PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

iii

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh Susmiyati

Berbicara tentang proses pembelajaran di sekolah kita sering merasa kecewa, apalagi jika dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Walaupun kita mengetahui bahwa banyak siswa yang mampu menyajikan hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, pada kenyataannya mereka betul-betul tidak memahami secara mendalam pengetahuan yang bersifat hafalan. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan (isi atau materi ajar) dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan (siswa/pebelajar atau mungkin juga guru). Untuk mengatasi kemungkinan hambatan-hambatan yang terjadi selama proses pembelajaran, maka sedapat mungkin dalam penyampaian pesan (isi/materi ajar) dibantu dengan bantuan alat peraga berupa gambar. Diharapkan dengan pendekatan yang dilakuakan dengan alat peraga berupa gambar, proses pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung lebih efektif dan efisien.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPA dengan menggunakan bantuan alat peraga berupa gambar pada siswa kelas V SD Negeri 5 Bagelen Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012. Pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan instrument berupa lembar pengamatan (observasi) guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan alat peraga berupa gambar dapat meningkatkan aktivitas pada siklus I dengan katagori Sangat Aktif sebesar 0 %, Aktif 10 %, Cukup Aktif 15 %, Kurang Aktif 37,5 % dan Tidak Aktif Sebesar 37,5 %, dan siklus II peningkatan aktivitas belajar siswa dengan katagori Sangat Aktif sebesar 20 %, Aktif 72,5 %, Cukup Aktif 7,5 %, Kurang Aktif 0 % dan Tidak Aktif Sebesar 0 %. dan hasil belajar siswa pada siklus I dalam katagori Tuntas sebesar 15 % dan Tidak Tuntas sebesar 85 % dan meningkat pada siklus II dengan perolehan nilai katagori Tuntas sebesar 90 % dan Tidak Tuntas sebesar 10 %.


(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas tiga, empat, lima dan enam pada rentang usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana namun proses pembelajaran masih bergantung pada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat sesuai sebagai suatu kesatuan yang utuh (holistik), pelajaran yang menyajikan secara terpisah dan kurangnya alat bantu pembelajaran akan menyebabkan kurang berkembangnya anak didik untuk berpikir realistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik memahami pelajaran tersebut. Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang kurang konkrit dan terpisah akan memunculkan, berbagai permasalahan, antara lain rendahnya minat dan motivasi belajar yang berujung pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa dalam hal ini khususnya pada mata pelajaran IPA.


(3)

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti yang didapatkan bahwa proses pembelajaran di SD Negeri V Bagelen Gedungtatan masih mengalami kendala khusunya pada mata pelajaran IPA, masalah tersebut diantaranya : a. Sebagian siswa Kurang aktif atau sulit menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru

b. Tidak mendengaran penjelasan guru

c. Siswa kurang bergairah belajar khususnya pada mata pelajaran IPA d. Hasil evaluasi beberapa siswa tidak memenuhi harapan

Berdasarkan atas pemikiran dan kondisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 5 Bagelen Gedungtatan khususnya pada mata pelajaran IPA tidak sesuai dengan harapan dan masih mengalami beberapa kendala, hal tersebut terindentifikasi dari motivasi, minat, aktivitas dan hasil belajar siswa yang masih rendah. Hal ini kemudian yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran di kelas V pada mata pelajaran IPA khususnya di SDN 5 Bagelen Gedungtatan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat teridentifikasi bahwa:

1.2.1. Aktivitas belajar siswa kelas V SDN 5 Bagelen Gedungtatan pada mata pelajaran IPA masih rendah.

1.2.2. Hasil belajar siswa kelas V SDN 5 Bagelen Gedungtatan pada mata pelajaran IPA masih rendah.


(4)

1.2.3. Metode dan media yang digunakan masih bersifat konvesional dan tidak sesuai.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada pendahuluan tersebut, maka rumusan masalah yang penulis ajukan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :

1.3.1. Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui media gambar pada mata pelajaran IPA kelas 5 SDN V Bagelen Gedungtataan Kabupaten Pesawaran.

1.3.2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa melalui media gambar pada mata pelajaran IPA kelas 5 SDN V Bagelen Gedungtataan Kabupaten Pesawaran.

1.4. Pemecahan Masalah

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 5 Bagelen Gedungtatan khususnya pada mata pelajaran IPA tidak sesuai dengan harapan, keadaan tersebut dimungkinkan terjadi karena berbagai hal dan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan dan efektif bagi siswa yang akan menimbulkan aktivitas belajar siswa yang baik sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Kegiatan pembelajara yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan menggunakan media gambar.


(5)

1.5.1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dan diharapkan dalam penelitan ini adalah : a. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa dengan

menggunakan media gambar pada siswa kelas 5 SDN V Bagelen Gedungtatan Tahun Pelajaran 2011-2012.

b. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas 5 SDN V Bagelen Gedungtatan Tahun Pelajaran 2011-2012.

1.5.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat Penelitian Tindakan Kelas tentang penerapan model pembelajaran penggunaan alat peraga mata pelajaran IPA di kelas 5 SDN V Bagelen Gedungtataan Kabupaten Pesaawaran adalah sebagai berikut : a. Manfaat bagi siswa

1) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, sehingga meningkatkan motivasi dan minat siswa. 2) Siswa lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi

disajikan dalam kerangka tema yang jelas.

3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan sehingga hasil belajar dapat bertahan lama.

4) Siswa dapat meraih nilai yang baik setelah barakhirnya pembelajaran.


(6)

1) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang menggunakan alat peraga dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan, dan merefleksi proses kegiatan pembelajaran.

2) Memberikan keterampilan kepada guru dalam menyusun perencanaan, melaksanakan dan melakukan penilaian dalam pembelajaran.

3) Memberikan keterampilan kepada guru dalam merefleksi dan memecahkan masalah yang timbal dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

c. Manfaat bagi Institusi (Sekolah)

1) Memberikan kesempatan kepada sekolah sebagai penyelenggara pendidikan dalam mengatur dan melaksanakan pendidikan secara utuh dan mandiri.

2) Memberikan kebebasan yang lebih bagus kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program-program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

3) Meningkatkan mutu hasil prestasi siswa, khususnya pada mata pelajaran IPA.

4) Menciptakan sekolah yang kondusif, aman dan penuh dengan rasa kekeluargaan, sebagai tempat belajar dan bermain bagi siswa.


(7)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Aktivitas Belajar Siswa

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, aktivitas adalah keaktifan; kegiatan; kerja yang dilakukan ditiap tiap bagian. Sedangkan menurut Hornby (1973:11), aktivitas adalah menjadikan sibuk, atau ketika seseorang selalu menggunakan waktunya secara penuh. Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah suatu kegiatan atau kesibukan didalam mengerjakan suatu pekerjaan, baik jasmani maupun rohani.

Dalam keseluruhan proses pendidikan khususnya disekolah, kegiatan belajar atau aktivitas belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Menurut WS. Winkel (1983:48) aktivitas belajar adalah segala kegiatan belajar siswa yanag menghasilkan suatu perubahan khas yaitu hasil belajar yang akan tampak melalui proses belajar yang dicapai.

Menurut Abu Ahmadi (1995:81) aktivitas belajar adalah seluruh perasaan dan kemauan yang dikerahkan agar tetap menjadi giat untuk mendapatkan hasil belajar yang sebanyak banyaknya.

Berdasarkan pendapat pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa aktivitas belajar yaitu seluruh kegiatan siswa yang dilakukan untuk


(8)

mendapatkan hasil belajar yang sebanyak banyaknya melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Aktivitas belajar merupakan proses aktif dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis.

2.2. Belajar

Banyak jenis kegiatan yang oleh kebanyakan orang dapat disepakati sebagai perbuatan belajar misalnya meniru ucapan kalimat, mengumpulkan perbendaharaan kata, mengumpulkan fakta-fakta, menghafalkan lagu, menghitung dan mengedakan soal-soal matematika dan sebagainya. Tidak semua kegiatan dapat digolongkan sebagai kegiatan belajar. Dengan kenyataan tersebut, terdapat banyak definisi tentang belajar, antara lain:

adalah proses memperoleh pengetahuan dalam pengalaman bentuk pola-pola sambutan peri

psiko fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan

D

tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan, bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang ada


(9)

pada individu berkat pengalaman dan latihan. Belajar merupakan proses dasar dan perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang.

2.3. Hasil Belajar

Setiap kegiatan belajar siswa tentu memiliki tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran dapat di lihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar belajar biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu pencapaian atau keberhasilan dalam tujuan yang di butuhkan suatu rencana strategi. rencana tersebut adalah suatu proses bukan diperoleh secara tiba-tiba, tetapi memerlukan kerja yang giat. Untuk lebih jelasnya diperlukan keterangan dan ahlinya, maka disini ada beberapa keterangan dari beberapa ahli diantaranya E Mulyasa (2008:212), menyatakan bahwa hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan ferajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Menurut Aunurrahman (2009:37) hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan tingkah laku.

Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pengertian hasil belajar yaitu hasil usaha yang dicapai dari usaha yang


(10)

maksimal yang dikerjakan seseorang setelah mengalami proses belajar mengajar atau setelah mengalami proses interaksi dengan lingkungannya guna memperoleh ilmu pengetahuan dan akan menimbulkan perubahan tingkah laku yang bersifat relatif menetap dan tahan lama.

2.4. Penggunaan Alat Peraga

Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran penggunaan alat bantu pembelajaran/alat peraga. Pembelajaran penggunaan alat peraga adalah pembelajaran yang menggunakan alat bantu pembelajaran pada siswa untuk mengaktualisasikan materi yang bersifat abstrak menjadi konkrit sehingga memudahkan pemahaman, menaruh minat, motivasi dan kreativitas serta hasil belajar siswa secara nyata. Melalui alat bantu pem-belajaran/alat peraga akan banyak memberikan keuntungan di antaranya : 1) Siswa lebih mudah memusatkan perhatian pada suatu mata pelajaran

yang diberikan oleh guru.

2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar mata pelajaran yang disampaikan oleh guru.

3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan. 4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan

mata pelajaran dengan pengalaman pribadi siswa.

5) Siswa lebih mampu merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konsep yang jelas.


(11)

6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomuniasi dalam situasi nyata untuk mengembangkan suatu kemampuan satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.

7) Guru dapat menghemat waktu karena penggunaan alat bantu pembelajaran memudahkan guru dalam mengkomunikasikan aspek pembelajaran kepada siswa sekaligus dapat mempersiapkan dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.

Di bawah ini ada beberapa hal penting dalam pembelajaran penggunaan alat peraga, yaitu :

1) Landasan Pembelajaran Menggunakan Alat Peraga

Landasan pembelajaran menggunakan alat bantu pembelajaran atau alat peraga pembelajaran berdasarkan landasan-landasan teoritis sebagai berikut :

a) Landasan Filosofis

Dalam pembelajaran penggunaan alat bantu pembelajaran/alat peraga sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu progresivisme, konstruktivisme dan humanisme. Aliran Progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sebuah kegiatan, suasana yang alamiah (natural) dan memperhatikan pengalaman. Aliran Konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experence) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya


(12)

melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sengat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

b) Landasan Psikologis

Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan pesrta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

c) Landasan Yuridis

Dalam pembelajaran temtik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 tentang perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan sdan pengajaran dalam rangka pengembangan


(13)

pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (Pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal I-b).

2) Arti Penting Pembelajaran Menggunakan Alat Peraga

Pembelajaran menggunakan alat peraga pada keterlibatan siswa dalam proses belajar scara aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memperoleh konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori oleh para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Pieget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pembelajaran menggunakan alat peraga lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat


(14)

membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).

Beberapa ciri khas dari pembelajaran penggunaan alat peraga, antara lain : a) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar;

b) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran bertolak dari minat dan kebutuhan siswa;

c) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;

d) Membentu mengembangkan keterampilan berpikir siswa;

e) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya ; dan f) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama,

toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain..

Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan alat peraga akan diperoleh beberapa manfaat, yaitu :

a) Dengan menggabungkan beberapa kompetisi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

b) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir.


(15)

c) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses materi yang tidak terpecah-pecah.

d) Dengan adanya pemanduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.

3) Karakteristik Pembelajajaran Penggunaan Alat Peraga

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, penggunaan alat peraga memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :

a) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (Studeent Centered ), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatklan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (Direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini siswa dihadapkan terus pada sesuatu yang nyata (konkrit)

c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menajdi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran


(16)

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pebelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapapi dalam kehidupan sehari-hari

e) Bersifat Fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana Guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

f) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa-siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhanya.

g) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

2.5. IPA

IPA merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang pengetahuan alam dan saints dewasa ini dilandasi oleh perkembangan IPA di bidang teori fisika, kimia dan biologi. Untuk menguasai dan mengembangkan pengetahuan di masa depan diperlukan penguasaan IPA yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran IPA perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.


(17)

Kompetisi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran pembelajaran IPA yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model IPA, menyelesaikan masalah dan menafsirkan solusinya.

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran IPA hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (Consectual Problem). Dengan mengajukan masalah konsekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep IPA. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. (Standar isi KTSP, 2007 : 416).

Agar pelaksanaan pembelajaran IPA tersebut menjadi pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan (PAKEM), salah satu solusinya adalah dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan alat peraga. Dibawah ini beberapa hal penting yang berhubungan dengan IPA SD yang bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :


(18)

a) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model pembelajaran IPA, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

b) Memiliki sikap menghargai kegunaan Ilmu Pengatahuan Alam dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari IPA serta sikap positif dan percaya pada diri dalam pemecahan masalah.

2.6. Media Gambar

Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius

(Arsyad, 2002 : 62). Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002 : 62), bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media, media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.

Banyak batasan tentang media, media mengandung pengertian tentang segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi. Dalam hal ini terkandung pengertian sebagaimedium:

Yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar -siswa dan isi pelajaran. Sebagai mediator, dapat pula mencerminkan


(19)

suatu pengertian bahwa dalam setiap sistem pengajaran, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang paling canggih dapat disebut sebagai media. (Gagne, 1988 dalam http://edukasi.kompasiana. com/media-pembelajaran-arti-posisi-fungsi-klasifikasi-karakteristiknya/diakses 23 Agustus 2011).

Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang dikemukakan oleh Oemar bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan

Batasan media seperti ini juga dikemukakan oleh Reiser dan Gagne (dalam Sadiman, dkk., 1990 : 121), yang secara implisit menyatakan bahwa media

pengajaran. Dalam pengertian ini, buku/modul, tape recorder, kaset, video recorder, camera video, televisi, radio, film, slide, foto, gambar, dan komputer adalah merupakan medi

Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa media gambar adalah segala sesuatu yang menyangkut perangkat-perangkat atau alat yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok) dalam bentuk gambar, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.


(20)

2.7. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PTK (Classroom Action Research), yaitu penelitian yang, dilakukan oleh guru di kelasnya (sekolah) tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran.

Tujuan PTK adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga meningkatkan mutu hasil instruksional, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan efisiensi pengolahan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.

PTK digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis meliputi aspek perencanaan. Tindakan, observasi, dan refleksi yang merupakan langkah berurutan dalam satu siklus atau daur yang berhubungan dengan siklus berikutnya. Akar pelaksanaan PTK digambarkan dalam bentuk Spiral Tindakan yang diadaptasi oleh Hopkins dalam Wardani dkk (2007:2.4), sebagai berikut :

Gambar 1. Model PTK Indentifikasi Masalah Identifikasi Masalah Perencanaan Perencanaan Refleksi Rifleksi Observasi Observasi Tindakan Tindakan Perencanaan Ulang UlaPerencanaan Ulang Siklus I Siklus I Siklus II Siklus II Dst Dst


(21)

Dibawah ini beberapa hal penting yang berhubungan dengan PTK, yaitu : 2.7.1. Model-Model PTK

Sebenarnya ada beberapa model yang diterapkan dalam PTKdiantaranya modelKurt Lewin, model Kemmis, dan Mc. Taggart, modelJohn Ellictdan model Dave Ebbutt, tetapi yang paling dikenal dan biasa digunakan adalah model Kemmis & Mc. Taggart. Adapun model PTK dimaksud menggambarkan adanya empat tahap yakni sebagai berikut :

a) Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan (Perencanaan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan.

b) Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan, yaitu impelementasi atau penerapan isi rancangan didalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

c) Tahap 3 : Pengamatan tindakan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.

d) Tahap 4 :Refleksiatau pemantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.

Secara keseluruhan keempat tahap dalam PTK ini membentuk suatu siklus lain secara berkesinambungan seperti sebuah spiral. Namun sebelum keempat tahap ini berlangsung, biasannya diawali oleh suatu tahapan pra PTK, yang meliputi identifikasi masalah, analisa masalah tersusun masalah dan rumusan hipotesis tindakan.


(22)

a) Unsur siswa, dicermati objeknya ketika siswa asik mengikuti proses pembelajaran.

b) Unsur guru, dicermati objeknya ketika guru sedang melakukan proses pembelajaran (mengajar).

c) Unsur materi pembelajaran, dapat dicermati sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.

d) Unsur peralatan atau sarana pendidikan, dicermati objeknya ketiga guru sedang melakukan proses pembelajaran (mengajar) dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar.

e) Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah sebagai tujuan yang harus dicapai.

f) Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas/sekolah maupun di rumahnya.

g) Unsur pengelolaan, merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur.

2.8. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan tujuan penelitian, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Setting Penelitian

3.1.1. Tempat penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan penulis laksanakan di SD Negeri V Bagelen Gedungtatan.

3.1.2. Waktu penelitian

Pelaksanaan tindakan ini penulis laksanakan pada waktu semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012.

3.1.3. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah siswa kelas 5 SDN V Bagelen yang berjumlah 20 orang siswa, yang terdiri dari 10 orang siswa perempuan dan 10 orang siswa laki-laki.

3.1.4. Alat pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi guru dan siswa, dan lembar tes formatif serta dilengkapi dokumentasi dari sekolah.

3.1.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data tentang hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar dilakukan dengan cara sebagai berikut :


(24)

Dengan cara memberikan check list yang dilaksanakan oleh observer selama proses penelitian.

b. Observasi siswa

Dengan cara melakukan kegiatan pembelajaran dan pengukuran aktivitas belajar siswa dalam bentuk lembar observasi untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA

c. Tes

Dengan cara melaksanakan kegiatan evaluasi / ulangan dengan menggunakan instrumen tes berupa pertanyaan dalam bentuk Essay sesuai dengan materi yang diberikan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada akhir pembelajaran.

3.1.6. Teknik Analisis Data

Untuk memperoleh data tentang peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar dilakukan dengan menggunakan Penelitian Kaji Tindak (Penelitian Tindakan Kelas). Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menetapkan kategori aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar dalam beberapa katagori ; Sangat Aktif, Aktif, Cukup Aktif, Kurang Aktif, Tidak Aktif. 2) Menentukan besarnya persentase aktivitas belajar siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar dan menetapkan persentasenya. Dengan menggunakan rumus :


(25)

% 100

% x

N n TP

Dimana:

TP % = Tingkat persentase n = Jumlah skor tiap butir

N = Jumlah skor maksimal (Sudjana, 2005 : 26).

3) Untuk selanjutnya mendeskripsikan data pada setiap siklus setelah siswa diberi tindakan kelas berupa penggunaan media gambar.

3.2. Prosedur Penelitian

3.2.1. Gambaran umum penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research)yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan kegiatan pembelajaran menggunakan media gambar. Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif dan partisipatif. Kolaboratif artinya berkolaborasi atau bekerjasama dangan guru mata pelajaran IPA kelas 5. Sedangkan partisipasi artinya penelitian ini terlibat langsung dalam penelitian. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini berupa pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Pelaksanaan tindakan ini adalah peneliti sebagai guru mata pelajaran IPA.

3.2.2. Rincian Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan untuk dilaksanakan dalam tiga siklus. Jenis penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah partisipan


(26)

yaitu peneliti terlibat langsung dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam penelitian tindakan kelas ada empat langkah yang dapat dilaksanakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (Susilo:19).

a) Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan

Dalam kegiatan perencanaan, peneliti melakukan persiapan-persiapan untuk tindakan yang dilakukan, seperti melakukan prasurvei untuk menggali kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa, merencanakan perbaikan, menyiapkan lembar pengamatan untuk melakukan observasi dan sebagainya.

b) Tindakan

Melaksanakan tindakan pelaksanaan yang telah direncanakan dalam praktik yang sesungguhnya dan peneliti mengamati implementasi tindakan yang dlakukan oleh guru. Pengamatan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti pengamatan dengan lembar pengamatan atau dengan alat bantu lainnya.

c) Observasi

Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran.

d) Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, peneliti melakukan refleksi, hasil refleksi merupakan masukan tindakan selanjutnya. Dengan melakukan refleksi peneliti akan memiliki wawasan yang akan membantu dalam menafsirkan datanya.


(27)

Kemudian secara jelas tahapan pada siklus dapat digambarkan seperti tabel di bawah ini :

Tabel 1: Siklus penelitian

No SIKLUS KEGIATAN STRATEGI PROSES PEMBELAJARAN 1 SIKLUS I Perencanaan Tindakan : Identifikasi Masalah

a) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM

b) Menentukan pokok pembahasan,

c) Mengembangkan sekenario d) Menyiapkan sumber belajar

pokok bahasan cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya

e) Mengembangkan format evaluasi

f) Mengembangkan format obsevasi pembelajaran Pelaksanaan

Tindakan

Menerapkan tindakan yang mengacu pada sekenario rencana tindakan

Pengamatan Tindakan

a) Melakukan observasi dengan memakai format observasi b) Menilai hasil tindakan

dengan mengunakan format penilaian

Refleksi Tindakan

a) Melakukan eveluasi tindakan yang telah dilakukan,

meliputi evaluasi mutu, jumlah waktu dan setiap jenis tindakan

b) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang sekenario

pembelajaran

c) memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya


(28)

2 SIKLUS II

Perencanaan Tindakan

a) Menyiapkan kegiatan pembelajaran Tahap II b) Identifikasi masalah dan

penetapan alternatif pemecahan masalah

c) Menyiapkan segala sesuatu yang digunakan pada pembelajaran IPA pokok bahasan cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya

d) Menyiapkan instrumen yang digunakan yaitu: lembar observasi aktivitas siswa, tes formatif dalam bentuk tes tertulis pilihan ganda dan kuesioner.

Tindakan Pelaksanaan Tindakan II Observasi Pengumpulan data tahap II Observasi Pengumpulan data tahap II Refleksi Evaluasi tahap II

Sumber : Olahan Penulis

Dengan kata lain, paparan siklus di atas terdiri dari tiga siklus, masing-masing siklus dibagi menjadi tiga pertemuan, tiap siklus terdiri dari tiga perencanaan, tiga kali tindakan dan tiga kali refleksi. Refleksi pada tiap pertemuan dirangkum kembali secara keseluruhan agar diperoleh gambaran secara umum dalam setiap siklusnya, demikian juga rencana terevisinya. Tiap-tiap langkah tersebut disertai diskusi dan observasi bersama guru bidang studi IPA.

Sementara itu, rancangan kegiatan yang akan dilakukan pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

a) Rencana Tindakan

Pada tahap ini peneliti merancang tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian yaitu meliputi prasurvey, menentukan tujuan


(29)

pembelajaran, membuat rencana pembelajaran, merancang instrumen, membuat lembar observasi dan alat eveluasi untuk tiap pertemuan.

Adapun rincian langkah-langkah yang akan dilakukan sebagai berikut :

i. Prasurvey dan pengamatan mengenai kondisi sekolah, kondisi kelas, kondisi siswa, sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran, dan metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

ii. Merumuskan tujuan pembelajaran yaitu penggunaan alat peraga dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPA.

iii. Mempersiapkan rencana pembelajaran dengan materi cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

iv. Membuat rancangan instrumen.

v. Menyiapkan lembar observasi belajar siswa dan catatan lapangan.

b) Pelaksanaan Tindakan(action)

Pada saat tindakan, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam pelajaran IPA. Pelaksanaan tindakan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan. Selain itu, peneliti


(30)

mengamati keaktifan siswa dalam proses belajar dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan.

c) Observasi

Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, dan yang menjadi pengamatan dalam observasi adalah proses kegiatan selama pembelajaran berlangsung yang meliputi aktivitas siswa, guru dan hasil belajar siswa.

d) Refleksi

Refleksi dilakukan bersama dengan observer. Dalam kegiatan refleksi, dilakukan diskusi mengenai masalah yang menjadi kendala saat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, lalau didusun rencana tindakan untuk mengatasi masalah tersebut.

Peneliti melakukan refleksi dari apa yang dilaksanakan. Refleksi yang dilakukan peneliti diantaranya ; 1) Mencatat hasil observasi, 2) Mengevaluasi hasil observasi, 3) Menganalisis hasil pembelajaran, 4) Memperbaiki kelemahan untuk daur (siklus) berikutnya.


(31)

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil hasil penelitian tindakan kelas yang telah penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

5.1.1. Dengan melakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga berupa gambar pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas belajar pada siswa kelas V SD Negeri 5 Bagelen Kecamatan Gedongtataan Kab. Pesawaran-Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012, pada siklus I didapatkan rata-rata peningkatan aktivitas belajar siswa dengan katagori Sangat Aktif sebesar 0 %, Aktif 10 %, Cukup Aktif 15 %, Kurang Aktif 37,5 % dan Tidak Aktif Sebesar 37,5 %. Dan siklus II peningkatan aktivitas belajar siswa dengan katagori Sangat Aktif sebesar 20 %, Aktif 72,5 %, Cukup Aktif 7,5 %, Kurang Aktif 0 % dan Tidak Aktif Sebesar 0 %.

5.1.2. Dengan melakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga berupa gambar pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V SD Negeri 5 Bagelen Kecamatan Gedongtataan Kab. Pesawaran-Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan perolehan hasil belajar siswa pada siklus I dalam katagori Tuntas sebesar 15 % dan Tidak Tuntas sebesar 85 % dan meningkat pada siklus II dengan perolehan nilai katagori Tuntas sebesar 90 % dan Tidak Tuntas sebesar 10 %.


(32)

Bertolak dari kesimpulan tersebut, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

5.2.1. Guru dapat lebih mengembangkan metode mengajar lebih kreatif lagi untuk dapat mengingkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

5.2.2. Guru hendaknya dapat menggunakan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran pada kegiatan pembelajaran karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA. 5.2.3. Guru dapat lebih mengembangkan inovasi-inovasi dalam kegiatan

pembelajaran sehingga tujuan dati kegiatan belajar yaitu hasil belajar siswa dapat tercapai.


(33)

i

(Skripsi)

OLEH S U S M I Y A T I NPM. 1013109060

PROGRAM STUDI S1 PGSD DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2012


(34)

ii

Oleh

S U S M I Y A T I Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM STUDI S1 PGSD DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2012


(35)

iii

Oleh Susmiyati

Berbicara tentang proses pembelajaran di sekolah kita sering merasa kecewa, apalagi jika dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Walaupun kita mengetahui bahwa banyak siswa yang mampu menyajikan hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, pada kenyataannya mereka betul-betul tidak memahami secara mendalam pengetahuan yang bersifat hafalan. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan (isi atau materi ajar) dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan (siswa/pebelajar atau mungkin juga guru). Untuk mengatasi kemungkinan hambatan-hambatan yang terjadi selama proses pembelajaran, maka sedapat mungkin dalam penyampaian pesan (isi/materi ajar) dibantu dengan bantuan alat peraga berupa gambar. Diharapkan dengan pendekatan yang dilakuakan dengan alat peraga berupa gambar, proses pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung lebih efektif dan efisien.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPA dengan menggunakan bantuan alat peraga berupa gambar pada siswa kelas V SD Negeri 5 Bagelen Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012. Pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan instrument berupa lembar pengamatan (observasi) guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan alat peraga berupa gambar dapat meningkatkan aktivitas pada siklus I dengan katagori Sangat Aktif sebesar 0 %, Aktif 10 %, Cukup Aktif 15 %, Kurang Aktif 37,5 % dan Tidak Aktif Sebesar 37,5 %, dan siklus II peningkatan aktivitas belajar siswa dengan katagori Sangat Aktif sebesar 20 %, Aktif 72,5 %, Cukup Aktif 7,5 %, Kurang Aktif 0 % dan Tidak Aktif Sebesar 0 %. dan hasil belajar siswa pada siklus I dalam katagori Tuntas sebesar 15 % dan Tidak Tuntas sebesar 85 % dan meningkat pada siklus II dengan perolehan nilai katagori Tuntas sebesar 90 % dan Tidak Tuntas sebesar 10 %.


(36)

iv

NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : SUSMIYATI

NPM : 1013109060

Program Studi : S.I PGSD Dalam Jabatan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung

Drs. Baharrudin Risyak, M.Pd.

NIP. 195105071981031002

Dosen Pembimbing,

Drs. Sarengat, M.Pd.


(37)

v

Penguji :Drs. Sarengat, M.Pd. ( )

Penguji

Buka Pembimbing :Drs. Tambat Usman, M.Pd. ( )

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP.19600315 198503 1 003


(38)

vi

1. Tugas akhir dengan judul Peningkatan aktivitas dan hasil belajar melalui penggunaan alat peraga gambar pada siswa kelas V SD Negeri 5 Bagelen Gedungtataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012, adalah karya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan atas karya penuis lain dengan cara yang tidak sesuai dengan etika ilmiah yang berlaku dalam masyarakat akademik atau yang disebutPlagiatisme.

2. Hak intelektual atas karya ilmiah ini diserahkan sepenuhnya kepada Universitas Lampung.

Atas pernyataan ini apabila dikemudian hari ternyata ditemukan adanya ketidak benaran, saya bersedia menanggung akibat dan sanksi yang diberikan kepada saya, saya bersedia dan sanggup dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku.

Bandar Lampung, Februari 2012 Pembuat Pernyataan,

SUSMIYATI


(39)

vii

Suamiku tercinta Sutaryadi, yang selalu mendampingi dan memberi

motivasi demi keberhasilanku.

Ibunda dan Ayahanda yang selalu membimbing dan mendo akan

keberhasilanku.

Anak-anakku yang kusayangi fajar adi Susilo, Melati Dwi Jayanti,

Tri Sujatmiko, Rahmad Darmawan, terima kasih atas dukungannya

kepada ibunda.

Rekan-rekan satu angkatan yang tidak sempat saya sebutkan

namanya satu-persatu, terima kasih atas perhatian yang diberikan.


(40)

viii

yang tegar k e t i k a j a t u h (Fauzan Nizar)


(41)

ix

pasangan Ibu dan Bapak Purwosuwito

Pendidikan yang pernah penulis tempuh adalah :

1. Sekolah Dasar (SD) Negeri Sukaraja Gedungtataan

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Gedungtataan 3. Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Pringsewu

4. Diploma Madya (D.II) UT.Gedungtataan

5. Kuliah di Universitas Lampung (UNILA), Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi PGSD masuk tahun 2010.


(42)

x

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga dengan ridho Nya Penulis dapat menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas pada Program S.1 PGSD Dalam Jabatan Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini perkenankanlah Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada mereka yang telah memberikan bantuan dan saran sampai selesainya laporan ini, khususnya kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman M.Si., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Drs. Tambat Usman, M.P.d., M.S., selaku Dosen Pembahas. 3. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd., selaku Pembimbing.

4. Bapak Drs. Baharrudin Risyak, M.Pd., selaku ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Unila.

5. Kepala Sekolah SD Negeri 5 Bagelen.

6. Bapak dan Ibu Dewan Guru SD Negeri 5 Bagelen yang telah membantu pelaksanaan observasi dan perbaikan pembelajaran.

7. Rekan-rekan Mahasiswa S.1 PGSD Dalam Jabatan Unila sebagai rekan diskusi dalam pelaksanaan pembelajaran dan penyusunan laporan ini.

Kepada mereka Penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian rasa terima kasih yang tulus dengan iringan semoga Alloh SWT memberikan balasan yang setimpal sesuai dengan amal baiknya. Pada akhirnya Penulis


(43)

xi

Bagelen, Februari 2012 Penulis,

S U S M I Y A T I NPM. 1013109060


(44)

xii

ABSTRAK... iii

HALAMAN PERSETUJUAN... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

PERSEMBAHAN... vii

MOTTO... viii

RIWAYAT HIDUP... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Rumusan Masalah ... 3

1.4. Pemecahan Masalah ... 3

1.5. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar Siswa ... 7

2.2. Belajar ... 8

2.3. Hasil Belajar... 9

2.4. Penggunaan Alat Peraga ... 10

2.5. Mata Pelajaran IPA ... 17

2.6. Media Gambar... 18

2.7. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 20

2.8. Hipotesis... 23


(45)

xiii

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 33 4.2. Hasil Penelitian ... 34 4.3. Pembahasan ... 62

BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan ... 66 5.2. Saran... 67

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(46)

xiv

1. Siklus I (satu) ... 28 2. Keadaan siswa SD Negeri 5 Bagelen Kec. Gedongtataan ... 33 3. Keadaan Guru SD Negeri 5 Bagelen Kec. Gedongtataan... 34 4. Distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA pada

Siklus I (satu) ... 42 5. Distribusi frekuensi hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA pada

Siklus I (satu) ... 44 6. Aktivitas kegiatan guru pada siklus I (satu)... 45 7. Distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA pada

Siklus II (dua) ... 56 8. Distribusi frekuensi hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA pada

Siklus II (dua) ... 57 9. Aktivitas kegiatan guru pada siklus II (dua) ... 59


(47)

xv

1. Gambar Model PTK ... 21 2. Grafik aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran IPA

pada siklus I (satu) ... 43 3. Grafik hasil belajar siswa pada pelajaran IPA pada siklus I (satu)... 45 4. Grafik aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran IPA

pada siklus II (dua) ... 57 5. Grafik hasil belajar siswa pada pelajaran IPA pada siklus II (dua) ... 58 6. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dari Siklus I sampai

Siklus II... 63 7. Grafik Peningkatan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran dari Siklus I

sampai Siklus II ... 64 8. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa dari Siklus I sampai


(48)

Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, BSNP 2006.

Gagne, R.M., Briggs, L.J & Wager, W.W. 1988.Principles of Instruction Design, 3rd ed. New York: Saunders College Publishing dalam

http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/18/media-pembelajaran-arti-posisi-fungsi-klasifikasi-dan-karakteristiknya/

I.G.A.K Wardani, Kuswaya Wihardit, Noehl Nasoetion. Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka, Jakarta 2004.

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan, Standar Isi, Departemen Pendidikan Nasional 2007

Oemar Hamalik, 2000, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito.

Sudjana, 2005.Metoda Statistik,Tarsito, Bandung.

Nasution. S. 1998.Sosiologi Pendidikan,Bandung : Remaja Rosdakarya.

Thursan Hakim, Metode Penelitian Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung 2005.

Victor Cogen, Ed.D., Melejitkan Prestasi Anak (Terjemahan oleh Andi Yuniarto), Pustakah Hidayah, Bandung 2006.


(1)

menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, namun Penulis tetap berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi Penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Bagelen, Februari 2012 Penulis,

S U S M I Y A T I NPM. 1013109060


(2)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

ABSTRAK... iii

HALAMAN PERSETUJUAN... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

PERSEMBAHAN... vii

MOTTO... viii

RIWAYAT HIDUP... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Rumusan Masalah ... 3

1.4. Pemecahan Masalah ... 3

1.5. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar Siswa ... 7

2.2. Belajar ... 8

2.3. Hasil Belajar... 9

2.4. Penggunaan Alat Peraga ... 10

2.5. Mata Pelajaran IPA ... 17

2.6. Media Gambar... 18

2.7. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 20

2.8. Hipotesis... 23 BAB III. METODE PENELITIAN


(3)

3.1. Setting Penelitian ... 24 3.2. Prosedur Penelitian ... 26 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 33 4.2. Hasil Penelitian ... 34 4.3. Pembahasan ... 62 BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan ... 66 5.2. Saran... 67 DAFTAR PUSTAKA


(4)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Siklus I (satu) ... 28 2. Keadaan siswa SD Negeri 5 Bagelen Kec. Gedongtataan ... 33 3. Keadaan Guru SD Negeri 5 Bagelen Kec. Gedongtataan... 34 4. Distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA pada

Siklus I (satu) ... 42 5. Distribusi frekuensi hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA pada

Siklus I (satu) ... 44 6. Aktivitas kegiatan guru pada siklus I (satu)... 45 7. Distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA pada

Siklus II (dua) ... 56 8. Distribusi frekuensi hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA pada

Siklus II (dua) ... 57 9. Aktivitas kegiatan guru pada siklus II (dua) ... 59


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambar Model PTK ... 21 2. Grafik aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran IPA

pada siklus I (satu) ... 43 3. Grafik hasil belajar siswa pada pelajaran IPA pada siklus I (satu)... 45 4. Grafik aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran IPA

pada siklus II (dua) ... 57 5. Grafik hasil belajar siswa pada pelajaran IPA pada siklus II (dua) ... 58 6. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dari Siklus I sampai

Siklus II... 63 7. Grafik Peningkatan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran dari Siklus I

sampai Siklus II ... 64 8. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa dari Siklus I sampai


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 1995,Pengantar Metode Didaktif.Amrico: Bandung.

Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, BSNP 2006.

Gagne, R.M., Briggs, L.J & Wager, W.W. 1988.Principles of Instruction Design,

3rd ed. New York: Saunders College Publishing dalam

http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/18/media-pembelajaran-arti-posisi-fungsi-klasifikasi-dan-karakteristiknya/

I.G.A.K Wardani, Kuswaya Wihardit, Noehl Nasoetion. Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka, Jakarta 2004.

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan, Standar Isi, Departemen Pendidikan Nasional 2007

Oemar Hamalik, 2000, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito.

Sudjana, 2005.Metoda Statistik,Tarsito, Bandung.

Nasution. S. 1998.Sosiologi Pendidikan,Bandung : Remaja Rosdakarya.

Thursan Hakim, Metode Penelitian Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung 2005.

Victor Cogen, Ed.D., Melejitkan Prestasi Anak (Terjemahan oleh Andi Yuniarto), Pustakah Hidayah, Bandung 2006.


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 5 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 15 50

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 10 48

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 50

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGAPADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 7 BAGELEN KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012

0 10 67

PENGGUNAAN MEDIA PETA TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GUNUNG REJO KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 15 52

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 53

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DI SDN 1 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 6 61

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PRAKTIKUM MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI BANJAR AGUNG UDIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

9 79 56

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DI KELAS V SD NEGERI 2 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

0 12 34