.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah
Secara teori, belajar menurut konstruktivisme sebagai proses
pembentukan atau yang terjadi akibat pengetahuan yang dialami oleh
seseorang yang melakukan hal untuk perkembangan dirinya. Dalam aliran
konstruktivisme pengetahuan dipahami sebagai suatu pembentukan yang
terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi
karena adanya pemahaman-pemahaman baru, belajar merupakan suatu
proses pembentukan pengetahuan, ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif
berpikir, menyusun suatu konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang
sedang dipelajari, tetapi yang paling penting menentukan terwujudnya
gejala belajar adalah niat belajar siswa, sementara peran guru dalam proses
kontruktivisme pengetahuan siswa berjalan dengan lancar dan guru tidak
menstransferkan pengetahuan yang dimilikinya, melainkan membantu
siswa membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih
memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar. 8 Dalam
proses belajar harus ada perubahan, terutama perubahan konsep yang
disebut asimilasi untuk perubahan tahap pertama dan akomodasi untuk
tahap kedua. Dengan asimilasi, siswa dapat menggunakan konsep-konsep
8
Siregar Evelin dan Hartini Nara, Teori belajar dan pembelajaran.Bogor : Ghalia Indonesia.
2010 hlm.39-41
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
yang mereka sudah miliki untuk berhadapan dengan fenomena baru.
Sementara dengan akomodasi, siswa mengubah konsepnya yang sudah
tidak cocok dengan fenomena baru yang muncul. Dengan demikian
diharapkan proses pembelajaran bukan hanya sekedar transfer knowledge,
tetapi sudah membangun konsep pemahaman dalam diri siswa. 9 Proses
konstruksi, menurut von Glasersfeld, diperlukan beberapa kemampuan
sebagai berikut : 1. kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali
pengalaman, 2. kemampuan membandingkan, mengambil keputusan
justifikasi ) mengenai persamaan dan perbedaan, kemampuan untuk lebih
menyukai pengalaman yang satu dari pada yang lain. 10
Konstruktivisme memiliki ciri-ciri seperti yang dikemukakan oleh
Driver11:
a. Orientasi, yaitu siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan
motivasi dalam belajar suatu topik dengan memberi kesempatan melalui
observasi
b. Elisitasi, yaitu siswa mengungkapkan idenya dengan jalan berdiskusi,
menulis, membuat poster dan lain-lain.
c. Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi ide dengan ide orang
lain,membangun ide baru,mengevaluasi ide baru.
d. Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, yaitu ide atau pengetahuan
yang telah terbentuk perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi
e. Review, yaitu dalam mengaplikasikan pengetahuan,gagasan yang ada
perlu direvisi dengan menambahkan atau mengubah.
9
https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/ f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april2010/
PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti.pdf. Dikutip 11-9-2018
pukul 10.14 WIB
10
Paul suparno, Filsafat kontruktivisme dalam pendidikan, Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.1997 Hlm 20
11
Siregar Evelin dan Hartini Nara, op.cit, hlm.39
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Berdasarkan paham konstruktivisme, dalam kegiatan belajar guru
hanya memberikan pengantar kepada siswa tidak memindahkan secara
langsung. Hal tersebut dilakukan agar siswa mengetahui dan bisa
mengkotruksi ide, pikiran, dari pengalaman yang dia dapat dari apa yang
ada
disekitarnya
agar
bisa
Kontruktivisme yang menekankan
mengembangkan
dirinya
sendiri.
bahwa pengetahuan dibentuk oleh
siswa yang sedang belajar, dan teori perubahan konsep, yang menjelaskan
bahwa siswa mengalami perubahan konsep, yang menjelaskan bahwa
siswa mengalami perubahan konsep terus menerus, sangat berperan dalam
menjelaskan mengapa seorang siswa bisa salah mengerti dalam
menangkap suatu konsep yang ia pelajari. 12
Pembelajaran merupakan hasil yang didapat oleh siswa itu sendiri.
Dalam pembelajaran, siswa merekonstruksi pengetahuan bagi dirinya.
Bagi siswa, pengetahuan yang dimilikinya bersifat dinamis, berkembang
dari sederhana menuju kompleks, dari yang mudah menuju yang sukar,
dari ruang lingkup dirinya dan di sekitarnya menuju ruang lingkup yang
lebih luas, dan dari bersifat kongkrit menuju abstrak. Terpenting dalam
kontruktivisme adalah dalam proses belajar siswalah yang harus
mendapatkan tekanan. Mereka yang harus aktif mengembangkan
pengetahuan mereka, bukanya guru ataupun orang lain.
12
Suparno Paul, Filsafat kontruktivisme dalam pendidikan, Yogyakarta : Kanisius,2010 hlm.
53
13
13
Ibid, hlm 81
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Pembelajaran Model Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam bentuk
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari
empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen.14 Model pembelajaran kooperatif diyakini dapat memberi
peluang peserta didik untuk terlibat dalam diskusi, berfikir kritis, berani
dan mau mengambil tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri.
Meskipun model pembelajaran kooperatif menguta0makan peran aktif
peserta didik bukan berati pengajar tidak berpatisipasi, sebab dalam proses
pembelajaran pengajar berperan sebagai perancang, fasilitator dan
pembibing proses pembelajaran. 15 Penerapan metode pembelajaran tidak
hanya mempelajari materi ajar, melainkan siswa juga mempelajari
ketrampilan-ketrampilan khusus yang disebut ketrampilan kooperatif .
Dalam pembelajaran ini akan terbentuk sebuah interaksi dan
komunikasi yang meluas karena adanya komunikasi yang dilakukan oleh
guru dengan siswa, siswa dengan siswa sehingga terjalin sebuah interaksi
didalam kelompok. Pembelajaran kooperatif bersifat strategi pembelajaran
karena melibatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil untuk saling
berinteraksi, kooperatif dilakukan dengan cara berkelompok dan
14
Rusman,Belajar & Pembelajaran : Berorientasi standard proses pendidikan,Jakarta :
Kencana,2017 hlm. 294
15
Daryanto dan Mulyo Rahardjo,Model pembelajaran inovatif, Yogyakarta : Penerbit Gava
Media ,2012 hlm. 228-229
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
rangakaian kegiatan belajar dilakukan oleh siswa dalam kelompokkelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
tentukan.
Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif
dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan efektif.
Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar
dari guru kepada siswa. Siswa dapat saling belajar bersama, pembelajaran
rekan sebaya (peerteaching) lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru.
Anita Lie menjelaskan pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran
gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugastugas yang terstruktur, lebih jauh dikatakan pembelajaran kooperatif
berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang
didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang
sudah ditentukan. 16
Penggunanaan model pembelajaran kooperatif dapat mendorong
siswa aktif bertukar pikiran dengan sesamanya dalam memahami materi
pembelajaran yang diberikan. Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus menghargai pendapat
orang lain dan pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa
16
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta
Didik,Yogyakarta : Pustaka Pelajar.2013 hlm 23
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
akan
berpikir
kristis,
memecahkan
masalah,
mengintegrasikan
pengetahuan dengan pengalaman. 17
Pembelajaran
kooperatif
memiliki
unsur-unsur
dalam
pelaksanaanya:18
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup
sepenanggungan bersama.
Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam
kelompoknya, seperti tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri
dalam mempelajari materi yang dihadapi.
Siswa harus memiliki pandangan tujuan yang sama.
Siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama
besarnya diantara anggota kelompok.
Siswa akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap seluruh anggota kelompok.
Siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar.
Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individu materi
yang akan ditangani dalam kelompok kooperatif.
3. Belajar
Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia secara umum menyatakan
bahwa belajar memiliki arti “Berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu”. Dari denifinisi tersebut belajar adalah kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut Bell-Gradler,
belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan
17
Daryanto dan Mulyo Rahardjo, Model pembelajaran inovatif, Yogyakarta : Penerbit Gava
Media , 2012 hlm. 228-229
18
M. Thombroni, Belajar dan pembelajaran teori dan praktik, Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.2015 Hlm 235
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
aneka ragam kemampuan (competencies), keterampilan (skill), dan sikap
(attitude) yang diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan. 19
Terjadinya suatu proses belajar dapat dipandang dari sisi kognitif
yaitu terjadi karena adanya saling terhubungannya variabel-variabel
hipotesis yang menyangkut kekuatan, asosiasi hubungan dan kebiasaan
atau cenderung pada perilaku. Proses belajar terjadi apabila individu
hadapkan dengan suatu situasi dimana individu tersebut tidak dapat
beradaptasi dengan cara yang biasa dilakukan apabila individu harus
mengatasi rintangan yang akan menghambat segala kegiatan yang akan
dilakukan. Proses penyesuain diri mengatasi rintangan terjadi secara tidak
sadar, tidak perlu untuk berfikir banyak terhadap apa yang akan dilakukan.
Belajar merupakan suatu proses interaksi dan perilaku yang
kompleks. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta
belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar yang
memberikan
kemungkinan
terjadinya
kegiatan
berlajar.
Dengan
manifestasi belajar atau perbuatan belajar dinyatakan dalam bentuk
perubahan tingkah laku. Dari proses belajar menghasilkan perubahan
dalam bentuk tingkah laku menghasilkan aspek-aspek dari kemampuan
pribadi, aspek-aspek yang dihasilkan yaitu informasi ferbal, nilai/aturan
19
Karwono,Heni Murlasih, Belajar dan Pembelajaran :Serta Pemanfaatan Sumber
Belajar,Depok:PT Raja Grafindo Persada,2017,hlm 13
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
tingkat tinggi, nilai, konsep kongkrit, konsep terdifinisi dan ketrampilan
motorik. 20
Tujuan Belajar
Dalam upaya kurikuler dalam menempuh pendidikan disuatu
lembaga pendidikan dalam proses individu mempunyai tujuan yang akan
dicapai, individu menempuh pendidikan memiliki latar belakang untuk
diubah dari latar belakang tersebut memunculkan rasa untuk lebih baik
didalam dirinya untuk mengubah di masa depanya dari hal tersebut timbul
tujuan yang akan dicapai. Dalam mencapai tujuan dalam belajar individu
perlu melakukan beberapa proses yaitu meniru, memahami, mengamati,
merasakan, mengkaji, melakukan dan meyakini akan segala sesuatu
kebenaran sehingga semuanya memberikan kemudahan dalam mencapai
segala yang dicita-citakan manusia. Banyak cara atau aktivitas belajar
untuk medapatkan pengetahuan yaitu dengan mendengarkan, membaca,
menulis, melihat.
Tujuan belajar terbagi atas 3 jenis : 21
1). Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan
pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai tidak dapat dipisahkan.
Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir
tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir dapat akan
20
21
Ibid.,hlm 16
Noer rohmah,Psikologi pendidikan,Yogyakarta : Kalimedia,2015, hlm178-179
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
memperkaya
pengetahuan.
Tujuan
inilah
yang
memiliki
kecenderungan lebih besar perkembanganya didalam kegiatan belajar.
Adapun jenis interaksi atau cara yang digunakan
kepentingan
membaca
umum
.
dengan
Dengan
pengengetahuannya
dan
cara
model
ini
sekaligus
presentasi,pemberian
siswa
mencari
akan
sendiri
untuk
tugas
menambah
untuk
mengembangkan cara pikir dalam rangka memperkaya pengetahuanya.
2) Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlkan
suatu ketrampilan, jadi soal ketrampilan yang bersifat jasmani dan
rohani. Ketrampilan jasmaniah adalah ketrampilan-ketrampilan yang
dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitik beratkan pada
ketrampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang
sedang belajar. Sedangkan ketrampilan rohani lebih rumit, karena
tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah ketrampilan yang
dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak
menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan ketrampilan berfikir
serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah
atau konsep.
Keterampilan dapat dilatih dengan banyak melatih kemampuan.
Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan itu akan
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
menurut kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya
menghafal atau meniru.
3) Pembentukan sikap
Pembentukan sikap mental dan perilaku siswa, tidak akan
terlepas dari soal penanaman nilai. Oleh karena itu guru tidak sebagai
pengajar yang tugasnya hanya mentransfer ilmu tetapi betul-betu