P E N IN G K A T A N M O T IV A S I S IS W A M E L A L U I M E T O D E D E M O N S T R A S I PA D A M A T A P E L A J A R A N F IQ IH M A T E R I S H A L A T J E N A Z A H K E L A S VI M I G E S IN G 2 KANDANGAN TEMANGGUNG

  

P E N IN G K A T A N M O T IV A S I S IS W A M E L A L U I M E T O D E

D E M O N S T R A S I PA D A M A T A P E L A J A R A N F IQ IH

M A T E R I S H A L A T J E N A Z A H K E L A S VI M I G E S IN G 2

K A N D A N G A N T E M A N G G U N G

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah sal u syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  

Pada Juru < an Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyak STAIN SALA TIGA

Oleh :

A f I F

  NIM. 11406521

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

STAIN SALATIGA

2008

  D E P A R T E M E N A G A M A RI JS E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A W e b s i t e : Jl. S ta d io n 03 Telp. (0298) 323706, S a la tig a 507 2 1

D E K L A R A S I

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudia hari terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian ini dihadapan sidang munaqosyah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, Agustus 2008 Penulis,

  A F I F

  N I M .I I 406521 D E P A R T E M E N A G A M A RI

  • ? S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A l A T I G A '

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, S a la tig a 5072't W e b s ite : w w w .s ia in s a la tiq a .a c .id E -m a i l : adm in,

  Masiikah. M.Si DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING

  I amp : eksemplar Hal : Naskah Skripsi

  Saudara Afil' Kepada Yth. Ketua S TAIN Salatiga

  Di Salatiga Assalam ualaikum . W r. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kanr kirimkan naskah skripsi saudara . Nama : A lif NIM : 11406521

  Jurusan i Progdi : Tarbivah / Pendidikan Agama Islam Judul : Peningkatan Motivasi belajar siswa melalui metode-demonstrasi pada mata pelajaran T'iqh

  Materi Shalat Jenazah kelas VI MI Gesing 2 Kandangan Temanggung. Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu ’aiaikum. W r. Wb

  Salatiga.!3 Agustus 2008 Pembimbing.

  

MOTTO

Shalatlah kamu sebelum kamu di shalati

Ingatlah masa sehatmu sebelum masa sakitmu

  

Ingatlah masa sakitmu sebelum masa matimu

  

K A T A P E N G A N T A R

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berkat rahmat, taufik hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai pemenuhan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Saijana di bidang Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

  Skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya dorongan bantuan serta kerjasama dari beberapa pihak, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati ijinkanlah penulis haturkan terima kasih kepada :

  1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga

  2. Kajur Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga yang telah memberikan ijin penelitian.

  3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga yang telah memberikan arahan kepada penulis.

  4. Ibu Maslikhah, M.Si selaku pembimbing yang telah mencurahkan tenaga, pikiran serta waktu untuk membimbing penulis dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

  5. Kepala Sekolah MI Gesing 2 Kandangan Temanggung yang telah memberikan ijin penelitian serta memberikan arahan kepada penulis.

  6. Gun: kelas VI MI Gesing 2 Kandangan Temanggung serta siswa-siswa kelas VI yang telah turut membantu melaksanakan pembelajaran di kelas.

  7. Kedua orang tua yang penulis sayangi, yang selalu memberi semangat dan dorongan kepada penulis supaya tepat menyelesaikan skripsi ini.

  8. Sahabat-sahabat sejatiku di PAI angkatan 2006, yang menjadi pelipur laraku dikala suka maupun duka yang selalu memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.

  9. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap penyusunan skripsi ini.

  10. Semoga amal baik Bapak/Ibu/Saudara diterima dan mendapat pahala yang setimpal dari Allah, Amin. Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.

  Salatiga,...............

  Penulis

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR ISI

   BABU KAJIAN PUSTAKA

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

  B A B Y P E N U T U P

  

  

  

D A F T A R T A B E L

  

  

  

  

D A F T A R G A M B A R

  Gambar I.I Alur PTK ............................................................................................... 11

  L A M P I R A N Surat Keterangan Kepala Sekolah................ .

  Angket Motivasi Belajar Siswa.................... . Pedoman Observasi Motivasi Belajar Siswa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ).

  Daftar Riwayat Hidup.....................................

  

B A BI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Dunia pendidikan akan selalu berkembang dari masa ke masa, perkembangan ini merupakan satu konsekuensi dari perkembangan yang sangat pesat. Dimana adanya iptek tersebut menuntut adanya sumber daya manusia yang cerdas, aktif, kreatif serta mempunyai motivasi yang tinggi.

  Salah satu cara untuk menghasilkan manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Sehingga perkembangan dalam dunia pendidikan memang akan selalu diperlukan, terutama untuk menghadapi standar nilai Ujian Akhir yang semakin tinggi nilainya.

  Di Indonesia sendiri, kesadaran akan pentingnya pendidikan juga sudah ada sejak lama dan tercantum dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional yang termuat dalam tujuan pendidikan tersebut adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang bertaqwa, berbudi pekerti luhur, berpengetahuan, terampil, sehat jasmani dan rohani.

  Berhubungan dengan hal tersebut, pendidikan sebagai sebuah proses yang melibatkan beberapa unsur yang saling berhubungan meliputi, guru, siswa, sarana dan prasarana, kurikulum dan metode pembelajaran yang fokus, dan pengelola diharapkan untuk mampu menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas. Guru, dalam hal ini sebagai unsur pokok penanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pengembangan proses belajar mengajar untuk mampu meningkatkan kualitas dan motivasi dalam proses belajar mengajar.

  2 Salah satu perkembangan dalam bidang pendidikan adalah

  pembenahan dalam bidang kurikulum, yang dulunya dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan sekarang disempurnakan lagi dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dimana pergantian kurikulum tersebut maka guru harus menguasai metode yang tepat agar peserta didik tidak kebingungan dalam perubahan kurikulum tersebut.

  Fenomena yang teijadi pada madrasah saat ini masih adanya sistem guru kelas, hal tersebut membuka kemungkinan bagi seorang guru untuk mengalami kesulitan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, guna mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena guru dituntut untuk mengejar target materi yang cukup banyak dan harus diselesaikan pada tiap-tiap semester, sehingga serigkali guru mengalami tingkat pemahaman atau materi siswa terhadap materi pelajaran.

  M ata pelajaran fiqh yang kita anggap mudah, dan sebenarnya itu membutuhkan banyak variasi metode, media gambar maupun sumber belajar yang lain, tidak luput dari masalah-masalah tersebut. Hal ini disebabkan karena mata pelajaran fiqh mengandung materi yang memerlukan praktek keija langsung. Melalui praktek siswa akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru melalui eksperimen sehingga kesan yang diperoleh akan mendalam. Oleh sebab itu, penghasilan pengajaran Fiqh akan bergantung pada keberhasilan dalam proses belajar mengajar, sedangkan keberhasilan siswa tidak hanya tergantung pada sarana dan prasarana, pendidikan, kurikulum, maupun metode, akan tetapi tergantung juga pada seorang guru yang

  3

  mempunyai posisi sangat strategis dalam upaya meningkatkan prestasi siswa dalam menggunakan strategi pembelajaran yang tepat sasaran.1 Fiqh sebagai ilmu yang mempelajari dan mengungkap masalah keagamaan tauhid dan ketuhanan memerlukan tindakan aktivitas dan paham dalam mengamalkannya dengan demikian itu, siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna, pengalaman-pengalaman belajar tersebut sangat berharga, bahwa tanpa pengalaman orang tidak mungkin belajar, namun dalam kenyataannya siswa bersikap pasif dengan mendengarkan penjelasan guru semata. Demikian pula dengan guru, dalam hal ini dinilai kurang mampu dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai untuk mata pelajaran fiqh yang memerlukan peran guru dan siswa. Seringkah guru mengeluh siswa-siswinya yang kurang memiliki motivasi dalam mengikuti pembelajaran fiqh.

  Pemilihan metode pembelajaran akan membawa pengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran, sehingga seorang guru dituntut untuk mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan suatu materi mata pelajaran. Pada kenyataannya saat ini, sebagian besar guru hanya menggunakan metode ceramah dan hafalan saja dalam mengelola kegiatan pembelajaran mata pelajaran fiqh di MI. Selain itu kurikulum saat ini belum mampu untuk mendorong siswa dalam belajar secara aktif. Ditambah lagi sekolah ini dengan keterbatasan sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang. 1

  1 Abdul Rahman Shaleh. Pendidikan Agama dan Keagamaan, Jakarta. Gema Windu Panca Perkasa, 2000, him. 3

  4 Hal tersebut menyebabkan pembelajaran fiqh di MI kurang berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.

  Metode demonstrasi sebagai salah satu altematif/solusi yang bisa digunakan oleh guru dalam mengajar mata pelajaran fiqh. Dalam metode ini, guru menunjukkan atau memperlihatkan praktek menyolati jenazah dan mengkafani sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba dan melaksanakan proses yang ditunjukkan oleh guru tersebut. Dimungkinkan juga siswa diberikan kesempatan untuk melakukan sendiri demonstrasi tersebut, sehingga proses penerimaan siswa akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian yang baik dan sempurna, metode demonstrasi ini digunakan bila ingin memperlihatkan bagaimana sesuatu harus teijadi dengan cara yang paling baik.2

  B. Rumusan Masalah Untuk mengindari kemungkinan meluasnya masalah dalam penelitian ini maka fokus permasalahan penelitian ini terletak pada :

  1. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar fiqh siswa kelas VI MI Gesing 2?

  2. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan kreatifitas belajar fiqh siswa kelas VI MI Gesing 2?

  3. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VI MI Gesing 2?

  ‘ Roestiyah N.K., Dikdaktik Metodik, Jakarta, PT. Bina Aksara. 1989. him. 76

  5 C. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adaiah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi.

  2. Untuk mengetahui peningkatan kreatifitas belajar siswa pada mata pelajaran fiqh menjadi lebih bermakna dan terkesan, daripada hanya menggunakan metode ceramah dan hafalan saja.

  3. Untuk mengetahui apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

D. Hipotesis Tindakan

  Jika metode demonstrasi dilaksanakan dengan baik maka diharapkan dapat meningkatkan aktifitas, kreatifitas dan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran fiqh di MI Gesing 2 Kandangan.

  E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan akan dapat memberikan manfaat diantaranya :

  1. Bagi Peneliti a. Mengetahui penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqh.

  b. Untuk mengembangkan kemampuan tindakan kelas, di dalam bidang penelitian.

  6

  c. Mengembangkan metode pembelajaran yang meningkatkan motivasi belajar siswa

  2. Bagi Guru

  a. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.

  b. Dapat dipergunakan sebagai umpan balik (fead back) demi meningkatkan kemampuan mengajarnya.

  3. Bagi Sekolah Meningkatkan aktivitas, kreatifitas dan motivasi belajar di sekolah dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  4. Bagi masyarakat Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, akan generasi yang aktif, kreatif dan inovatif serta berdaya saing tinggi.

F. Definisi Operasional

  1. Pengertian Motivasi Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai suatu tujuan yang di kehendakinya atau mendapat keleluasaan dengan perbuatannya.3

3 Sardinian, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta. Rajawali Pers, Tahun TT,

  7

  2. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi yang dimaksud adalah pembelajaran dimana guru melakukan suatu kegiatan atau keterampilan disertai dengan penjelasan secara verbal, setelah itu siswa diberi kesempatan untuk melakukan proses yang sama di bawah supervisi guru.

  3. Mata Pelajaran Fiqh Kata “Fiqh” (<U9 ) adalah bentuk masdhar dari fi’il : 4JLi> yang artinya

  “faham, mengetahui, cerdas, mahir.” Dan pengertian-pengertian lain yang sejenis dengan pengertian tersebut. Kata “fiqh” berpengertian “faham” dipergunakan dalam lafazh hadis Nabi SAW.

  ( j 4 j y o

  jJ I Ijrc>-

Artinya : “Barang siapa dikehendaki Allah suatu kebaikan, niscaya Allah

akan menjadikannya faham tentang ajaran agama

  ". Demikian arti “ fiqh” menurut pengertian bahasa. Kata “fiqh” dipergunakan sebagai istilah syar’i untuk menamakan salah satu cabang ilmu dalam agama Islam. Di sini “Fiqh” diberi definisi yang berbeda-beda oleh para ulama, diantaranya adalah :

  

Artinya : "Dia (fiqh) adalah ilmu tentang hukum-hukum syariah praktis yang

" . diistimbatkan (digali) dari dalil-dalilnya yang terinci

  8 Dengan pengertian demikian, jelas bahwa fiqh adalah ilmu yang

  membahas ajaran Islam dalam aspek hukum atau syariat. Oleh sebab itu, selain disebut dengan fiqli juga sering digunakan istilah “syariat” atau

  “ta syrr

  , walaupun dalam arti luas, kedua kata tersebut berarti ajaran Islam secara menyeluruh.

  Dengan pengertian di atas itu pula, jelas bahwa fiqh berbeda dengan ilmu tauhid yang membahas ajaran Islam dalam aspek keimanan atau aqidah dan berbeda pula dengan ilmu ahlak yang membahas ajaran Islam dalam aspek moral dan etika.

  Sebagai ajaran Islam, fiqh sudah ada sejak diutusnya nabi Muhammad SAW, menjadi Rasul. Pada awal perkembangannya ini, hukum Islam didasarkan langsung pada wahyu Allah serta sunah Rasul.4

  G. Metodologi Penelitian Penelitian tindakan kelas yang terkandung di dalamnya. Sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu penelitian tindakan kelas dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR).

  Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas.

  Penelitian menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

4 Anonim. Materi Fiqh Modul 1-6, Jakarta, Diijen Binbaga Islam dan Universitas

  9

  atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

  Ciri khusus dari penelitian tindakan kelas (PTK) adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi yang alami bukan dalam labolatorium ditujukan untuk memecahkan masalah praktis. Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut dilakukan dalam rangkaian siklus kegiatan. Berikut penulis paparkan metodologi penelitian yang menjadi pijakan penelitian tindakan kelas yang telah penulis laksanakan.

  1. Rancangan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dirancang dengan tujuan tertentu. Hal ini penting dilakukan dalam rangka menjaga obyektivitas peneiitian, mengingat penulis disamping sebagai guru dan sekaligus sebagai peneliti. Adapun penelitian tindakan kelas ini dirancang untuk :

  a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VI semester II di MI Gesing 2 Kandangan pada mata pelajaran Fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi.

  b. Meningkatkan kreatifitas belajar siswa kelas VI di MI Gesing 2 Kandangan pada mata pelajaran Fiqh dengan menggunakan metode demons rasi.

  c. Meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VI di MI gesing 2 Kandangan pada mata pelajaran Fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi.

  10

  2. Subjek Penelitian

  a. Siswa Penelitian ini diiakuakan pada siswa kelas VI MI Gcsing 2 Kandangan Temanggung yang berjumlah 28 siswa.

  b. Penelitian Penelitian ini dilakukan oleh penulis sendiri yang bertindak sebagai seorang peneliti sekaligus guru kelas di MI Gesing 2 Kandangan

  Temanggung.

  3. Langkah-langkah/Siklus Penelitian Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas (PTK) dengan bagan yang berbeda. Secara garis besar dalam penelitian tindakan kelas tersebut terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu : (1) perencanaan {planning), (2) pelaksanaan {acting), (3) observasi {observing), dan (4) refleksi {reflecting)? Kegiatan-kegiatan ini disebut dengan siklus kegiatan masalah pemecahan. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan pada siklus ke dua, dan seterusnya, sampai penelitian merasa puas.0 Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut. 5 6

5 Suharsini Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara, 2007, him. 3

  11

  a. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian pada mata pelajaran fiqh ini adalah seluruh siswa kelas VI MI Gesing 2 dengan materi shalat jenazah beserta bacaan dan doanya.

  b. Indikator Penelitian Indikator peneltitian ini meliputi 3 aspek, yaitu aktifitas, kreatifitas, dan motivasi sebagaimana dapat dibaca gambar berikut:

  Refleksi Siklus I Pelaksanaan Observasi

  Perencanaan

  Siklus I I

  Observasi

  Siklus III < c J

  Gambar I.I Alur PTK

  12 Penelitian tindakan kelas yang penulis laksanakan di MI Gesing 2

  Kandangan pada mata pelajaran Fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Siklus I Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti memerlukan beberapa siklus hingga dapat mencapai hasil yang sesuai dengan indikator penelitian. Untuk itu maka peneliti memerlukan perencanaan di setiap tahap penelitian. Adapun tahap-tahap penelitian tersebut yaitu : a. Perencanaan

  1) Bagi Guru

  a) Guru menerangkan materi tata cara pelaksanaan shalat jenazah.

  b) Guru memberi contoh tata cara pelaksanaan shalat Jenazah.

  c) Guru memberi soal materi shalat jenazah

  b. Bagi Siswa 1) Siswa mendengarkan uraian guru tentang materi tata cara pelaksanaan shalat jenazah.

  2) Siswa mendemonstrasikan tata cara pelaksanaan shalat jenazah. 3) Siswa mengerjakan soal materi shalat jenazah.

  c. Pelaksanaan Guru menerangkan materi tata cara pelaksanaan shalat jenazah kemudian menyuruh siswa untuk mendemonstrasikan tata cara pelaksanaan shalat jenazah.

  13

  d. Observasi Guru mencatat tanda-tanda akan tercapainya peningkatan motivasi, dan aktivitas siswa selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan, serta mencatat peningkatan kreatifitas siswa selama mengikuti pembelajaran Fiqh untuk materi shalat jenazah.

  e. Refleksi Hasil yang diperoleh dalam siklus I ini belum memperlihatkan perubahan peningkatan motivasi, aktivitas, kreativitas belajar siswa sesuai dengan indikator penelitian yang diharapkan karena baru 0%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siklus I siswa belum tuntas belajar. Hal ini disebabkan karena siswa belum paham dan tingkat kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan tata cara shalat jenazah. Disamping itu rupanya siswa masih merasa bahwa diterapkannya metode demonstrasi ini merupakan hal yang baru.

  2. Siklus II.

  Dalam penelitian siklus I belumlah tercapai indikator yang diharapkan, maka siklus II ini dilakukan berdasarkan nomor urut absensi siswa.

  a. Perencanaan 1) Bagi Guru a) Guru menerangkan materi tata cara pelaksanaan shalat jenazah.

  b) Guru memberi contoh tata cara pelaksanaan shalat jenazah.

  14

  c) Guru memberi soal materi shalat jenazah 2) Bagi Siswa.

  a) Siswa mendengarkan uraian guru tentang materi tata cara pelaksanaan shalat jenazah.

  b) Siswa mendemonstrasikan tata cara pelaksanaan shalat jenazah.

  c) Siswa mengeijakan soal materi shalat jenazah.

  b. Pelaksanaan Guru menerangkan materi tata cara pelaksanaan shalat jenazah kemudian menyuruh siswa untuk mendemonstrasikan tata cara pelaksanaan secara berkelompok, yang d i bentuk guru atas dasar kedekatan tempat tinggal dan penyebab anak yang pandai.

  c. Observasi Guru mencatat tanda-tanda akan tercapainya peningkatan motivasi dan aktivitas siswa selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan, serta mencatat peningkatan kreatifitas siswa selama mengikuti pembelajaran.

  d. Refleksi Hasil yang diperoleh dalam siklus 11 ini sudah ada peningkatan belajar hingga mencapai 82,14% atau dua puluh siswa dalam satu kelas, tetapi siswa sudah tidak ada yang masih melakukan kesalahan, baik dalam gerakan maupun bacaan do’annya. Hal ini dikarenakan shalat jenazah itu memang berbeda dengan shalat fardlu yang lain.

  15

  3. Siklus III Siklus III ini dilaksanakan dengan langkah yang hampir sama dengan siklus sebelumnya, dengan langkah perbaikan pada metode guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan keaktifan siswa dalam • bekerja kelompok perlu ditingkatkan.

  a. Perencanaan 1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan analisa pada refleksi II.

  2) Mempersiapkan instrumen penelitian untuk pelaksanaan siklus III yaitu tentang niat dalam melafalkan doa shalat jenazah dengan metode demonstrasi. 3) Merencanakan metode penugasan dalam menjelaskan materi pelajaran.

  4) Merencanakan setiap individu pada kelompok dengan melakukan demonstrasi melafalkan niat shalat jenazah dengan disertai tata cara yang benar. 5) Pembagian kreatifitas, aktifitas. motivasi dalam pembagian kelompok sesudah dikelompokkan menjadi tiap 3 orang.

  b. Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas siklus III dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2008 membahas tentang tata cara melakukan shalat jenazah dengan melafalkan niat dan do’a shalat jenazah dengan metode demonstrasi.

  16 Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2008 membahas

  syarat dan rukun shalat jenazah dengan metode demonstrasi, sedangkan pertemuan ketiga untuk tes evaluasi dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2008. Adapun pelaksanaan penelitian siklus III dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

  1) Sebagai apersepsi mengulang kembali melafalkan niat shalat jenazah bersama-sama.

  2) Pembagian hasil evaluasi pada siklus II. 3) Guru melanjutkan materi berikutnya dengan metode demonstrasi yang melibatkan anak untuk aktif dan kreatif dalam pembelajaran.

  4) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan demonstrasi untuk meningkatkan aktifitas, kreatifitas dan motivasi belajar siswa. 5) Menunjuk wakil dari kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya.

  6) Memberikan pujian dan penilaian pada hasil kerja siswa. 7) Menugaskan kepada siswa untuk melakukan demonstrasi secara individu untuk mengetahui hasil belajar masing-masing.

  8) Memberikan evaluasi untuk tindakan siklus III 9) Memberikan kesempatan siswa untuk melakukan refleksi pada proses pembelajaran yang dilakukan.

  Observasi

  17

  1) Guru sudah mampu melaksanakan kegiatan awal pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan metode demonstrasi pada mata pelajaran Fiqh. 2) Pembelajaran terlaksana lebih baik, guru telah terampil melatih - siswa mendemonstrasikan tata cara melaksanakan shalat jenazah dengan melafalkan niat dan do’anya, guru sepenuhnya sebagai fasilitator dan membimbing kelompok pada saat siswa mendemonstrasikan shalat jenazah. 3) Penggunaan media dan pengelolaan kelas sudah baik. 4) Dalam pengorganisasian bahan pengajaran sudah sesuai dengan rencana pembelajaran.

  Hasil pengamatan keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut: 1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah baik. Hal ini dapat dilihat dengan setiap ada pertanyaan siswa langsung menunjukkan jari, meskipun kadang jawabannya belum sesuai dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru.

  2) Dalam menyimpulkan hasil keija kelompok sudah bisa membuat sendiri, hanya beberapa kelompok saja yang masih meminta bantuan guru. 3) Pelaksanaan presentasi hasil keija lebih baik dari siklus II.

  Beberapa siswa mampu mempresentasikan hasil kerja

  18

  kelompoknya dengan sempurna sementara masih ada beberapa siswa yang kurang percaya diri.

  4) Pengamatan yang dilakukan pada siswa dengan melihat demonstrasi siswa pada siklus 111 sebagai berikut: a) Siswa sudah mampu melafalkan menjelaskan dan melaksanakan bacaan niat shalat jenazah dengan baik.

  b) Dalam mendemonstrasikan shalat jenazah dengan niat dan do’a siswa sering tergesa-gesa kurang teliti dalam melafalkan niat dan do'anya.

  d. Proses Pembelajaran Hasil pengamatan proses pembelajaran pada siklus III sebagai berikut:

  1) Pengelolaan kelas dan proses kegiatan belajar mengajar sudah bagus.

  2) Metode demonstrasi sangat sesui digunakan pada pembelajaran fiqh materi shalat jenzah.

  e. Refleksi Peneliti mendiskusikan hasil pengamatan pada sikius III. Hasil siklus III adalah sebagai berikut :

  1) Pembelajaran dengan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqh materi shalat jenazah telah terlaksana dengan baik sesuai indikator dan pencapaian prestasi belajar. 2) Pengelolaan pelajaran oleh guru berlangsung lebih baik.

  19 3) Semua siswa aktif dan kreatif dalam mengikuti pelajaran.

  4) Hasil belajar pada siklus III sudah mencapai 92,85% menunjukkan bahwa penelitian sudah mencapai toiak ukur keberhasilan penelitian yang diharapkan, untuk itu siklus selanjutnya dihentikan.

  4. Instrumen dan Indikator Penelitian Tabel I.I Indikator Motivasi Belajar Siswa

  INDIKATOR NO ASPEK MOTIVASI

  1. Mempumyai minat yang ❖ Siswa memperhatikan proses demonstrasi yang dilakukan oleh guru besar dan teman-temannya..

  ❖ Siswa mau bertanya apabila mengalami kesulitan. ❖ Siswa tertarik dengan proses demonstrasi yang dilakukan. Perhatian yang penuh ❖ Siswa memgeijakan tugas yang 2. terhadap tugas belajar. diberikan secepat mungkin.

  ❖ Siswa beerusaha mengerjakan tugas hingga selesai.

  i

  ❖ Siswa menyelesaikan tugas tepat ii waktu.

  • > j .

  Memusatkan sebanyak ❖ Siswa berusaha untuk mengerjakan tugas secara mandiri. mungkin energi fisik dan psikis. ❖ Siswa berusha menjwab soal dengan sempurna.

  • > Siswa mempersiapkan peralatan yang i dibutuhkannya.

  20 4.

  Tanpa mengenal bosan Siswa berusaha menyelesaikan dan menyerah masalah yang dihadapi dengan berbagai cara. ♦ > Siswa mau belajar dari kesalahan, v Siswa mau bertanya kepada orang lain apabila menemukan kesulitan. Anderson CR & Faust GW (Elida Prayitno, 1989:10)7

  Tebel I.II Tabel Aktivitas

  No Aktivitas Kategori

  1 1 - 4 Baik 2 1 - 3

  Cukup

  3 1 - 2

  Kurang

  5. Pengumpulan Data Dalam penelitian tentang motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi ini pengumpulan data dilakuakan dengan mempergunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Wawancara

  b. Catatan Lapangan

  c. Observasi

  d. Quisioner

  e. Dokumentasi

  6. Analisis Data Dalam rangka menyusun dan megolah data yang terklumpul melalui wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi penulis 7

7 Elida Prayitno. Motivasi Dalam Belajar, Jakarta, Debdikbud, 1989 him. 10

  21

  mempergunakan analisis data deduksi, induksi dan reduksi sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

  Rangkaian laporan penelitian disusun dengan sistematika sebagai berikut:

  BAB I Latar Belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Peneluian, Manfaat Penelitian, Hipotesis penelitian, Manfaat Penelitian Definisi Istilah/Operasional, Metode Penelitian. BAB II Menjelaskan secara diskripsi berbagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian. BAB III Memaparkan Diskripsi Pelaksanaan Siklus I, diskripsi Pelaksanaan siklus II, dan siklus III. BAB IV Menganalisis hasil penelitian per siklus dari data hasil pengamatan,Opservasi, refleksi dan pembahasan. BAB V Merupakan bagian akhir penulisan yang tercakup di dalamnya Kesimpulan. Saran dan Kata Penutup.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Demonstrasi

  1. Pengertian Metode demontrasi mengambil bentuk sebagai contoh pelaksanaan suatu keterampilan atau proses kegiatan. Penggunaan metode ini mempersyaratkan adanya suatu keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian tersebut harus dimiliki oleh dosen atau orang lain yang dipilih oleh dosen. Setelah demonstrasi, mahasiswa/si^wa diberi icesempatan untuk melakukan latihan keterampilan atau proses yang sama di bawah supervisi pengajar.8 9 Metode demontrasi ini digunakan bila ingin memperlihatkan bagaimana sesuatu harus terjadi dengan cara yang paling

  ?£■ •;' i f , •' 2. ■ Kebaikan Metode Demonstrasi h

  1 - V ^ ' v - -T f - a. Kegiatan intruksional bersifat formal, magang atau latihan kerja.

  b. Materi pelajaran berbentuk keterampilan gerak psikomotor, petunjuk sederhana untuk melakukan keterampilan, bahasa asing, dan prosedur melaksanakan suatu kegiatan.

  c. Pengajar bermaksud menggantikan dan menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang panjang, baik yang menyangkut pelaksanaan suatu prosedur maupun dasar teorinya.

  d. Pengajar bermaksud menunjukkan suatu standar penampilan.

  e. Membantu siswa untuk memahami dengan jelas jalanya suatu proses dengan penuh perhatian sebab menarik.

  f. Memudahkan berbagai jenis penjelasan sebab penggunaan bahasa dapat lebih terbatas.

  g. Menghindari verbalisme.

  8 Atwi Suparman, Desain Instruksional, Depdikbud, Jakarta. 1997 him. 166-167

  9 Roestiyah N. K., Op.CiL, him. 76

  23

  h. Memberikan keterampilan tertentu.10 11

  3. Kesulitan Metode Demonstrasi Kesulitan penggunaan metode demontrasi adalah mendapatkan orang yang bukan saja ahli dalam mendemontrasikan keterampilan prosedur yang akan diajarkan, melainkan juga mampu menjelaskan setiap langkah yang d i demontrasi kannya secara verbal.

  4. Kelebihan Metode Demonstrasi a. Mendorong prinsip kerja sendiri bagi murid.

  b. Pelajaran dapat dihayati dengan sepenuh jiw a dan raga karena langsung dipraktekkan.

  c. Mempermudah pemusatan minat dan perhatian murid-murid yang tertuju pada apa yang didemontrasikan.

  d. Masalah-masalah yang timbul dalam hati anak langsung terjawab, karena itu mengurangi kemungkinan salah pengertian dan pengambilan kesimpulan yang keliru1

  e. Perhatian pelajar dapat diarahkan pada hal-hai yang dianggap penting sehingga hal-hal yang penting itu dapat diamati seperlunya. Perhatian pelajar lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain yang tidak relevan.

  f. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan kegiatan hanya mendengarkan ceramah/membaca dalam buku, karena pelajar memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatan.

  g. Bila pelajar turut aktif bereksperimen, maka ia akan memperoleh pengalaman-pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan dan memperoleh pengakuan dan pengharapan dari lingkungan sosialnya.

  h. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada pelajar dapat dijawab lebih teliti pada waktu proses demontrasi.12 Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat diketahui bahwa metode demontrasi mempunyai beberapa kebaikan. Kebaikan-kebaikan

  '° Ibid.,him, 76 11 Zainuddin Dja’far. Didardik Metodik, PT. Garoeda Buana Indah, Pasuruan. 1995. him.8 12 Winamo Surakhmad, Pengantar Interaksi Mengajar-Bel ajar. Bandung, Tarsito, him.

  1 i 1-112

  24

  tersebut antara lain mampu mendorong siswa untuk lebih aki i 1 dalam proses pembelajaran, siswa lebih menghayati pelajaran yang diberikan karena langsung dipraktekkan, perhatian siswa dapat dipusatkan pada proses belajar mengajar, setiap permasalahan yang muncul dalam diri siswa dapat langsung dipecahkan serta mampu mengurangi kesalahan- kesalahan bila dibandingkan dengan ceramah karena siswa memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatan sendiri.

  5. Kelemahan Metode Demonstrasi

  a. Memerlukan waktu lama dan dengan fasilitas perlengkapan/alat-alat pelajaran yang cukup.

  b. Metode ini sukar dilaksanakan apabila murid-murid tidak dimatangkan sebelumnya.13 c. Demonstrasi akan merupakan metode yang wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh pelajar.

  d. Demontrasi menjadi kurang efektif bila diikuti dengan sebuah aktivitas dimana para pelajar sendiri dapat ikut bereksperimen dan menjadikan aktifitas itu pengalaman pribadi.

  kelom pok.

  e. Tidak semua hal yang dapat didemontrasikan di dalam

  f. Kadang-kadang, bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian didemontrasikan, terjadi proses yang berlainan dengan proses dalam situasi sebenarnya.14

  |J Zainuddin Dja’far, Op.Cit., him. 8

14 Winamo Surakhmad. Op.Cit., him. 112

  25 g. Sulit untuk dilihat .

  h. Memakan waklu . i. Interaksi dan umpan balik yang terbatas.1'1

  Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, metode demonstrasi ternyata memiliki beberapa kelemahan yang antara lain memerlukan waklu lama, peralatan yang cukup menyita waktu dan ruang, sukar dilaksanakan apabila siswa tidak dimatangkan terlebih dahulu, interaksi dan umpan balik yang terbatas serta tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelompok.

  6. Cara Merencanakan Metode Demonstrasi a. Guru sudah melatih diri.

  b. Guru telah cukup menyiapkan alat-alat yang diperlukan.

  c. Murid-murid sem ua dapat mengikuti demonstrasi.

  d. Menetapkan garis-garis besar setiap langkah satu demonstrasi.

  e. Waktunya cukup dengan pertimbangan ada kesempatan pada anak untuk memajukan pertanyaan dan membuat catatan.

  f. Murid-murid duduk tenang mengamati demonstrasi.

  g. Menetapkan apa rencana guru sesudah demonstrasi berakhir untuk menilai hasil pelajaran.

  h. Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan yang diharapkan dapat dicapai/kegiatan yang akan dapat dilaksanakan oleh para pelajar itu sendiri bila demonstrasi berakhir. i. Menetapkan garia besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. j. Mempertim bangkan waktu yang dibutuhkan. k. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan anak didik. l. sebelum metode ini diterpakan perlu memperhatikan nilai-nilai didaktis metodis, misalnya apakah pelajaran, alat-alat serta waktu yang tersedia telah disesuaikan dengan tingkat kemampuan intelektual murid-murid. 15 16 *

  15 Nystrom dkk /rittuc/i'uial Methods in Occupational Educational Education, USA, The Bobs Merril Company Inc, 19'//, him. 137-138

  16 Roestiyah N.K., Dikdaknk Metodik, Jakarta, Pt. Bina Aksara, 1989. him. 76 |( Winamo Surakhmad, Op.Cit., him. 112-113

  26

  m. Oleh karena itu sebelum demonstrasi dilaksanakan, kita hendaknya menerangkan sejelas-jelasnya landasan teori yang kita pakai. Tanpa itu, maka sulit bagi anak-anak memperoleh pengalaman praktis, pembentukan sikap serta pengertian-pengertian yang jelas.

  Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan beberapa cara untuk merencanakan metode demonstrasi yang efektif yaitu dengar, merumuskan tujuan secara jelas, guru sudah mempersiapkan diri, menyiapkan siswa untuk mengikuti proses demonstrasi, mempersiapkan alat-alat yang akan dugunakan serta menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa.

B. Motivasi Belajar

  1. Pengertian Motivasi Belajar Belajar seseorang akan berhasil apabila dalam dirinya ada keinginan yang tinggi untuk mencapai tujuan dari belajar tersebut. Belajar harus diberi motivasi dengan berbagai cara, sehingga minat yang dipentingkan dalam belajar itu dibangun dari minat yang ada pada diri anak. Motivasi dalam belajar hendaknya dijadikan sebagai kebutuhan untuk mencapai tujuan dari belajar.

  Istilah motivasi berasal dari kata bahasa latin “movore" yang berarti “menggerakkan”. Berdasarkan pengertian tersebut, makna motivasi menjadi berkembang.18 19 Dalam bahasa sehari-hari motivasi dinyatakan dengan hasrat, keinginan, maksud, tekad, kemauan. dorongan, kebutuhan.

18 Zainuddin Dja’far. Op.Cit., him. 32

  27

  kehendak, cita-cita, keharusan dan kesediaan.20 Dalam proses belajar, motivasi mahasiswa tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi juga ditunjukkan melalui intensitas unjuk keija dalam melakukan suatu tugas.21

  Dijelaskan bahwa : “Motivasi belajar adalah sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai”.22

  Berdasarkan beberapa pendapat di atas, motivasi belajar adalah suatu dorongan atau rangsangan yang ada dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar Fiqh adalah dorongan atau rangsangan yang ada dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar dalam proses pembelajaran Fiqih.

  2. Ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar Ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas

  b. Ulet menghadapi kesulitan

  ‘° Prasetya Irawan, dkk., Teori Belajar, Motivasi dan Keterampilan Mengajar, Jakarta, Bina Aksara, 1997, him. 42

21 Ibid., him. 42.

  Sardinian, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, Rajawali Pers, 1992,

  28

  c. Menunjukkan minat terhadap berbagai masalah

  d. lebih senang bekerja sendiri tidak

  e. cepat bosan terhadap tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepas hal-hal yang diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah 23

  Berkaitan dengan ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi dalam belajar, bahwa siswa yang mempunyai motivasi dalam belajarnya akan terlihat dalam : a. Mempunyai minat yang besar.

  b. Perhatian yang penuh terhadap tugas belajar.

  c. Memusatkan sebanyak mungkin energi fisik dan psikis.

  d. Tanpa mengenal bosan dan menyerah.24 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar dapat dilihat dari tekun dalam menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi kesulitan, menunjukkan minat dalam belajar dan tidak mengenal bosan serta menyerah.

  3. Fungsi Motivasi Dalam Belajar Motivasi merupakan faktor pendorong tercapainya tujuan belajar.

  Fungsi dalam belajar adalah sebagai berikut:

  a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi seperti penggerak atau motor yang melepas energi.

  Ibid., him. 83

  29 b. Menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak dicapai.

  c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukian perbuatan apa yang harus dikcijakan yang sesuai untuk mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.2'

Dokumen yang terkait

E N G A R U H M O D E L P E M B E L A JA R A N P R O B L E M B A S E D L E A R N IN G D A N M E D IA A N IM A S I G A M B A R T E R H A D A P A K T IV IT A S D A N H A S IL B E L A JA R S IS WA

0 8 19

E N I N G K A T A N H A S I L B E L A J A R M E N U L I S K A L I M A T E F E K T I F D A L A M P A R A G R A F A R G U M E N T A S I M E L A L U I K E G I A T A N P E E R C O R R E C T I O N P A D A S I S W A K E L A S X 1 S M A N E G E R I R A M B I P U

0 2 17

E V A L U A S I T E R H A D A P P E L A K S A N A A N R U JU K A N B E R JE N JA N G K A S U S K E G A WA T D A R U T A N M A T E R N A L D A N N E O N A T A L P A D A P R O G R A M JA M P E R S A L D I P U S K E S M A S K E N C O N G T A H U N 2012

0 2 19

I D E N T I F I K A S I P E N G A R U H L O K A S I U S A H A T E R H A D A P T I N G K A T K E B E R H A S I L A N U S A H A M I N I M A R K E T W A R A L A B A D I K A B U P A T E N J E M B E R D E N G A N S I S T E M I N F O R M A S I G E O G R A F I S

0 3 19

I M P L E M E N T A S I P E N I L A I A N P O R T O F O L I O P A D A G U R U M A T A P E L A J A R A N I P S K E L A S V I I I A D I S M P N E G E R I 6 J E M B E R T A H U N P E L A J A R A N 2 0 1 2 / 2 0 1 3

0 3 18

I M PL E M E N T A S I S PE K T R U M R E S PO N S G E M PA PA D A N G PA D A G E D U N G L A B O R M I C R O T E A C H I N G U N I V E R S I T A S N E G E R I PA D A N G D E N G A N M E T O D E A N A L I S I S S PE K T R U M R E S PO N S

0 4 10

J U R U S A N T A R B IY A H P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (ST A IN ) S A L A T IG A

0 0 95

J U R U S A N T A R B IY A H P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

0 0 94

D IN A M IK A P E N G U A S A A N M A T E R I P E L A J A R A N IB A D A H S H A L A T F A R D L U P A D A S IS W A K E L A S IV D E N G A N S T R A T E G I M E M B E N T U K K E L O M P O K B E L A J A R DI SD N E G E R I D E R S A N S A R I 02 T A H U N

0 1 103

P E N IN G K A T A N M O T IV A S I S IS W A M E L A L U I M E T O D E D E M O N S T R A S I PA D A M A T A P E L A J A R A N F IQ IH M A T E R I S H A L A T J E N A Z A H K E L A S VI M I G E S IN G 2 KANDANGAN TEMANGGUNG

0 1 89