HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN KERJA DENGAN MOTIVASI MENINGKATKAN MUTU PRESTASI BELAJAR MURID PADA GURU MAN 1 SALATIGA TAHUN 2006/2007 - Test Repository

  HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN KERJA DENGAN MOTIVASI M E N IN G K A T K A N M U T U P R E S T A S I b e l a j a r M U K II) PA D A G U R U M A N 1 S A L A T IG A T A H U N 2 0 0 6 / 2007 S T A IN S alatig a P erp u stakaan

  SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi Syarat

  ( imia M em peroleh Cielar Sarjana Pendidikan Islam (S.IM.U

  Dalam Ilmu Tarbiyah

  NIM : 114 01 106

  JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  2007

  1

  

D E P A R T E M E N A G A M A

SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N EG E R I (ST A IN )

SA L A T IG A

JL . ST A D IO N NO . 3 SA LA T IG A

  Drs. Sa’adi, M Ag STAIN SALATIGA Jl. Stadion No. 3

  N ota P e m b im b in g Lamp : 3 Eksemplar Hal Naskah Skripsi S au d ara Said Kam al

  Kepada Yth. Ketua STAIN di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara Nama : Said Kamal NIM : 11401106

  Judul : “Hubungan Antara Pengalaman Kerja Dengan Motivasi Meningkatkan Mutu Prestasi Belajar Murid Pada Guru MAN 1 Salatiga Tahun 2006/2007” . atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih. W assalaniu’alaikum Wr. Wb.

  Drs. Sa’adi, M.Ag NIP. 150 256 821 u DEPARTEMEN AGAMA iEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 PENGESAHAN

  JUDUL SKRIPSI : Hubungan Antara Pengalaman Kerja Dengan Motivasi Meningkatkan Mutu Prestasi Belajar Murid Pada Guru MAN 1 Salatiga 2006/2007.

  NAMA : SAID KAMAL NIM : 11401106 Telah diuji di depan sidang Munaqasyah pada tanggal 23 Shafar 1428 H / 13 Maret 2007, dah dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Agama Dalam Ilmu Pendidikan Islam.

  23 Shafar 1428 H Salatiga

  13 Maret 2007 M Panitia Munaqosah retaris Sidang r. H. Muh. Saerozi, M.Ag.

  NIP. 150 247 014 Jaka Siswlanra, MPd.

  Drs. Ahmad Sultoni, MPd.

  NIP. 150 204 602 NIP. 150 299 493 Pembimbing Drs. H. Sa’adi, M.Ag.

  NIP. 150 256 821 lu

  MOTTO

  m j j

J X .31 & j ij& C ^ L O j ’JA J j J ! ^ bS23j

o jiJ iiii ^ a y / j

  ( 1 0 4 : 0 '> « c J l ) A rtinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang m a'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

  , (Qs. Ali Imran : 104) *

  

Dalam hidup manusia harus berjuang sekuat tenaga

dan harus di sertai dengan doa yang tulus

Seorang guru harus bisa dicontoh baik ucapan,tingkah laku dan akhlaknya

Jadikanlah m urid - muridmu sebagai sahabat untuk bertukar pengalaman

dan menambah ilmu

Jangan mengganggap remeh m urid - muridmu

mungkin m u rid - muridmu itu mempunyai

Kelebihan yang tidak kamu punyai

  

Hormatilah orang yang lebih tua, hargailah orang yang seumur

dan sayangilah orang yang lebih muda

Cintailah sesuatu itu apa adanyajangan berlebih - lebihan

jik a sesuatu itu hilang

  

K ita tidak akan merasa sakit yang berlebihan ju g a

Cintailah Allah m elebihi apapun ju g a

Segala sesuatu yang kita lakukan harus kita niati

hanya untuk mencari ridho Allah semata

  

Setiap melangkah harus dipikir dulu

jangan sampai kita salah melangkah dan m enyesal kemudian

  • * Soenarjo, Alquran dan Terjemahannya, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hal. 93

  

IV PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada : ♦ Almameter STAIN Salatiga.

  ♦ Orang tuaku yang selalu membantu kehidupanku. ♦ Saudara - saudaraku yang yang tersayang. ♦ Teman - temanku yang memberi dorongan semangat agar segera menyelesaikan skripsi ini.

  ♦ Calon istriku yang telah memberikan semagat dalam hidupku. v KATA PENGANTAR ^L)i& ^ L u J l

  Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah kepada Allah swt dan karena hidayah yang diberikan serta kecerahan fikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, walaupun isinya belum dapat memenuhi yang semestinya karena penulis yakin bahwa dalam penulisan skripsi jauh dari kesempurnaan.

  Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai syarat untuk memperoleh gelar saijana dalam ilmu tarbiyah jurusan pendidikan agama islam pada Sekolah Tinggi Agama Negeri (STAIN) yang beijudul: HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN KERJA DENGAN MOTIVASI MENINGKATKAN MUTU PRESTASI BELAJAR MURID PADA GURU MAN I SALATIGA TAHUN 2006 / 2007.

  Sehubungan dengan telah terselesaikannya penulisan skripsi ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak, terutama yang telah banyak membantu dalam proses studi dan penulisan skripsi ini: 1. Drs. Imam Sutomo, M. Ag. selaku ketua STAIN Salatiga.

  2. Drs. Sa’adi, M. Ag. selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  3. Semua dosen dan staf Akademik Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

  4. Semua guru, TU, serta murid-murid MAN I Salatiga yang telah membantu penelitian sehingga terselesaikannya skripsi ini. vi

  5. Seluruh keluargaku yang telah banyak memberikan saran dan motifasi baik material dan moril sehingga dapat menyelesaikan studi ini.

  Semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan yang berlimpah kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini.

  Penulis berharap apabila dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini belum memenuhi syarat untuk dibaca hendaknya pembaca sekalian berkenan memberikan solusi, saran dan kritikan yang membangun dan besar harapan saya sumbangan fikiran yang menuju kearah perbaikan dan penyempurnaan. Akhirnya ucapan terimakasih yang dapat penulis haturkan kepada semua pihak yang telah membantu dan dengan kerendahan hati semoga penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat pada umumnya dan khususnya bagi penulis serta berguna bagi pengembangan da’wah Islamiyah, Amin.

  Salatiga, 26 Februari 2007 Penulis

  SAID KAMAL vii

  D A FTA R ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  BAB n LANDASAN TEORI

  

  

  

  

  

   C. Hubungan Pengalaman Kerja dengan Motivasi Meningkatkan Mutu Prestasi

  3. Cara Guru Mengatasi Hambatan-hambatan yang Dihadapi oleh Murid dalam

  2. Hambatan-hambatan yang Dihadapi Oleh Murid dalam Meningkatkan

  

  

  

  

  3. Masalah-masalah yang Dihadapi Oleh Guru Guna Meningkatkan Kemampuan

  

  2. Macam-macam Pengalaman yang

  

   IX

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB V PENUTUP LAMPIRAN -LAMPIRAN A. Surat Keterangan pengajuan penelitian di MAN 1 Salatiga B. Surat Keterangan penelitian dari MAN 1 Salatiga C. Daftar pertanyaan berupa Angket untuk Guru dan Murid DAFTAR PUSTAKA

  x

  

B ABI

PENDAHULUAN

  A. L a ta r B elakang Pendidikan adalah suatu proses komunikasi antara guru dan siswa yang diikat dengan minat dan perhatian antara keduanya. Demikian pula proses belajar mengajar akan efektif dan efisien bila minat dan perhatian guru dan anak didik berfungsi dengan aktif. Pada dasarnya proses komunikasi ini merupakan kegiatan alamiah manusia dalam masyarakat yang dinamis di mana hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lain saling berinteraksi.1*

  Dalam proses kependidikan, jika ditinjau dari segi psikologi sosial, guru berfungsi sebagai komunikator dan anak didik sebagai komunikan yang menerima pesan-pesan (message) dari komunikator. Di samping itu guru juga berfungsi sebagai inovator (pembaharu), sedang siswa berada dalam posisi sasaran ide pembaharuan dari guru. Fungsi lainnya dari guru adalah sebagai emansipator yaitu memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengembangkan bakat, minat dan perhatiannya dalam proses belajar mengajar sehingga ia mampu melakukan penjelajahan (eksplorasi) terhadap lingkungan sekitarnya.

  Pada saat ini diperlukan seorang guru yang mempunyai pengalaman yang benar-benar bisa menunjang siswa untuk kehidupan masa depannya. Seorang guru yang mempunyai masa keija yang bertahun-tahun akan dengan mudah menemukan kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Berbekal pengalaman yang

  1} Prof. H.M. M.E.D, Dasar-dasar Pendidikan, Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka. 1998. Hal. 77

  

1 didapat selama bertahun-tahun tersebut seorang guru seharusnya bisa belajar bagaimana cara menghadapi murid namun kadang-kadang ada seorang guru yang tidak mau belajar dengan apa yang telah dialaminya. Seorang guru seharusnya mencari inovasi-inovasi baru dalam proses belajar mengajar dan bisa memotivasi murid agar prestasi mereka lebih baik, bisa memberi jalan keluar bila ada muridnya yang mengalami masalah dalam proses belajar mengajar tersebut.

  Ada bermacam-macam pendekatan strategis serta metode yang dipergunakan orang dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Akan tetapi pendekatan tersebut harus dapat ditelusur dan dipulangkan saja kepada sumber- sumber teknis tentang prosedur dan teknik mengajar, juga kepada tujuan-tujuan pendidikan yang lebih umum, Setiap tindakan guru tidak hanya harus dibaca apa dan bagaimananya (apa yang sedang dikeijakan dan bagaimana cara mengajarkannya), melainkan harus dapat ditelusuri mengapanya (mengapa harus demikian tindakannya).

  Dalam melaksanakan tugasnya guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kegiatan belajar mengajar. Seorang guru juga harus mengetahui dan memiliki gambaran secara menyeluruh mengenai bagaimana proses belajar mengajar itu terjadi serta langkah-langkah apa yang diperlukan sehingga tugas- tugas keguruannya bisa dilakukan dengan baik dan memperoleh hasil sesuai dengan tujuannya. Seorang guru harus mempunyai pedoman berkenaan dengan berbagai alternatif pilihan yang mungkin ditempuh supaya kegiatan belajar mengajar itu berlangsung secara teratur, sistematis, terarah, lancar dan efektif.

  Suatu program yang dilaksanakan tanpa pedoman dan arah yang jelas dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan yang pada gilirannya bisa mengakibatkan tidak tercapainya tujuan.

  2 Tujuan-tujuan pendidikan itu tidak sekaligus dapat direalisasikan dalam sekali atau beberapa tahap proses, melainkan haras dicapai melalui tahap-tahap proses berjenjang atau bertingkat sejalan dengan tingkat perkembangan kemampuan psikologi dan fisiologis siswa. Ditinjau dari segi prestasi belajar indikatif taraf perkembangan yang optimal itu tampak pada tercapainya pencapaian hasil belajar yang sesuai dengan kapasitas bakat dan karakteristik kepribadiannya. Kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa tidak semua siswa mencapai taraf kemajuan belajar yang optimal tersebut. Tidak jarang di antara mereka mengalami berbagai kendala dalam mencapainya. Kendala itu bukan semata-mata disebabkan oleh potensi yang rendah, tetapi bisa juga disebabkan oleh masalah-masalah pribadi yang bersifat psikososial.

  Untuk mencapai keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar siswanya, guru harus mengusut sampai menjangkau kehidupan keluarga sebagai latar belakang utama di samping data pribadi yang sudah dialami oleh siswa tersebut. Setelah diketahui permasalahannya, guru harus mencari cara atau metode-metode yang harus digunakan untuk mengentaskan siswa tersebut dari segala hambatan, gangguan, mungkin bersumber dan kurang percaya diri atau karena pengaruh lingkungan pergaulan dan sekitarnya dan sebagainya. Upaya selanjutnya terhadap siswa, guru perlu sering berkomunikasi dengan orang tua siswa agar bisa mengetahui perkembangan siswa tersebut. Untuk mengetahui hal tersebut di atas, penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN KERJA DENGAN MOTIVASI MENINGKATKAN MUTU PRESTASI BELAJAR MURID PADA GURU MAN I SALATIGA TAHUN 2006 / 2007

  3

B. Rumusan Masalah

  Masalah-masalah yang ingin saya tulis di sini adalah :

  1. Bagaimana variasi pengalaman kerja guru ?

  2. Bagaimana variasi motivasi guru untuk meningkatkan mutu preestasi belajar murid.

  3. Adakah hubungan pengalaman kerja guru dengan motivasi meningkatkan mutu prestasi belajar siswa ? C. Tujuan Penelitian

  Penelitian yang saya lakukan di sini bertujuan : 1. Untuk mengetahui variasi pengalaman pengalaman kerja garu .

  2. Untuk mengetahui variasi motivasi hubungan guru untuk meningkatkan mutu prestasi belajar m u rid .

  3. Untuk mengetahui hubungan pengalaman kerja guru dengan motivasi meningkatkan mutu prestasi brlajar m u rid .

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini antara lain :

  1. Skripsi ini diharapkan bermanfaat bagi penelitian selanjutnya, sebagai bahan perbandingan jika ingin meneliti hubungan antara masa kerja dengan motivasi meningkatkan mutu prestasi belajar mengajar pada guru, sehingga lebih teliti dan bisa mengendalikan faktor lain yang mempengaruhi prestasi murid.

  2. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam masalah pengambilan keputusan yang berkaitan dengan prestasi belajar mengajar.

  4 E. Definisi O perasional Definisi operasional bermaksud untuk mengubah konsep pada variabel- variabel penelitian yang bersifat teoritis atau abstrak menjadi konsep yang dapat diukur secara empiris.2) Agar tidak ada kaji kesalahan dalam pengertian atau masalah-masalah dalam pembuatan skripsi ini, maka di sini akan diartikan definisi yang ada dalam judul skripsi i n i :

  1. Pengalaman adalah hal atau peristiwa yang dialami oleh seseorang dalam melakukan aktivitas yang menjadi pekeijaannya.

  2. Motivasi adalah dorongan atau seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya.

  3. Mutu prestasi belajar adalah kualitas sebuah prestasi yang diperoleh siswa dalam suatu kegiatan belajar mengajar.

  4. Murid adalah orang yang menerima informasi dalam proses belajar mengajar.

  5. Guru adalah orang yang memberikan informasi dalam proses belajar mengajar.

F. Indikator

  1. Indikator pengalaman bekerja m elip u ti:

  a. Studi lanjut

  b. Penataran dan seminar

  c. Study banding

  d. Musyawarah guru mata pelajaran

  e. Pemerataan guru

  f. Mutasi guru

2) Harus Nasution, Prof, Dr. Pembaharuan Dalam Islam, PT. Bulan Bintang, 1975, hal. 205

  5 g. Pemantapan kerja guru

  h. Pembekalan guru kelas

  2. Indikator motivasi meningkatkan mutu prestasi murid :

  a. Pengertian motivasi

  b. Seberapa pentingkah memotivasi murid bagi guru bila ada murid yang mengalami penurunan dalam prestasinya c. Bagaimana cara guru memotivasi murid yang sedang mengalami penurunan prestasi mereka d. Bagaimana cara guru memotivasi murid agar bisa mempertahankan prestasi belajar mereka e. Hambatan-hambatan yang dihadapi murid untuk meningkat prestasi belajar mereka f. Bagaimana cara guru menghadapi hambatan - hambatan yang dihadapi oleh murid - muridnya untuk meningkatkan prestasi belajar mereka g. Hambatan - hambatan yang dihadapi oleh guru untuk memotivasi prestasi belajar murid - muridnya h. Bagaimana cara guru menghadapi hambatan - hambatan yang dialaminya dalam memotivasi prestasi belajar murid - muridnya

G. Kajian Pustaka dan Pengembangan Teori

  Dalam beberapa buku yang penulis baca, banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar murid. Kita tidak boleh menyalahkan salah satu komponen yang ada di dalam proses belajar mengajar tersebut karena maslaah itu sangat komplek. Adakalanya seorang guru salah dalam menyampaikan materi pelajaran, peristiwa ini pernah dialami oleh seorang tokoh yang bernama

  6 Muhammad Abduh. Beliau telah belajar selama dua tahun di Masjid Syekh Ahmad tanpa mengerti apa-apa. Tentang pengalaman ini, beliau mengatakan :

  “Satu setengah tahun saya belajar di masjid Syekh Ahmad dan tak mengerti suatu apapun”.3) Menyimak dari kata-kata Muhammad Abduh tersebut bahwa lamanya masa kerja seorang guru belum tentu bisa mengetahui apa dan mengapa prestasi belajar murid tidak sesuai dengan keinginan guru tersebut. Seharusnya guru harus mempunyai inovasi-inovasi baru agar murid tersebut tertarik dengan materi yang diajarkannya. Dan ada kalanya murid tersebut memang daya pikirnya kurang atau murid tersebut mempunyai masalah di rumah dan masih banyak lagi masalah- masalah yang dihadapi oleh murid-murid yang prestasi belajar mereka.

  Di sinilah peran guru yang harus diutamakan untuk mengetahui masalah- masalah yang dihadapi oleh murid-muridnya. Seorang guru harus selalu memantau murid-muridnya baik di sekolah maupun di luar sekolah. Kalau di luar sekolah guru bisa bekeija sama dengan orang tua mereka. Dan jangan terburu- buru menganggap bodoh seorang murid yang jelek dalam prestasi belajar mereka.

H. Hipotesis

  Hipotesa adalah dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah. Hipotesa dalam penelitian ini adalah :

  1. Ada hubungan antara pengalaman keija dengan motivasi meningkatkan prestasi belajar murid.

3) Hams Nasution, Prof, Dr. Pembaharuan Dalam Islam, PT. Bulan Bintang, 1975, hal. 59

  

7 I. M etode Penelitian

1) Angket/Kuesioner

  Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mendapatkan data/informasi dari responden dalam bentuk jawaban tertulis.

  Metode angket efektif digunakan untuk responden yang daerahnya luas, atau jum lah sampelnya cukup banyak.

  Macam-macam a n g k et:

  a. angket terbuka

  b. angket tertutup Angket yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah angket tertutup, alasannya dengan angket ini penulis bisa memaksimalkan dan mengoptimalkan penelitian yang penulis ad ak an .

  2) Wawancara/interview

  Wawancara yaitu metode pengumpulan data dimana peneliti langsung mengajukan pertanyaan kepada informan/responden/subyek penelitian, baik tatap muka secara langsung maupun tidak langsung (misal telepon). Metode wawancara dimaksudkan untuk menggali/mengungkap data/informasi secara mendalam mengenai aspek-aspek yang diteliti. 3

  3) Pengamatan

  Pengamatan yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematik terhadap gejala sosial/psikologi melalui pengetahuan dan penelitian.

  8 Pengamatan seharusnya:

  1. Terencana secara sistematik

  2. Harus berkaitan dengan tujuan penelitian

  3. Dicatat secara sistematik 4. Dikontrol validitas dan rehabilitasnya.

  Macam-macam pengam atan:

  a. Partisipatif

  b. Non partisipatif Pengamatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan partisipatif, alasannnya dengan pengamatan ini penulis bisa mendapatkan hasil yang lebih akurat.

4) Dokumentasi

  Metode dokumentasi adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa yang intinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa dan dikerjakan dengan sengaja untuk menyimpan keterangan mengenai peristiwa tersebut4).

  Mer.ode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya.

  5) Skala Skala merupakan suatu metode penyelidikan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus diisi oleh setiap obyek penelitian.5) Bentuk skala yang akan digunakan adalah skala tertutup, dengan alasan agar jawaban tidak

4) Hadi. S, Metodologi Research Jilid I, Yogyakarta, Andi Offset, 2000, hal. 175 5) Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial, Jakarta, CV. Rajawali, 1984, hal. 55

  9 meluas dan akan lebih terfokus pada tujuan pengukuran dan memudahkan pelaksanaan penelitian. Adapun alasan dipilih skala dalam bentuk pilihan jawaban adalah dengan berdasarkan pertimbangan yang menyatakan baliwu butir-butir dalam bentuk pilihan pada umumnya lebih menarik bagi subyek dibanding dengan skala berbentuk lain.6) Penulis menggunakannya agar pertanyaan - pertanyaan dalam angket yang disebar oleh penulis lebih terarah kepada pokok permasalahan yang telah ditentukan dalam penelitian i n i .

  J. Subyek Penelitian

  Salah satu cara yang perlu dilakukan dalam melaksanakan penelitian adalah menentukan populasi dari penelitian yang akan dilaksanakan. Populasi adalah keseluruhan individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel hendak digeneralisasikan. Sedang generalisasi yang dimaksud di sini adalah mengenai kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi.7) 8 Jadi populasi adalah seluruh individu yang akan dijadikan subyek penelitian yang mempunyai sifat yang sama.

  Sampel adalah sebagian dari individu yang diselidiki.^ Sampel adalah sejumlah individu yang dikenai perilaku untuk diambil kesimpulan dan digeneralisasikan terhadap populasi. Hal ini dapat dicapai kalau diperoleh sampel yang representatif, artinya sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya.

  Dalam penelitian sampel dapat diambil dari seluruh populasi, ataupun hanya mengambil sebagain dari populasi. Jika subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, jika

6) Hadi, S. Metodologi Research, Jilid I. Yogyakarta. Andi O ffset 2000. Hal. 102 7) Op.Cit. Hal. 155 8) Op.Cit. hal. 132

  

10 subyeknya besar dapat diambil 10-15%, atau 20-25%, atau lebih. Adapun penelitian ini mengambil populasi sebagian dari guru dan siswa MAN I Salatiga.

  Populasi guru yang ada di MAN I Salatiga ada ± 68 orang PNS 49 orang; GTT 19 orang, sampel guru yang akan digunakan oleh penulis dalam penulisan skripsi ada ± 49 orang yang merupakan guru PNS. Populasi murid yang ada di MAN I Salatiga ada ± 847 murid, sampel murid yang akan digunakan oleh penulis dalam penulisan skripsi ada ± 105 murid.

  Berdasarkan populasi yang telah ditentukan tersebut maka penelitian ini mengambil sebagian siswa dan guru untuk dijadikan subyek penelitian sehingga dalam penelitian ini menggunakan random sampling. Dalam random sampling semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.9)

  K. Validitas dan Reliabilitas

  1. Validitas Masalah yang dihadapi dalam sebuah pengukuran adalah sejauh mana skala pengukuran dapat mengungkap dengan jelas gejala atau bagian dari gejala dan seberapa jauh skala pengukuran dapat memberikan gambaran yang teliti. Kedua hal tersebut ada dalam validitas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa validitas mempunyai dua unsur yaitu kejituan dan ketelitian.10)

  Adapun teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumusan sebagai b erik u t:

9) Hadi. S. Metodologi Research. Jilid II. Yogyakarta. Andi Offset. 2000.Hal.55 10) Op.Cit Hal. 172

  

11

  Sicy. - w m

  7 N

  r*y

  = / V (Zx2- ( L x ) 2 } { Z f - ( Z y ) 2}

  N N

  K eterangan: rxy = koefisien korelasi product moment N = jumlah subyek yang diteliti

  Ix y = jum lah hasil kali antara nilai tiap aitem dengan nilai total aitem Zx = jumlah nilai tiap aitem Zy = jum lah nilai total aitem 1x2 = jum lah kwadrat skor aitem Iy 2 = jum lah kwadrat total aitem 1

  Koefisien validitas yang diperoleh kemudian dikorelasikan dengan rumus part whole untuk menghindari teijadinya over estimate (masuknya nilai dari butir yang bersangkutan pada total faktor) terhadap korelasi sebenarnya. Rumusan part whole adalah sebagai berikut :* 12)

  (rxy) (SDx) - (SDy) rbt =,------------------------------------------------- J(S D x

  2) + (SD y 2) - 2(rxy)(SD xXSD y) K eterangan: rbt = koefisien korelasi part whole

H) Azwar, S. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Belajar. 1992. Hal. 106 12) Flippo, E.B. Manajemen Personalia. Edisi Enam. Jakarta. Erlangga. 1990. Hal. 259

  

12 rxy = koefisen korelasi product moment SDx = standar deviasi total

  SDy = standar deviasi aitem 13)

  2. Reliabilitas Reliabilitas pada prinsipnya menunjukkan sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama.

  Reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini akan diungkap dengan menggunakan pendekatan analisa varians dari Hoyt dengan rumusan sebagai berikut

  M ku

  • r xx - 1 -

5 Mk

  K eterangan: rxx = reliabilitas ukur Mkis = mean kwadrat interaksi aitem subyek Mks = mean kwadrat antar subyek I = bilangan konstan14)

  L. Metode Analisis Data

  Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.

13) Azwar, S. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Belajar. 1992. Hal. 168 14) Azwar, S. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Belajar. 1992. Hal. 45

  13 Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik dengan dasar pertimbangannya statistik bekeija dengan angka-angka, bersifat obyektif dan bersifat universal . Statistik bekeija dengan angka artinya angka tersebut menunjukkan jum lah frekwensi dan nilai, sedangkan bersifat obyektif dimaksudkan supaya unsur-unsur subyektif dapat dihindarkan, dalam arti statistik sebagai alat penelitian tidak dapat berbicara lain selain apa adanya, dan universal artinya dapat digunakan semua bidang penelitian . Sesuai dengan sifat data yang diperoleh dan juga sesuai dengan hipotesa yaitu hubungan antara persepsi terhadap insentif dengan prestasi keija maka teknik yang digunakan adalah korelasi product moment, karena untuk menguji antara dua variabel yaitu satu variabel bebas dan satu variabel tergantung.

  Rumus korelasi product moment dari Pearson yang digunakan adalah sebagai b erik u t: jDfv. w M )

  N r*y ~ I v (n ? -JM .) ( & z lM )

  N N

  K eterangan: rxy = koefisien korelasi persepsi terhadap insentif dengan prestasi keija Ex = jum lah nilai persepsi terhadap insentif Sy = jum lah nilai prestasi keija £xy = jum lah perkalian antara persepsi terhadap insentif dengan prestasi keija N = jum lah subyek.

  (Azwar, 1992)

  14

  M. SISTEMATIKA PENULISAN

  BAB

  I PENDAHULUAN

  A. Latar Belakang

  B. Rumusan Masalah

  C. Tujuan Penelitian

  D. Manfaat Penelitian

  E. Definisi Operasional

  F. Indikator

  G. Kajian Pustaka dan Pengembangan Teori

  H. Hipotesis

  I. Metodologi Penelitian J. Subyek Penelitian K. Validitas dan Reliabilitas L. Metode Analisis Data M. Sistematika Penulisan

  BAB

  II LAND ASAN TEORI

  A. Masa Keija/Pengalaman Keija

  1. Pengertian Pengalaman

  2. Macam-macam Pengalaman yang Menunjang Proses Belajar Mengajar

  3. Masalah-masalah yang Dihadapi Oleh Guru Guna Meningkatkan Kemampuan dalam Proses Belajar

  Mengajar

  15 II Motivnrii Mriiiiigkiilknn Prcntnni Molitjm Mui'ul

  1. Pengertian Motivasi

  2. Hambatan-hambatan yang Dihadapi Oleh Murid dalam Meningkatkan Prestasi Belajarnya

  3. Cara Guru Mengatasi Hambatan-hambatan yang Dihadapi oleh Murid dalam Meningkatkan Prestasi Belajarnya

  C. Hubungan Pengalaman K eija Dengan Motivasi Meningkatkan Mutu Prestasi Belajar Murid

  BAB

  III LAPORAN HASIL PENELITIAN

  A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  1. Sejarah Singkat Berdirinya MAN I Salatiga

  2. Keadaan Guru dan Karyawan

  3. Keadaan Siswa

  4. Letak Geografis

  5. Sarana dan Prasarana

  6. Struktur Organisasi MAN I

  7. Denah Gedung di MAN

  B. Susunan Personalia dan Keadaan Guru

  1. Penentuan Populasi

  2. Penentuan Sampel

  3. Laporan Hasil Angket

  C. Penyajian Data

  1. Data

  16 BAB

  IV ANALISIS DATA

  A. Analisis Pertama

  B. Analisis Kedua

  C. Analisis Ketiga BAB

  V PENUTUP

  A. Kesimpulan

  B. Saran-saran LAMPIRAN -LAM PIRAN

  A. Surat Keterangan pengajuan penelitian di MAN 1 Salatiga

  B. Surat Keterangan penelitian dari MAN 1 Salatiga

  C. Daftar pertanyaan berupa Angket untuk Guru dan Murid DAFTAR PUSTAKA

  17 BAB II LANDASAN TEORI A. Masa Kerja/Pengalaman Kerja

  1. Pengertian Pengalaman Pengalaman adalah hal atau peristiwa yang dialami oleh seseorang yang melakukan aktivitas. Seorang guru dituntut untuk dapat bekeija teratur dan konsisten, tetapi kreatif dalam menghadapi pekerjaannya sebagai guru.

  Kemantapan seorang guru dalam bekerja, hendaknya merupakan karakteristik pribadinya, sehingga pola hidup seperti ini terhayati pula oleh siswa sebagai pendidik. Kemantapan dan integritas pribadi ini tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan tumbuh melalui suatu proses belajar yang sengaja diciptakan.

  Kemantapan pribadi berpengaruh terhadap tugas yang dijalankannya, demikian juga kemantapan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar akan berpengaruh terhadap situasi belajar mengajar yang diselenggarakan.

  Guru harus peka terhadap apa yang berlangsung di sekolah maupun yang sedang berlangsung di sekitarnya. Ini dimaksudkan agar apa yang dilakukan di sekolah tetap konsisten dengan kebutuhan dan tidak ketinggalan zaman. Pembaruan dalam pengertian kependidikan merupakan suatu upaya lembaga

  pendidikan untuk menjembatani masa sekarang dan m asa yang akan datang

  dengan jalan memperkenalkan program kurikulum atau metodologi pengajaran yang baru sebagai jawaban atas perkembangan internal dan eksternal dalam dunia pendidikan yang cenderung mengejar efisiensi dan keefektifan.

  18 Sebelum menyajikan bahan pelajaran, guru harus sudah menyiapkan berbagai kemungkinan permasalahan yang akan dihadapinya beserta alternatif pemecahannya. Panduan belajar untuk setiap pelajaran harus dibuat setiap awal catur wulan atau awal semester. Guru harus mampu berpikir dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Minimal guru harus mampu memberikan berbagai alternatif jawaban dan memilih salah satu alternatif untuk kelancaran proses belajar mengajar dan peningkatan mutu pendidikan, atau guru harus mampu memilih jalan tertentu untuk memecahkan persoalan yang dihadapi demi ketenangan dan aktivitas proses belajar mengajar tersebut berhasil dengan baik. Guru harus bersikap adil, jujur dan obyektif dalam memperlakukan dan juga menilai siswa dalam proses belajar mengajar. Sifat-sifat ini harus ditunjang oleh penghayatan dan pengalaman nilai-nilai moral dan nilai- nilai sosial budaya yang diperolehnya dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta pengalaman belajar yang diperolehnya.'^

  Seorang guru harus pula memiliki sifat disiplin dalam melaksanakan tugas. Disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar yang teratur serta mencinta dan menghargai pekeijaannya. Disiplin memerlukan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai. Untuk itu guru memerlukan pemahaman tentang landasan ilmu kependidikan dan keguruan, sebab dewasa ini teijadi erosi sopan santun dan erosi disiplin dalam melaksanakan proses pendidikan baik yang dilakukan oleh peserta didik maupun oleh para pendidik. 1

  5

15 BP3K, Pendidikan di Indonesia 1900-1974, Jakarta, BP3K Depdikbud, 1975, Hal. 108

  19 Seorang guru harus mau selalu belajar seperti sabda N a b i:

  'y y\ f

  .* n ' ti . • ' . »• Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat.

  Hadits ini menjelaskan bahwa kita harus selalu belajar waktu kita sudah menjadi seorang guru sekalipun. Seorang guru harus selalu mempunyai inovas- inovasi baru agar murid-murid tidak merasa jenuh dan bosan. Dan seorang guru harus bisa menerima kritik dan saran yang dilontarkan oleh siapapun termasuk dari murid-muridnya.

  2. Macam-macam Pengalaman yang Menunjang Proses Belajar Mengajar

  a. Studi Lanjut Studi lanjut ini diperlukan untuk meningkatkan mutu, kemampuan, dan kualifikasi guru yang belum memenuhi kualifikasi minimal yang dipersyaratkan. Misalnya program penyetaraan D-II guru SD yang dilaksanakan berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 0854/0/1989 tanggal

  30 Desember 1989. Program ini diselenggarakan mulai tahun 1990/1991 untuk program D-II guru SD atas keijasama anata Ditjen Dikdasmen dengan Ditjen Dikti. Pelaksanaannya dilakukan dengan dua sistem, yaitu Sistem

  Belajar Jarak Jauh (SB J J) dengan Universitas Terbuka (UT) dan sistem tatap muka bekeija sama dengan LPTK (IKIP, FKIP, STIKP) Negeri di seluruh Indonesia.

  Untuk guru SLTP diadakan program penyetaraan D-III yang berdasarkan atas Keputusan Mendikbud No. 0318/0/1994, meskipun

  20 sebenarnya program ini dirintis sejak tahun 1992/1993. Tujuannya adalah untuk meningkatkan mutu guru SLTP dengan cara meningkatkan kualifikasi pendidikannya hingga setara D-II. Teknis pelaksanaan program ini pada dasarnya sama dengan program penyetaraan D-II guru SD, namun lebih menekankan belajar tatap muka di LPTK.

  b. Penataran dan Seminar Penyelenggaraan penataran tenaga pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di lingkungan Depdikbud, termasuk di BPG, berpedoman pada Keputusan Mendikbud No. 0161/0/1980 tanggal 12 Mei 1980 tentang Pedoman Penataran dalam Sistem Penataran Tenaga Kependidikan Terpadu. Penataran terpadu diartikan sebagai segala kegiatan dan usaha peningkatan mutu tenaga kependidikan dengan keterpaduan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, penilaian dan pengembangannya mengarah pada pengembangan karier tenaga kependidikan.l0) Melalui sistem penataran terpadu, tenaga kependidikan diharapkan dapat memenuhi standar yang ditetapkan, dapat mengembangkan dirinya sesuai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperoleh pembinaan karier yang mantap. Dari segi penyelenggaraannya, sistem penataran diperlukan karena : (a) dapat memberikan arah dan pedoman yang jelas bagi keseluruhan kegiatan penataran; (b) seluruh penataran tercakup dalam suatu kerangka mekanisme yang jelas, terarah, dan serasi sehingga memudahkan dalam pengelolaan 6

  l 6) Dedi Supriadi, Guru di Indonesia, Jakarta, Geranusa Jaya, 2003, hal. 324

  

21 aspek-aspek kualitatif maupun kuantitatif, (c) menjadikan penataran sebagai suatu kegiatan yang jelas tujuannya, relevan dengan kebutuhan, efektif dan efisien.

  Penataran ini bersifat "in-service" (penataran dalam jabatan) yang diperuntukkan bagi tenaga kependidikan yang telah aktif mengajar, jadi tidak ditujukan untuk menyiapkan tenaga kependidikan yang baru. Bentuk penataran terpadu adalah tertulis, lisan dan latihan keija/ketrampilan. Tipenya terdiri atas Tipe A, B dan C. Tipe A (penataran penyegaran) adalah penataran untuk menyesuaikan tenaga kependidikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tantangan-tantangan baru dalam tugasnya. Tipe B (penataran peningkatan kualifikasi) adalah penataran yang berhubungan dengan profesi pendidikan sehingga peserta mencapai kualifikasi formal tertentu sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Tipe C (penataran penjenjangan) bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan agar memenuhi syarat untuk suatu pangkat/jabatan tertentu. Sejak tahun 1995, sebagian BPG juga merintis kegiatan penataran model kualifikasi terakreditasi yang bekeija sama dengan LPTK.

  Diakui bahwa peranan BPG dalam meningkatkan mutu tenaga kependidikan belum maksimal. Hal ini ditengarai dari kegiatan BPG yang sebagian besar hanya sebagai tempat penataran yang diselenggarakan oleh Kanwil Depdikbud (sekarang Dinas Pendidikan) Propinsi dan berbagai instansi lain. Program-program penataran Tipe A untuk guru SD dalam jum lah sasaran yang terbatas. Karena itu, diperlukan usaha yang sungguh-

  22 sungguh agar lembaga ini dapat lebih meningkatkan peran dan kontribusinya terhadap peningkatan mutu tenaga pendidikan.

  c. Studi Banding Studi banding adalah menjadikan perbandingan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Ini berarti kita mengadakan perbandingan sekolah yang kita ajar dengan sekolah lain yang dianggap lebih maju dari sekolah kita.*'' Di sana kita bisa mempelajari tentang sesuatu yang mungkin tidak ada di sekolah kita. Biasanya yang kita pelajari adalah :

  1) Bagaimana cara guru di sana mengajar 2) Pengelolaan keuangan

  3) Pengadaan dana dan fasilitas 4) Bagaimana cara meningkatkan mutu sekolah dan lain-lain

  Dengan studi banding ini kita berharap agar para guru dan staf pengajar bisa lebih baik lagi dalam melaksanakan tugas-tugas mereka.

  d. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) MGMP adalah forum atau wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran sejenis di Sanggara.10' Pengertian musyawarah mencerminkan kegiatan “dari, oleh dan untuk guru”, sedangkan guru mata pelajaran yang dimaksud di sini adalah guru SLTP dan SMU Negeri maupun swasta yang mengasuh dan bertanggungjawab mengelola mata pelajaran yang ditetapkan 1

  7

  1

  8

17) Dedi Supriadi, Guru di Indonesia, Geranusa Java, Jakarta, 2003, hal.565 18) Op.Cit. Hal. 567

  23 di dalam kurikulum. Sanggar adalah tempat/pusat kegiatan MGMP sejenis. MGMP bertujuan:

  1) Menumbuhkan kegairahan guru untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi program kegiatan belajar mengajar;

  2) Menyetarakan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan KBM sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan;

  3) Mendiskusikan permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan mencari cara penyelesaian yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, guru, kondisi sekolah dan lingkungan;

  4) Membantu guru memperoleh informasi teknis-edukatif yang berkaitan dengan kegiatan keilmuan, perkembangan ilmu pengetahua dan teknologi, pelaksanaan kurikulum, metodologi dan sistem evaluasi sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya;

  5) Saling berbagi informasi dan pengalaman dalam rangka mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

  Pengembangan MGMP dilatarbelakangi oleh, pertama-tama, kenyataan di lapangan yang menunjukkan bahwa unjuk keija (performance) guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) sangat bervariasi

  24 dan kualifikasi pendidikannya pun beraneka ragam. Untuk mengatasi keadaan ini, di beberapa propinsi pernah berkembang wadah-wadah kelompok kerja guru, seperti 1PSM (Ikatan Pengajar Sains dan Matematika) di Jakarta sejak tahun 1973 yang terdiri atas Kelompok Biologi, Kelompok Fisika, Kelompok

  Kimia, Kelompok Matematika, Pengajar Kimia, Pemantapan Kerja Guru (PKG) yang telah dirintis sejak tahun 1979/1980 dan sebagainya. Wadah- wadah kegiatan seperti ini pada dasarnya bertujuan untuk merespons perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang senantiasa menuntut penyesuaian dan pengembangan profesional guru.

  Keputusan Menpan No. 26/1989 mengenai kenaikan pangkat dengan angka kredit bagi jabatan fungsional guru seperti disebut di atas menuntut guru untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan mencapai prestasi yang setinggi-tingginya dalam melaksanakan tugas sehari-hari di sekolah serta ikut mengabdikan dirinya dalam masyarakat. Keputusan Menpan tersebut hanya akan dapat diwujudkan apabila guru berkesempatan untuk terus belajar dan saling membelajarkan di antara mereka secara teratur dalam wadah kegiatan yang sesuai dengan tuntutan tugas dan ketersediaan waktu mereka. Melalui wadah ini, para guru berkomunikasi, berkonsultasi dan saling berbagi informasi serta pengalaman.

  MGMP adalah organisasi non-struktural di lingkungan Depdikbud (kini Depdiknas) yang memiliki struktur berjenjang mulai tingkat propinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga sekolah. Pengurus MGMP terdiri atas Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota. Susunan dan jum lah Pengurus

  25 MGMP disesuaikan dengan kebutuhan dan dipilih atas dasar musyawarah serta diperkuat dengan surat keputusan oleh pejabat Depdikbud setempat pada tingkat propinsi, kabupaten atau kecamatan dengan masa bakti dua tahun.

  Mekanisme keija MGMP dapat digambarkan sebagai berikut : Hubungan MGMP dengan Kepala Kanwil Depdikbud (kini, Dinas Pendidikan), Kepala Bidang di Kanwil dan pengawas bersifat fungsional atau pembinaan. Hubungan MGMP di tingkat kabupaten/kota dengan Kepala Kantor Depdikbud bersifat koordinatif/konsultatif. Huhbungan MGMP di tingkat kecamatan dengan Kepala Kantor Depdikbud bersifat konsultatif.

  Hubungan antara MGMP dengan Kelompok K eija Kepala Sekolah (KKKS) dan Kelompok K eija Pengawas (KKP) bersifat konsultatif dan koordinatif.

  MGMP diharapkan dapat : (a) memberikan motivasi kepada guru- guru agar mengikuti setiap kegiatan di sanggar; (b) meningkatkan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan KBM, (c) memberikan pelayanan konsultasi yang berkaitan dengan KBM; (d) menunjang pemenuhan kebutuhan guru yang berkaitan dengan KBM, khususnya yang menyangkut materi pelajaran, metodologi, sistem evaluasi dan sarana penunjang; (e) menyebarkan informasi tentang segala kebijakan yang berkaitan dengan usaha-usaha pembaharuan pendidikan di bidang kurikulum, metodologi, sistem evaluasi dan lain-lain; dan (f) merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan hasil kegiatan MGMP serta menetapkan tindak lanjutnya.