PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL BACAAN SHOLAT MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DENGAN MEMANFAATKAN ALAT PERAGA GAMBAR SHOLAT BAGI SISWA KELAS III SD NEGERI KALISIDI 01 KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008

  

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL BACAAN SHOLAT

MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

DENGAN MEMANFAATKAN ALAT PERAGA GAMBAR SHOLAT

BAGI SISWA KELAS III SD NEGERI KALISIDI 01

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2008

SKRIPSI

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

oleh :

  Nama : Ahmad Zabidi NIM : 11406151 Jurusan : Tarbiyah Program S tu d i: PAI

FAKULTAS TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA

  

2008

  

JU D U L:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL BACAAN SALAT

MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

DENGAN MEMANFAATKAN ALAT PERAGA GAMBAR SHOLAT

BAGI SISWA KELAS III SD NEGERI KALISIDI 01

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2008

SKRIPSI

  

Diajukan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Strata I dalam ilmu tarbiyah

DISUSUN O L E H :

NAMA : AHMAD ZABIDI

  NIM : 11406151

JURUSAN : TARBIYAH

PRODI : PAI

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA

2008 Drs. Djoko Sutopo Dosen STAIN Salatiga

  Salatiga, Agustus 2008 Nota Pembimbing

  Yth. Ketua STAIN Salatiga Lampiran : 3 Eksemplar di Salatiga Hal : Naskah Skripsi

  Sdr. Ahmad Zabidi Assalamualaikum W .W .,

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara : Nama : Ahmad Zabidi NIM : 11406151

  Jurusan : Tarbiyah Prodi : PAI

  Judul : Peningkatan Kemampuan Menghafal Bacaan Salat Melalui Metode Pembelajaran Tutor Sebaya dengan Memanfaatkan Alat Peraga Gambar Bagi Siswa Kelas III SD Negeri Kalisidi 01 Kabupaten Semarang Tahun 2008.

  Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqosah. Demikian surat ini harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamualaikum W .W ., Pembimbing

  N I P .150231366

  

PENGESAHAN SKRIPSI

  Judul : Peningkatan Kemampuan Menghafal Bacaan Salat Melalui Metode Pembelajaran Tutor Sebaya dengan Memanfaatkan Alat Peraga Gambar Sholat Bagi Siswa Kelas III SD Negeri Kalisidi 01 Kabupaten Semarang Tahun 2008.

  Nama : Ahmad Zabidi NIM : 11406151 Program S tu d i: Pendidikan Agama Islam ( PAI )

  Salatiga, 26 Agustus 2008 Dewan Penguji,

  Ketua Sekertaris

  A Dr. Imam Sutomo, M.Ag. Dr. H. Muh. s4erozi, M.Ag.

  NIP. 150216814 NIP. 150247014 Penguji I

  Penguji II Nafis Irkhami, M.Ag.

  Dra. HjTTTtitTSnyanti, M.Si NIP. 150245903 N I P .150327092

  

PERNYATAAN

  Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain yang terdapat dalam skripsi dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, Agustus 2008 Ahmad Zabidi

  NIM. 11406151

  

ABSTRAK

  Ahmad Zabidi tahun 2008. PTK ini beijudul peningkatan kemampuan menghafal bacaan sholat melalui metode pembelajaran tutor sebaya dcngan memanfaatkan alat peraga gambar sholat bagi siswa kelas III SD Negeri Kalisidi 01 Kabupaten Semarang tahun 2008.

  Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar dan pengamatan peniliti terhadap rekan-rekan guru SD Negeri Kalisidi 01 dalam proses pembelajaran, para guru kurang memanfaatkan alat peraga yang ada di sekolah sehingga pembelajaran seolah-olah hanya transfer informasi.

  Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah melalui metode pembelajaran tutor sebaya dengan memanfaatkan alat peraga gambar sholat dapat meningkatkan kemampuan menghafal bacaan sholat khususnya pada bacaan do'a iftitah dan bacaan tasyahud di SD.

  Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Kalisidi 01 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang tahun 2008, dengan jumlah siswa 23 yang terdiri dari 12 siswa putra dan 11 siswa putri. Kelas dibagi menjadi 4 kelompok yang beranggotakan 5 - 6 siswa dengan dipandu oleh seorang siswa tiap-tiap kelompok sebagai tutor.

  Setelah pelaksanaan tindakan diadakan tes hafalan. Untuk mengetahui peningkatan hafalan siswa, diadakan perbandingan nilai tes hafalan dari hasil tes sebelum siklus dibandingkan dengan nilai tes siklus III untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil hafalan siswa. selama proses pembelajaran diadakan observasi baik untuk guru maupun siswa dengan menggunakan lembar pengamatan.

  Rata-rata nilai sebelum siklus 49,13, siklus I 58,69, siklus II rata-rata 73,48 dan pada siklus III rata-rata nilai mendapat 80,87. Dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan nilai rata-rata hasil hafalan siswa. Dan jika dilihat pada proses pembelajaran selalu terjadi perubahan menuju ke arah perbaikan. hal ini menunjukkan bahwa metide pembelajaran tutor sebaya dengan memanfaatkan gambar sholat dapat meningkatkan hasil hafalan bacaan sholat khususnya pada bacaan do'a iftitah dan bacaan tasyahud.

  Jadi disarankan agar metode pembelajaran tutor sebaya dengan memanfaatkan alat peraga gambar sholat diterapkan dalam proses pembelajaran sebagai selah satu alternative metode pembelajaran, karena terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil hafalan siswa.

KATA PENGANTAR

  Bismillahhirrohmannirrohim Puji syukur kehadirat Allah SWT, sholawat serta salam kepada Nabi Muhamad SAW para sahabat dan umatnya.

  Berkat rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas III di SD Negeri Kalisidi I Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten

  Semarang tahun Pelajaran 2007/2008.

  Dengan selesainya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini maka perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Drs. Djoko Sutopo selaku dosen Pembimbing

  2. Sri Muati S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kalisidi 01 Kecamatan Ungaran Barat

  3. Semua Dewan Guru SD Negeri Kalisidi 01 Kecamatan Ungaran Barat

  4. Istri dan anak-anakku tercinta

  5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun laporan hasil perbaikan pembelajaran ini.

  Beliaulah yang turut beijasa dalam melaksanakan tuga' penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Semoga amal kebaikan beliau dicatat disisi Allah SWT sebagai amal soleh yang mendapat imbalan lebih baik dari-Nya.

  Meskipun peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin dalam penulisan laporan ini, namun peneliti menyadari yakin laporan penelitian ini masih jauh dari kesempumaan. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak demi kesempumaanya penulisan laporan penelitian laporan ini.

  Peneliti berharap semoga laporan ini membrikan manfaat bagi semua pihak, serta memberikan sunbangan pemikiran dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

  Ungaran, Agustus 2008 Penulis

  

D A F T A R IS I

  

  

  

  

  

  

  

  

  halaman

  

  

  

  

  

  

  

  

vi

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

vi

  

D A F T A R T A B E L

  

  

  

  

D A F T A R G A M B A R

  

  

  

  

  

  

  

  

D A F T A R L A M P IR A N

  halaman

  

  

  

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran yang

  diajarkan di sekolah, baik negeri maupun swasta mempunyai andil dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu perlu adanya perhatian serius agar tujuan pedidikan agama yang merupakan subsistem dari pendidikan nasional dapat terealisasi.

  Pendidikan Agama Islam merupakan usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan siswa agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam.

  Adapun ruang lingkup bahan pelajarannya meliputi keimanan, ibadah, akhlaq, A1 Qur'an, muamalah, syariah, dan tarikh (sejarah Islam).

  Dari sini penulis sengaja menyajikan salah satu bagian dari ruang lingkup bahan pelajaran ibadah, khususnya ibadah sholat.

  Karena pada kelas 3 SD semester 1 sesuai dengan kompetensi dasar yang ada pada kurikulum KTSP siswa dituntut agar dapat hafal bacaan sholat, menurut hasil survey peneliti pada kelas 3 SD Negeri Kalisidi 01, belum berhasil lancar secara menyeluruh dalam satu kelas tersebut. Maka perlu diadakan metode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan hafalan bacaan sholat.

  2

  Dan pada dasamya usia kelas 3 pada tingkatan sekolah dasar maupun Madrasah Ibtidaiyah sudah memasuki akil balig yang mana telah terbebankan untuk menjalankan sholat 5 waktu. Seperti dalam hadist riwayat Abu Dawud:

  j j j

  

#! ) ^ >»

of^-“ ^Lul S^L^lb jl I

  (4»' j J*' Artinya: "Perintahkan anak-anakmu mengeijakan sholat dari usia mereka meningkat tujuh tahun dan pukulah (kalau enggan melakukan sholat) di waktu mereka meningkat usia sepuluh tahun" (HR Abu Dawud) (1} Dari firman Allah SWT:

  j a j (45:^*J4&jdl) LI

  II pLuixllI <jC S^Lal! ( 2 ) 1 ^3) j

  Artinya: Keijakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan yang mungkar (A1 Ankabut:45)1 (2)

  Perlunya menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya karena : 1. Pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan meningkat.

  2. Dapat mengembangkan kemampuan kognitif tingkat tinggi.

  3. Dapat menggairahkan kemauan siswa untuk mengajarkan materi kepada temannya

  1. Moh Rifai, Risalah Tuntunan Sholat Lengkap, PT Karya Toha Putra, Semarang, 2007, Hal 32.

  2. Moh Rifai, Risalah Tuntunan Sholat Lengkap, PT Karya Toha Putra, Semarang, 2007, Hal 33.

  3

  Kegunaan gambar sholat, alasannya sebagai berikut:

  1. Para siswa akan dapat melihat dengan jelas sesuatu yang sedang dibicarakan atau didiskusikan.

  2. Dapat mengatasi batas waktu dan ruang, melalui gambar dapat diperlihatkan kepada siswa foto - foto benda yang jauh atau yang teijadi beberapa waktu lalu.

  3. Dapat digunakan untuk menjelaskan suatu masalah.

B. Rumusan Masalah

1. Permasalahan

  Siswa dalam menghafal bacaan sholat dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mengalami kesulitan walaupun guru sudah mengajarkan tentang cara menghafal bacaan sholat, utamanya pada bacaan do'a iftitah dan bacaan tasyahud.

  Ketidakmaksimalan hasil akhir dalam pembelajaran menghafal bacaan sholat yang terjadi di sekolah dimungkinkan karena guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat.

  Guru dalam menyampaikan pelajaran belum memanfaatkan alat peraga yang sesuai dengan materi yang disampaikan pada siswa.

  Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas dapat

  4

  dirumuskan bahw a:

  a. Apakah metode tutor sebaya dengan memanfaatkan alat peraga gambar sholat dapat meningkatkan hafalan bacaan sholat pada do'a iftitah dan bacaan tasyahud.

  b. Apakah metode tutor sebaya dengan memanfaatkan alat peraga gambar sholat dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menghafal, serta lebih memperjelas hafalan bacaan sholat pada bacaan do'a iftitah dan bacaan tasyahud.

  c. Apakah dengan metode tutor sebaya dengan memanfaatkan alat peraga gambar sholat dapat menggairahkan kemauan siswa untuk mengajarkan materi kepada temannya serta siswa dapat memperhatikan dengan sungguh-sungguh hafalan bacaan sholat pada bacaan do'a iftitah dan bacaan tasyahud.

2. Cara pemecahan masalah

  Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan akan dilakukan kegiatan sebagai berikut: Langkah pertama menyiapkan rencana pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran yang lain dari biasanya , yaitu dengan metode pembelajaran tutor sebaya sehingga pembelajaran akan bermakna bagi siswa.

  Langkah selanjutnya , dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode pembelajaran tutor sebaya peneliti akan memanfaatkan alat peraga gambar kegiatan sholat. Dengan demikian pemanfaatan alat peraga dapat meningkatkan keaktifan serta antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

  Pada akhimya sebelum informasi yang menyeluruh dari pengajar yang bersangkutan, siswa akan berusaha memahami konsep dengan pemahaman sendiri ataupun penyimpulan hafalan- hafalan dari teman sebaya.

C. Tujuan penelitian

  Sesuai dengan penelitian ini, maka tujuan yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah :

  1. Peningkatan kemampuan menghafal bacaan sholat pada bacaan do’a iftitah dan bacaan tasysahud melalui metode tutor sebaya.

  2. Adanya peningkatan aktivitas hasil hafalan siswa pada bacaan sholat utamanya bacaan do'a iftitah dan bacaan tasyahud.

  3. Adanya kegairahan tutor sebaya untuk memberikan materi hafalan kepada teman sebayanya Jika pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas 3 SD

  Negeri Kalisidi 01 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, pada kompetensi dasar menghafal bacaan sholat menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya dengan memanfaatkan alat peraga gambar sholat, maka aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat.

  D. Hipotesis Tindakan

  Jika pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas 3 SD Negeri Kalisidi 01 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, pada kompetensi dasar menghafal bacaan sholat menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya dengan memanfaatkan alat peraga gambar sholat, maka aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat.

  E. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian kelas ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi siswa, guru, dan sekolah. Adapun kegunaannya sebagai berikut:

  1. Bagi siswa a. Mengurangi kesulitan yang dialami siswa.

  b. Pembelajaran lebih menyenangkan.

  c. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  2. Bagi guru a. Guru memiliki teknik pembelajaran yang lebih bervariasi.

  b. Tugas guru dalam menjelaskan materi pelajaran lebih ringan dengan adanya tutor sebaya.

  7

  3. Bagi sekolah

  a. Memberikan masukan kepada kepala sekolah dalam usaha meningkatkan prestasi belajar khususnya Pendidikan Agama Islam.

  b. Membeikan sumbangan pemikiran sebagai altematif peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya.

F. D efinisi Istilah /O p erasion al

  Untuk menghindari kesimpangsiuran atau salah penafsiran dalam memahami judul penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah yang digunakan dalam judul di atas.

  1. Kemampuan menghafal adalah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Dalam belajar di sini agar meningkat, tertuju pada bacaan sholat pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

  2. Bacaan sholat adalah merupakan sebagian rangkaian dari arti sholat agar dalam ibadah sholat mencapai kesempumaannya. Sebab arti sholat sesungguhnya adalah berharap hati kepada Allah SWT sebagai ibadah, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah syara'.

  3. Tutor sebaya adalah salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menggairahkan kemampuan siswa untuk mengajarkan materi kepada temannya.

  8

  4. Media Gambar Media adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong teijadinya proses belajar pada dirinya. Gambar adalah media bentuk asli dalam dua dimensi yang merupakan alat visual yang efektif karena dapat dijelaskan dengan lebih kongkrit dan realistis.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

  Dalam tahap ini peneliti melakukan diskusi dengan teman sejawat tentang recana kegiatan sebagai berikut: a. Menyusun Rencana Pembelajaran (RP) dengan metode pembelajaran tutor sebaya menghafal bacaan sholat.

  b. Menyiapkan alat peraga yang berupa gambar kegiatan sholat beserta bacaan-bacaan sholat.

  c. Merancang pembentukan kelompok-kelompok kecil yang terdiri empat kelompok, dengan rincian sebagai berikut: 3 kelompok beranggotakan 6 siswa dan satu kelompok yang beranggotakan 5 siswa dari kapasitas siswa yang berjumlah 23 siswa. Pada tiap kelompok ditunjuk 1 siswa yang berperan sebagai tutor sebaya.

  Nama-nama tutor sebaya:

  9

  1) . Kumia Fiandini ( P ) ( Tutor sebaya kelompok 1 )

  2) . M. Danang Setiawan ( L ) ( Tutor sebaya kelompok 2 )

  3) . Rikza Ahmad Abi Aufa ( L ) ( Tutor sebaya kelompok 3 )

  4) . Khoirun Nisak ( P ) ( Tutor sebaya kelompok 4 )

  d. Syarat-syarat menjadi tutor sebaya : 1) . Mengisi angket pertanyaan.

  2) . Mempunyai kecerdasan yang lebih diantara teman sebayanya. 3) . Mempunyai kedisiplinan yang tinggi. 4) . Memiliki kejujuran yang lebih diantara teman sebayanya. 5) . Mempunyai kecermatan diantara teman sebaya. 6) . Memiliki kesabaran yang lebih diantara teman sebayanya. 7) . Memiliki kekeranian.

  8) . Memiliki sikap kepemimpinan. 9) . Memiliki rasa tanggung jawab.

  e. Menyiapkan lembar pengamatan.

  f. Menyiapkan alat evaluasi.

2. Subjek Penelitian

  Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 SD Negeri Kalisidi

  01 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang tahun pelajaran

  10

  2007 / 2008 sebanyak 23 siswa. Dengan perincian siswa laki-laki berjumlah 12 siswa, siswa perempuan berjumlah 11 siswa. Dibagi menjadi 4 kelompok, dan tiap-tiap kelompok terdapat 1 siswa sebagai tutor.

3. Langkah-langkah / siklus penelitian

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Peneliti memeilih rancangan penelitian tindakan kelas, karena kemampuan menghafal bacaan sholat pada do'a iftitah, bacaan tasyahud di kelas III SD Negeri Kalisidi 01 masih rendah.

  Dengan rancangan ini, peneliti berharap kemampuan menghafal bacaan sholat menjadi meningkat. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model siklus. Model ini terdiri dari 4 komponen yaitu : a. Perencanaan yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki kemampuan menghafal bacaan sholat.

  b. Tindakan, yaitu tindakan apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan dan peningkatan. Dalam hal ini upaya perbaikan dalam proses pembelajaran menghafal bacaan sholat pada do'a iftitah dan bacaan tasyahud.

  11

  c. Observasi atau pengamatan yaitu, mengamati hasil tindakan yang dilakukan peneliti terhadap siswa. Kesalahan siswa, kesulitan yang dihadapi siswa dan tanggapan siswa yang dijadikan pertimbangan untuk perencanaan siklus berikutnya.

  d. Refleksi, yaitu mengulas perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru dari hasil tindakan yang telah dilakukan.

  Berdasarkan refleksi tersebut, peneliti bersama guru lain dapat melakukan revisi, perbaikan terhadap rencana awal untuk siklus berikutnya.

  Dan perlu dijelaskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model siklus, peneliti menggunakan sampai 3 siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III

4. Instrumen Penelitian

  Untuk memperoleh data, peneliti mengunakan cara :

  a. Menyiapkan tutor sebaya dengan cara, siswa mengisi angket pertanyaan untuk dijawab dengan sejujumya, sehingga hasil jawaban yang paling baik dapat dijadikan sebagai tutor pada teman sebayanya.

  b. Menyediakan gambar sholat, pada gerakan bacaan do'a iftitah dan gambar gerakan bacaan tasyahud.

  c. Materi atau bahan hafalan bacaan do'a iftitah dan bacaan tasyahud.

  d. Dengan menggunakan cara tes hafalan.

  12

  Tes dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu tes pada siklus I, siklus II dan tes pada siklus III Hasil tes pada siklus pertama dianalisis, dari hasil analisis dapat diketahui kelemahan dan kekurangan siswa dalam melaksanakan hafalan. Berdasarkan kelemahan dan kekurangan itu diadakan pembekalan atau pengarahan untuk menghadapi tes pada siklus Kedua. Hasil tes kedua dianalisis, dari analisis tersebut diketahui kelemahan dan kekurangan pada tingkat hafalan siswa.

  Berdasarkan kelemahan tersebut diadakan pengarahan untuk menghadapi tes pada siklus ketiga.

  Hasil tes ketiga dianalisis, dari analisis diketahui ada dan tidaknya peningkatan kemampuan menghafal bacaan sholat, do'a ftitah dan bacaan tasyahud pada siswa.

5. Pengumpulan data

  Untuk memperoleh data dari penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengumpulkan data yang berupa hasil tes formatif tiap-tiap siklus. Tes formatif dilakukan peneliti sebanyak 3 kali dan tiap-tiap hasil dijumlah serta dirata-rata.

  Hasil tes tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuatkan tabel serta grafik, yang akhimya dapat dipergunakan sebagai bahan perbandingan ada peningkatan atau tidak untuk mencapai taraf signifikasi dalam penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.

  13

H. Analisis Data

  2. Menghitung total skor dari semua siswa.

  3. Menghitung nilai rata-rata.

  Nilai rata-rata dihitung dengan rumus sebagai berikut: Keterangan :

  a) , t = Uji Beda Mean

  b) . XA = Nilai perolehan tiap-tiap siswa ( pre te s )

  c) . XB = Nilai perolehan tiap-tiap siswa ( pre te s )

  Hasil analisis tes dihitung dengan langkah langkah sebagai berikut: 1. Merekap nilai yang diperoleh siswa.

  a

  = Standar deviasi A

  e) . SD b = Standar deviasi B

  f) . N a = Jumlah siswa

  g) . N b = Jumlah siswa Dengan rumus t-test tersebut ada perbedaan yang signifikan atau tidak antara hasil pre tes dengan hasil post tes dalam proses hafalan bacaan sholat, do'a iftitah dan bacaan tasyahud melalui metode tutor sebaya dengan memanfaatkan alat peraga gambar sholat di SD Negeri

  Kalisidi 01 Kecamatan Ungaran Barat Kebupaten Semarang.

  |X A ' X B t =

  d) . SD

  14

I. Sistem atika Penulisan

  Sebagai pendahuluan disampaikan pada bab I. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesa tindakan, kegunaan penelitian, devinisi istilah / operasional, metode penelitian yang memuat tentang rancangan penelitian subjek penelitian langkah-langkah siklus penelitian, pengumpulan data, analisis data dan sistematika penulisan.

  Sedangkan pada bab II kajian pustaka berisi landasan- landasan teori yang mencakup tentang pengertian menghafal, sholat, pendidikan agama islam, metode mengajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar secara global, pembelajaran, tutor sebaya, alasan yang mendorong penelitian metode tutor sebaya sebagai pilihan tindakan, pengertian media / alat peraga, fungsi media / alat peraga pembelajaran, gambar / foto serta hipotesis tindakan.

  Pada bab III berisi tentang pelaksanaan penelitian yang mencakup siklus yang diawali dengan pra siklus I memuat tentang perencanaan mencari tutor sebaya, cara mencari tutor sebaya, menyiapkan tutor sebaya, pembekalan tutor sebaya. Pada siklus I model kegiatannya adalah dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

  Pelaksanaan ini dilakukan sampai 3 siklus.

  Hasil penelitian dan pembahasan mencakup diskripsi per siklus dan pembagasan tiap siklus disampaikan pada bab IV. Secara rinci bab ini berisi diskripsi penelitian tentang hafalan bacaan sholat, do'a iftitah

  15

  dan bacaan tasyahud dengan metode tutor sebaya pada SD Nagari Kalisidi 01 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, kemudian dilanjutkan pembahasan terhadap hasil penelitian tersebut.

  Sebagai kesimpulan dari penelitian tentang menghafal bacaan sholat, do'a iftitah, bacaan tasyahud dengan metode tutor sebaya pada SD Negeri Kalisidi 01 Kabupaten Semarang disampaikan pada bab V. Disamping itu bab ini disampaikan juga saran-saran kepada pihak terkait.

  

BAB n

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Menghafal

  1. Menurut Etimologi Menghafal merupakan kata dalam bahasa Indonesia yang berarti menerima, mengingat, menyimpan,dan mereproduksi kembali tanggapan- tanggapan yang diperolehnya melalui pelalui pengamatan.

  Menghafal dalam bahasa arab berasal dari khafizha-yahfazhu- khifzhan 0 - ^ ).

  Kata khafizha adalah fiil madly yang berarti hafal, yahfazhu dari fiil mudhorek yang berarti menghafal, sedangkan khifzhan berasal dari masdar yang berarti hafalan.(3)

  Menghafal itu sangat erat hubunganya dengan mengingat, yaitu proses untuk menerima, menyimpan, dan mereproduksikan tanggapan-tanggapan yang telah diperolehnya melalui pengamatan (antara lain melalui belajar). Menghafal adalah kemampuan untuk mereproduksi tanggapan-tanggapan yang telah tersimpan secara cepat dan tepat sesuai dengan tanggapan-tanggapan yang diterimanya

  Dalam menghafal, aspek perubahannya terbatas dalam kemampuan menyimpan dan mereproduksi tanggapan.

3. Munjahid, Statregi M enghafal A lq u r'a n , Idea Pers Yogyakarta,2007, hal:73,18.

  17

B. Bacaan Sholat

  Sholat menurut lughoh berarti doa yang baik seperti tersebut dalam ayat: Sedangkan menurtut istilah syara' sholat ialah seperangkat perkataan dan perbuatan yang dilakukan dengan beberapa syarat tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.

  Kewajiban sholat termasuk rukun islam, yang diwajibkan ketika Rassulullah isro' mi'raj. Sabda Rasul SAW:

  ftfl J SVlIflll flil j <Ull Jju i ij J.laa-a (jl j 4 l VI Ail V (jl ((dui« j j l l i j a j l j ) .o l ^ » j J £uull j&a. j allSjll

  Artinya: Islam ditegakan di atas lima (dasar, rukun): Syahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah Rasul Allah, menegakan sholat, membayar zakat, haji ke baitullah dan puasa ramadhan.(4)

C. Pendidikan Agama Islam

  Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah umum mempunyai peranan yang strategis dan signifikan dalam pembentukan moral, akhlak dan etika peserta didik yang sekarang ini sedang berada pada titik terendah dalam perkembangan masyarakat

  4 . Lahmuddin Nasution, Fiqh 1, t-t, Hal 55.

  Indonesia. Kegagalan Pendidikan Agama Islam untuk memebentuk dan menciptakan peserta didik yang berkarakter atau berkepribadian Islsmi tidak lepas dari kelemahan aktor utama dalam proses pendidikan agama islam di kelas, yakni kelemahan guru pendidikan agama islam dalam mengemas dan mendesain serta membawakan mata pelajaran ini kepada peserta didik. Ditambah lagi disebabkan ketiadaan penguasaan managemen moderen bagi guru pendidikan agama Islam dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, sehingga saat ini sulit sekali di kontrol dan dievaluasi keberhasilan dan kegagalannya. Padahal quality control itu seharusnya menjadi pegangan dalam melaksanakan proses pendidikan agama Islam, sejak di tingkat input kemudian diproses, sampai pada outputnya.

  Kendal i mutu merupakan suatu pendekatan dalam dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas output, jasa, manusia, proses serta lingkungan yang mempunyai prinsip-prinsip utama, focus pada siswa, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, keija sama tim, perbaikan system secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali dan adanya kesatuan tujuan.

  Melalui kendali mutu ini, maka pembelajaran PAI di sekolah terkontrol kualitasnya dengan baik dan mempunyai standar mutu yang sama.

  19 D, Metode Mengajar

  Metode mempunyai peranaan yang sangat besar dalam sebuah proses pendidikan. Apabila proses pendidikan itu tidak menggunakan metode yang tepat, maka akan sulit sekali untuk dapat mengharapkan hasil yang maksimal. Kesadaran akan pentingnya metode, sudah diakui oleh semua aktivitas yang sistematis dan terencana. Lewat metode yang digunakan akan dapat diprediksi, dan dianalisis sampai sejauh mana keberhasilan sebuah proses.

  Dalam pengertian umum, metode diartikan sebagai cara mengeijakan sesuatu. Baik tidaknya suatu metode banyak tergantung kepada beberapa factor seperti: factor keadaan (situasi dan kondisi)pemakaian metode itu sendiri yang kurang memahami penggunaannya atau tidak sesuai seleranya, atau juga secara obyektif metode itu kurang cocok dengan kondisi obyek, juga mungkin karena metodenya sendiri yang secara intrinsik tidak memiliki persyaratan sebagai metode.

  Menurut pandangan filsafat pendidikan, metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.

  E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Secara Global

  Fakor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bagi menjadi 3 macam:

  20

  a. Faktor internal (factor dari dalam siswa).

  Yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.

  b. Faktor ekstemal (factor dari luar siswa) Yakni kondisi lingkungan sekitar siswa.

  c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning).

  Yaitu jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersifat conserving terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrisik (faktor ekstemal) umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berintelegensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor ekstemal) mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil pembelajaran,. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut di ataslah, muncul siswa-siswa yang high achievers (berprestasi tinggi) dan under achievers (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali.

  Dalam hal ini, seorang gum yang kompeten dan professional diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukan gejala kegagalan dengan

  21

  berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar(6) F. Pembelajaran

a. Konsep Pembelajaran

  Istilah pembelajaran sering dipakai untuk menunjukan proses yang menekankan pada pola interaksi guru dan murid atau inerksi antara kegiatan belajar dan kegiatan mengajar. Belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang bertahap dari bentuk yang sederhana sampai bentuk yang kompleks. Sedangkan mengajar adalah membina siswa bagaimana belajar, bagaimana berfikir dan bagaimana menyelidiki

  Dapat dipahami bahwa belajar merupakan proses yang lebih banyak teijadi (dialami) siswa, sedang mengajar merupakan kegiatan yang lebih dominant dialami oleh guru. Meski antara kegiatan belajar dan kegiatan mengajar merupakan dua kegiatan yang berbeda, namun keduanya saling berkaitan dengan tujuan akhir yang sama, yakni bagaimana supaya teijadi perubahan yang optimal pada diri siswa(7)

  6. Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Rosda Karya, Bandung, 97, h a l: 132

  7 Djoko Sutopo, Pedom an Pemnyusunan P ro p o sa l Penelitian, STAIN Salatiga, 2008,hal:81-82

  2 2

G. Tutor Sebaya Kegiatan tutor sebaya selain dapat digunakan dalam kegiatan

  

remedial, juga sangat efektive untuk kegiatan pengayaan. Membantu

siswa lain memahami materi pelajaran dapat merupakan kegiatan

penambahan wawasan pengetahuan siswa. Ketika siswa diminta untuk

menjelaskan konsep atau ide kepada teman sekelasnya, mereka akan

berusaha mencari cara yang terbaik sehingga temannya dapat memahami

penjelasannya. Melalui kegiatan tutor sebaya, pemahaman siswa terhadap

suatu konsep akan meningkat karena disamping mereka hams memahami

konsep atau ide yang akan dijelaskan mereka harus mencari teknik untuk

menjelaskan konsep atau ide tersebut. Bahkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa tutor sebaya memberikan manfaat yang lebih besar

bagi tutor daripada bagi siswa yang ditutorinya. Disamping itu, tutor sebaya dapat mengembangkan kemampuan

kongnitif tingkat tinggi. Untuk dapat berperan sebagai tutor yang baik,

siswa harus mampu memberikan penjelasan yang dapat dimengerti oleh

temannya, mampu memandang suatu konsep atau ide dari berbagai sudut

pandang, mampu memikirkan contoh-contoh yang dapat digunakan untuk

menjelaskan konsep yang sedang dibahas, serta harus mampu

menganalisis berbagai komponen. Dengan demikian, melalui tutor sebaya

kelompok siswa dapat meningkatkan pemahamannya terhadap materi

pelajaran disamping mengembang kemampuan kognitif tinggi<8)

  • Suciati.dkk, Belajar dan Pembelajaran 2, Universitas Terbuka, 2007, hal: 6.30

  23

  Dan dari buku yang beijudul " Effektive Scholing Recearch " diungkapkan dalam bahasa inggris yang berbunyi: The review studies on the type of leadership with school effectivenees give a picture that strongly with priority considerations in respect of wheter(9) (pengulangan pembelajaran dengan model kepemimpinan dengan sekolah yang efektiv memberi gambaran yang sama kuat dengan prioritas perhatian yang lainnya).

  Hal ini kiranya ada hubungannya dengan metode pembelajaran tutor sebaya.

H. Pengertian Media/Alat Peraga

  Secara harfiah kata media memiliki arti "perantara" atau "pengantar". Association for Education and Communication Technologi (

  AECT ) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.

  Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.

  

9 Jaap Scheereens, Effective Scholling Research, theory and practice, N ew York, 1992,

h a l: 88

  24

  Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan suatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien ( siswa ) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.

  Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien ( siswa ) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kebanyakan para ahli pendidikan membedakan antara media dan alat peraga, namun kedua istilah tersebut juga digunakan saling bergantian.

  • Nilai-nilai praktis penggunaan media/ alat peraga dalam proses belajar mengajar.

  1. Media atau alat peraga dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.

  2. Media dapat mengatasi ruang kelas.

  3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan.

  4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.

  5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis.

  6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang barn.

  7. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar.

  25

  8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit sampai kepada yang abstrak.

  Agar seorang guru dalam menggunakan media/alat peraga pendidikan yang efektive, setiap guru harus memilikipengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan/pengajaran.

  Pengetahuan tersebut meliputi:

  a. Media/alat peraga sebagai alat komunikasi guna lebih mengetektifkan proses belajar mengajar.

  b. Media berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

  c. Pengunaan media dalam proses belajar mengajar d. Hubungan antara metode mengajar dengan media pendidikan.

  e. Nilai dan manfaat pendidikan.

  f. Memilih dan menggunakan media pendidikan.

  g. Mengetahui berbagai media pendidikan dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan.

  h. Mengetahui penggunaan media pendidikan dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan. i. Melakukan usaha-usaha inovasi dalam media pendidikan.

  Berdasrkan hal tersebut di atas jelaslah bahwa media pendidikan sangat membantu dalam upaya mencapai keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.(10)

10 M Basyiruddin Usman, M edia Pem belajaran, Ciputat Pres, 2002, hal: 14,18

  26

I. Fungsi Media/Alat Peraga Pembeiajaran

  Media/alat peraga berfiingsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi anak terhadap materi pembelajaraan. Dan juga dalam buku yang berjudul " Effective Scholl and Effective Teacher " diungkapkan dengan kalim at: Material and audovisual aids according to the degree of interest or arousal they stimulate studies(ll) (peraga dan perangkat audiovisual sangat sesuai untuk menarik atau membangkitkan rangsangan belajar).

  Juga diungkapkan dalam bahasa arab dari buku " Tarbiyah Wa Taklim ", demikian : j y k

  A j Q A J j L uij ^ f ij Ajjtluul JjLuijlt xdt A loluu U JS q a S i

  VI Jitui j (.aJjJadl C iU jkll AJ c . Lt

  (Alat peraga adalah segala sesuatu yang digunakan guru dari alat-alat untuk membantunya memahamkan murid-murid dari hal-hal yang menyulitkan murid dalam memahami hal baru).(12)

  Hal ini, bahwa model pembeiajaran dengan menggunakan alat peraga sangat membantu pada proses belajar mengajar khususnya hafalan bacaan sholat pada do'a iftitah dan bacaan tasyahud.

11 Gary A. Davis, Margaret A . Thomasm, Effective School a n d Effective Teacher, Boston London Sydney, 1989, hal:98.

  

12 Muhammad Yusuf, Qasim , Tarbiyah Wa Taklim, Darussalam Pers, Gontor Ponorogo

Jawa Timur Indonesia, 2002, h a l: 41,43

  27

  Edgar Dale mengklasifikasikan pengalaman belajar anak mulai hal-hal yang paling penting kongrit sampai yang paling abstrak.

  Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti secara luas oleh kalangan pendidik dalam menentukan alat Bantu (alat peraga)apa yang seharusnya sesuai untuk pengalaman belajar tertentu.(l3)

  Kreasifikasi pengalaman tersebut lebih dikenal dengan kerucut pengalaman(Cone Experiment) Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut: Abstrak

  Kongrit<14)

  13 M. Basyirudin Usman, M edia Pem belajaran , Ciputat Pers, Jakarta, 2002, hal ; 21 14.Gambar 1. Kerucut pengalam an Edgar Dale diadaptasi darkOeman Hamalik (1985:54).

  28 J. Gambar/Foto

  Gambar / foto merupakan media reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi. Gambar / foto ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih kongrit dan realistis. Informasi yang disampaikan dapat dimengerti dengan mudah karena hasil yang diragakan lebih mendekati kenyataan gambar/foto yang diperlihatkan kepada anak-anak, dan hasil yang diterima oleh anak anak akan sama.

  Alasan penggunaan gambar/foto sebagai media/alat peraga pengajaran sebagai berikut:

  1. Bersifat kongkrit.

  2. Dapat mengatasi batas waktu dan ruang.

  3. Dapat mengatasi kekurangan daya mampu panca indera manusia.

  4. Dapat digunakan untuk menjelaskan suatu masalah.

  5. Mudah didapat dan murah biayanya.

  6. Mudah digunakan baik untuk program perorangan maupun untuk kelompok.

  Kelebihan media / alat peraga gambar / foto : 1. Lebih kongkrit dan lebih realistis.

  2. Dapat mengatasi ruang dan waktu.

  3. Dapat mengatasi keterbatasan mata.

  4. Mempeijelas masalah. Kelemahan - kelemahan media / alat peraga gambar / foto :

  29

  1. Kelebihan dan penjelasan guru dapat menyebabkan timbulnya penafsiran yang berbeda sesuai dengan pengetahuan masing - masing anak terhadap yang dijelaskan.

  2. Penghayatan tentang materi kurang sempuma, karena media gambar hanya menampilkan presepsi indera mata yang tidak cukup kuat untuk menggerakkan seluruh kepribadian manusia, sehingga materi yang dibahas kurang sempuma.

  3. Tidak meratanya penggunaan gambar / foto tersebut bagi anak yang kurang efektif dalam penglihatan.(15).

15. M Bassyirudin Usman, M edia Pem belajaran, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, hal : 47-51

  30

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Pra siklus I I. Perencanaan

  a. Mencari tutor sebaya

  b. Cara mencari tutor sebaya

  c. Menyiapkan tutor sebaya

  d. Pembekalan tutor sebaya

  a. Cara mencari tutor sebaya Siswa dengan bantuan guru menyiapkan diri dari masing-masing siswa untuk mengisi daftar angket yang berbentuk suatu pertanyaan pilihan ganda. (lembar tes terlampir)

  Setelah seluruh siswa mengerjakan tes angket, guru mengoreksi dan menemukan analisa dari jawaban tiap-tiap siswa, akhimya guru akan menemukan tutor sebaya.

  Dalam mencari tutor sebaya, juga melewati tes lesan yang berupa hafalan bacaan sholat yang dituju pada materi penelitian, yaitu hafalan doa iftitah dan bacaan tasyahud, satu persatu secara bergantian.

  Pada waktu siswa menghafal, guru sambil memperhatikan siswa menghafal juga mencocokan hasil angket yang telah dijawab tiap-tiap siswa bersamaan pada waktu siswa menghafal. Hal ini dimaksudkan

  31

  untuk menentukan obyektivitas perolehan tutor sebaya. Hasil diperoleh tutor sebaya dipilih 4 siswa dari 23 siswa kelas III.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 SUKARAJA

1 15 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BRANTI RAYA KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011 - 2012

0 7 39

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 10 48

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELENGKAPI PUISI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS III SEMESTER GANJIL SD NEGERI 4 TALANGPADANG KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 51

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELENGKAPI PUISI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS III SEMESTER GANJIL SD NEGERI 4 TALANGPADANG TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 55

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI BERMAIN KASTUL BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI NGIJO 01 SEMARANG

2 72 157

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE TUTOR SEBAYA

0 0 8

MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DENGAN MEMANFAATKAN LKS DAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SIMETRI LIPAT DAN PENCERMINAN BAGI PESERTA DIDIK KELAS V SD REJOSARI 03 SEMA

0 3 132

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS III SD NEGERI BANDUNGAN 01 KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II 20142015

0 0 18

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PRAKTIK MEMAINKAN MUSIK ANSAMBEL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DI KELAS VIIIG SMP NEGERI 1 SINTANG

0 0 14