T E L A A H PENDronCAN I S L A M MENURUT IMAM AL-GHAZALI

T E L A A H PENDronCAN I S L A M
MENURUT IMAM AL-GHAZALI

SKRIPSI SARJANA SI
Gdar Smrjtmm PtudMikaB UUm

I)

O M

M.IDRIS
NZM.(X3tOMM
jmMA/

P n g r m TarMyak (PaiUiMaui Agam b i a s )
1

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2014


Hal : Pengantar Skripsi

Kepada Y t h .
Bapak Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Palembang

Assalamu ' Alaikum Wr. Wb.

Setelah kami periksa dan diadakan perbaikan-perbaikan seperlunya, maka skripsi
berjudul " T E L A A H P E N D I D I K A N I S L A M M E N U R U T A L - G H A Z A L I " ditulis oleh
saudara M . Idris N i m 2009096 telah dapat diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Palembang

Demikianlah terima kasih.
Wassalamu' alaikum Wr Wb.

Pembimbing I ,

\ z w a r Hadi, S. A g . M.Pd.I


Pembimbing I I

Yuniar Handayani, S H . M H

TELAAH PENDIDIKAN ISLAM
MENURUT IMAM AL-GHAZALI
Yang ditulis oleh saudara M . Idris N i m 622009096
Telah dimunaqasyahkan dan dipertahankan
di depan panitia penguji skripsi
Padatanggal 23 Agustus 2014

Skripsi i n i telah diterimah sebagai salah satu syarat
Memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd. 1)
Palembang, 23 Agustus 2014
Universitas Muhammadiyah Palembang
Fakultas Agama Islam

M O T T O DAN P E R S E M B A H A N

''^Kekurangan bukanlah Halangan untuk Bisa Sukses "


KUPERSEMBAHKAN

>• Buat keluarga Tercita Yang selalu Mendo'akan
>

Semua Dosen-Dosen

yang telah

mulai

Masuk

Penuh

pertama

berpartisipasi
hingga


Akhir

Kuliahku.
>

Semua

Teman-teman,

Sahabat-sahabat,

Dan

Semua Mahasiswa Seperjuangan Yang Menaruh
perhatian Penuh terhadap diriku.

iv

K A T A PENGANTAR


Alhamdulillah segala puja dan puji syukur bagai segala nikmat dan izin-Nya,
sehingga skripsi Penulis ini telah dapat menyelesaikan sebagaimana kehendak penulis.
Dengan judul

'TELAAH

PENDIDIKAN

ISLAM

MENURUT

IMAM

AL-GHZALF

selawat dan salam penulis taklupa membiasakan untuk selalu berselawat.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

gelar saijana Pendidikan Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Palembang. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih mendapat bantuan dari
berbagai pihak , baik secara materi! maupun psrituil. Oleh karena itu dengan sepenu hati
dan keihklasan penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhitungkan kepada:

1. Rektor Univ Muhammadiyah Palembang, Bpk Dr. H . M . Idris, SE,M.Si
2. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Palembang Bpk Drs.
A b u Hanifah, M . H u m
3. Wakil Dekan I dan 11, Bpk Azwar Hadi, S. A g . M.Pd. 1, dan wakil Dekan 11 dan
I V , Ibu Nurhuda, S.Ga. M.Pd.I yang telah berpartisipasi dalam proses penulisan
skripsi.
4. pembimbing 1, Ibu Dra. Yuslaini M.Pd. dan Pembimbing 11 Bpk Idmar Wijay,
S.Ag yang telah ikut mengarahkan .

5. pembimbing Akademik Bpk Drs.A bu Hanifah, M . H u m yang telah selalu
memotivasi dan mengarahkan dalam proses mulai aktif kuliah hingga saat ini.
6. Bpk dan Ibu Dosen beserta semua elemen yang terkait di Fakultas Agama Islam
Tarbiyah, Universitas Muhammadiah Palembang.
7. Dan yang tak dapat Penulis lupakan yakni do'a kedua orang tuaku serta orang tua
angkatku yang selalu mendo'aakan


disetiap langkahku.dan juga yang selalu

memotivasi aku yakni semua saudara Kandungku: A y u Fitri Yantiku, Ustas
Ambo Angka, Ambo Abang, serta semua kerabat dekat keluargaku Besar Ayah
Handaku..

Palembang, 0 1 , September, 2014
Penulis Skripsi

M . Idris

DAFTARISI
Halaman judul

*

Pengantar Pembimbing

b


Halaman Pengesahan

ib

Halaman Moto dan Persembahan

iv

Kata Pengantar

v

Daftar isi

vii

Abstrak

ix


BAB IPENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah

1

B Rumusan Masalah

7

C Batasan Masalah

7

D Tujuan Dan Kegunaan penelitian

8

E Defmisi Oprasional


9

F Matodelogi Penelitian

10

G Sistematika Pembahasan

14

BAB II LANDASAN T E O R I
A Perjalanan Hidup Imam Al-Ghazali

15

B Peran Imam Ai-Ghazali Dalam Dunia Pendidikan Islam

19

C Karya-Karya Imam Al-Ghazali


20

VII

B A B 111 K O N S E E P P E N D I D I K A N I S L A M M E N U R U T I M A M A L - G H A Z A L I
A Pemikiran Imam Al-Ghazali tentang pendidikan Islam

24

B Metode pendidikan Menurut Imam Al-Ghazali

51

B A B I V K E S I M P U L A N DAN S A R A N
A. Simpulan

58

B. Saran-Saran

59

Daftar Pustaka
Lampi ran - Lampiran

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah
Seiring dengan terus menggelindingnya berbagai fenomena pendidikan
dewasa ini, sebagai akibat globalisasi yang kian merambah berbagai dimensi
kehidupan, kehadiran pendidikan Islam diharapkan mampu memberikan solusi
terhadap berbagai persoalan tersebut. Dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun
1989 tentang system pendidikan Nasional, ditegaskan bahwa isi kurikulum setiap
jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib

memuat pendidikan pancasiia,

pendidikan Agama, dan pendidikan kewarganegaraan.'
Sejak manusia menghendaki kemajuan datam kehidupan, maka sejak itu
timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan pengembangan
kebudayaan

melalui

pendidikan. Maka

itu dalam

sejarah

pertumbuhan

masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka
memajukan kehidupan generasi demi generasi sejalan dengan tuntutan kemajuan
masyarakatnya^.
Pendidikan islam di Indonesia telah berlangsung sejak masuknya islam ke
Indonesia. Menurut catatan sejarah masuknya Islam ke Indonesia dengan damai
berbeda dengan daerah-daerah lain kedatangan Islam di lalui lewat peperangan,
seperti Mesir, Irak parsi dan beberapa daerah lainnya. Peranan para pedagang dan

' . Hasbullah, Kapila Selekia Pendidikan Islam. Jakarta: PT RajaGraflndo Persada, 1999. hal
^. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.1993. hal I

1

2

mubaligh sangat besar sekali andilnya dalam proses islamisasi itu adalah
pendidikan^.
Persoalan pendidikan memang selalu menarik untuk diperbincangkan, hal
ini dilakukan dalam upaya mencari formulasi altematif bagi system pendidikan
yang dalam batasan tertentu dianggap kurang akomodatif terhadap perkembangan
zaman.
Masalah pendidikan merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia,
bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses yang satu. Memang cukup
mendasar bahwa permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang selalu
muncui dalam kehidupan sosial, karena pendidikan berkaitan dengan bagaimana
menyiapkan suatu generasi dalam kehidupan sosial di masa depan.
Sementara itu, kehidupan

sosial merupakan

kehidupan yang selalu

berubah, sehingga permasalahan pendidikan selalu muncui kembali sebagai akibat
dari

perubahan

menghadapi
menggunakan

sosial,

yang

pada giiirannya, dunia pendidikan kembali

persoalan-persoalan
analisa

yang

lidak

mungkin

di jawab

dengan

ilmiah semala, akan tetapi memerlukan analisa

dan

pemikiran yang mendalam.
Dengan demikian pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama datam
rangka memajukan kehidupan generasi demi generagi sejalan dengan tuntutan
kemajuan masyarakatnya, Hasan Langgulung (I988,hlm 3-4) mencatat tiga alasan
mengapa manusia memerlukan pendidikan: pertama, dalam tatanan kehidupan
masyarakat ada upaya pewarisan nilai kebudayaan antara generasi tua kepada

' . H. Haidar Pulra Daulay, pendidikan islam dalam system pendidikan nasional di Indonesia,
Jakarta: PT Kencana, Cet 1. 2004. hal 3

3

generasi muda dengan tujuan agar nilai hidup masyarakat tetap berlanjut dan
terpeiihara. Kedua, dalam kehidupanya sebagai individu, manusia memiliki
kecendrungan untuk dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam
dirinya seoptimal mungkin. Ketiga, konvergensi dari dua tuntutan diatas
diaplikasikan melalui pendidikan**.
Pendidikan bagi kehidupan Umat manusia merupakan kebutuhan mutlak
yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil
suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (citacita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.
Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut kepada peningkatan
mutu pendidikan sebagai sarana mencapai cita-cita tersebut. Akan tetapi dibalik
itu, karena semakin tinggi cita-cita yang hendak diraih, maka semakin kompteks
Jiwa manusia itu, karena didorong oleh tuntutan hidup (rising demands) yang
meningkat pula^.
Peradaban Islam termasuk sistem pendidikan Islam telah mengalami
pasang surut, seirirng dengan maju mundumya pemikiran para ulama Islam.
Peradaban Islam pemah mengalami masa keemasannya (the golden age), yaitu
dari abad ke V I I sampai abad ke X I I I . Pada masa ini orang-orang dari timur
maupun barat datang ke dunia islam, terutama wilayah Baghdad, Andalusia dan
sisilia untuk menuntut ilmu pengetahuan. Kaum muslimin pada waktu itu telah
memberi wama indah sejarah peradaban dan perkembangan kebudayaan yang
secara mutlak menjadi kebanggaan suatu Bangsa.
. All Murtopo, pemikiran pendidikan Syed Muhammad Naquib Al-Altas, Palembang : Rafah
Press, 20I0.Hal 3-14
* .fuad Ihsan, Dasar-dasar kependidikanJakaxXa: Rineka Cipal, 2010. Hal 2-3

4

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan umat Islam pada
waktu itu hingga memasuki awal abad pertengahan sungguh mencengangkan
dunia karena kesadaran tinggi dari umat untuk membumikan nilai-nilai Islam
telah menciptakan suasana yang benar-benar kondusif bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya dan intelektualisme Islam umumnya^.
Sejalan dengan pemikiran ilmiah dan fllosofis dari pemikiran-pemikiran
pedagogis

muslim, maka system

nilai-nilai itu kemudian dijadikan dasar

bangunan (struktur) pendidikan Islam yang memiliki daya lentur normatif
menurut kebutuhan dan kemajuan masyarakat dari waktu-kewaktu. Keadaan
demikian dapat kita saksikan di Negara-negara di mana islam dikembangkan
melalui

berbagai

kelembagaan

pendidikan

formal

atau

non

formal.

Kecendruangan itu sesuai dengan sifat dan watak kelenturan nilai-nilai ajaran
Islam itu sendiri yang dinyatakan dalam suatu ungkapan: "Islam adalah agama
yang sesuai dengan waktu dan tempat.'^
Pola dasar pendidikan Islam yang mengandung tata nilai Islam merupakan
pondasi struktural pendidikan Islam. Ia melahirkan asas, strategi dasar, dan
system pendidikan yang mendukung, menjiwai, memberi corak dan bentuk proses
pendidikan

Islam yang berlangsung

dalam

berbagai

model

kelembagaan

pendidikan yang berkembang sejak 14 abad yang lampau sampai sekarang^
Sejak Islam masuk Ke Indonesia, pendidikan Islam telah ikut mengalami
petumbuhan dan perkembangan, karena melalui pendidikan Islam itulah, transmisi

L i b i d . Hal 21-28
' . H.M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991. him 30-31

5

dan sosialisasi ajaran islam dapat dilaksanakan dan dicapai hasilnya sebagaimana
yang kita lihat sekarang.
Telah banyak lembaga pendidikan islam yang bermunculan dengan fungsi
utamanya memasyarakatkan ajaran islam tersebut. Munculnya lembaga-lembaga
pendidikan tradisional ini tidak selamanya diterima baik oleh masyarakat,
mengingat jauh sebelum itu telah berkembang pula agama-agama lain seperti
Hindu, Budha, dan juga paham agama setempat dan adat istiadat yang tidak
selamanya sejalan dengan ajaran islam.
Menghadapi

yang demikian itu, para

pendidik dan juru

dakwah

menggunakan berbagai strategi dan pendekatan, yaitu di samping dengan
pendekatan cultural juga pendekatan politis dan perkawinan. Melalui pendekatan
yang demikian itu, islam yang diajarkan tidak selamanya menapilkan corak yang
seragam. Kenyataan inilah yang selanjutnya memperlihatkan alam Indonesia
sebagai Negara yang kaya dengan budaya, agama, adat istiadat, dan lembaga
pendidikan.
Dalam proses sosialisasi ajaran islam tersebut, para pendidik telah
memaikan peranan yang amat signifikan dengan cara mendirikan lembaga
pendidikan mulai dari tingkat taman kanak-kanak, hingga perguruan tinggi atau
universitas. Terjadinya proses kegiatan pendidikan tersebut tidak dapat dilepaskan
dari peran tokoh sebagai aktor utamanya.
Upaya gerakan pendidikan berlangsung dari sejak zaman pra kemerdekaan
dan zaman modem seperti sekarang ini. Gerakan pendidikan tersebut selain
mendapat pengaruh dari dalam, yaitu corak dan model pendidikan belanda serta

upaya perubahan, walaupun sedikit benar-benar nampak pendidikan terjadi secara
ilmiah (nature) dalam pendidikan Islam^.
Melihat begitu pentingnya konsep pemikiran-pemikiran Imam Al-Ghazali
bagi pendidikan kita masa kini, sehingga penulis tertarik untuk menelaah gagasan
pokok Imam Al-Ghazali dalam hal tentang pendidikan baik secara makro atau
mikro. Oleh sebab itu penulis mengadakan penelitian dengan judul *'Telaah
Pendidikan Islam Menurut Imam Al-GhazalF

B.

Rumusan Masalah
Telaah Pendidikan Islam menurut Imam Al-Ghazali (khusus peserta didik).

C.

Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang diuraikan secara makro, maka
penelitian

ini

biar

lebih

terarah

dengan

begitu

saya

akan

rumuskan

permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimana Pendidikan Islam menurut pemokiran imam Al-Ghazali ?
2. Metode pendidikan apa menurut Imam Al-Ghazali?

^ Fauzan dan Suwito, sejarah pemikiran para tokoh pendidikan, Bandung: Angkasa
Bandung, 20003. Him I

8

D. Tujuan dan Kegunaan penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin hendak
dicapai dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pemikiran Al-Ghazali tentang pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui biografi Imam Al-Ghazali sebagai toko pendidikan
Islam.
Dengan

adanya aplikasi penelitian tentang telaah pendidikan Islam

menurut Imam Al-Ghazali, kiranya dapat memberikan manfaat secara :
1. Teoritis
Manfaat secara teoritis dari aplikasih penelitian ini diantaranya sebagai
berikut:
a.

Adanya informasi yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan
dapat memotivasi peneliti lain untuk mengungkapkan sisi lain yang
kira-kira beium diterangkan dalam penelitian ini.

b.

Dapat memperkaya

cakrawala

ilmu pengetahuan dalam

rangka

peningkatan memotivasi diri untuk terus beiajar dan mengajar
2. Praktis
Adapun manfaat penelitian ini secara praktis yang diharapkan ialah agar
dapat dijadikan bahan masukan kepada semua pihak didalam mengaplikasihkan
nilai-nilai pendidkan islam di sebuah lembaga yang berbasis islam khususnya dan
umumnya lembaga yang terpadu dengan pendidikan Islam.

9

E.

Definisi Oprasional
Demi terhindamya kesalah pahaman dalam mengerti skripsi ini, untuk

defenisi konseptual, yang akan diungkapkan dari judul penelitian ini terdapat
beberapa istilah penting yang perlu diperjelas antara lain sebagai berikut:
a. Pendidikan
Dalam kajian dan pemikiran tentang pendidikan terlebih dahulu perlu
diketahui dua
dipergunakan
"pendidikan"

istilah yang hampir sama bentuknya dan
dalam dunia pendidikan, yaitu
sedangkan

pedagogik/

: pedagogi

pedagoie

artinya

sering
berarti
"ilmu

pendidikan".'^
b. Islam
Sebelum saya uraikan apa itu pendidikan islam, maka alangkah baiknya
"terlebih dahulu perlu kita pahami arli perkataan Islam itu sendiri. Islam
kata turunan (jadian) yang berarti ketundukan, ketaatan, kepatuhan
(kepada kehendak Allah) berasal dari kata salama artinya patuh atau
menerima; berakar dari huruf ,vm lam mim (s-i-m). kata dasamya adalah
salima yang berarti sejahterah, tidak tercelah, tidak bercacat"."
c. Pendidikan Islam
Gemar Muhammad Al-Tommy Al-Ssyaebani dalam arifin (1987:13)
mengatakan bahwa pendidikan Islam adalah usaha sadar mengubah
tingkah laku individu dilandasi oleh nilai-nilai Islami dalam kehidupan

. H. Fuad Ihsan. Dmar-Dasar Kependidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010. cet 6. hal I
". All Daud Muhammad, Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Press, 201. hal 49

10

sehari-hari atau kehidupan masyarakat dan dalam kehidupan alam
sekitar melalui proses kependidikan.'^
Pendidikan Islam adalah sebuah proses menanamkan nilai-nilai Islam pada
seseorang. Melalui pendidikan Islam diharapkan akan tumbuh generasi yang
memiliki ketakwaan yang kuat dan mampu menjalankan kehidupan sehari-hari
sesuai dengan ajaran yang tertulis di dalam Al-Qur"an dan Hadits.
Berdasarkan pada definisi operasional diatas, dapat digambarkan bahwa
arah penelitian dengan judul "telaah pendidikan Islam menurut Imam Al-Ghazali
(menelaah pemikiran Imam Al-ghazali dalam hal pendidikan)'" sesuai dengan
ajaran Islam menurut versi Ai-ghaz^ali.

F.

Metodelogi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah library research, yakni meneliti literaturliteratur yang mengetengahkan materi-materi tentang kontribusi pemikiran
Imam Al-ghazali dalam hal pendidikan islam.
2. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data
kualitatif. Data kualitatif yakni data yang bersifat penjelasan,

atau

pemaparan yang khususnya membahas tentang pendidikan islam menurut
imam Al-ghazali.

Tohirin, Psikologi Pembelq/aran, Pendidikan Agama islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2005. hal 7

11

Sumber data terdiri atas sumber data primer dan sumber data
skunder yakni dapat dibagi menjadi dua bagian:
a.

Data primer
Sumber data primer yaitu data pokok, yang mana didalam penelitian
kualitatif, data yang berasal dari literatur -literatur ; yang langsung di
ambil dari buku-buku, atau kitab_kitab yang ada kaitannya dengan
apa yang diteliti oleh peneiiti.

Pada penelitian kepustkaan, sumber data primer berasal dari literatur
yang berhubungan dengan permasalahan

yang dibahas'^ Penelitian

memerlukan

yang

pendekatan

atau

desain

menunjukkan

cara

mengumpulkan dan menganalisa data, agar penelitian dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien serta serasi dengan tujuan pendidikan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain atau pendekatan
kualitatif, karena pendekatan ini mempunyai ciri-ciri menurut bogda dan
biklen (dalam moleong) mengatakan sebagai berikut:
" I ) , penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar ilmiah, pada
konteks dari satu keutuhan,

2). dalam penelitian kualitatif, penelitian

sendiri atau dengan bantuan orang Iain merupakan alat pengumpulan data
utama. 3). peneltian kualitatif menggunakan metode kualitatif, 4).
penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan teori subtansif
yang berasal dari data,

6). data yang dikumpulkan berupa kata-kata.

Team Fakultas Agama Islam Ump, pedoman penulisan skripsi, pelembang: PT Tunas Gemilang
Press, 2010. hal 8

12

gambaran dan bukan angka-angka, 7), penelitian kualitatif lebih banyak
mementingkan segi "proses" dari pada "hasil",

8). menghendaki

ditetapkannya batas dalam peneiitiannya atas dasar fokus yang timbul
sebagai masalah dalam penelitian.'**)
Di samping itu data yang dipergunakan dalam penelitian ini dikumpulkan
dari sumber-sumber pustaka yang sudah ada sebagai objek kajian. sebagaimana
diketahui bahwa sebuah karya ilmiah, maka kelengkapan

rujukan sangat

diperlukan, dengan demikian kelengkapan referensi yang dimaksud oleh peneliti
disini

adalah

tersedianya

referensi

yang

dibutuhkan

oleh

peneliti yang

berhubungan dengan fokus peneliti
b.

Data Skunder
Sedangkan Sumber data Skunder yaitu merupakan data penunjang
yang akan melengkapi, sebagaimana yang diambil dari berbagai
sumber/dokumen yang berkaitan dengan apa yang dibahas di dalam
penelitian.

3. Tekhnik Pengumpulan Data
Didalam

pengumpulan

data,

penulis

menggunakan

metode

dokumentasi. dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang
tertulis. didalam melaksanakan dokumentasi penelitian menyelidiki bendabenda tertulis seperti

buku-buku, majalah,

dokumen-dokumen

dan

sebagainya'^.

Lexy Moleong. Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya Offset, 1998).hlm.4-7
Suharsim Arikunto, Prosedur Penelitian Sebuah Pendekatan Praktek.{}akana: Rineka Cipta, 1997), him.
149

13

. Tekhnik Analisa Data
Setelah didapat data melalui pengumpulan data, maka dalam
penganalisaanya penulis menggunakan kajian pustaka. maka kajian yang
dimulai dengan pelaksanaan kepustakaan.
Mengenai pustaka dan pengalaman orang lain berarti mencari teoriteori, konsep-konsep yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi peneliti
yang akan dilakukan, agar peneliti mempunyai dasar yang kokoh dan
bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error).
Sedangkan tahapan analisa data dalam kajian ini dapat diuraikan
antara lain:
a) Deskriptif yaitu, penelitian non hipotesis artinya dalam langkah
peneiitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.
b) Komparasi yaitu, menemukan permasalahan melalui persamaanpersamaan dan perbedaan tentang ide-ide, tentang orang, kelompok,
kritik terhadap orang terhadap suatu ide atau prosedur kerja'^.
Adapun teknik analisa data dalam penelitian ini adalah dengan
memaparkan makna dan nilai-nilai islam yang terkandung didalam kisah
all bin abi thalaib.

14

G.

Sistematika Pembahasan
Skripsi ini, penulis bagi menjadi 4 bab kemudian dari maslng-masing bab

penulis bagi pula menjadi beberapa bagian dengan sistematika pembahasan
sebagai berikut:
Bab pertama. pendahuluan berisikan: latar belakang masalah pemilihan
permasalahan (topik), rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan
kegunaan

penelitian: teoritis dan praktis, defenisi, metodelogi

penelitian: tekhnik pengumpulan data, tekhnik analisa data, dan
sistematika pembahasan
Bab kedua, landasan teori yang meliputi; perjalanan hidup Al-Ghazali,
peran Al-Ghazali dalam dunia pendidikan, dan karya-kaiya Imam A l Ghazali.
Bab. ketiga, pembahasan: meliputi konsep pendidikan islam menurut
Imam Al-Ghazali dan metode pendidik menurutnya.
Bab keempat, penutup berisikan: kesimpulan dari sejak awal pembahasan
sampai akhir dan serta saran-saran, kepustakaan dan lampiranlampiran sebagai media bantu kelancaran penelitian ini.

BAB I I
LANDASAN T E O R I

A. Perjalanan hidup Imam Al-Ghazali
Imam Al-Ghazali, dengan nama lengkap Abu hamid Muhammad bin
Muhammad bin Muhammad bin Ahmad. Dan secara singkat disebut Al-Ghazali
atau Abu Hamid. Bahkan ada yang menyebul dengan nama Imam Al-Ghazzli.
Dalam bahasa latin, namanya ditulis dengan Al-Gazel atau Abuhamed.
Imam Al-Ghazali dilahirkan tahun 450 H atau 1058 Masehi di kota Thus
di desa Ghazalah yaitu daerah khurasan (Iran). Nama Imam Al-Ghazali diambil
dari nama desa kelahirannya, yaitu Ghazalah, Imam Al-Ghazali meninggal dunia
pada hari senin tanggal 14 jumadil akhir 505 hijriah atau tanggal 19 Desember
11II Masehi. Ia meninggal dalam usia 55 tahun.
Ayah Imam Al-Ghazali bemama Muhammad, dia meninggal dunia di saat
Imam Al-Ghazali belum dewasa, sehingga usia dan potensi jiwa keremajaannya,
masih muda diwamai oleh situasi lingkungannya dan keadaan

ayah dan

keluarganya yang serba spiritual. Keadaan tersebut dapat direkam oleh Imam A l Ghazali, sehingga menimbuikan sikap hidup tasawuf, yang mempengaruhi
perjalanan hidup selanjutnya. Bahkan sebelum ayahnya meninggal, la sempat
menitipkan Imam Al-Ghazali kepada sahabat dekatnya yang ahli dibidang
tasawuf. Setelah ayahnya meninggal, ia hanya diasuh oleh Ibunya, yang hidupnya

15

16

dalam keadaan ekonomi yang kurang menguntungkan, artinya kehidupan Imam
Al-Ghazali tidak dilengkapi dengan kemewahan materi.'
Sejak kectl. Imam Al-Ghazali sebagai anak yang senang menunntut ilmu
pengetahuan. Karenanya, tidak heran jika sejak masa kanak-kanak, ia telah beiajar
dengan sejumlah guru dikota kelahirannya. Diantara guru-guru diwaktu itu adalah
Ahmad Ibn Muhammad al-Radzikani. Selai itu juga ia tidak segan-segan beiajar
dengan guru-guru di daerah lain yang jauh dari kampung halamannya. Untuk
memenuhi kebutuhan intelektualnya, ia kemudian hijrah ke Naisabur dan beiajar
dengan imam al-Juwaini^.
Latar belakang pendidikan Imam Al-Ghazali di mulai dengan beiajar A I Qur'an pada ayahnya sendiri, sepeninggalan

ayahnya

ia dan saudarahnya

dititipkan kepada teman ayahnya, Ahmad bin Muhammad AI-Riskanni, seorang
sufi besar. Padanya Imam Al-Ghazali mempelajari ilmu fiqih, riwayat hidup para
wall dan kehidupan spiritual mereka. Selain itu ia menghafal syair-syair tentang
mahabbah (cinlah) kapada Tuhan, beiajar Al-Qur"an dan As-Sunnah."*
Ia kemudian dimasukkan kesekolah yang menyediakan beasisiwa bagi
para muridnya. Disini gurunya adalah Yusuf al-Nassj, juga seorang Sufi. Setelah
tamat ia melanjutkan pelajarannya ke kota Jurjan yang ketika itu menjadi pusat
kegiatan ilmiah. Disini ia mendalami ilmu pengetahuan bahasa arab dan Persia,
disamping beiajar pengetahuan agama. Diantara gurunya adalah Abu Nasr alIsmaiii.
' H . Muhsin Manaf, Psycho Analisa Al-Ghazali Sofiesme //o/i5«'c,{Surabaya: Al-lkhias.2001)
hal 19-20
^H.Samsul M\/£iT,filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Cipulal Press, 2002) hal 85-86
^Abuddin Nata, Perspeklif Islam Tenlang Pola Hubungan Guru dan Murid (studi pemikiran
tasawuf Al-Ghazali. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001) hal 58

17

Kemudian Imam Al-Ghazali pergi ke Nisabur dan beiajar kepada Imam
Al-Haramain Abu Al-Ma'ali A I Juwaini (419-478 Hijrah). la beiajar dengan
sunguh-sungguh

dan berijetihad sehingga

pandai dalam mazhab

(Syafi'i),

perselisihan, debat, usuiuddin, usul fiqh, mantiq, membaca hikmah, dan falsafah.
Beliau merupakan seorang ilmuan yang sangat bijak, benar pandangannya,
mempunyai fltrah yang menakjubkan, mempunyai ingatan yang kuat, daya
tangkap yang tajam, pandangan yang mendalam dan ang pandai menyelami
makna-makna yang terperinci.
Beliau seorang yang bersunguh-sungguh dan berijitihad sehingga beliau
dapat menyelesaikan

pendidikan dalam waktu yang singkat,

mengalahkan

generasi-generasinya. Inilah kelebihan yang terdapat dalam diri Imam Ai-Ghazali.
Beliau tidak pemah jemu menuntut ilmu dan beliau senang tiasa mempunyai
kemauan untuk mengetahui suatu ilmu secara lebih mendalam.**
Kecerdasan dan kepintaran Imam Al-Ghazali di akui oleh imam alJuwaini, hingga akhimyaia diangkat sebagai sisten dan akhimya mewakili
pimpinan Nizamiah. Disinilah bakat menulisnya berkembag. Dan ketika gurunya
meninggal dunia (1085), ia meninggalkan Nizabur dan menuju ke Istana Nizham
al-Muluk yang menjadi seorang perdana mentri Sultan Bani Saljuk.
Disinilah ia menghadiri pertemuan-pertemuan ilmiah yang rutin diadakan
di istana Nizham Muluk. Melalui forum inilah kemasyhurannya semakin meluas,
kepandaiannya menyebabkan Perdana Mentri Nizam al-Muluk mengangkatnya
sebagai gum besar pada madrasah Nizhamiah di Baqdad tahun 1090 M / 484 H,

^ Ismail Asyarafa, Ensklopedi FUsqfat. (Jakarta : Khalifah, 2(X)2) hal 127

18

kedudukanya yang sanga! terhormai dan merupakan prestasi puncak yang
membuatnya semakin popular.^
Demikianlah yang dapat kita amati mengenai sejarah kehidupan Imam A l Ghazali dalam siklus puma yang berhenti ditempat semula. Beliau dilahirkan di
Thus dan kembali ke Thus Iagi setelah beliau melakukan pengembaraan dan
akhimya meninggal dunia di kota (Thus) iut juga. Kehidupannya dimulai dengan
kehidupan ilmiah sebagai pengajar dan penasihat diakhirinya sebagai guru dan
penasihat pula.
Dari uraian tersebut di atas, dapat diketahui dengan jelas bahwa Imam A I Ghazai tergolong ulama yang taat berpegang pada Al-Qur'an Al-Sunnah, taat
menjalankan agama dan menghias dirinya dengan tasawuf. la banyak mempelajari
berbagai pengetahuan umum seperti Ilmu Kalam, Filsafat, Fiqih, Tasawuf, dan
sebagainya, namun pada akhimya ia lebih tertarik kepada Fiqih dan Tasawuf.
Selanjutnya dari uraian tersebut di ketahui dengan jelas, bahwa ia seorang yang
banyak

mencurahkan

mengherankan jika

perhatiannya

terhadap

ia memiliki konsep

pendidikan.

Sehingga

pendidikan. Bahwa suatu

tidak
konsep

pendidikan yang dikemukakan suatu tokoh selalu dlpcngaruhi corak paham
keagamaannya yang dimiliki.^

Suwito dan Fauzan, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, (Bandung : Angkas Bandung.
2003) hal 159
^ Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2001)hal 85

19

B. Peran Imam Al-Ghazali dalam Dunia Pendidikan Islam
Imam A l Ghazali tidak berfikir untuk medirikan mazhab baru baik di
dalam agama maupun filsafat. Karena beliau sendiri berpandangan bahwa islam
adalah satu-satunya mazhab yang benar dan salu-satunya metodelogi dalam hidup
dan berpikir. Tujuan utamannya adalah membela islam dari serangan gerakan
keagamaan dan politik dan melindungi orang awam dari bahaya filsafat yang
mengancam keimanan dan konsistensi mereka dalam memegang ajaran Islam.'
Imam Al-Ghazali adalah seorang tokoh Islam yang mendalami sesuatu
ilmu secara terperinci. Beliau terkenal sebagai hujjatul Islam dan pembaharuan
yaitu beliau akan membuat pembaharuan atau pemahaman yang lebih jelas
mengenai sesuatu ilmu yang didalaminya. Beliau berbeda dengan ulama-ulama
lain yang mana usaha mereka menghafal apa yang diterimanya, mengulangi dan
menukilnya. Bahkan beliau seorang alim yang aktif, makiumat yang diterimanya
diteliti dan diuji sejauh mana kebenaran dan kebatilannya. Oleh itu, ada kalanya
beliau menolak, merubah atau menjelaskan

dan mengurangi lalu membuat

pembaharuan.
Pada masa Imam Al-Ghazali, dunia Islam telah menjadi sasaran bagi
berbagai pegaruh budaya, yaitu kebudayaan Yunani pra-lslam dengan model
pemikiran mistik kristiani, Neo-Platonisme muncui pada abad ke-3 M dan
berpengaruh besar terhadap pemikiran islam. Deikian juga dalam sufisme,
pengaruh filsafat Persia dan filsafat India. Pengaruh terbesar adalah pada

' Abuddin Nala, Perspeklif Islam Tentang Pola Hubungan Guru dan Murid (Studi pemikiran
1 asawuf Al-CJhazali. (Jakarta : Raja Grallndo Persada, 2001) hal 128

20

kepercayaan- keparcayaan Syi'ah ekstrim menyangkut hak ketuhanan untuk
memerintahkan dan hulul-nya Tuhan kedalam tubuh.
Semasa hidup Imam Al-Ghazali ada beberapa kelompok yang menyangkut
sebagai pemilik kebenaran. Mereka adalah; pertama, filosuf, yang menggali ilmu
pengetahuan yang notabene berdasarkan rasional. Kedua, kaum fuqoha, yang
menekankan hukum lahiriah. Ketiga, golongan sutlsme, yang tumbuh berdasarkan
ketidak setujuan akan kehidupan para penguasa yang sangat diniawi, juga sebagai
anti formulitas agama yang di dengungkan oleh kelompok fuqoha. Pertentangan
al-Hallaj dan kaum fuqoha adalah bukti dari kuatnya kesenjangan fuqohadan sufi.
Dan keempat, mutakalimun, yang membahas ketuhanan dengan

pendekatan

rasional dan filsafat."

C. Karya-karya Imam Al-Ghazali
Karya tulis Imam Al-Ghazali mencapai lebih kurang 300 buah. Ia sudah
mulai mengarang buku pada usia dua puluh lima tahun ketika masih berada di
Naizabur. Adapun waktu yang dipergunakan untuk mengarang adalah selama tiga
puluh tahun. hal ini berarti, dalam setiap tahun, ia menghasilkan karyanya tidak
kurang dari sepuluh buah karya (kitab/ buku) besar dan kecil dalam berbagai
disiplln ilmu pengetahuan yang diantaranya:
1.

Ilmu Kalam dan Filsafat
a.

Maqashid Al-Fa!asifah

b.

tahafut Al-Falasifah

" Ri/al, Hamdani dan Zuhri ^iidwddan, Pemikiran Al-Ghazali Teniang Pendidikan Akhlak, 2006,
http//ww. ums.com, hal 11

21

2.

3.

c.

Al-Iqtishad fi Al-I'tiqad

d.

Al-Munqid min Adh -Dhalal

e.

Maqashid Asma fi A l - Ma'ani, Asma A I - Husna

f.

Faishal At- Tafriqat

g.

Qisthas A I - Mustaqim

h.

A l - Musthaziri

i.

Hujjat A i - Haq

j.

Munfashil A!-Khilaf fl Ushul Ad- din

Fiqh dan Ushul Fiqh
a.

A l - basith

b.

A l - Wasith

c.

A I- Wajiz

d.

A l - Khulashah A I - Mukhtasar

e.

A l - Mustashfa

f.

Al-Mankhul

g.

Syifakh A l - ' A l i i fi Qiyas wa TaMil

h.

A l - Dzari'ah Ila Makarim Syari'ah

Kitab Tafsir Meliputi:
a.

Yaqul At- Ta'wil fi Tafsir At- Tanzil

b.

Zawahir A l - Qur'an

22

4.

Ilmu Tasawuf dan Akhlak
a.

Ihya 'Ulum Ad- Din

b.

Mizan A l - Amanah

c.

Kimya As- Sa "adah

d.

Misykat A l - Anwar

e.

Muhasyafat A l - Qulub

f.

Minhaj A l - Abidin

g.

A l - Dar Fiqhirat fi Kasyf'Ulum

h.

A l - Aini fi A l - Wahdat

i.

A l - Qurbat lla Allah Azza wa Jalla

j.

Akhlak A l - Abrar wa Najat min A l - Asrar

k.

Bidaya A l - Hidayat

1.

Al-Mabadi wa A l - Hidayah

m. Nashihat A l - Mulk
n.

Taibil A l - Ibiis

0.

A l - Ilmu A l - Laduniyyah

p.

Ar- Risalat A l - Ladiniyyah

q.

A l - Ma' khadz

r.

A l - Amali

s.

Al-Ma 'arij A l - Quds

23

Itulah karya- karya Imam A l - Ghazali yang multidisipliner. Kita pasti
berdecak kagum jika semua karyanya sempat kita baca. Bahkan, hanya dengan
membaca Ihya 'Ulumuddin. kekaguman kita kepada Imam A l - Ghazali sangat
luar biasa. Betapa tidak, seorang filsuf yang terus mencari kepuasan batin tidak
pemah kehabisan waktu disaat- saat melakukan pencarian, melainkan semakin
memanfaatkan

waktunya untuk menuliskan pandangan dan

pengalamannya

kedalam karya- karyanya yang monumental^.

' . Basri Hasan, filsafat Pendidikan Islam, ( Bandung. Pustaka Setia, 2009 ) hal. 222-223

25

menyatukan konsep ilmu dengan dua energi manusia, yakni akal dan hati
sedangkan indra banyak menimbuikan keraguan. Oleh sebab itu, semua ilmu
harus berujung pada ilmu yang menyakinkan^.
1.

Tujuan Pendidikan Islam menurut Imam Al-Ghazali
Istilah "tujuan" atau "sasaran" atau "maksud" , dalam bahasa Arab

dinyatakan dengan ghayat atau andaf atau maqasid. Sedangkan dalam bahasa
Inggris istilah "tujuan" dinyatakan dengan "goal atau purpose atau objektif atau
aim. Secara umum istilah- istilah itu mengandung pengetian yang sama, yaitu
perbuatan yang diarahkan kepada suatu tujuan tertentu, atau arah, maksud yang
hendak dicapai melalui upaya atau aktivitas.
Tujuan, menurut Zakiah Daradjat, adalah sesuatu yang di harapkan
tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai. Sedangkan menurut H . M
Arifin, tujuan itu bisa jadi menunjukkan kepada futuritas (masa depan) yang
terletak suatu jarak tertentu yang tidak dapat dicapai kecuali dengan usaha melalui
proses tertentu.
Tujuan ialah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau
kegiatan selesai. Pendidikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang berproses
melalui beberapa tahap dan tingkatan-tingkatan yang mempunyai tujuan yang
bertahapdan

bertingkat. Tujuan

pendidikan bukanlah

suatu

berbentuk tetap dan statis, melainkan suatu keseluruhan

bendah

yang

dan kepribadian

seseorang berkenaan dengan seluruh aspek kepribadiannya.^

- . Basri Hasan. Filsafat Pendidikan Islam, Cet Ke 1 ( Bandung : Pustaka Setia, 2009 ) Hal 228
^. Umar Bukhari, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Hamzah, 2011) hal. 52

26

Dalam rumusan yang paling umum, kita bisa mengatakan bahwa tujuan
pendidikan haruslah sama dengan tujuan kehidupan itu sendiri; dan karenanya
tujuan pendidikan Islam adalah sama dengan tujuan hidup muslim. Namun hidup
terdiri atas berbagai tingkatan dimana orang mencoba menggapai tujuan-tujuan
tertentu begitu pula halnya dengan pendidikan.
Mempelajari karya-karya Imam Al-Ghazali mengenai pendidikan dan
pengajaran, akan ditemukan dua tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Pertama,
kesempumaan manusia, yang puncaknya adalah dekat kepada Allah. Kedua
kesempatan manusia yang puncaknya adalah kebahagian dunia dan akhirat,
karena itu, ia berusaha mengajar manusia agar mampu mencapai tujuan-tujuan
yang dimmuskan tadi. (Fathiyah Hasan Sulaiman, 1964: 19-20).
Pandangan Imam Ai-Ghazali tentang pendidikan secara umum sesuai
dengan konsepsi pendidikan Islam, konsepsi yang religius moralis Imam A l Ghazali tidak mengabaikan urusan-urusan keduniaan. Dia mempersiapkan urusanurusan ini dalam pendidikan.
"Tujuan pendidikan menumt Imam A l - Ghazali kesempumaan manusia di
dunia dan akhir yang bisa dicapai melalui upaya mencari keutamaan dengan ilmu
pengetahuan. Jadi keutamaan kita membahagiakan di dunia disamping membuat
juga dekat kepada allah suatu kebahagian di akhirat {fathiyah Hasan, 2964: 22)"^.
Berhicara tentang tujuan pendidikan, erat kaitannya dengan tujuan hidup
manusia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan hams diarahkan sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan yang sedang dihadapi, seperti yang diungkapkan oleh

^ . Safroni Ladzi M, Al- Ghazali Berhicara Tenlang Pendidikan Islam, ( Yogyakarta, Aditya
Media Publishing, 2013) hal 82.

27

Muhammad Athiyah A l - Abrasyi bahwa tujuan utama dari pendidikan Islam
adalah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orangorang yang bermoral, berjiwa bersih, pantang menyerah, bercita- cita tinggi, dan
berakhlak mulia baik laki- laki maupun perempuan.
Sedangkan Imam A l - Ghazali berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam
yang paling utama adalah "beribadah

dan bertaqarrub

kepada Allah dan

kesempumaan insani yang tujuannya kebahagian dunia dan akhirat" (Ramayulis,
1998: 26 ). Selanjutnya Ahmad D . Marimba menyatakan bahwa tujuan
pendidikan Islam adalah "untuk membentuk kepribadian yang muslim, yakni
bertaqwa kepada Allah" ( Marimba, : 46 ) pendapat tersebut sesuai dengan firman
Allah dalam al- Qur'an surat Adz- Dzariyat ayat 56 sebagai berikut:

Artinya "Dan Aku (Allah) tidak ciptakan j i n dan manusia kecuali hanya
untuk mengabdi kepada Allah" (Q.S. adz-Dzariyat: 56) ( Depag RI, 1989: 862).
Disamping itu, Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa tujuan pendidikan
Islam adalah "untuk membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT selama hidupnya, dan matipun tetap dalam keadaan muslim"
(Daradjat, 1996: 31) penddapat ini berdasarkan firman Allah SWT dalam surat A l i
Imran ayat 102 yang berbunyi:

:

i" . s L ' ^ s i J-:.

: l

••-

' —

;

-^r-

28

Artinya: "Hai orang- orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah
dengan sebenar-benamya taqwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan
muslim" (Q.S. Ali Imran: 102).
Berpedoman dari dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa tujuan pendidikan Islam itu adalah untuk membentuk manusia yag
mengabdi kepada Allah, cerdas, terampil, berbudi pekerti luhur, bertanggung
jawab terhadap dirinya dan masyarakat guna tercapainya kebahagian dunia dan
akhirat.
2.

Kurikulum Pendidikan Islam menurut Imam Al- Ghazali
a.

Pengertian Kurikulum
Kata "kurikulum" mulai dikenal sebagai istilah dalam dunia
pendidikan lebih kurang sejak satu abad yang lalu. Istilah kurikulum
muncui pertama kalinya dalam kamus Webster tahun 1856. pada tahun
itu kata kurikulum digunakan dalam bidang olah raga, yakni suatu alat
yang membawa orang dari star sampai ke finish. Baruiah pada tahun
1955 itilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan dengan arti
sejumlah mata pelajaran di suatu perguruan.

Di dalam kamus tersebut kurikulum diartikan dua macam yaitu
sebagai berikut;
1)

Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari
siswa disekolah atau perguruan tinggi untuk memperolah ijazah
tertentu.

29

2)

Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga
pendidikan atau jurusan.

Pengertian tersebut menimbuikan paham dari sekian banyaknya
kegiatan dalam proses pendidikan di sekolah, hanya sejumlah mata
pelajaran

(bidang studi) yang ditawarkan

itulah

yang

disebut

kurikulum. Adanya pandangan tradisonal yang mengatakan bahwa
kurikulum memang hanya rencana pelajaran. Menurut pandangan
Modem, kurikulum lebih dari sekedar rencana pelajaran atau bidang
studi. Kurikulum dalam pandangan modem ialah semua yang secara
nyata terjadi dalam proses pendidikan disekolah^.
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa yunani , yaitu
curir artinya pelari dan curere yang artinya jarak yang harus ditempu
oleh pelari. Ada juga yang mengatakan dari bahasa prancis, yaitu
couriar yang berarti berlari. Istilah ini pada mulanya digunakan dalam
dunia olahraga. Sementara itu, dalam dunia pendidikan istilah tersebut
merupakan lingkaran pengajaran

dimana guru dan murid terlibat

didalamnya. Dengan demikian curriculum diartikan jarak yang harus
ditempu oleh pelari.
Sementara di dalam kamus Umum Bahasa Indonesia, kurikulum
didefinisikan sebagai susunan rencana pelajaran. Sedangkan pada
perkemangan selanjutnya, kurikulum menjadi istilah yang digunakan

\ Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah. 2011) hal. 162-163

30

untuk menunjukkan satuan mata pelajaran yang harus ditempu guna
mencapai suatu gelar atau memperoleh ijazah.
Di dalam kosakata bahasa Arab, istilah kurikulum dikenal dengan
kata manhaj yang berarti jalan terang yang dilalui oleh manusia
diberbagai fase kehidupannya. Apabila pengertian ini dikaitkan dengan
pendidikan, maka manhaj atau kurikulum berarti jalan terang yang
dilalui

guru

dan

murid

untuk

mengembangkan

pengetahuan,

keterampilan dan sikap.
Dengan demikian kurikulum merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi , bahan pelajam, dan cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk menncapai tujuan pendidikan tertentu. Oleh sebab itu kurikulum
disusun

oteh

satuan

pendidikan

untuk

menyesuaikan

dengan

kebutuhan dan potensi yang ada didaerah.
Berdasarkan pengertian- pengertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa kurikulum merupakan landasan yang digunkan pendidik untuk
membimbing peserta didiknya kearah tujuan pendidik yang diinginkan
melalui akumulasi sejumlah pengetahuan

keterampilan dan sikap

mental. Ini berarti proses kependidikan Islam bukan suatu proses yang
dapat

dilakukan

secara

serampangan,

tetapi

konseptual!sasi manusia paripuma.^

^. Minarti Sri, Ilmu Pendidikan Islam. ( Jakarta: Amzah, 2013) hal. 129-132

mengacu

pada

31

Seperti yang yang dikemukakan di depan, kurikulum merupakan
suatu program untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu.
Karena itu pendidikan yang ingin dicapai melalui sekolah yang
bersangkutan. Ada dua jenis yang terkandung di dalam kurikulum
suatu sekolah, yaitu:
a. Tujuan yang ingi dicapai sekolah secara keseluruhan. Selaku
lembaga pendidikan, setiap sekolah

mempunyai

sejumlah

tujuan yang ingin dicapainya (tujuan lembaga pendidikan atau
tujuan institusionai). Tujuan tersebut biasanya digambarkan
dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diharapkan

dapat dimiitki

murid/

siswa

setelah

mereka

menyelesaikan seluruh pendidikan dari sekolah tersebut.
b. Tujuan yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi. Setiap
bidang studi dalam kurikulum suatu Sekolah juga mempunyai
sejumlah

tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan ini pun

digambarkan dalam bentuk pengetahuan, keteramilan, dan
sikap yang diharapkan dapat dimiliki murid/ siswa setelah
mempelajari suatu bidang studi pada suatu sekolah tertentu'.
Kurikulum pendidikan islam adalah bahan-bahan berupa kegiatan
pengetahuan, dan pengalaman yang dengan sistematis diberikan kepada
anak didik untuk mencapai tujuan. Kurikulum juga merupakan kegiatan
yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik secara terperinci

^ M Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam. ( Jakarta: Rineka Cipta, 2009) hal 220

32

berupa bentuk- bentuk bahan pendidikan, saran- saran strategi beiajar
mengajar, pengaturan- pengaturan program agar dapat diterapkan, dan
hal- hal yang mencakup berbagai kegiatan sampai tercapainya tujuan
yang diinginkan.
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu program pendidikan yang
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan- tujuan
pendidikan tertentu. Batasan ini mencerminkan hal-hal sebagai berikut:
pertama, pendidikan ialah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan.
Kedua, di dalam kegiatan pendidikan terdapat suatu rencana yang
disusun atau diatur. Ketiga, rencana tersebut dilaksanakan disekolah
melalui cara- cara yang telah ditetapkan".
Fungsi kurikulum dalam pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
a. Alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan manusia
sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan
b. Pedoman dan program yang harus dilakukan oleh subjek dan objek
pendidikan
c.

Fungsi kesinambungan untuk persiapan pada jenjang sekolah
berikutnya dan penyiapan tenaga keija bagi yang tidak melanjutkan

d. Standardlsasi dalam penilaian kriteria keberhasilan suatu proses
pendidikan, atau sebagai batasan dari program kegiatan yang akan

. Sudiyono M, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009) hal. 219

33

dijalankan

pada caturwulan, semester, maupun

pada tingkat

pendidikan tertentu^.
Dari definisi diatas, baik dilihat dari fungsi kurikulum maupun
tujuannya, hakikat kurikulum adalah kegiatan yang mencakup berbagai
rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk
bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar-mengajar.

pengaturan-

pengaluran program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup
pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan.'**
Posisi kurikulum selanjutnya adalah bagaimana

ia tidak hanya

berfungsi sebagai "agent o f conservative" , tetapi juga sebagai "agent o f
change". Artinya, untuk nilai-nilai yang bersifat universal dan objektif
(nilai ilahiah) secara instrinksiknya tetap dilestarikan sampai pada
generasi-generasi
menurut

berikutnya, namun

perkembangan

yang

konfigurasinya, dapat diubah

diinginkan

dengan

syarat

tidak

menimbuikan keresahan dan kebingungan masyarakat''.
b.

Isi kurikulum Pendidikan Islam Menurut Imam Al-Ghazali
Kurikulum pendidikan yang disusun oteh Imam Al-Ghazali tidak
lepas dari pandangan beliau tentang tujuan pendidikan Islam itu sendiri
yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebab mendekatkan diri
kepada Allah tersebut menurut Imam Al-Ghzali tolak ukur kesempumaan
manusia sebagai sarana jalan kesana itu tiada lain kecuali ilmu. Jika

^. Bukhari Umar. ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2011) hal 172
'°. Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kencana Prenada, 2008)
hal 123
".Ibid, hal 136

34

ilmunya banyak dan sempuma, ia akan semakin dekat kepada Allah dan
semakin menyerupai malaikat. Dari sini dapat kita pahami bahwa
menumt Imam Al-Ghazali pendidikan mempakan suatu jalan satusatunya

untuk

kesempumaan

menyempumakan
manusia

manusia.

sangat ditentukan oleh

Dengan

kata

pengetahuan

lain
yang

diperolehnya".
Pada pertengahan abad XX kurikulum diartikan sebagai sejumlah
pelajaran yang hams ditempuh oleh siswa untuk kenaikan atau untuk
memperoleh ijazah. Menurut Imam Al-Ghazali kurikulum pendidikan itu
terdapat dua hal yang manarik bagi kita, pertama pengklasifikasiannya
terhadap ilmu pengetahuan dan segala aspek yang berkaitan dengannya,
seperti yang diuraikan didepan. Kedua, pemikirannya tentang manusia
berikut dengan segala potensi yang dibawa. Pada hakekatnya manusia itu
sama.
Adapun tahapan rumusan imam A l - Ghazali dalam kurikulum secara
tersurat sesuai dengan proses pendidikan anak yang diajarkan oleh
Rasulullah Muhammad SAW yang arti hadisnya sebagai berikut:
"Seorang anak pada tujuh hari dari kelahirannya disembelihkan
hewan aqiqah dan diberi nama yang baik serta di jaga kesehatannya.
Ketikah telah bemsia 6 tahun, didiklah ia. Ketika bemsia 9 tahun, latiiah
ia hidup mandiri, dipisahkan dari tempat tidur orang tuanya. Ketika
setelah bemmur 13 tahun, berilah sangsi bila ia meninggalkan shalat.

Safrony Ladzi M, Al-Ghzalai Berhicara Teniang Pendidikan, Islam, ( Yogyakarta, Aditya
Media
Publishing, 2013)

35

Setelah sampai pada usia 16 tahun, nikahkanlah ia, setelah itu terlepastah
tanggung jawab orang tua terhadap segalah perbuatan anaknya, seraya
berkata

dihadapanya".

Aku

telah

mendidikmu,

mengajarmu,

menikahkanmu, maka aku mohon perlindungan kepada Allah dari
fitnahan di dunia maupun siksaan di akhirat.'^
Implikasih dari hadis yang dikutib Imam Al-Ghazali ini memberikan
pengertian bahwa pengajar dan pendidikan itu dapat dilaksanakan secara
bertahap dan disesuaikan dengan perkembangan anak baik fisik maupun
fisikisnya dan bertanggung Jawab atas pendidikan anak minimal hingga
16 tahun. Selanjutnya pembentukan pribadi anak menjadi tanggung
jawab diri anak itu sendiri dan masyarakat secara luas.
Dengan demikian, bila ia paparkan

perkembangan

usia anak

berdasarkan hadis yang dinukil Imam A l - Ghazali tersebut adalah
sebagai berikut:
a.

Usia 00-06 tahun, adalah masa asuhan orang tua. Hendaklah orang
tua memelihara anak tersebut dari berbagai kotoran jasmani dan
rohani dari belengu- belenggu ketidak baikan sebagai simbolnya
diberikan upacara

aqiqah serta diberi nama yang baik. Dan

pendidikan pada usia ini masih bersifat formal.
b.

Usia 06- 09 tahun, adalah masa dimulainya pendidikan anak secara
formal. Pada masa ini akan telah mampu menerima pengertian dari
apa yang telah dibiasakan, anak juga mampu menerima ganjaran

36

atau

hukuman, tetapi dampak

keduanya

berbeda.

Ganjaran

berdampak positif sedangkan hukuman berdampak negatif.
c.

Usia 09-13 tahun adalah masa pendidikan kesusilaan dan latihan
kemandirian. Sebagai kelanjutan dari pembiasaan terhadap yang baik
dan pemberian pengertian tentang apa yang dibiasakan pada usia ini
dan harus mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk
antara yang manfaat dan yang sia- sia, serta mana yang pantas
dikerjakan dan mana yang perlu dihindari.

d.

Usia 13-16 tahun di dalam masa ini sebagai pemeriksaan perilaku
anak didik tersebut sebagai evaluasi, dimulai pendidikan formal,
pendidikan kesusilaan dan pendidikan latihan kemandirian. Pada
konteks ini biasanya diadakan evaluasi selama tiga tahun dan jika
ditemukan kekurangan- kekurangan dalam mendidik anak dan untuk
membentuk pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab atas segala
perbuatanya, anak perlu diberikan sanksi.

e.

Usia 16 tahun dan seterusnya adalah pendidikan kedewasaan,
menurut Islam anak usia ini setelah dianggap dewasa dan segala
yang dilakukan sudah

mempunyai nilai tersendiri di hadapan

Allah'*. Pendidikan pada priode ke kelima (e) ini anak telah
mengalami kedewasaan nafsu seknya, yang banyak membutuhkan
penjagaan agar tidak terjadi ekses- ekses seksual yang merugikan.
maka sesuai dengan bagian akhir kondisi ini, orang tua telah

'\lbi

Dokumen yang terkait

E N I N G K A T A N H A S I L B E L A J A R M E N U L I S K A L I M A T E F E K T I F D A L A M P A R A G R A F A R G U M E N T A S I M E L A L U I K E G I A T A N P E E R C O R R E C T I O N P A D A S I S W A K E L A S X 1 S M A N E G E R I R A M B I P U

0 2 17

I S L A M I C C E N T R E T A S I K M A L A Y A

0 6 1

T O U R I S M S A T E L L I T E ACCOUNT, A S T A T I S T I C A L T O O L TO A N A L Y S E TOURISM R O L E S

0 0 8

Perpustakaan STAIN Salatiga P E N G A R U H P E M A H A M A N P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M T E R H A D A P K E S A L E H A N S O S IA L SIS W A DI S M K N E G E R I 1 S A L A T IG A T A H U N 2007

0 2 127

J U R U S A N T A R B IY A H P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

0 0 94

D IN A M IK A P E N G U A S A A N M A T E R I P E L A J A R A N IB A D A H S H A L A T F A R D L U P A D A S IS W A K E L A S IV D E N G A N S T R A T E G I M E M B E N T U K K E L O M P O K B E L A J A R DI SD N E G E R I D E R S A N S A R I 02 T A H U N

0 1 103

P E N IN G K A T A N M O T IV A S I S IS W A M E L A L U I M E T O D E D E M O N S T R A S I PA D A M A T A P E L A J A R A N F IQ IH M A T E R I S H A L A T J E N A Z A H K E L A S VI M I G E S IN G 2 KANDANGAN TEMANGGUNG

0 1 89

P O L A R I W A Y A T K E S E H A T A N R E P R O D U K S I DAN S T A T U S G I Z I WANITA Y A N G M E N G A L A M I O S T E O P O R O S I S DI P O L I K L I N I K P E N Y A K I T D A L A M RSUP DR, M O H A M M A D H O E S I N P A L E M B A N G P E R I O

0 2 97

HUBUNGAN O B E S I T A S DAN K E J A D I A N D I A B E T E S M E L I T U S T I P E 2 PADA P A S I E N USIA 40 - 60 T A H U N DI R U M A H S A K I T M U H A M M A D I Y A H P A L E M B A N G PADA B U L A N D E S E M B E R 2012 SKRIPSI Sebagai salah satu sy

0 0 72

P L U R A L I S M E DAN M U L T I K U L T U R A L I S M E D A L A M PRASEJARAH INDONESIA

0 2 69