USAHA MENEMUKAN INSPIRASI MAZMUR 13 UNTUK MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG BENAR DAN APLIKASINYA DALAM KATEKESE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katol

  

USAHA MENEMUKAN INSPIRASI MAZMUR 13

UNTUK MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG BENAR

DAN APLIKASINYA DALAM KATEKESE

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Siswiyanti

  

NIM : 041124027

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

PERSEMBAHAN

Dengan penuh syukur dan cinta

skripsi ini kupersembahkan kepada

  

Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus, Bapak/Ibu yang

merelakanku memilih hidup bakti serta saudari-saudariku sekomunitas yang setia

mendukung dan mendoakanku.

  

MOTTO

Menurut pendapatku (Elisbeth Gruyters Pendiri Kongregasi Carolus

Borromeus)........memikul penderitaan itu dengan diam, dan menyerahkan semuanya

di tangan Tuhan Yang Mahabaik, berdoa untuk minta kesabaran, sering memandang

salib, maka semuanya akan beres, dan tak ada kebutuhan apa-apa lagi......Apa lagi

yang hendak dikatakan? Semuanya sudah jelas.

  EG. Art. 156

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan

dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 23 Desember 2008 Penulis, Siswiyanti

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:

Nama : Siswiyanti NIM : 041124027

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

USAHA MENEMUKAN INSPIRASI MAZMUR 13 UNTUK MEMAKNAI

PENDERITAAN ORANG BENAR DAN APLIKASINYA DALAM KATEKESE.

  

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan

secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk

kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan

royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 23 Desember 2008 Yang menyatakan Siswiyanti

  

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “USAHA MENEMUKAN INSPIRASI MAZMUR 13

UNTUK MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG BENAR DAN APLIKASINYA

  

DALAM KATEKESE”. Pemilihan judul skripsi ini, dilatarbelakangi oleh

pengalaman dan keprihatinan penulis melihat kenyataan bahwa banyak orang benar

menderita bukan karena kesalahannya sendiri, tetapi juga karena faktor-faktor lain.

Banyak orang menderita bukan karena kesalahannya sendiri namun belum mampu

memaknainya sehingga penderitaan yang dialami dipandang sebagai hukuman dan

kemarahan Tuhan. Bertitik tolak dari pengalaman dan keprihatinan tersebut, penulis

ingin membantu mereka untuk mampu melihat penderitaan dengan kacamata iman

sehingga mampu memaknai penderitaan sebagai sarana untuk semakin pasrah dan

dekat dengan Tuhan. Seperti yang dialami oleh pemazmur di dalam Mazmur 13.

  Persoalan pokok yang diangkat dalam skripsi ini adalah bahwa penderitaan

merupakan realitas hidup manusia. Penderitaan tidak dapat diungkap dan dimengerti

sepenuhnya oleh manusia terlebih kalau penderitaan itu menimpa orang-orang yang

tidak bersalah. Pembahasan permasalahan ini dikaji melalui pengalaman konkrit

karyawan Panti Asuhan dan studi pustaka. Melalui kajian tersebut maka diperoleh

makna penderitaan yang direfleksikan sehingga gagasan–gagasan yang diperoleh

dapat digunakan sebagai sumbangan katekese.

  Menanggapi permasalahan tersebut di atas, penulis menawarkan sebuah

model pembinaan iman sebagai salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk

membantu orang menderita misalnya para karyawan untuk menemukan makna di

balik penderitaan. Model yang dimaksud adalah rekoleksi dengan model Shared

Christian Praxis (SCP). Penulis berharap melalui rekoleksi ini para karyawan

terbantu menemukan cara bagaimana memaknai penderitaan sebagai orang benar.

  

Dengan demikian setiap orang benar yang mengalami penderitaan mampu memaknai

penderitaan tersebut dengan terang iman.

  

ABSTRACT

The title of this thesis is “THE EFFORT TO FIND AN INSPIRATION IN

PSALM 13 TO ELUCIDATE FAITHFULL PEOPLE’S SUFFERING AND ITS

APPLICATION IN CATECHESES”. The title chosen was based on the writer’s

experience and concern of the reality that many faithful people suffered not only

because of their fault, but also because of another cause. They felt that their suffering

is God’s punishment and anger. Based on these experience and concern, the writer

wanted to help them to see their suffering with their faith so they are capable of

elucidating their suffering as a way to submit their faith to God as the experience of

psalmer of psalm 13.

  The main problem in this thesis is suffering is the reality of human’s life. For

common people suffering is difficult to understand, moreover if suffering falls on

faithful people. The problem is discussed by constrasting real experiences in running

the orphanage. By means of that discussion, we can find the reflection of the suffered

so the values from it can be applied in catecheses.

  To solve the problem above, the writer offers a model of catecheses as one of

the efforts to help the suffered to find the meaning behind their suffering. The model

is recolection with Shared Christian Praxis (SCP) model. The writer hopes that with

this recolection many employee can find out the values of suffering. So the faithful

people who are suffering can elucidate it in the light of faith.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis haturkan kepada Dia karena kasih dan kesetiaanNya mendampingi dan menemani penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul USAHA MENEMUKAN INSPIRASI MAZMUR 13 UNTUK

MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG BENAR DAN APLIKASINYA MELALUI KATEKESE.

  Skripsi ini diilhami oleh keterlibatan penulis sendiri dalam karya

pendampingan karyawan di Panti Asuhan Ganjuran khususnya dalam kegiatan

pendampingan iman. Banyak pengalaman mewarnai perjalanan penulis dalam

menulis skripsi ini suka, duka bahkan bingung. Kendati demikian dukungan dan

rahmat Tuhan cukup bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk membantu para

pendamping anak-anak Panti Asuhan dalam memaknai penderitaan oarang benar.

  

Model Shared Christian Praxis memberikan sumbangan pemikiran bagi mereka

untuk lebih menyadari keberadaan peserta katekese sebagai subyek. Selain itu, skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pendidikan

pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

  Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Atas kerja sama yang baik penulis menyampaikan

  

proses penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis dengan tulus hati

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung., S.J., M.Ed. selaku dosen pembimbing utama dan dosen penguji satu yang telah memberikan perhatian, meluangkan waktu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberikan saran, kritikan, input, dan semangat sehingga penulis dapat lebih termotivasi dalam menuangkan gagasan-gagasan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

  2. F.X. Dapiyanta, SFK. M. Pd selaku dosen pembimbing akademik dan dosen penguji dua yang telah membantu penulis dalam proses pendampingan selama penulis kuliah.

  3. P. Banyu Dewa HS, S. Ag., M.Si., selaku dosen penguji ketiga yang telah dengan rela sebagai penguji dan mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

  4. Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk Studi di IPPAK Universitas Sanata Dharma.

  5. Suster Avriana, CB. selaku pimpinan komunitas dan para suster komunitas Samirono yang telah memberi perhatian, doa dan dukungan selama penulis menulis skripsi ini.

  6. Segenap teman dan sahabat khususnya angkatan 2004 yang ikut berperan dalam menempa pribadi penulis untuk terus memurnikan motivasi menjadi

  7. Kepada para karyawan perpustakaan IPPAK, Kolsani, Kentungan, dan SCJ, yang

telah dengan rela mencarikan dan memimjamkan buku-buku yang diperlukan oleh

penulis dalam penulisan skripsi ini.

  8. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis

selama belajar hingga selesainya skripsi ini.

  9. Segenap Staf Sekretariat dan seluruh karyawan bagian lain yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

  10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selama ini dengan tulus telah memberikan bantuan hingga selesainya skripsi ini.

  Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang berkehendak baik untuk memperkembangkan iman.

  Yogyakarta,

  23 Desember 2008 Penulis, Siswiyanti

  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

  

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv

MOTTO................................................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................. vii

ABSTRAK............................................................................................................ viii

ABSTRACT ............................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR.......................................................................................... x

DAFTAR ISI......................................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN...................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang Masalah.........................................................................

  B.

  6 Rumusan Masalah..................................................................................

  C.

  7 Tujuan Penulisan....................................................................................

  D.

  7 Manfaat Penulisan..................................................................................

  E.

  8 Metode Penulisan...................................................................................

  F.

  8 Sistematika Penulisan............................................................................

  BAB II. BELAJAR MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG BENAR BERDASARKAN MAZMUR 13...........................................................

  10 A. Gambaran Umum Tentang Kitab Mazmur...........................................

  10 1.

  11 Pengertian Mazmur........................................................................

  2.

  13 Sejarah Terjadinya Kitab Mazmur.................................................

  a.

  14 Mazmur Orientasi (Mazmur Pujian).......................................

  b.

  16 Mazmur Disorientasi...............................................................

  c.

  20 Mazmur Orientasi Baru...........................................................

  B. Tentang Mazmur 13...........................................................................

  21

1. Keterangan Mazmur 13..................................................................

  22

2. Mazmur 13 Sebagai Mazmur Disorientasi personal.......................

  23

3. Struktur...........................................................................................

  24

4. Tafsir...............................................................................................

  25

5. Isi Pokok Mazmur 13 ...............................................................

  28 C. Makna Penderitaan Orang Benar Berdasarkan Mazmur 13.................

  29 BAB III. GAMBARAN PENDERITAAN ORANG BENAR ZAMAN SEKARANG........................................................................................

  31 A.

  32 Penderitaan Merupakan Bagian Dari Realitas Hidup Manusia............

  B.

  33 Penderitaan Secara Umum...................................................................

  C.

  35 Faktor-faktor yang Menyebabkan Manusia Menderita.......................

  1.

  35 Penderitaan yang disebabkan oleh faktor alam............................

  2.

  37 Penderitaan yang disebabkan oleh orang lain...............................

  3.

  37 Penderitaan yang disebabkan oleh kesalahannya sendiri...............

  4.

  38 Penderitaan demi orang lain...........................................................

  5.

  41 Penderitaan karena tugas perutusan................................................

  D.

  44 Orang Benar Menderita.......................................................................

  1. Pergulatan orang benar dalam menghadapi penderitaan................

  44 2. Godaan untuk Mengindar...............................................................

  45 E.

Makna Penderitaan Orang Benar Zaman Sekarang..............................

  46 1. Penderitaan karena tugas perutusan................................................

  46 2. Penderitaan demi orang lain............................................................

  47 3. Makna Penderitaan Bagi Orang Kristiani.......................................

  F . Manusia Senantiasa Bersyukur..............................................................

  52 BAB IV. SHARED CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI SALAH SATU MODEL KATEKESE UNTUK MEMBANTU UMAT DALAM MEMAKNAI PENDERITAAN...................................................................................

  53 A.

  53 Shared Christian Praxis Sebagai Model Katekese...............................

  

1. Katekese Model Shared Christian Praxis........................................

  53

2. Lima Langkah Dalam Shared Christian Praxis...............................

  57

a. Langkah Pertama : Pengungkapan Pengalaman Faktual................

  57

b. Langkah Kedua : Mendalami Pengalaman Hidup Peserta..........

  58

c. Langkah Ketiga : Menggali Pengalaman Iman Kristiani............

  59 d.Langkah Keempat: Menerapkan Iman Kristiani Dalam Situasi

Konkrit Peserta..............................................

  60

e. Langkah Kelima : Mengusahakan Aksi Konkrit.........................

  61 B. Katekese Model Shared Christian Praxis Membantu Umat untuk

Memaknai Penderitaan Orang Benar...................................................

  62 C.

Rekoleksi Dengan Model SCP sebagai Salah Satu Bentuk Kegiatan

Untuk Menemukan Cara Memaknai Penderitaan Orang Benar.......

  63 1. Alasan pemilihan dasar rekoleksi katekese model SCP............

  63 2. Tujuan rekoleksi model SCP............................................

  64 3. Materi pokok rekoleksi.................................................................

  65 D.

Contoh Persiapan Rekoleksi Dengan Model SCP Bagi karyawan Panti

Asuhan.................................................................

  66

1. Identitas Pertemuan...........................................................................

  66

2. Susunan acara rekoleksi..................................................................

  68

3. Pemikiran dasar................................................................................

  69

4. Pengembangan langkah-langkah.....................................................

  BAB V. PENUTUP...............................................................................................

  86 A.

  86 Kesimpulan............................................................................................

  B.

  89 Saran...................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

  91 LAMPIRAN.........................................................................................................

  93 Lampiran 1: Daftar lagu................................................................................ (1)

Lampiran 2: Sinopsis..................................................................................... (2)

Lampiran 3: Pertanyaan Pendalaman............................................................ (3)

Lampiran 4: Evaluasi Kegiatan Rekoleksi.................................................... (4)

DAFTAR SINGKATAN A.

  Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada

Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik

Indonesia dalam rangka PELITA). Ende: Arnoldus, 1978/1979, hal. 8.

  B.

  Singkatan - singkatan lain Art : Artikel CB : Carolus Borromeus Flp : Filipi

  IDT : Impres Desa Tertinggal

  IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik KE : Kidung Ekaristi Kej : Kitab Kejadian KWI : Konferensi Waligereja Indonesia LBI : Lembaga Biblika Indonesia Lih : Lihat Mat : Injil Matius Mrk : Injil Markus

  PAK : Pendidikan Agama Katolik Prodi : Program Studi PRT : Pembantu Rumah Tangga Rom : Roma SCP : Shared Christian Praxis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penderitaan merupakan kenyataan yang tidak terelakkan bagi setiap orang. Penderitaan dapat dialami oleh siapapun juga: yang baik ataupun yang jahat, yang

  suci ataupun yang berdosa, yang pintar ataupun yang bodoh, yang muda ataupun yang tua, dan juga yang kaya ataupun yang miskin. Sebab-sebab penderitaan dapat bermacam-macam. Penderitaan dapat disebabkan oleh faktor alam: tsunami, tanah longsor, kebakaran hutan, lumpur Lapindo dan gempa bumi. Penderitaan juga dapat disebabkan oleh kesalahan manusia sendiri misalnya, pergaulan bebas dan narkoba.

  Manusia ditantang untuk menerima secara bertanggungjawab kesusahan, kemalangan, kesedihan, kedukaan, kehancuran serta kegagalan baik yang bersifat sementara ataupun berkepanjangan. Di sisi lain penderitaan merupakan realita hidup yang dialami manusia sejak dalam kandungan ibu sampai pada akhir kehidupannya. Oleh karena itu penderitaan juga tidak hanya dialami oleh orang- orang jahat saja, tetapi juga menimpa orang benar. Penderitaan yang dialami oleh setiap orang, sering dihubungkan dengan keterbatasan manusia sebagai ciptaan.

  Seringkali dikatakan bahwa manusia merasa dirinya yang paling menderita dibandingkan dengan sesamanya, sehingga seringkali pula banyak manusia tidak mampu lagi untuk merasakan rahmat dan kasih Allah dalam Di sisi lain ada banyak manusia yang berpandangan bahwa apabila hidupnya baik dan saleh, maka ia akan terbebas atau dijauhkan dari penderitaan. Sebaliknya jika manusia berbuat dosa maka manusia itu akan mengalami penderitaan dalam hidupnya sebagai kutukan.

  Namun demikian pada hakekatnya, manusia diciptakan untuk mengusahakan kebahagiaan. Oleh karena itu, manusia berusaha dengan berbagai cara untuk tetap bahagia. Apabila terjadi suatu penderitaan, atau penyakit, manusia akan berusaha untuk menghindar dan menyembuhkanya. Kemajuan tehnologi dalam bidang kedokteran juga merupakan salah satu upaya untuk menghilangkan penderitaan yang ada dalam diri manusia.

  Berhadapan dengan penderitaan, muncul aneka macam pertanyaan dalam diri manusia terhadap arti dan makna penderitaan bagi manusia. Sebagai orang beriman, pertanyaan mengenai penderitaan tentu tidak berhenti pada satu sisi gelap saja, akan tetapi hal tersebut dapat menghantar kita untuk semakin percaya akan campur tangan Tuhan bagi manusia.

  Bagi banyak orang penderitaan merupakan sesuatu yang menyakitkan, mengganggu, dan menggelisahkan, baik itu penderitaan yang berupa jasmani, maupun rohani, fisik maupun batin. Meskipun penderitaan (suffering) sulit untuk didefinisikan secara gamblang, namun dapat dikatakan bahwa penderitaan terjadi ketika manusia berada di bawah tekanan dan tidak terpenuhinya harapan atau cita- cita kehidupan (Kleden, 2006:18-19).

  Menurut pandangan umum, orang benar seharusnya hidup bahagia, Seringkali terjadi bahwa orang benar yang hidupnya saleh, bahagia, sejahtera, imannya mendalam, dapat hidup baik dalam masyarakat, dan juga bertanggung jawab, justru mengalami penderitaan yang tak pernah kunjung henti; anaknya hidup menderita amputasi kaki karena kecelakaan, istrinya tiba-tiba stroke, dan ia sendiri juga sakit-sakitan. Berhadapan dengan kenyataan ini manusia mengajukan pertanyaan sebagai berikut: Bagaimana memaknai pengalaman tersebut? Apakah hal ini merupakan kutukan? Apakah kenyataan tersebut merupakan ketidakadilan Allah yang ditimpakan kepada manusia, supaya manusia percaya?

  Tantangan inilah yang membuat penulis tertarik untuk mendalami lebih lanjut, apakah penderitaan orang benar ini memiliki arti atau makna, khususnya dalam perjuangan hidup setiap hari. Penulis meyakini bahwa penderitaan orang benar itu sungguh-sungguh ada maknanya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang-orang yang ikut terlibat dalam hidup orang benar yang mengalami penderitaan.

  Dalam skripsi ini penulis ingin memaparkan tentang makna penderitaan orang benar. Penulis berharap dapat mengajukan gagasan yang bermanfaat dan bermakna bagi umat Kristiani. Untuk membantu umat Kristiani memaknai penderitaan yang dialami, penulis memilih katekese sebagai jalan untuk membantu umat memaknai penderitaan yang mereka alami.

  Penderitaan bisa membuat manusia bingung, kehilangan arah, merasa sendirian, putus asa, terpisah dan tersingkir dari orang lain. Akan tetapi, dalam keadaan sakit, manusia dibuat semakin pasrah, tetapi juga bisa kehilangan harapan umat beriman agar mampu memaknai penderitaannya. Berdasarkan inspirasi Mazmur 13 tersebut, penderitaan yang terjadi dipahami bukan semata-mata karena hukuman dari Tuhan, tetapi penderitaan itu dipandang sebagai sarana untuk mendewasakan iman manusia yang mau terbuka dan merefleksikanya.

  Berhadapan dengan situasi penderitaan, kemalangan dan rasa sakit, muncul aneka macam pertanyaan dalam diri manusia mengenai arti dan makna penderitaan dalam kehidupan manusia. Mengapa manusia mengalami penderitaan? Apa arti penderitaan bagi manusia? Pergumulan manusia dengan penderitaan menghantar manusia pada pertanyaan yang menggelisahkan mengenai keberadaan dan peranan Allah dalam kehidupan manusia yang mengalami penderitaan. Dimanakah Allah yang maha baik itu ketika penderitaan dan kesengsaraan menimpa manusia? Apakah penderitaan merupakan hukuman dari Allah karena dosa-dosa manusia? Di kalangan umat Kristiani, situasi penderitaan sering disebut atau dikenal dengan istilah salib. Bagaimana pandangan umat Kristiani terkait dengan penderitaan yang dialami manusia ini?

  Dalam kotbahnya Paus Yohanes Paulus II, menyebutkan “Salvifici

  

Doloris” (Penderitaan yang Menyelamatkan) tidak dimaksudkan sebagai uraian

  teologis, melainkan sebagai suatu tanggapan iman terhadap penderitaan yang dialami dalam dunia ini, khususnya dalam terang Kitab Suci. Paus Yohanes Paulus menyebut Salvifici Doloris sebagai renungan mengenai penderitaan. Di sisi lain mau diperlihatkan arti keselamatan dari penderitaan tersebut, pertama-tama bercermin pada keselamatan Kristus. Paus Yohanes Paulus II mengusulkan pokok-pokok pikiran Kristiani guna memaknai penderitaan, agar manusia tidak kehilangan harapan.

  Dalam pandangan Kitab Suci Perjanjian Lama, segala sakit dan penderitaan dipahami dalam konteks keyakinan akan Allah pencipta yang maha baik dan maha adil. Oleh karena itu, segala pengalaman negatif yang berupa keadaan sakit, tertindas, permusuhan bukan berasal dari Allah. akan tetapi keadaan tersebut dihubungkan dengan kesalahan atau ketidaksetiaan manusia itu sendiri. Penyakit dan penderitaan dimaknai sebagai konsekwensi dosa dan ketidaksetiaan manusia terhadap Allahnya.

  Dalam Perjanjian Baru, Yesus mewartakan kabar baik pada semua orang bahwa tidak semua penderitaan yang dialami manusia disebabkan oleh kesalahan atau dosa manusia itu sendiri. Akan tetapi banyak faktor penyebabnya. Yesus dalam karyaNya melayani dan mencintai orang kecil, terutama mereka yang tidak berdaya karena sakit dan penyakit. Yesus ingin menyampaikan kuasa Allah yang mampu menyelamatkan manusia.

  (Mrk 8: 2). Dalam skripsi ini, penulis mencoba menulis dan menguraikan tentang makna penderitaan orang benar yang menderita bukan karena kesalahannya sendiri, akan tetpi oleh musuh dan lawannya berdasarkan inspirasi Mazmur 13. Penulis memandang bahwa Mazmur 13 ini merupakan salah satu contoh Mazmur yang cocok untuk memaknai penderitaan orang benar. Dalam Mazmur 13, digambarkan secara singkat bagaimana situasi pemazmur yang mengalami peenderitaan, marah, kecewa, dan bahkan protes terhadap Tuhan atas penderitaan pengalaman iman dan harapan bahwa Allah tetap setia menyertai dan mencintainya.

  Dari uraian di atas, penulis mencoba menggali makna dari setiap penderitaan yang terinspirasikan dari mazmur 13 khususnya penderitaan yang dialami oleh orang benar. Pengalaman yang dialami oleh pemazmur di atas, dapat menjadi inspirasi bagi para karyawan Panti Asuhan yang menanggani anak-anak balita yang berada di Panti Asuhan akibat pergaulan bebas. Anak-anak ini mengalami penolakan sejak dalam kandungan ibunya. Pengalaman penderitaan yang dialami anak-anak yang tidak bersalah ini lebih pada penderitaan secara psikis.

  Oleh karena itu, penulis mengusulkan sebuah model katekese bagi staf Panti Asuhan yang sesuai dan relevan untuk zaman sekarang. Model katekese yang relevan, maksudnya adalah model yang cocok, mengena dan aktual khususnya agar dapat membantu menemukan cara dalam memaknai penderitaan. Inspirasi yang diperoleh harapannya memberi kekuatan, peneguhan dan pencerahan, sehingga memberi daya bagi para karyawan dalam pelayanan.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis terdorong untuk menulis

  USAHA MENEMUKAN INSPIRASI MAZMUR 13

  skripsi ini dengan judul

UNTUK MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG BENAR DAN APLIKASINYA DALAM KATEKESE.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis merumuskan tiga permasalahan pokok yang akan dibahas dalam tulisan ini. Adapun permasalahan tersebut adalah sebagai berikut: 1.

  Bagaimana cara pemazmur di dalam mazmur 13 memaknai penderitaannya sebagai orang benar?

  2. Bagaimana umat kristiani zaman sekarang dapat memaknai penderitaan yang bukan kesalahannya sendiri berinspirasikan Mazmur 13?

  3. Bagaimana katekese dapat membantu umat kristiani untuk memaknai penderitaan mereka?

  C. Tujuan Penulisan 1.

  Memberikan sumbangan pemikiran tentang pemaknaan penderitaan orang benar berdasarkan inspirasi Mazmur 13.

  2. Dapat membantu orang-orang zaman sekarang memaknai penderitaan yang bukan kesalahannya sendiri berdasarkan inspirasi Mazmur 13.

  3. Menemukan cara bagaimana katekese dapat membantu umat Kristiani untuk memaknai penderitaan yang bukan kesalahanya sendiri.

  4. Memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Ilmu Pendidikan Kehkususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

D. Manfaat Penulisan 1.

  Memberi sumbangan bagi pengembangan katekese umat tentang pemaknaan penderitaan orang benar berdasarkan inspirasi Mazmur 13

  2. Membantu meningkatkan pelayanan kerasulan umat yang dijiwai oleh semangat seorang murid yang rela memikul salib dalam kehidupan sehari-hari dengan gembira karena percaya akan Kasih Allah yang menyertainya.

3. Penulis dapat memperoleh, pengetahuan dan wawasan yang luas.

  E. Metode Penulisan

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskripsi, analisis dan interpretasi baik melalui studi kepustakaan maupun melalui pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman penulis sendiri.

  Cara penulis mendeskripsikan dibantu oleh pustaka, khususnya tentang Mazmur 13 bagaimana situasi pemazmur mengalami penderitaan. Pemahaman terhadap realitas penderitaan orang benar tersebut, dimengerti melalui metode analisis. Pemahaman yang mendalam dari realitas penderitaan orang benar tersebut dimaknai melalui metode interpretasi.

  F. Sistematika Penulisan USAHA MENEMUKAN INSPIRASI MAZMUR 13

  Judul skripsi ini adalah

  

UNTUK MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG BENAR DAN APLIKASINYA

DALAM KATEKESE. Dengan judul tersebut, penulis bermaksud untuk

  memaparkan pemaknaan penderitaan orang benar dan aplikasinya dalam katekese model Shared Christian Praxis. Untuk mencapai maksud tersebut, penulis membaginya dalam lima bab. Masing-masing bab akan penulis uraikan dalam beberapa sub-sub judul.

  Di dalam Bab I, penulis menguraikan pendahuluan. Dalam pendahuluan penulis menguraikan beberapa hal pokok yang meliputi: latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

  Bab II menguraikan sekilas tentang orang benar dalam memaknai penderitaan yang berdasar pada Mazmur 13. Di dalam bab II ini, penulis akan menguraikan ke dalam empat bagian. Bagian pertama membahas tentang Kitab Mazmur dan sejarahnya. Bagian kedua membahas tentang jenis-jenis Mazmur yakni Mazmur orientasi, Mazmur Disorientasi dan Mazmur Orientasi baru.

  Bagian ketiga membahas tentang Mazmur 13, Konteks Mazmur, Struktur, dan tafsir dan bagian keempat membahas tentang pesan pokok Mazmur 13.

  Bab III menjelaskan gambaran penderitaan orang benar zaman sekarang. Dalam pembahasannya penulis memaparkan dalam empat bagian. Pertama menguraikan penderitaan merupakan bagiana dari realitas hidup manusia. Bagian kedua menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan manusia menderita. Ketiga menguraikan pemahaman penderitaan orang benar dalam kehidupan sehari-hari.

  Dalam bagian keempat penulis menggarisbawahi penderitaan Yesus sebagai inspirasi untuk memaknai penderitaan jaman sekarang.

  Di dalam Bab IV ini, penulis mencoba menggunakan katekese model memaknai penderitaan orang benar. Maka penulis menguraikannya dalam tiga hal pokok; pertama SCP sebagai model katekese. Kedua bagaimana katekese dapat membantu umat untuk memaknai penderitaannya. Ketiga menawarkan katekese model SCP dalam bentuk rekoleksi sehari yang akan membahas mengenai bagaimana memaknai penderitaan orang benar.

  Di dalam Bab V ini, penulis akan menguraikan dua hal pokok yakni kesimpulan dan saran.

BAB II BELAJAR MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG BENAR BERDASARKAN MAZMUR 13 Pada Bab II ini penulis akan memaparkan isi Kitab Mazmur, mulai dari

  sejarah terbentuknya Kitab Mazmur, pengertian Mazmur, sampai dengan jenis- jenis Mazmur. Setelah itu akan dibahas juga secara lebih rinci tentang jenis Mazmur disorientasi, strukturnya dan tafsirnya. Penulis berharap dapat menarik kesimpulan setelah memahami, mengolah dan mendalami apa isi yang terkandung di dalam Mazmur 13. Bab ini bertujuan membantu kita untuk menemukan inspirasi, agar dapat memaknai penderitaan orang benar.

  Makna penderitaan orang benar dalam Mazmur 13, akan dibahas dalam tiga hal pokok: pertama, bahwa penderitaan bukan semata-mata kesalahannya sendiri. Kedua, penderitaan bukan karena akibat dosa. Ketiga, dalam penderitaanya manusia semakin percaya dan pasrah pada kehendak Allah.

  A. Gambaran Umum Tentang Kitab Mazmur

  Kitab Mazmur adalah Kitab yang mengungkapkan pengalaman relasi yang mendalam dan penuh makna antara Allah dan manusia. Pengalaman pergulatan hidup, yang dipahami dengan terang iman, diungkapkan oleh manusia kepada Tuhan dengan bahasa dan cara yang spontan, berani, terus terang, penuh kepercayaan, dan pada umumya dalam bentuk puisi dan doa ( Heryatno, 2003: 1). menumpahkan seluruh pengalaman hidupnya, bagaimanapun keadaannya Allah diyakini sebagai sumber dan acuan hidup yang memiliki dan menjadi satu-satunya sumber pengharapan yang berkuasa mengatasi segala permasalahan hidup yang pemazmur hadapi.

1. Pengertian Mazmur

  Mazmur dapat disebut sebagai jawaban manusia atas sabda atau tindakan Allah, baik itu merupakan jawaban perorangan maupun jawaban umat secara keseluruhan. Jawaban manusia itu ditemukan bukan hanya dalam kitab Mazmur, tetapi dalam seluruh Alkitab, dari kitab yang pertama sampai yang terakhir. Dalam madah penciptaan Kej.1, kita telah mendengar pujian kepada Sang Pencipta. Pujian kepada Dia yang menyelesaikan karya ciptaan itu, juga diperdengarkan dalam kitab Wahyu. Di mana saja Allah bertindak, di situ ada jawaban yang berupa puji syukur (Harun, 1998: 11). Seringkali kita mendengarkan Mazmur yang berisi tentang pujian kepada Allah, namun ada juga Mazmur yang berisi tentang ratapan atau keluhan. Pujian dan ratapan ini merupakan dua nada dasar yang mengiringi perbuatan Allah sepanjang sejarah sebagai gema yang berkumandang secara teratur. Dalam kitab Mazmur, kedua nada itu dikembangkan dengan lebih intensif, lebih tajam, dan beraneka ragam.

  Untuk dapat memahami Mazmur secara lebih jelas penulis mencoba memaparkan pemikiran Martin Harun OFM. Menurut Harun, Mazmur pujian merupakan bagian hakiki dari kisah-kisah perbuatan-perbuatan besar yang Laut Tiberau. Pujian mereka memuncak saat mereka diselamatkan (Kel:15). Ada juga Mazmur yang berisi tentang ratapan, misalnya tentang tangisan kota Yerusalem ketika Yesus disalib. “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Daku?” (Mrk 15:34). Contoh Mazmur di atas menunjukan bahwa di dalam Mazmur itu terkandung misteri keselamatan Allah bagi manusia yang dikasihiNya (Harun, 1998: 11).

  Mazmur merupakan suatu bentuk doa yang dinyanyikan dan diungkapkan baik secara personal maupun komunal. Doa dan nyanyian juga merupakan reaksi spontan yang keluar dari lubuk hati Allah yang terdalam bagi manusia. Peristiwa yang melahirkan Mazmur tidak terjadi dalam ibadat, melainkan dalam kehidupan seseorang atau kehidupan bangsa. Peristiwa-peristiwa itu terjadi di kebun atau di ladang, di medan perang atau di padang belantara, di rumah atau di jalan, di lapangan atau di pintu depan kota bahkan di dalam penjara (Harun, 1998: 13).

  Dari uraian di atas, penulis mencoba untuk menarik sebuah kesimpulan bahwa Mazmur lahir dari sebuah pengalaman iman, pengalaman pribadi ataupun pengalaman kelompok yang mendalam, mengenai eksistensi Allah terhadap manusia. Pengalaman iman yang dialami baik secara pribadi ataupun bersama ini tertuang atau terungkap dalam Mazmur. Pengalaman iman ini dapat berupa ungkapan syukur karena pemazmur mengalami dan merasakan kasih dan kesetiaan Allah yang tak terbatas dan tanpa syarat. Pengalaman iman juga dapat berupa ratapan kepada Tuhan karena penderitaan yang dialami. Setelah manusia mengalami proses pergulatan dan refleksi, manusia dapat mengambil makna dari dan manusia dalam kehidupan sehari-hari, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan.

2. Sejarah terjadinya Kitab Mazmur

  Bangsa Israel merupakan bangsa yang memiliki kebiasaan mengadakan ritual keagamaan lewat doa, kidung dan nyanyian. Permohonan kepada Tuhan.

  Doa, kidung, nyanyian dan permohonan, yang mereka lambungkan berdasarkan pengalaman-pengalaman hidup sehari-hari, menyangkut relasi pribadinya yang mendalam dengan Tuhannya. Bangsa Israel menyusun Mazmur sebagai reaksi atas aksi Allah (Weiden, 1991: 48). Dari ribuan lagu yang telah disusun oleh para penyair Israel, sampai kini tersimpan sekitar 250 lagu, 150 buah ada dalam Kitab Mazmur, sejumlah lagu rohani atau kidung dalam kitab-kitab lain dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

  Mazmur-mazmur ini lahir tidak dalam ibadat, melainkan dalam kehidupan sehari-hari, dan tidak diciptakan pula sebagaimana sastra modern, melainkan tahap demi tahap berkembang menurut pergulatan umat Israel pada masa itu. Mazmur- mazmur ini tidak ditulis dahulu, kemudian baru dinyayikan, tetapi sebaliknya, didoakan dan dinyayikan dahulu, baru dituliskan (Harun, 1998: 12).

  Singkatnya, Mazmur ini lahir dari pengalaman iman pemazmur dengan Tuhannya.

  Pengalaman hidup pemazmur dilanda oleh penderitaan yang berat seperti penyakit, kegagalan, krisis ekonomi, ditekan oleh musuh, dan bahkan kalah dalam peperangan akan menimbulkan reaksi spontan berupa keluhan dan ratapan yang hidup berupa kekaguman akan karya Allah, akan menimbulkan reaksi spontan yang berupa pujian dan syukur.

  Peristiwa-peristiwa yang diuraikan di atas inilah, yang melahirkan sebuah Mazmur yang kontekstual bagi hidup manusia sampai saat ini. Realitanya bahwa masih banyak orang mengalami penderitaan tetapi belum mampu menerima, sehingga banyak orang menjadi putus asa bahkan mengambil jalan pintas. Hal ini berarti bahwa Mazmur 13 masih tetap relevan dan memberi inspirasi bagi mereka yang mengalami penderitaan, bagaimana mereka dapat mengolah, merefleksikan dan memaknainya.

3. Jenis- jenis Mazmur

  Untuk mengelompokkan jenis-jenis Mazmur, penulis menggunakan karangan Walter Brueggemann yang disadur oleh Heryatno, untuk mempermudah dalam penggolongannya. Mazmur ini digolongkan menjadi tiga jenis (Heryatno, 2003: 2).

a. Mazmur Orientasi (Mazmur Pujian)

  Motif dari Mazmur orientasi ini adalah iman jemaat sebagai tanggapan terhadap sabda dan karya Allah yang diungkapkan dalam bentuk pujian dan syukur. Pemazmur di sini mengalami suasana yang tentram, membahagiakan dan sejahtera. Hidup pemazmur dan dunianya yang penuh berkat merupakan kemurahan hati Allah yang dianugerahkan sebagai tanda bahwa Allah sungguh

  Pengalaman iman dan pengalaman kasih yang melimpah yang dialami mendorong pemazmur untuk selalu memuji dan menyembah Tuhan. Pemazmur di sini mengalami kehidupan yang harmonis, bahagia, tentram dan damai karena mengalami penyertaan Tuhan sepanjang hidupnya. Pemazmur di sini menemukan keyakinan bahwa Tuhan dapat menjadi andalan yang setia dan utama dalam seluruh kehidupannya. Pemazmur merasakan bahwa Tuhan senantiasa setia berada di pihaknya.

  Mazmur orientasi (Mazmur pujian) semata-mata mau mengungkapkan kebaikan dan kemurahanNya. Mazmur ini bersifat deskriptif. Isi pujiannya: memuji Tuhan yang maha besar, maha baik, maha adil dan maha kasih. Di samping itu, ada juga Mazmur yang bersifat deklaratif atau Mazmur syukur.

  Mazmur ini mengungkapkan rasa syukur sebagai tanggapan spontan atas pertolongan Tuhan terhadap pemazmur. Yang membedakan antara Mazmur pujian dan Mazmur syukur adalah motif dan objeknya. Mazmur pujian lebih ditujukan sebagai penghormatan kepada Allah dalam wujud pengakuan iman, sedangkan Mazmur syukur merupakan reaksi spontan dari lubuk hati yang terdalam pemazmur atas tindakan Allah yang berkenan menolong dan membebaskannya dari penderitaan yang tak tertanggungkan untuk ukuran manusia. (Heryatno, 2003: 1-2).

  Pesan penting yang hendak disampaikan oleh Mazmur orientasi: Pemazmur ingin memuji dan besyukur karena kebaikan, kemurahan dan semua penyelenggaraan Allah. Dasar dari Mamzur orientasi ini adalah bahwa mereka terima. Warna dari Mazmur orientasi ini adalah rasa syukur atas suasana yang menggembirakan, dan keadaan yang sejahtera. Dalam suasana yang demikan, rasa syukur sungguh dialami, namun yang menjadi warna utama adalah pujian yang spontan atas karya Allah pada mereka. Pujian di sini lebih murni sifatnya, melulu karena menghormati Allah yang telah memberikan kemakmuran. Mazmur orientasi dari awal sudah mengungkapkan rasa percaya yang besar pada Tuhan dan menunjukkan iman yang kokoh pada Tuhan.

b. Mazmur Disorientasi

  Mazmur Disorientasi dikenal sebagai Mazmur ratapan/keluhan, ada juga yang menyebut sebagai mazmur permohonan. Menurut pemikiran Walter Brueggemann, yang disadur oleh Heryatno. Mazmur Disorientasi ini merupakan pergulatan hidup pemazmur yang sungguh riil, bagaimana mengakui, dan menerima situasi sulit, tidak menyenangkan, menyedihkan, menakutkan, bahkan pemazmur merasa ditinggalkan oleh Allah (Heryatno, 2003: 27).

  Namun pemazmur bertahan di dalam penderitaan yang sedang menimpanya dan tetap berharap kepada Dia yang selalu setia. Seperti kita, pemazmur tidak mengetahui mengapa pengalaman duka itu harus terjadi, tetapi kita boleh yakin bahwa Allah turut prihatin atas penderitaan yang menimpa manusia. Oleh karena itu Allah tidak akan membiarkan manusia menderita sendirian, semakin manusia menderita Allah semakin mengasihinya. Hal ini bukan berarti Tuhan senang melihat umatNya menderita agar manusia percaya Mazmur disorientasi ini juga dapat mendorong jemaat untuk mengahadapi realitas penderitaan dengan kacamata positif. Artinya bahwa jemaat yang menghadapi penderitaan diharapkan tetap teguh, sabar, setia dengan penuh perpengharapan dan kepercayaan. Dengan demikian membantu untuk menyadari dan mengenali kehadiran Allah di tempat yang tidak pernah terpikirkan oleh kita. Sekaligus juga membantu kita untuk menghayati iman dalam kenyataan hidup yang tidak menyenangkan. Brueggemann mengemukakan Mazmur Disorientasi ini terdiri dari dua bagian besar yakni: permohonan dan pujian.

  1). Permohonan

  a) Alamatnya adalah Allah Permohonan yang bersifat sangat personal ini disampaikan kepada Allah oleh pemazmur yang juga sungguh beriman kepadaNya.

Dokumen yang terkait

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 17

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

0 1 147

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

0 0 224

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

0 0 114

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

0 0 205

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

0 0 217

USAHA MEMAHAMI DAN MENGHAYATI SPIRITUALITAS KONGREGASI SUSTER SANG TIMUR DI ZAMAN SEKARANG MELALUI KATEKESE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Kat

0 5 133

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

0 0 190

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Fisika

0 0 90

USAHA MENEMUKAN INSPIRASI MAZMUR 13 UNTUK MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG BENAR DAN APLIKASINYA DALAM KATEKESE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katol

0 1 119