Problematika Proses Belajar Mengajar Tahfidz Al Qur’an di SD Plus Tahfizhul Qur’an An-Nida Salatiga - Test Repository

  

PROBLEMATIKA PROSES BELAJAR MENGAJAR TAHFIDZ

AL QUR’AN DI SD PLUS TAHFIZHUL QUR’AN AN NIDA

SALATIGA

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :

BOB ZEUSSA

  

NIM: 111 09 152

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

ِسانلِل ْمُهُعَفْنَأ ِسانلا ُرْيَخ

  “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni).

  

PERSEMBAHAN

  Setelah berjuang mencapai kesuksesan dalam belajar, dengan segenap cinta dan ketulusan hati, skripsi ini penulis persembahkan untuk orang-orang yang telah mendorong untuk selalu memperjuangkan mimpinya: 1.

  Bapak Bambang Supriyanto & Ibu Karyatun selaku orangtuaku tercinta

  Jazakumullah bi akhsanil jaza’ atas semua yang telah diberikan selama ini,

  juga untuk setiap do’a yang dengan tulus diberikan, semoga Allah meridhai.

KATA PENGANTAR

  Segala puji hanya bagi Allah swt yang memuliakan kita dengan risalah mulia

  

Dinul Haq , sebuah risalah yang memberikan jaminan kemuliaan bagi siapa saja yang

  mengamalkannya secara kaffah. Sholawat & salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw sang pembawa risalah yang mulia ini, sahabat dan orang-orang yang tetap istiqomah menegakkan agama ini.

  Tak ada kesulitan diiringi kemudahan, tak ada keberhasilan diiringi dengna usaha, sebuah proses merupakan pelajaran yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa dorongan, motivasi, bantuan dari orang-orang terdekat.

  Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu Tarbiyah IAIN Salatiga. Dengan terselesaikannya skripsi initidak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

  4. Ibu Dra. Ulfah Susilawati, M.SI selaku dosen pembimbing yang dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta telah berkenan meluangkan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan perpustakaan dan bagian administrasi yang telah banyak membimbing dan membantu dalam penyelesaian skripsi.

  6. Bapak, Ibu, kakak, adik, dan seluruh keluargaku di rumah yang telah mendo’akan.

  7. Mahasiswa STAIN Salatiga, PAI kelas E tahun 2009.

  8. Dewan guru dan orang tua siswa SD Plus Tahfizhul Qur’an An Nida Salatiga, yang telah bersedia sebagai objek penelitian.

  9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

  Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan balasan kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menambah khasanah keilmuannya.

  Salatiga, 15 September 2016 Penulis

BOB ZEUSSA

  

ABSTRAK

Zeussa, Bob. 2016.

  Problematika Proses Belajar Mengajar Tahfidz Al Qur’an di SD Plus Tahfizhul Qur’an An-Nida Salatiga. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama

  Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Ulfah Susilawati, M.SI Kata kunci: problematika, tahfidz Al Qur’an.

  Latar belakang penelitian ini adalah bahwa dalam pendidikan secara operasional menjadi kewajiban umat Islam untuk selalu menjaga dan memelihara Al- Qur’an, salah satunya ialah dengan menghafalkannya. Namun pada kenyataannya masih sedikit orang Islam yang mau menghafalkan Al-

  Qur’an. SD PTQ An-Nida Salatiga mempunyai perhatian khusus terhadap pembelaj aran Tahfidzul Qur’an. akan tetapi dalam pembelajaran tahfizhul Qur’an pastinya akan ditemui berbagai kendala. Berdasarkan kenyataan di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1) Bagaimana proses pembelajaran tahfidz Al-

  Qur’an di SD Plus Tahfidz Al-Qur’an An nida? 2) Bagaimana problematika (permasalahan) yang terjadi dalam proses pembelajaran tahfidz Al-

  Qur’an di SD Plus Tahfidz Al-Qur’an An nida? 3) Apa solusi yang bisa dilakukan terhadap problematika (permasalahan) pembelajaran tahfidz Al-

  Qur’an di SD Plus Tahfidz Al-Qur’an An nida?. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), dengan pendekatan deskriptif menggunakan

  

purposive sampling . Metode pengumpulan data menggunakan wawancara,

  dokumentasi dan observasi. Analisis data bersifat deskriptif kualitatif dan menggunakan cara pentahapan secara berurutan serta interaksionis. Hasil penelitian ini berupa problematika pembelajaran Tahfidzul Qur’an dan solusinya di SD PTQ An-Nida, yaitu : : a) Faktor peserta didik: Usia yang belum matang untuk dimasukkan ke sekolah dasar, daya tangkap masing-masing siswa yang berbeda-beda, faktor kemauan dari anak yang kurang, belum bisa baca tulis Al Qur’an atau kurang lancar dalam membaca Al Qur’an, bahkan ada yang masih tahap membaca buku Iqro’, sifat malas yang ada pada siswa, ketika dirumah sering bergaul dengan anak-anak yang malas terutama malas dalam menghafal Al Qur’an. b) Faktor tenaga pendidik yang kurang, c) Faktor eksternal (orang tua dan lingkungan rumah). Solusi dari kendala dan problem yang diberikan oleh penulis adalah: a) Faktor peserta didik: 1.

  Melakukan seleksi penerimaan siswa baru, 2. menambah tenaga pendidik untuk memberikan bimbingan ke siswa yang membutuhkan, 3. Dirumah orang tua juga harus memotivasi anak, 4. Guru membimbing bacaan siswa sebelum menghafal dengan memperhatikan tajwid dan makhroj hurufnya dan siswa hendaknya sering membaca Al Qur’an, 6. Guru dan orang tua menumbuhkan cinta anak terhadap Al Qur’an dengan memberikan tauladan yang baik,7. Siswa dapat bergabung dengan kelompok penghafal Al Qur’an supaya saling membantu dan memberi motivasi.

  

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………….. ii

  

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………............... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……………………………………….. iv

MOTTO…………………………………………………………………………… v

PERSEMBA

  HAN………………………………………………………………… vi

KATA PENGANTAR……………………………………………………………. vii

ABSTRAK

  ………………………………………………………………………... ix

DAFTAR ISI……………………………………………………………………… x

  BAB I. P ENDAHULUAN…………………………………………....…………… 1 A. Latar Belakang Masalah……………………………………….................. 1 B. Rumusan Masalah...……………………………………….……................ 3 C. Tujuan Penelitian………………………………………………................. 3 D. Manfaat Penelitian……………………………………………...…............ 4 E. Penegasan Istilah………………………………………………................. 5 F. Metode Penelitian…………………………………………………............ 7 G. Sistematika Penulisan Skripsi……………………………………………… 11 BAB II. KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………... 13 A.

  13 Pembelajaran ……………………………………..................................

  1.

  13 Pengertian Proses Pembelajaran….…………………........................

  2. Pendekatan Sistem dalam Proses Pembelajaran……………………… 14

  3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran…………………… 17 B. Metode…………………………………….……………………………… 19 1.

  Pengertian Metode……………………………………………………. 19 2. Metode Menghafal Al Qur’an………………………………………… 20 C. Tahfidz Al Qur’an………………………………………………………… 27 1.

  Definisi Al Qur’an…………………………………………............... 27 2. Definisi Menghafal Al Qur’an………………………………….......... 27 3. Hukum Menghafal Al Qur’an……………………………………….... 28 4. Faedah Terpenting dari Menghafal Al Qur’an………………………… 28 5. Kesiapan Dasar Menghafal Al Qur’an………………………………… 30 6. Faktor-Faktor Pendukung Menghafal Al Qur’an……………………… 31 D. Problematika Pembelajaran Tahfizhul Qur’an dan Solusinya…………….. 32

  BAB III. PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN…………………. 34 A. Gambaran Umum Lingkungan Sekolah…………………………………… 34 1. Letak Geografis………………………………………………….......... 34 2. Sejarah…………………………………………………………………. 35 3. Visi dan Misi….……………………………………………………….. 37 4. Struktur Organisasi…………………………………………………….. 38 5. Keadaan Guru dan Karyawan….………………………………………. 39 6. Keadaan Siswa……………………………………………………….... 41 7. Program Unggulan Sekolah…………………………………………… 42 8. Target Pendidikan……………………………………………………... 43

  9. Model Pembelajaran…………………………………………………… 44 10.

  Ekstrakurikuler………………………………………………………… 44 11. Sarana dan Prasarana…………………………………………………... 45 12. Kegiatan Pembelajaran………………………………………………… 48 B. Profil Responden…………………….……………………………............. 49

  BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………............. 51 A. Pelaksanaan Pembelajaran Tahfizhul Qur’an di SD Plus Tahfizhul Qur’an An- Nida Salatiga

  52 ….........………...........................................……………..

  1. Waktu Belajar…………………………………………………………. 52 2.

  Tujuan Pembelajaran tahfizhul Qur’an………………………………... 53 3. Metode Pembelajaran tahfizul Qur’an………………………............... 54 4. Problematika Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di SD PTQ An-Nida…. 57 B. Analisis Data…...………………………………………………………….. 59 1.

  Problematika Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di SD PTQ An-Nida….. 59 2. Solusi Problematika Pembelajaran Tahfizhul Qur’an di SD PTQ An-Nida

  Sal atiga…………………………………………………………………. 63

  

BAB V. PENUTUP…......................................………………………………….. 68

A.

  68 Kesimpulan.........................................................................................

  B.

  Saran.................................................................................................. ……. 69

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana terbaik untuk mencipatakan suatu generasi

  yang baik. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidiknya. H. M. Arifin mendefinisikan pendidikan sebagai usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian, serta kemampuan dasar anak didik dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal. Dengan pendidikan, seorang dapat menguasai dunia dan tidak terikat lagi oleh batas-batas uang membatasi dirinya. Seperti yang diungkap oleh Muhammad Abduh, tokoh pembaharu Muslim, bahwa pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia dan dapat mengubah segala sesuatu.

  Jika kita melihat kepada realitas pendidikan masyarakat Indonesia saat ini, banyak diantara masyarakat kita belum dekat dengan akhlak mulia. Ini merupakan usaha serius bagi bangsa untuk membenahi kekurangan dalam pendidikan, salah satunya yaitu melalui pembelajaran dan menghafal ayat suci Al Qur

  ’an sejak dini. Ini diharapkan mampu memperbaiki kualitas pendidikan dan terwujud manusia yang berakhlak. Adalah sebuah keutamaan dimana seorang muslim dapat mengahafalkan ayat-ayat Al

  Qur’an kemudian dapat mengetahui artinya serta mampu mengamalkan apa yang tertuang dalam Al Qur’an. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al

  Qiyamah ayat 17 & 18:

  • ع ِبَّتاَف ُهَنآرُق اذِإَف ُهانأَرَق * َّنِإ انيَلَع ُهَعمَج ُهَنآرُق َو

  Artinya: “Sesungguhnya atas tanggungan Kami lah mengumpulkannya (di

  

dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya(17). Apabila Kami telah selesai

membacakannya maka ikutilah bacaannya itu”(18).

  Sekiranya hal tersebut yang dimaksudkan dalam pengamalan ayat Al- Qur’an diatas.

  Anak-anak adalah bahan baku yang baik untuk membangun dan memperkokoh bangsa dengan nilai- nilai Qur’ani dan Sunatullah. Pada masa-masa emas tersebut, alangkah baiknya jika orang tua juga berperan aktif memimbing dan membentuk karakter para putra- putrinya dengan mencintai Al Qur’an. Saat ini para orang tua telah terbantu dengan adanya sekolah-sekolah yang mempunyai nilai plus dengan program tahfidz Al Qur’an nya. Sekolah-sekolah tersebut tetap membekali anak-anak dengan materi-materi akademis, akan tetapi mengutamakan pembentukan akhlaq islami lewat menghafal atau tah fidz Al Qur’an. Dengan ini, diharapkan akan tumbuh generasi- generasi penerus bangsa yang cerdas, dengan hafalan Al Qur’an yang kuat dan pengamalan yang baik, serta muncul manusia-manusia berakhlaqul karimah.

  Tentunya dalam proses pembelajaran tahfidz Al Quran sering ditemui banyak problematika. Permasalahan bisa muncul dari banyak aspek; seperti aspek psikologis dan aspek kognitif anak. Salah satu problem yang paling terlihat adalah bagaimana meningkatkan kualitas hafalan Al Qur’an; dimana ini dipandang oleh anak-anak sebagai hal yang sulit. Dari hal-hal itulah yang menginisiasi penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul “PROBLEMATIKA PROSES BELAJAR

  

MENGAJAR TAHFIDZ AL QUR’AN DI SD PLUS TAHFIZUL QUR’AN AN

NIDA SALATIGA . Diharapkan dengan adanya penelitian ini akan ditemukan

  permasalahan- permasalahan yang terjadi proses tahfidz Al Qur’an sehingga muncul solusi untuk metode pembelajaran yang efektif untuk anak-anak menghafal Al-Quran.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dengan hal tersebut dapat diambil rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut; 1.

  Bagaimana proses pembelajaran tahfidz Al-Qur’an di SD Plus Tahfidz Al- Qur’an An Nida? 2.

  Bagaimana problematika (permasalahan) yang terjadi dalam proses pembelajaran tahfidz Al- Qur’an di SD Plus Tahfidz Al-Qur’an An Nida? 3.

  Apa solusi yang bisa dilakukan terhadap problematika (permasalahan) pembelajaran tahfidz Al- Qur’an di SD Plus Tahfidz Al-Qur’an An Nida?

C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan beberapa fokus permasalahan penelitian diatas dapat penulis simpulkan, bahwasannya dapat dirumuskan tentang tujuan penelitian diantaranya:

1. Mengetahui proses pembelajaran tahfidz Al-Qur’an di SD Plus Tahfidz Al- Qur’an An Nida.

  2. Mengetahui problematika (permasalahan) yang terjadi dalam proses pembelajaran tahfidz Al- Qur’an di SD Plus Tahfidz Al-Qur’an An Nida.

  3. Mengetahui solusi-solusi apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi problematika (permasalahan) proses pembelajaran tahfidz Al- Qur’an di SD

  Plus Tahfidz Al-Qur ’an An Nida.

D. Manfaat Penelitian

  Dari tujuan penelitian diatas diharapkan hasil dari penelitian ini mampu memberikan manfaat yang berarti kepada semua pihak yang terkait dalam penelitian tersebut. Adapun manfaat yang dapat diberikan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu; 1.

  Manfaat Teoritis a.

  Memperkaya khasanah pemikiran dan memberikan pengetahuan tentang problematika yang terjadi pada proses pembelajaran tahfidz Al- Qur’an di

  SD Plus Tahfidz Al- Qur’an An Nida.

2. Manfaat Praktis a.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk usaha peningkatan kualitas dalam proses pembelajaran, serta mampu memberikan wawasan dan pengalaman khususnya berkenaan dengan proses pembelajaran tahfidz Al-

  Qur’an kepada para pembaca.

  b.

  Penelitian ini dapat memberikan arahan yang baik untuk dapat melaksanakan kegiatan belajar tahfidz Al- Qur’an dalam mencapai tujuan dari proses pembelajaran tahfidz Al-

  Qur’an.

  c.

  Penelitian ini mampu memberikan solusi secara langsung dalam menghadapi permasalahan yang terdapat dalam proses pembelajaran tahfidz Al- Qur’an di dalam kelas.

  d.

  Dapat memberikan dorongan serta motivasi kepada guru pengajar dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran tahfidz Al- Qur’an dengan baik.

E. Penegasan Istilah 1.

  Problematika Problematika bermakna sesuatu yang masih menimbulkan masalah; masih belum dapat terpecahkan; permasalahan. Sedangkan masalah dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian antara apa yang diharapkan dengan apa yang terlaksana.

  2. Proses Proses menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu yang dilakukan secara terus- menerus. Definisi proses yang lain adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil.

  3. Belajar Belajar secara umum dapat dipahami sebagai tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

  4. Mengajar Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen- komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang harus memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar-mengajar yang tersedia (Hasibuan, Moedjiono 1986:3).

  5. Tahfidz Dalam bahasa Arab tahfidz berasal dari kata khafidza, yahfadzu, khifdzon yang berarti menjaga, memelihara, dan melindungi. Sedang yang dimaksud dengan menghafal Al Qur’an adalah kegiatan mencamkan ayat-ayat Al Qur’an dengan sengaja dan dikehendaki dengan sadar dan sungguh-sungguh.

6. Al Qur’-an

  Al Qur’an asalnya sama dengan qira’ah, yaitu akar kata (masdar-infinitif) dari

  qara’a, qira’atan waqur’anan. Qara’a memiliki arti mengumpulkan dan

  menghimpun. Qira’ah berarti merangkai huruf-huruf dan kata-kata yang teratur.

F. Metode Penelitian

  Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan suatu masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah.

  1. Jenis Penelitian Menurut jenisnya penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research).

  Yaitu penelitian yang bertujuan melakukan studi yang mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa, sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut. Dimana penelitian ini dilakukan di SD Plus Tahfidz An Nida Salatiga.

  2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi belajar. Psikologi berasal dari kata physhe dan logos yang masing-masing kata tersebut memiliki arti “jiwa” dan “ilmu”. Secara harfiah bisa diartikan sebagai ilmu jiwa. Penelitian ini mempunyai ciri khas yang terletak pada tujuannya, yakni mendiskripsikan dengan memahami makna dan gejala pada suatu peristiwa yang akan diteliti.

3. Metode Penentuan Subyek

  Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh, sehingga subyek penelitian dapat berarti orang atau apa saja yang menjadi sumber penelitian. Sebagai penelitian kualitatif, sumber data penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

  Adapun yang menjadi subjek penelitian dan sumber informasi penelitian adalah: a.

  Guru SD Plus Tahfizhul Qur’an An Nida Peneliti akan melakukan interview dengan beberapa guru guna memperoleh data- data yang diperlukan dalam proses pembelajaran Tahfidz Al Qur’an. Jumlah guru yang akan penulis wawancarai yaitu 3 orang.

  b.

  Orang tua siswa SD Plus Tahfizhul Qur’an An Nida Penulis akan mengambil data dari orang tua siswa yang mengikuti Tahfidz Al Qur’an, dengan memberikan beberapa pertanyaan tentang hambatan yang dihadapi siswa ketika dalam metode pembelajaran. Jumlah guru yang akan penulis wawancarai yaitu 2 orang.

4. Metode Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui metode pengumpulan, maka penulits tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian ini ada beberapa metode yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu: a.

  Observasi Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Dalam penelitian ini peneliti terlibat langsung dengan kegiatan dan mengamati subyek sebagai sumber data penelitian. Peneliti menggunakan observasi partisipasif, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. Metode ini juga digunakan untuk mengamati obyek penelitian yaitu lokasi SD Plus Tahfidz An Nida.

  b.

  Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi anatara dua orang, melibatkan seseorang yang memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara dapat diartikan sebagai metode yang digunakan untuk interview dengan subyek penelitian dalam rangka penyimpulan data. c.

  Dokumentasi Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data historis. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar fakta dan data sosial tersimpan dalam bentuk dokumentasi. Metode ini digunakan untuk melengkapi dan memperkuat data-data yang telah ada.

  Penulis mengambil dokumen-dokumen untuk mengetahui jumlah para guru dan para siswa yang mengikuti pembelajaran Tahfidz Al Qur’an, sarana prasarana yang mendukung serta dokumen lainnya yang mendukung penelitian serta untuk mengetahui letak geografis.

5. Uji Keabsahan Data

  Agar data yang disajikan dalam penelitian ini dapat dikatakan valid, maka untuk menguji validasi data tersebut penulis menggunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data untuk keperluan pengukuran kevalidan data, atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Trianggulasi ini dapat ditempuh dengan jalan sebagai berikut: a.

  Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

  b.

  Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. c.

  Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatannya sepanjang waktu.

  d.

  Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang.

6. Metode Analisis Data

  Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Data yang terkumpul berupa catatan lapangan, komentar peneliti, dokumen berupa laporan-laporan yang berkaitan dengan subjek yang diteliti, foto-foto, dan biografi responden. Setelah data terkumpul, maka penulis akan membaca, menganalisis data secara cermat sehingga penulis dapat mengambil kesimpulan dari penelitian.

G. Sistematika Penulisan

  Dalam menyusun skripsi ini, penulis menmbagi menjadi lima bab yang terdiri dari:

BAB I Pendahuluan

  Pada bab ini berisi latar belakang, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II Kajian pustaka Pada bab ini akan diuraikan berbagai pembahasan kajian pustaka yang

  menjadi landasan teoristik penelitian, meliputi teori-teori tentang: Pengertian proses pembelajaran, metode pembelajaran tahfizhul Qur’an, dan problematika pembelajaran tahfizhul Qur’an dan solusinya.

  BAB III Gambaran Umum SD PTQ An-Nida Salatiga Pada bab ini akan dilaporkan berbagai hal mengenai gambaran umum/

  profil SD Plus Tahfizhul Qur’an An-Nida Salatiga yang meliputi: latar belakang historis berdirinya, visi dan misi, tujuan pendidikan, struktur kepengurusan, keadaan guru dan murid, sarana dan prasarana.

  BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini akan diuraikan tentang analisis data hasil wawancara dan interpretasi data mengenai problematika yang dihadapi dan solusinya. BAB V Penutup Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran 1. Pengertian Proses Pembelajaran Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin processus yang berarti

  “berjalan ke depan”. Kata ini merupakan konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengaran pada suatu sasaran atau tujuan (Syah, 2008:113). Sedangkan pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) merupakan sebuah interaksi edukatif antara peserta didik dengan guru, peserta didik dengan lingkungan sekolah, dan peserta didik-guru dengan lingkungan sekolah.

  Pada umumnya para ahli sependapat bahwa yang disebut PBM (proses belajar mengajar) ialah sbeuah kegiatan yang integral (utuh terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar (Syah, 2008:237). Dalam setiap proses belajar mengajar, sekurang-kurangnya terdapat unsur tujuan yang akan dicapai, bahan pelajaran yang menjadi isi proses, peserta didik yang aktif belajar, dan situasi belajar. Pembelajaran sebagai suatu sistem menuntut agar semua unsur tersebut saling berhubungan satu sama lain atau dengan kata lain tidak ada satu unsur yang dapat ditinggalkan agar tidak menimbulkan kepincangan dalam proses belajar mengajar.

  Tidak dapat dipungkiri bahawa seorang guru berperan besar dalam proses pembelajaran. Guru menurut Muhammad Ali merupakan “pemegang peranan sentral proses belajar- mengajar”. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, guru dihadapkan pada siswa yang memiliki berbagai macam karakteristik dan juga dihadapkan pada problem pembelajaran yang terjadi. Seorang guru harus mau dan berusaha mencari penyelesaian berbagai kesulitan itu (Daradjat, 2001:99).

  2. Pendekatan Sistem dalam Proses Pembelajaran

  Pendekatan sistem (system approach) dapat digunakan untuk mencari pemecahan yang tepat dalam proses pembelajaran. Proses dari pendekatan sistem tersebut dapat dilakukan dengan mengenali masalah-masalah yang timbul (indentify

  

problem ), melakukan percobaan-percobaan, membuat semacam hipotesis, dan

mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab hipotesis yang dibuat.

  Seperti diungkapkan oleh Gerlach dan Ely bahwa konsep pendekatan sistem dalam perencanaan pembelajaran terdiri dari 10 komponen atau sub-bab sistem yang saling berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Kesepuluh komponen itu adalah:

  1. Spesifikasi pokok bahasan (Spesification of content) Dilakukan agar pembelajaran mengarah pada satu pokok bahasan dengan memfokuskan pada suatu topik tertentu yang lebih kecil dari pokok bidang studi yang diajarkan. Oleh karena itu, apa yang akan diajarkan hendaknya dipilih pokok bahasan yang lebih spesifik untuk membatasi ruang lingkup bahasan agar apa yang akan disampaikan tersebut akan lebih jelas dan mudah.

  2. Spesifikasi tujuan pembelajaran (Spesification of objective) Tujuan pembelajaran menjadi pedoman bagi gutu untuk menentukan sasaran pembelajaran sehingga setelah siswa mempelajari pokok bahasan yang diajarkan, mereka dapat memiliki kemampuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan harus dibuat secara operasional artinya tidak mengambang/ tidak terlalu luas dan efektif mempunyai kekhususan tertentu.

  3. Pengumpulan dan penyaringan data tentang siswa (Assessment of entering

  behaviours ). Hal ini dapat dilakukan dengan: a.

  Memberikan prates untuk mengetahui student achievement (apa yang belum atau telah dimiliki siswa terhadap pokok bahasan yang akan diberikan).

  b.

  Mengumpulkan data pribadi siswa untuk mengetahui potensi siswa.

  c.

  Mengetahui latar belakang pendidikan, sosio-budaya, dan lain-lain sehingga gutu dapat menentukan dan merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa.

  4. Penentuan pendekatan (Strategy) dan teknik/ metode (Determination of strategy )

  Istilah stategi lebih luas pengertiannya dari metode atau teknik, dengan kata lain dalam strategi terkandung pengertian metode dan teknik. Dalam strategi dibicatakan mengenai pendekatan dalam penyampaian informasi, memilih sumber belajar, penunjang pembelajaran, dan menentukan peranan siswa.

  Pemilihan cara yang ditempuh dan sarana penunjang pembelajaran dilakukan agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara tepat sesuai karakteristik siswa.

  5. Pengelompokan siswa (Organization of groups) Penentuan pengelompokan siswa harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan mempertimbangkan gaya, cara, atau kebiasaan belajar siswa. Hal ini bergantung pada metode, waktu, ruangan, dan pemilihan sumber penunjang belajar.

  6. Penyediaan waktu (Location of time) Penentuan waktu pembelajaran bergantung pada bobit suatu bidang studi baik menyangkut pokok bahasan, tujuan, tersedianya ruangan, serta kemampuan dan minat siswa. Waktu yang tersedia tersbut biasanya digunakan untuk pendahuluan, penyajian materi, dan kesimpulan/penutup.

  7. Pengaturan ruangan (Allocation of space) Pengaturan ruangan yang telah mentradisi di sekolah dimana papan tulis terletak didepan (tengah), bangku siswa dijejer menghadap papan tulis, dan meja guru di sebelah kiri papan tulis dapat dilakukan perubahan. Sebagai contoh, bangku siswa diatur setengah melingkat dan papan tulis dibelakang meja guru sehingga siswa dapat bertatapan langsung dengan guru atau antar siswa.

  8. Pemilihan media (Allocation of resources) Memilih media dengan mempertimbangakn tujuan, tingkat kemampuan siswa, ketersediaan sumber belajar/ saran apendudkung pembelajaran, biaya, dan kesesuainnya dengan metode.

  9. Evaluasi (Evaluation of performance) Yang dimaksud evaluasi disini adalah evaluasi tentang proses pembelajaran dimana guru berinteraksi dengan siswa. Evaluasi performance artinya penilaian yang berkaitan dengan seluruh kegiatan yang dilakukan baik mengajar maupun belajar.

  10. Analisis umpan balik (Analysis of feedback) Bila diteliti secara detail, evaluasi tidak hanya sekedar menilai hasil belajar siswa tetapi mengandung arti yang lebih luas yaitu berupa kegiatan pengumpulan data tentang materi dan kemampuan siswa, memantau proses pembelajaran, dan mengatur pencapaian tujuan. Hasil analisis tersebut dapat dijadikan umpan balik untuk merevisi hal-hal/ kelemahan yang menjadi kendala dalam pembelajaran.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran

  Faktor pengajaran dalam proses kegiatan belajar-mengajar memang sangat berpengaruh sekali terhadap motivasi pembelajaran, meski memang ada juga siswa yang mandiri, yang tidak terpengaruh terhdapat faktor pengajar karena dia mau belajar sendiri. Akan tetapi, dalam sebuah pembelajaran, secara umum ada 2 faktor yang mempengaruhi:

  1) Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor internal siswa terdiri dari dua aspek, yaitu: a.

  Aspek Fisiologis (yang bersifat jasmaniah), kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Apalagi kondisi tubuh lemah dan disertai pusing, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajari pun kurang atau bahkan tidak membekas. Selain organ tubuh, tingkat kondisi kesehatan indera pendengar dan penglihatan juga bisa mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang diberikan di kelas.

  b.

  Aspek Psikologis, yang meliputi: tingkat kecerdasan/ inteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.

  2) Faktor Eksternal terdiri dari dua aspek: a.

  Lingkungan sosial, yaitu lingkungan sekolah seperti guru, staf, atau teman-teman sekelas, masyarakat, dan tetangga serta teman-teman sepermainan diluar sekolah dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.

  b.

  Lingkungan non-sosial, yang meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca sewaktu belajar dan alokasi waktu yang digunakan.

B. Metode 1. Pengertian Metode

  Metode dalam bahasa arab dikenal dengan istilah thuqiruh yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan, maka strategi tersebut haruslah diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka pengembangan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik.

  Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, alat itu mempunyai fungsi ganda yakni yang bersifat polipagmatis dan monopagmatis. Polipagmatis bilamana sebuah metode memiliki kegunaan yang serba ganda (multipurpose) begitu pula sebaliknya monopagmatis bilamana suatu metode hanya memiliki satu peran saja, satu macam tujuan penggunaan mengandung implikasi yang bersifat konsisten, sistematis dan kebermanaan menurut kondisi sasarannya.

  Metode sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar. Dengan metode yang tepat maka dengan mudah tujuan yang telah dicanangkan akan tercapai.

  Berdasarkan pengertian menurut Oemar Hamalik, metode yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan dan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan.

  Dalam buku Ramayulis (2008:3), para ahli mendefinisikan metode sebagai berikut: a.

  Hasan Langgulung, mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.

  b.

  Abd. Al-Rahman Ghunaimah, berpendapat bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pembelajaran.

  c.

  Al-Ahrasy, berpendapat bahwa metode adalah jalan yang kita ikuti untuk memberikan pengertian kepada peserta didik tentang segala macam metode dalam berbagai pelajaran.

2. Metode menghafal Al Qur’an a.

  Metode Wahdah

  Yaitu menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat bisa dibaca sebanyak sepuluh kali, atau dua puluh kali, atau lebih sehinga proses ini mampu membentuk pola dalam bayangannya. Setelah benar-benar hafal barulah dilanjutkan pada ayat- ayat berikutnya dengan cara yang sama, demikian seterusnya hingga mencapai satu muka. Sehingga semakin banyak diulang maka kualitas hafalan akan semakin representatif.

  b.

  Metode Khitabah Kitabah artinya menulis. Pada metode ini penulis terlebih dahulu menulis ayat-ayat yang akan dihafalnya pada secarik kertas. Kemudian ayat-ayat tersebut dibacanya hingga lancar dan benar bacaannya, lalu dihafalkannya. Berapa banyak ayat tersebut ditulis tergantung kemampuan penghafal. Mungkin cukup dengan satu ayat saja, bila ternyata giliran ayat yang harus dihafalnya itu termasuk kelompok ayat yang panjang. Bisa juga 5 atau sampai 10 ayat, bila ayat-ayat yang akan dihafalnya termasuk ayat-ayat pendek sebagaimana terdapat pada surat-surat pendek. Metode ini cukup praktis dan baik, karena disamping membaca dengan lisan aspek visual menulis juga akan sangat membantu dalam mempercepat terbentuknya pola hafalan dan bayangannya.

  c.

  Metode Sima’i

  Sima’I artinya mendengar. Metode ini ialah mendengarkan sesuatu bacaan untuk dihafalkannya. Metode ini akan sangat efektif bagi penghafal yang mempunyai dayat ingat ekstra, terutama bagi penghafal tunanetra, atau anak- anak yang masih dibawah umur yang belum mengenal baca tulis Al Qur’an.

  d.

  Metode Gabungan Metode ini merupakan gabungan antara metode wahdah dan metode kitabah.

  Kelebihan metode ini adalah adanya fungsi ganda, yakni bergungsi untuk menghafal dan sekaligus bergungsi untuk pemantapan hafalan karena dengan menulis akan memberikan kesan visual yang mantap.

  e.

  Metode Jama’ Metode ini ialah ayat-ayat yang dihafal dibaca secara kolektif, atau bersama- sama, dipimpin oleh seorang instruktur. Pertama, instrukur membacakan satu ayat atau beberapa ayat dan siswa menirukan secara bersama-sama. Kemudia instruktur membimbingnya dengan mengulang kembali ayat-ayat tersebut dan siswa mengikutinya. Setelah ayat-ayat itu dapat mereka baca dengan baik dan benar, selanjutnya mereka mengikuti bacaan instruktur dengan sedikit demi sedikit mencoba melepaskan mushaf (tanpa melihat mushaf) sehingga ayat- ayat yang sedang dihafalnya itu benar-benar sepenuhnya masuk dalam bayangannya. Setelah semua hafal, barulan kemudia diteruskan pada ayat berikutnya dengan cara yang sama.

  Metode tahfidz Al Q ur’an lainnya juga dikemukakan oleh Nawabuddin (1991:59), yaitu: a.