PENERAPAN TEKNIK PECAH SEGI EMPAT DAN SEGITIGA (BROKEN SQUARE AND TRIANGLE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 7 SURADADI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - Repository UNRAM
PENERAPAN TEKNIK PECAH SEGI EMPAT DAN SEGITIGA
(BROKEN SQUARE AND TRIANGLE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 7 SURADADI
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
JURNAL
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Studi
Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
ASRIN AGUSTINI
NIM. E1E010008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENERAPAN TEKNIK PECAH SEGI EMPAT DAN SEGITIGA
(BROKEN SQUARE AND TRIANGLE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA
KELAS V SDN 7 SURADADI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
OLEH :
ASRIN AGUSTINI
E1E 010 008
Dosen Pembimbing I
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 7 Suradadi Tahun
Pelajaran 2013/2014 melalui penerapan teknik Pecah segi empat dan segitiga (Broken Square Triangle). Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 7 Suradadi dengan jumlah siswa
27 orang, 11 laki-laki dan 16 perempuan. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus dilaksanakan dengan
tahapan antara lain : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Data hasil belajar siswa dikumpulkan melalui
evaluasi hasil belajar. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa menunjukkan ≥75% siswa mendapat nilai ≥65. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal yangmendapatkan nilai ≥65 pada siklus I adalah 65.38% menjadi80,77% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa Penerapan teknik Pecah segi empat dan segitiga (Broken Square Triangle)) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 7 Suradadi Tahun Pelajaran 2013/2014.Kata kunci: IPA, hasil belajar, teknik Pecah Segiempat dan Segitiga (Broken Square and Triangle)
APPLICATION OF THE BROKEN SQUARE AND TRIANGLE TECHNIQUE TO IMPROVE LEARNING
ACHIEVEMENT OF STUDENTS GRADE 5 SCIENCE
SDN 7 SURADADI ACADEMIC YEAR 2013/2014
ABSTRACT
By :
ASRIN AGUSTINI
E1E 010 008
Advisor Lecture I Advisor Lecture IIThis research aims to improve the learning achievement students in grade 5 science SDN 7 Suradadi academic year
2013/2014 through the application of technique broken square and triangle. This research is Classroom Action Research. This research was conducted in SDN 7 Suradadi the number of students 27 people, 11 men and 16
women. The study was conducted in two cycles, each cycle phases conducted with among others, planning, action,
observation and reflection. Student learning outcomes data collected through the evaluation of learning achievement.
Indicators of success in this research study the results showed ≥ 75% of students scored ≥ 65. The results of thisstudy showed an increase in student learning outcomes classically who scored ≥ 65 in the first cycle was 65.38% to
80.77% in the second cycle. Based on these resultsit can be concluded that the application of the broken square and
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Secara umum, praktek pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas khususnya pembelajaran IPA hanya berorientasi pada teori dan hafalan, fokus penyajian dengan ceramah mengakibatkan kegiatan sangat terbatas, tidak lebih dari mendengarkan dan menyalin.Oleh karenanya, pembelajaran menjadi rutin, tidak menarik dan kurang mampu memupuk kreativitas siswa untuk belajar secara lebih efektif.Seperti halnya yang terjadi pada siswa kelas V SDN 7 Suradadi.
Dari hasil pengamatan awal yang dilakukan pada siswa kelas V di SDN 7 Suradadi, hasil belajar IPA siswa masih rendah dan merupakan hasil belajar yang paling rendah dibandingkan dengan hasil belajar pada mata pelajaran lainnya. Ini dapat dilihat dari Rekapitulasi nilai Ujian Tengah Semester I, pada mata pelajaran PKn nilai rata-rata yang diperoleh adalah 60.2, Bahasa Indonesia dengan rata-rata 77.0, Matematika dengan rata- rata 61.5, Ilmu Pengetahuan Sosial dengan rata-rata 63.0, Seni Budaya dan Keterampilan dengan rata-rata 60.2, Mulok dengan rata-rata 69.8, sementara mata pelajaran IPA nilai rata-ratanya adalah 44.7
Rendahnya hasil belajar IPA siswa salah satunya disebabkan oleh metode mengajar yang digunakan oleh guru bersifat monoton dan kurang variatif yang hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan saja. Siswa tidak dilibatkan langsung dalam proses belajar mengajar misalnya berdiskusi dengan teman sebangku atau berdiskusi dalam kelompok, melakukan praktikum sesuai dengan materi atau lain sebagainya. Disini siswa hanya dijadikan subjek belajar, mendengarkan penjelasan guru sambil membaca buku paket yang dibagikan oleh pihak sekolah, setelah itu diberikan tugas.Ketika di dalam kelas, siswa terlihat kurang bersemangat dalam menerima pelajaran dan bahkan ada yang berbicara dengan temannya ketika guru menjelaskan materi di depan kelas. Ketika siswa diberikan kesempatan untuk bertanya, tidak ada yang bertanya.
Oleh karena itu, peneliti mengususlkan penerapan teknik Pecah Segi empat dan segitiga (Broken Square and Triangle)yang sesuai dengan pembelajaran IPA. Dalam teknik pembelajaran ini, siswa dilibatkan langsung dalam menemukan konsep yang dipelajari melalui kegiatan menyusun Broken Square and Triangledan kegiatan percobaan, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih aktif, menarik, menyenangkan, mampu memupuk kerjasama antar siswa, membangkitkan rasa ingin tahu siswa, yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu:
a. Apakah penerapan teknik pecahan segi empat dan segitiga (Broken Square and
triangle) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 7 Suradadi tahun
2014?
b. Bagaimana meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 7 Suradadi tahun 2014 dengan penerapan teknik pecahan segi empat dan segitiga (Broken Square and
triangle)?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Dapat tidaknya hasil belajar IPA siswa meningkat melalui penerapan teknik pecahan segi empat dan segitiga (Broken Square and triangle) pada siswa kelas V SDN 7 Suradadi tahun 2014.
b. Cara meningkatkan hasil belajar IPA siswa melalui penerapan teknik pecahan segi empat dan segitiga (Broken Square and triangle)
4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa Siswa dapat lebih tertarik, semangat dan bergairah dalam belajar, siswa dapat mengembangkan kreativitas dan kemampuaanya, dapat mengembangkan kerjasama antar siswa yang mulanya tidak bisa bekerjasama dengan temannya menjadi bisa bekerjasama khususnya pada mata pelajaran IPA.
b. Bagi Guru Kepada para guru diharapkan hasil-hasil penelitian ini hendaknya menjadi masukan sekaligus sebagai bahan acuan dalam rangka pembelajaran IPA di kelas sehingga pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru saja sementara siswa hanya menjadi subjek belajar, namun siswa dijadikan sebagai objek dalam pembelajaran sehingga bisa mencipatakan suasana belajar yang menarik, menyenangkan, menggairahkan, dan dapat menarik rasa keingintahuan siswa terhadap pelajaran c. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan bagi Kepala Sekolah tempat penelitian untuk dijadikan sebagai bahan acuan dalam memberikan pembinaan terhadap para pendidik dan pembimbing dalam rangka meningkatkan hasi belajar IPA siswa kelas V dan untuk kelas semua kelas yang ada di sekolah. Selain itu, pihak sekolah dapat mengadakan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan praktik di dalam kelas dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti lain diharapkan agar hasil penelitian dapat digunakan dan bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah sebagian hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengandakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.
2. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Dalam KTSP (Mulyasa, 2006) ditegaskan pengertian sains (IPA) sebagai cara mencari tahu tentang alam secara sistematis dan bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.Pembelajaran IPA sebagai media pengembangan potensi siswa SD seharusnya didasarkan pada karakteristik psikologi anak; memberikan kesenangan bermain dan kepuasan intelektual bagi mereka dalam membongkar misteri, selukbeluk dan teka teki fenomena alam di sekitar dirinya; mengembangkan potensi saintis yang terdapat dalam dirinya; memperbaiki konsepsi mereka yang masih keliru tentang fenomena alam sambil membekali keterampilan dan konsep-konsep baru yang harus dikuasainya. Pembelajaran dimulai dari apa yang ada di sekitar siswa yang dikenal, diminati serta diperlukan.
3. Teknik Broken Square and Triangle
Teknik Broken Square and Triangle merupakan modifikasi dari model kubus pecah (broken square). Dalam teknik ini, kubus diganti dengan bentuk segi empat dan segitiga. Model ini sering kali disebut juga dengan puzzle, siswa mengelompokkan materi yang terpisah-pisah (pecah-pecah) kedalam satu kesatuan konsep yang tebentuk dalam segi empat/ segitiga (Komalasari, dalam Sudarmini, 2011).
Bentuk segi empat dan atau segitiga yang berisi gambar atau materi yang akan dipelajari dipecah menjadi beberapa bagian untuk setiap segi empat dan atau segi tiga. Kelompok-kelompok peserta latihan masing-masing diberi amplop yang berisi pecahan- pecahan tersebut. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk menyusun kembali bagian atau pecahan segi empat dan atau segitiga menjadi segi empat dan/ segitiga yang utuhdengan syarat bahwa anggota-anggota kelompok: a. Tidak boleh berkomunikasi oral ataupun isyarat( gesture, mimik) selama menyusun
puzzle
b. Hanya boleh memberikan bantuan berupa bagian/potongan/ pecahan segi empat dan atau segitiga kepada kelompoknya. Syarat a menyebabkan setiap anggota kelompok tidak bolehdan tidak bisa meminta potongan bagian segi empat dan/ segitiga yang dimiliki anggota lainnya (Surjadi, 2012: 121)
4. Penelitian yang relevan
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang berjudulPenggunaan Media Parallel Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 48 Ampenan Tahun Ajaran 2010/2011 karena Teknik broken square and triangle ini hampir sama dengan dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata dari siklus I yaitu dari 61.91 menjadi 73 pada siklus II dengan ketuntasan belajar secara klasikal siswa dari siklus I yaitu dari 79.30% mengalami peningkatan menjadi 91.30 %.
5. Kerangka Berpikir
Masalah rendahnya hasil belajar siswa dan kurang aktifnya siswa yang terjadi pada siswa kelas V SDN 7 Suradadi dapat diatasi dengan penerapan tekhnik Pecahan Segi empat dan Segitiga (Broken Square and Triangle), karena teknik pembelajaran ini merupakan teknik pembelajaran yang bisa mengaktifkan siswa, meningkatkan kerjasama di antara siswa, melatih siswa berpikir sistematis, dan melibatkan siswa di dalam pemebelajaran. Selain itu, didalam teknik ini, terdapat unsur bermain yang sangat penting bagi perkembangan psikologis siswa. Dengan adanya unsur bermain ini, selain memperoleh pengertahuan juga menjadikan pembelajaran yang lebih menyengkan, dan membuat siswa tertarik untuk belajar dan pada akhirnya dengan rasa senang tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
6. Hipotesis Tindakan
Jika teknik broken square and triangle diterapkan secara optimal dalam pembelajran IPA, maka hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 7 Suradadi akan meningkat.
BAB III METODE PENELITIAN
1. Setting dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN 7 Suradadi, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur, yang dilaksanakan pada tangal 6 – 22 Februari 2014.
2. Subjek dan Observer Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada kelas V dengan jumlah siswa laki-laki 11 orang dan siswa perempuan 16 orang.Dalam penelitain ini, guru kelas bertindak sebagai observer penelitian dan peneliti sendiri bertindak sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran.
3. Variabel Penelitian
a. Hasil belajar adalah nilai berupa angka yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes
yang diberikan pada akhir setiap siklus.b. Teknik Broken Square dan Triangle merupakan modifikasi dari model kubus pecah
(broken square), siswa mengelompokkan materi yang terpisah-pisah (pecah-pecah) kedalam satu kesatuan konsep yang tebentuk dalam segi empat/ segitiga (Komalasari, dalam Sudarmini, 2011).
4. Faktor Penelitian
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah proses pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan penerapan teknik pecah segi empat dan segitiga (broken square dan triangle) yang dapat dilihat dari aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa setelah guru menerapkan teknik pecah segi empat dan segitiga (broken square dan triangle).
5. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di dalam proses pembelajaran dan upaya untuk meningkatakan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN dan7 Suradadi. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, dan masing-masing siklus terdiri atas 4 tahap kegiatan yaitu, perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflection).
6. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah: observasi, untuk melihat aktivitas guru dan aktivitas siswa; Tes, untuk melihat hasil belajar siswa, Wawancara, untuk memperkuat data; Dokumentasi.
7. Teknik Analisis Data
a. Analisis Hasil Belajar Siswa
1) Mean Hitung Untuk mengetahui hasil belajar siswa, hasil tes belajar siswa dianalisis secara
Keterangan:
∑ x
R = nilai rata-rata kelas
R= n ∑x = jumlah nilai yang diperoleh siswa
N = banyak siswa yang ikut tes Hasil belajar siswa dikatakan meningkat apabila terdapat peningkatan rata-rata nilai dari rata-rata nilai sebelumnya.
2) Menghitung ketuntasan klasikal
X KK= x 100 % N
Keterangan: KK = ketuntasan klasikal X = jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 N = jumlah siswa
b. Aktivitas Pembelajaran 1) Data Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa dapat diketahui melalui observasi terhadap perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran dengan mengisi lembar observasi siswa yang terdiri dari 6 indkator dengan 20 deskriptor, dengan skor maksimal tiap descriptor yaitu 4. Skor maksimal ideal (SMi) berjumlah 80 yang diperoleh dari jumlah deskriptor dikali skor maksimal tiap descriptor ( 20 x 4 ). Skor minimal seluruh deskriptor adalah 20.
Analisis untuk menentukan Mean Ideal dan Standar Deviasi Ideal ditentukan dengan rumus sebagai berikut (Wayan Koyan, 2011:116):
1
1 MI = x (skor maksimal + skor SDI= x (skor maks - skor
2
6 minimal) min)
1
1 = x (80+20) = x (80 -20 )
2
6
1
=
10 = x 100 = 50
2 Table 3.2 Pedoman Konversi Aktivitas Siswa
Pedoman Konversi Interval skor Kriteria ≥ MI + 1.5 SDi 65 - 80 Sangat Aktif
MI + 0.5 SDi ≤ AS < MI +1.5 SDi 55 - 64 Aktif
MI – 0.5 SDi ≤ AS< MI + 0.5 SDI 45 - 54 Cukup Aktif MI –1.5 SDi ≤ AS < MI – 0.5 SDI 40 - 44 Kurang Aktif ≤ MI – 1.5 SDI 20 - 39 Sangat kurang AktifSumber: Wayan Koyan (2011)
2) Data Aktivitas Guru
Data aktivitas guru diperoleh melalui pengamatan langsung yang dilakukan dengan mengisi lembar observasi yang sesuai denga penerapan teknik broken square dan triangleyang terdiri dari 17 deskriptor. Skor maksimal ideal = 17 x 1 = 17 Skor minimal ideal = 17 x 0 = 0Analisis untuk menentukan Mean Ideal dan Standar Deviasi Ideal ditentukan dengan rumus sebagai berikut (Wayan Koyan, 2011:116):
1 MI = x (skor maksimal + skor minimal)
2
1 = x (17+0)
2
1 = x 17
2
= 8,5
1 SDI = x (skor maksimal - skor minimal)
6
1 = x (17 -0 )
6
=
2.83 Table 3.3 Pedoman Konversi Aktivitas Guru
Pedoman Konversi Interval skor Criteria ≥ MI + 1.5 SDi Sangat Baik
12.75 – 17
MI + 0.5 SDi ≤ AS < MI +1.5 SDi 9.91 – 12.74 Baik MI – 0.5 SDi ≤ AS< MI + 0.5 SDI Cukup Baik 7.09 – 9.90 MI –1.5 SDi ≤ AS < MI – 0.5 SDI 4.26 – 7.08 Kurang Baik
≤ MI – 1.5 SDI Sangat kurang Baik 0 – 4.25
Sumber: Wayan Koyan (2011).
8. Indikator Keberhasilan
Penelitian tidakan kelas ini dikatakan berhasil apabila:
a. Aktivitas siswa minimal dalam kategori aktif
b. Aktivitas guru minimal dalam kategori baik c. Hasil belajar siswa menunjukkan ≥75 % siswa memperoleh nilai ≥ 65.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
a. Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.Pertemuan pertama merupakan tahap perencanaan, orientasi atau perkenalan dengan siswa.Pertemuan kedua merupakan tahap pelaksanaan atau penerapan teknik dan tahap observasi.Pertemuan ketiga merupakan tahap evaluasi dan refleksi.
Dari 17 aspek yang diamati pada aktivitas guru, ada 15 aspek yang muncul dengan kategori sangat baik.Sementara pada aktivitas siswa mendapat skor 66 dari 80 dengan kategori sangat aktif. Pada hasil belajar siswa terjadi peningkatandari sebelum penelitian yakni dari nilai rata-rata 44,7 meningkat menjadi 63.08 dengan ketuntasan klasikal 65.38%. Hasil penelitian pada siklus I belum dikatakan berhasil karena belum mencapai ketuntasan klasikal ≥ 75 %, sehingga akan dilanjutkan ke Siklus II.
b. Siklus II
Penelitian pada siklus II ini dilaksanakan dala 2 kali pertemuan, yakni pada pertemuan pertama merupakan penerapan teknik sekaligus observasi aktivitas guru dan siswa.Pertemuan kedua merupakan evaluasi hasil belajar siswa dan refleksi.
Pada Siklus II ini terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya, semua aspek yang diamati pada aktivitas guru muncul yakni 17 aspek dengan kategori sangat baik, dan pada aktivitas siswa memperoleh skor 72 dengan kategori sangat aktif. Sementara hasil belajar siswa nilai rata-rata yang diperoleh 77.31 dengan ketuntasan klasikal 80.77%.Hasil ini menunjukkan bahwa penelitian ini sudah berhasil karena ketuntasan klasikal sudah mencapai indicator keberhasilan yakni ≥ 75 %, sehingga penelitian diberhentikan pada siklus II.
2. Pembahasan
Grafik4.1
Hasil Belajar Siswa IPA Sebelum dan Setelah PTK
12080
40 s a ru ta al al ak sw im Gu -ra sik
Si in s la ta i m s
K la ra ita i m ita ni an la tiv tiv ni
as
Ak Ak nt tu
Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II dibandingkan dengan hasil belajar siswa sebelum dilakukannya PTK. Peningkatan ini terjadi khususnya pada hasil belajar siswa baik dari nilai rata-rata siswa, presentase ketuntasan kalsikal, nilai maksimal maupun nilai minimal yang diperoleh siswa.Aktivitas guru maupun siswa juga meningkatdari siklus I ke Siklus II.
Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa pada aktivitas guru dalam kategori sangat baik dan aktivitas siswa juga sangat aktif baik dalam Siklus I maupun siklus II.Hal ini menunjukkan bahwa aspek aktivitas guru maupun siswa sudah mencapai indikator keberhasilan.Ketika menerapkan pembelajaran dengan teknik Broken
Square and Triangle, siswa sangat aktif dan semangat sekali dalam pembelajaran
terutama ketika mereka melakukan percobaan.Keaktifan siswa ini tidak terlepas dari peran guru ketika mengajar.
Adapun nilai rata-rata siswa sebelum PTK adalah 44,7 meningkat menjadi 63.08 pada siklus I dengan persentase ketuntasan klasikalnya 65.38%, kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi nilai rata-rata 77.31dengan persentase ketuntasan klasikalnya 80.77%. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut disebabkan karena dalam pembelajaran siswa dilibatkan langsung dalam menemukan dan membuktikan konsep yang dipelajari serta adanya interaksi siswa dengan yang lainnya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa teknik pecah segi empat dan
segitiga (Broken Square Triangle) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN
7 Suradadi tahun pelajaran 2013/2014. Peningkatan ini dapat dilihat dari perbandingan nilai siswa sebelum dan setelah PTK serta hasil belajar siswa mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan bahwa hasil belajar siswa dikatakan berhasil jika ≥75 % siswa mendapat nilai ≥ 65
Peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan dengan penerapan teknik pecah segi empat dan segitiga (Broken and Square Triangle) dikarenakan oleh penerapan teknik pecah segi empat dan segitiga (Broken Square Triangle) dilakukan dengan optimal dan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Saran
Saran-saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Guru Guru sebaiknya tetap membangun dan mengembangkan proses kegiatan belajar mengajar yang dikemas dalam pembelajaran yang menarik dan berpusat pada siswa, memberikan siswa kesempatan untuk melakukan eksperimen dan belajar secara berkelompok sehingga pada akhirnya tetap dapat mengoptimalkan aktivitas dan hasili belajar siswa.
2. Bagi Siswa. Siswa yang belum tuntas diharapkan dapat lebih aktif dan termotivasi untuk membangun pemahaman konsepnya secara mandiri melalui kerjasama kelompok.
3. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan mutu dan kinerja guru melalui penelitian tindakan kelas.Sehingga kualitas proses dan hasil belajar, khususnya pada mata pelajaran IPA dan seluruh mata pelajaran pada umumnya menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym
Anonym. 2011. Penggunaan Media Paralel Puzzle untuk Menignkatkan Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas V SDN 48 Ampenan Tahun Ajaran 2010/2011. Mataram: Universitas Mataram(SKRIPSI)
Arikunto, Suharsimi dkk.2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Awaludin, dkk. 2009. Bahan Ajar CetakStatistik Pendidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Ekawarna. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada. Evertson, Carolyn M. Edmund T. Emer. 2011. Manajemen Kelas Untuk Guru Sekolah
Dasar.Jakarta: Kencana. (hal, 190)
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Reflika
Aditama Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen dalam Pendidikan. Siangaraja: Undiksa. Mulyasa, E. 2007.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mahdan, Lalu Furkan. 2010. Modul Belajar dan Pembelajaran.Mataram : FKIP UNRAM Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengeruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudarmini, Ni Luh Desy. 2011. Penerapan Pembelajaran Kontekstual (Tipe Broken Triangle,
Square, Heart) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil belajar IPA Kelas IV SDN 22 Cakranegara tahun 2011. Mataram: Universitas Mataram (SKRIPSI) Sugala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.Sumantri, Mulyani. Nana Syaodih. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka. Surjadi. 2012. Memebuat Siswa Aktif Belajar. Bandung: Mandar Maju Susilo, M Joko. 2006. Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar. Yogyakarta: Penerbit Pinus