Keterlibatan siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together pada pokok bahasan luas gabungan bangun datar sederhana kelas VI SD N Blondo 1 Mungkid Magelang - USD Repository

  

KETERLIBATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER PADA POKOK BAHASAN

MENGHITUNG LUAS GABUNGAN BANGUN DATAR SEDERHANA

KELAS VI SD N BLONDO1 MUNGKID MAGELANG TAHUN AJARAN

2010/2011

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi pendidikan Matematika

  

Disusun Oleh:

Elita Intan Permatasari

NIM. 061414087

  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARATA 2011

  

HA LA MA N PERSEMBA HA N

“Ba ka t a da la h 1% i lha m di t a m ba h 99% ker ja ker a s”

  

(T hom a s A lfa Edi son )

....... ..

  K arya ini ku persembahkan untuk mereka yang ada di hatiku.........

  T eruntuk: . ..........

  ............. . yang telah memelihara T uhan Y esus K ristus

dan menjagaku dalam kasihnya..................

   .............

  B apak Y ohanes B .T yang telah dan I bu T ri E ndang W ahyuningsih mendidiku dengan penuh cinta, kesabaran, dan doa..............

  

............. Semua saudara dan sahabatku yang telah memberikan dukungan, doa,

dan keceriaan..............

  

ABSTRAK

Elita Intan Permatasari, 2011. Keterlibatan Siswa Dalam

Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Numbered Heads Together Pada Pokok Bahasan Luas Gabungan

Bangun Datar Sederhana untuk Siswa Kelas VI SD N Blondo 1 Mungkid

Magelang tahun ajaran 2010/2011. Skripsi. Program Studi Pendidikan

Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan proses pembelajaran yang

menunjukkan keterlibatan siswa dalam pokok bahasan menentukan luas gabungan

bangun datar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together kelas VI SD N Blondo 1 Mungkid Magelang tahun ajaran 2010/2011.

  Penelitian ini termasuk penelitan diskriptif kualitatif. Data yang

dikumpulkan melalui dua tahap yaitu tahap pertama dengan pengamatan langsung

maupun menggunakan bantuan alat perekam (handy-cam, foto) dan tahap kedua

dengan wawancara. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD N Blondo 1

Mungkid Magelang pada tahun ajaran 2010/2011, terdiri dari 22 siswa yang yang

mengikuti proses pembelajaran dan 6 siswa yang dipilih sebagai subyek

wawancara.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua langkah

pembelajaran yang diungkapkan dalam NHT dapat berjalan dengan baik.

Beberapa langkah masih sulit untuk dijalankan dan membutuhkan pembiasaan

yaitu : (1) siswa masih membutuhkan waktu untuk mempersiapkan diri sebelum

menuliskan jawabannya di papan tulis (langkah 5), (2) siswa masih sulit, takut,

dan masih harus dibiasakan untuk melakukan presentasi di depan kelas (langkah

5), (3) siswa masih membutuhkan waktu untuk membuat kesimpulan (langkah 6).

Meskipun begitu kerlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sudah

mulai nampak hal ini ditunjukan berdasarkan hasil pengamatan langsung dan

tidak langsung pada pembelajaran yaitu: (1) siswa sudah mulai berani untuk

bertanya baik pada teman ataupun pada guru, (2) siswa sudah mulai berani untuk

mengungkapkan ide mereka, (3) siswa sudah malai mampu melakukan pembagian

tugas dalam kelompok.

  Kata kunci : Keterlibatan, Numbered Heads Together

  

ABTRACT

Elita Intan Permatasari, 2011. The Students Involvement in

  

Mathematic Learning Using Numbered Heads Together In Main Point the

Simple Combination of Flate Bandwith for Sixth Grade Students of SD N

Blondo 1 Mungkit Magelang in Academic Year of 2010/2011, Riset. Sripsi

Mathematic Educational Program, Education Faculty and Science, Sanata

Dharma University, Yogyakarta.

  The purpose of this research is to reveal the learning process of knowing

the students’ involvement in Mathematic Learning Using Numbered Heads

Together In Main Point the Simple Combination of Flate Bandwith for Sixth

Grade Students of SD N Blondo 1 Mungkit Magelang in Academic Year of

2010/2011. Mathematic Educational Program, Education Faculty and Science,

Sanata Dharma University, Yogyakarta.

  This research included descriptive qualitative research. The data is

collected through two steps. First, the reseacher observes the data directly or use

handy-cam and photograph as medium. Second, using interview. The subject of

this research is the Sixth Grade Students of SD N Blondo 1 Mungkit Magelang in

Academic Year of 2010/2011, consist of twenty two students who follow the

learning process and six students who are chosen as interview subject.

  This research shows that hot all of the learning methods are told in NHT

can run well. Some steps are still difficult to be done and need accustomed such

as: (1) the students still need much time to prepare theirself before starting to

write their answer in a blackboard (step 5), (2) the students are still difficult,

afraid, and have to be accustomed to do presentation in front of the class (step 5),

(3) the students need much time to make, a conclusion (step 6). Nevertheless’

involved actively in learning process has been already seen. This results are

shown based on the observation result directly and indirectly on learning process

that are (1) students have braveness to ask to the teacher or other students, (2)

students express their ideas bravely, (3) students are able to do task in group.

  Keywords : Involvement, Numbered Heads Together

  

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepad Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan perlindungannya,

sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Skripsi ini

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program

Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Begitu banyak hambatan dan rintangan yang penulis alami dalam proses

penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

  

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu mendampingi dan

memberikan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  

2. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, M.Si dan Bapak Hongki Juli, M.Si

selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dengan sabar. Terimakasih atas bimbingan dan motivasi yang telah diberikan.

  

3. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku kaprodi Pendidikan Matematika.

  Terimakasih atas kesempatan dan ijin yang telah diberikan.

  

4. Kepala Sekolah dan Bapak Ibu guru. Kususnya bapak Suparjo S.Pd selaku

guru matematika di SD N Blondo 1 Mungkid Magelang. Terimaksih atas izin, kesempatan, saran dan pendampingan yang telah diberikan selama penelitian.

  

5. Segenap dosen dan seluruh staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, atas segala informasi dan pelayanan yang diberikan.

  

6. Kedua orang tuaku Bapak Yohanes Berman Tugiman. S.H dan Ibu Tri Endang

Wahyuningsih serta kakak dan adikku Sisilia Nila Mayvita dan Lusia Shinta Dewi. Terimakasih atas doa, semangat dan dukungannya.

  

7. Maria Tyas Pranoto, Fransiska Siska Hening, Widya, Maria Susi, Wuri

Johana, Seholastika Triana, Kandida Eka, Cia, Pendy Santoso, Maria Dona R terimakasih atas bantuan sebagai observer selama penelitian.

  

8. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2006, terimakasih atas segala

saran, motivasi dan kebersamaan selama ini.

  

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini berguna untuk perkembangan pendidikan dan bagi para pembaca pada umumnya.

  Penulis, Elita Intan Permatasari

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

ABSTRACT ..................................................................................................... vii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ...................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

  

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ...................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5 E. Batasan Istilah .............................................................................. 6

BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................... 8

A. Pembelajaran Matematika ............................................................. 8

  1. Pengertian Pembelajaran .......................................................... 8

  2. Pengertian Matematika ............................................................. 9

  3. Pengertian Pembelajaran Matematika ................................... 10

  B. Metode Pembelajaran Kooperatif ............................................... 11

  1. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif................................... 11

  2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ...................................14

  C. Numbered Heads Together .............................................................17

  D. Keterlibatan Siswa ........ .............................................................. 20

  E. Materi Pembelajaran ...................................................................... 21

  1. Luas Persegi ............................................................................. 21

  2. Luas Persegi Panjang................................................................ 24

  3. Luas Segitiga............................................................................ 25

  4. Luas Jajargenjang..................................................................... 26

  5. Luas Trapesium......................................................................... 27

  6. Luas Belah-ketupat ................................................................. . 29

  7. Luas Layang-layang ................................................................ 30

  8. Luas Gabungan Bangun Datar ................................................. 32

  

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 38

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 38 B. Subyek Penelitian ........................................................................ 39 C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 39 D. Metode Pengumpulan Data ........................................................... . 39 E. Instrumen Penelitian .................................................................... 40

  F. Uji Validitas ……………………………………………………… 54

  G. Metode Analisis Data....................................................................... 55

  H. Kegiatan Penelitian ......................................................................... 56

  

BAB IV. DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN...................... 58

A. Hasil Observasi ............................................................................ 58 B. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ............................................. 61 C. Analisis Hasil Wawancara .............................................................. 81 D. Analisis Instrumen Pengamatan ...................................................... 82

E. Analisis Hasil Kegiatan Pembelajaran Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Heads Together .................................. 84 F. Rangkuman Hasil Analisis Penelitian ........................................... 89

BAB V. PENUTUP ........................................................................................ 91

A. Kesimpulan ................................................................................ 91 B. Kelebihan dan Ketrbatasan Penelitian ......................................... 93 C. Saran ......................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 96

LAMPIRAN ................................................................................................... 98

  

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman

  3.5 Kisi-kisi Soal LK III

  4.1 Rangkuman Lembar Pengamatan

  56

  3.8 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

  53

  3.7 Instrument Observasi

  49

  3.6 Kisi-kisi dan Soal Tes Awal

  47

  45

  2.1 Elemen-elemen pada Pembelajaran Kooperatif

  3.4 Kisi-kisi Soal dan LK II

  43

  3.3 Kisi-kisi Soal LK I No 2

  42

  3.2 Kisi-kisi Soal no 1 Yang Terdapat pada LK I

  41

  3.1 Rancangan Pertemuan

  13

  83

  DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Halaman

  68

  4.8 Kelompok yang Anggotanga Didominasi Laki-laki

  69

  4.7 Hasil Pekerjaan Kelompok 1

  69

  4.6 Hasil Pekerjaan Kelompok 3

  68

  4.5 Membantu Teman Prentasi

  4.4 Siswa Menuliskan Jawaban

  4.9 Siswa Menuliskan Jawaban

  68

  4.3 Pengambilan Undian

  65

  4.2 Peneliti Menjelaskan Tentang Luas

  65

  4.1 Siswa Berdiskusi Kelompok

  36

  70

  73

  36

  77

  4.18 Siswa Bertanya pada Peneliti

  80

  4.17 Siswa Mengerjakan Di Depan Kelas

  78

  4.16 Kelompok 1 Bertanya pada Peneliti

  78

  4.15 Hasil Pekerjaan Kelompok 1

  4.14 Hasil Pekerjaan Kelompok 3

  4.10 Siswa Melakukan Diskusi

  76

  4.13 Siswa Mengerjakan Di papan Tulis

  75

  4.12 Siswa Membantu Teman Presentasi

  75

  4.11 Siswa Menerangkan Jawabannya

  74

  2.21 Gabungan Bangun Datar dari Trapesium dan Persegi Panjang

  2.20 Bagian-bagian Bangun Datar Soal No 3

  2.1 Persegi

  24

  2.9 Trapesium

  26

  2.8 Jajargenjang Menjadi Persegi

  26

  2.7 Jajargenjang

  25

  2.6 Segitiga

  2.5 Persegi Panjang Beserta Nama Sisi-sinya

  2.10 Trapesium yang Dibagi Menjadi 3 Bagian

  24

  2.4 Persegi Panjang

  23

  2.3 Persegi Beserta Nama Sisi-sinya

  22

  2.2 Persegi Beserta Satuan Luasnya

  22

  27

  28

  35

  32

  2.19 Bagian-bagian Bangun Datar Soal No 3

  35

  2.18 Gabungan Bangun Datar soal no 3

  34

  2.17 Bagian-bagian Bangun Datar soal no 2

  33

  2.16 Gabungan Bangun Datar soal no 2

  2.15 Gabungan Bangun Datar soal no 1

  2.11 Belah-ketupat

  31

  2.14 Segitiga Pembentuk Layang-layang

  30

  2.13 Layang-layang

  29

  2.12 Segitiga Pembentuk Belah-ketupat

  29

  80

  

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Keterangan Halaman

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

  99 A.2 Lembar Soal Tes Awal 124 A.3 Lembar Kerja 128

A.4 Instrument Observasi 150

  

A.5 Lembar Pengamatan Lembar Kerja 151

B.1 Lembar Uji Validitas Isi 154

B.2 Transkrip Hasil Wawancara 162

B.3 Lembar Hasil Observasi 164

C.1 Kunci Jawaban Tes Awal 188

C.2 Kunci Jawaban Lembar kerja 193

C.3 Hasil Pekerjaan Siswa dalam Lembar Kerja (sempel)

  212 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan mata pelajaran yang sudah dikenal oleh siswa saat menginjak bangku sekolah dasar dan tidak sedikit siswa yang berangapan bahwa matematika itu sulit. Apalagi hal ini ditunjang dengan pembelajaran matematika yang disajikan hanya satu arah, yaitu guru menjadi pusat pembelajaran dan siswa hanya bertugas mendengarkan, memperhatikan, kemudian mencatat penjelasan yang diberikan guru. Hal inilah yang membuat siswa semakin beranggapan bahwa matematika itu sulit dan tidak menyenangkan. Pembelajaran matematika di sekolah masih mengikuti kebiasaan dengan urutan: diterangkan, diberi contoh, dan diberikan latihan soal hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Soedjadi (2000:1 dalam diakses tanggal 19 Mei 2010).

  Keadaan inilah yang juga terjadi pada SD N Blondo 1 Mungkid Magelang. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa pembelajaran matematika di kelas masih mengikuti kebiasan dimana guru hanya menerangkan, kemudian memberi contoh, dan terakhir memberikan latihan soal. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada guru matematika kelas VI SD N Blondo 1 Mungkid Magelang, diketahui juga bahwa proses pembelajaran di kelas masih menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe konvensional di mana guru sebagai pusatnya. Padahal menurut Widyantini (2008), dalam kegiatan pembelajaran terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan sumber belajar. Dari uraian itu, maka peran aktif siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat diabaikan dan menjadi point yang sangat penting. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

  Siswa akan semakin pasif atau tidak mau terlibat dalam proses pembelajaran jika materi yang diajarkan adalah salah satu materi yang dianggap sulit seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada salah seorang siswi, dimana dia mengungkapkan bahwa salah satu materi yang dianggap sulit adalah materi luas gabungan bangun datar sederhana. Berikut adalah cuplikan wawancaranya:

  Peneliti : ”menurut kamu materi yang sulit di SD apa aja?” Nia : ” akar dan pangkat, luas gabungan, bangun ruang, dan statistik” Peneliti : ” lho kenapa luas gabungan sulit, kan sudah pernah diajarkan, dan tinggal memasukan rumusnya?” Nia : ” itu yang sulit, soalnya gak apal rumusnya udah lupa” Peneliti : ” kalau yang lain kenapa sulit?” Nia : ” pelajaran baru, sebelumnya belum pernah diajarin.”

  Dari wawancara ini diketahui bahwa luas gabungan dua buah bangun datar sederhana menjadi sulit karena mereka harus mengingat kembali materi yang lalu yaitu materi kelas IV semester 1 dan kelas V semester 1. Selain itu mereka juga harus menggunakan imajinasi mereka untuk menentukan bangun apa saja yang merupakan bangun dasarnya.

  Metode pembelajaran atau strategi yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan materi luas gabungan dua buah bangun datar sederhana harus tepat. Hal ini masuk akal karena suatu topik matematika kadang-kadang dapat diajarkan secara lebih baik dengan menggunakan strategi tertentu dan pendekatan tertentu. Untuk itu, dibutuhkan satu strategi tertentu yang dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi dan indikator pembelajaran.

  Strategi pembelajaran Matematika yang baik menuntut sebuah inovasi baru, yaitu dengan penggunaan metode-metode pembelajaran yang bervariasi yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan mampu melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran sehingga siswa tidak akan merasa bosan

  Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran matematika untuk materi luas gabungan bangun datar sederhana. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk materi aplikasi dan bukan materi penanaman konsep, luas gabungan bangun datar sederhana marupakan materi aplikasi dari luas bangun datar sehingga model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat diterapkan. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe NHT juga mampu melibatkan siswa untuk ikut serta secara aktif dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif maka di dalam menyelesaikan tugas siswa bekerja bersama-sama dengan temannya di dalam kelompok-kelompok kecil.

  Pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe dan yang membedakan tipe NHT dengan tipe lain adalah NHT mampu membuat siswa terlibat dalam proses pembelajaran karena dalam NHT setiap siswa diberi nomor undian dan dikelompokan menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap anggota kelompok harus mengerti dan memahami soal yang diberikan karena pada akhir pembelajaran akan diadakan diskusi kelas dimana siswa tidak hanya menuliskan jawaban di papan tulis tetapi siswa juga harus mampu menjelaskan atau menerangkan apa yang mereka tulis. Siapa yang mewakili kelompok ditentukan secara acak dengan undian. Partisipasi aktif siswa dalam kelompok akan menentukan penghargaan kelompok.

  Alasan inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang keterlibatan siswa dalam pembelajaran matematika pada materi luas gabungan bangun datar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

  Heads Together (NHT) pada siswa kelas VI SD N Blondo 1 Mungkid Magelang tahun ajaran 2010/2011.

B. Perumusan Masalah

  Penelitian skripsi ini berfokus pada peningkatan keterlibatan siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dalam pokok bahasan menentukan luas gabungan bangun datar untuk siswa kelas VI SD N Blondo 1 Mungkid Magelang. Masalah-masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

  1. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together di SD N Blondo 1 Mungkid Magelang pada tahun ajaran 2010/2011 untuk materi menentukan luas gabungan bangun datar ?

  2. Bagaimana keterlibatan siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan menentukan luas gabungan bangun datar untuk siswa kelas VI SD N Blondo 1 Mungkid Magelang pada tahun ajaran 2010/2011 menggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together ?

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

  1. Langkah-langkah pembelajaran matematika pada pokok bahasan menentukan luas gabungan bangun datar menggunakan model pemebelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

  2. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan menentukan luas gabungan bangun datar untuk siswa kelas VI SD N. Blondo

  1 Mungkid Magelang pada tahun ajaran 2010/2011 menggunaan model pembelajaraan kooperatif tipe Numbered Heads Together .

  D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi peneliti Penelitian ini memberikan pengalaman dalam rangka meningkatkan wawasan dan kompetensi sebagai calon guru bidang studi matematika serta memberikan pengalaman dalam rangka karya ilmiah.

  2. Bagi guru atau calon guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru dalam menentukan tipe pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran menentukan luas gabungan bangun datar.

  3. Bagi siswa Siswa dapat mengembangkan pengetahuannya mengenai bagaimana menentukan luas gabungan bangun datar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

E. Batasan Istilah

  1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together adalah model pembelajaran yang membagi siswa dalam kelompok kecil, di mana setiap anggota kelompok telah mendapatkan nomor, yang diundi secara acak. Setelah kegiatan diskusi selesai, guru akan memanggil beberapa nomor untuk maju mempersentasikan hasil diskusi, dan siswa yang tidak maju dapat memberikan tanggapan. Model pembelajaran ini merupakan salah satu jenis model pembelajaran kooperatif

  2. Keterlibatan Siswa Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran adalah keikut sertaan siswa dalam proses pembelajaran. Keterlibatan siswa dapat diamati dari bagaimana siswa bertanya baik kepada guru ataupun kepada teman, mengutarakan ide, pendapat ataupun sanggahan, dan menyelesaikan semua tugas yang diberikan guru.

  3. Luas Gabungan Bangun Datar Dalam penelitian ini yang dimaksud luas gabungan adalah luas daerah bangun datar yang terbentuk dari gabungan luas dua jenis bangun datar sederhana. Disini yang ditekankan adalah jenisnya dan bukan jumlahnya.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Matematika

  1. Pengertian Pembelajaran Pada hakekatnya proses pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan guru maupun interaksi siswa dengan siswa, bahkan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan Mulyasa yaitu pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

  Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar, akan tetapi guru berperan sebagai pengatur lingkungan atau sebagai pengatur interaksi. Guru harus mampu mengarahkan siswa mengembangkan kemampuan berfikir melalui interaksi mereka (Wina Sanjaya, 2006:198).

  Sedangkan menurut Silberman (dalam Budhiani, 2006:6) proses belajar diungkapkan sebagai berikut:

  ”Cara belajar dengan mendengarkan akan lupa. Dengan cara mendengarkan dan melihat akan ingat sedikit. Dengan cara mendengarkan, melihat, dan mendiskusikan dengan siswa lain akan paham. Dengan cara mendengar, melihat, diskusi, dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dan cara terbaik untuk menguasai pelajaran adalah dengan cara mengajarkan.”

  Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara guru, siswa dan lingkungan dimana di dalam proses interaksi tersebut siswa harus terlibat secara aktif sehinggga siswa dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya, penguasaan masalah, pembentukan sikap, serta kepercayaan diri para siswa.

  Sedangkan menurut filsafat kontruktivisme yang diungkapkan oleh Paul Suparno, SJ (2001:16)

  ” pengetahuan itu adalah bentukan siswa sendiri yang sedang belajar. Pengetahuan siswa akan sesuatu merupakan hasil dari mengolah, mencerna dan kemudian merumuskannya. Selain itu pembelajaran merupakan proses pembiasaan dimana guru harus membantu siswa untuk mampu belajar sendiri. Di sini saat mempelajari sesuatu siswa tidak kosong tetapi sudah memiliki pemahan terlebih dahulu dan guru membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuannya.”

  2. Pengertian Matematika Matematika berasal dari bahasa Latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Sedangkan menurut Hudoyo (2001:135) matematika adalah ilmu yang berhubungan atau menelaah bentuk-bentuk atau struktur- struktur yang abstrak dan hubungan-hubungan di antara hal-hal itu.

  Matematika merupakan ilmu dasar untuk melatih kemampuan berfikir kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan bekerja sama yang efektif. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran demikian pemahaman konsep dapat diawali melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi, sehingga matematika dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

  3. Pengertian Pembelajaran Matematika Menurut Hudoyo (2001:92) pengertian dari pembelajaran matematika diungkapkan sebagai berikut:

  ”Dengan demikian pembelajaran matematika adalah proses aktif

  individu siswa yang bersosialisasi dengan guru, sumber atau bahan belajar, teman dalam memperoleh pengetahuan baru. Proses aktif tersebut menyebabkan perubahan tingkah laku, misalnya setelah belajar matematika siswa itu mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan matematikanya di mana sebelumnya ia tidak dapat melakukannya.”

  Pembelajaran matematika juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang menekankan pada eksplorasi matematika, model berfikir yang matematik, dan pemberian tantangan atau masalah yang berkaitan dengan matematika. Sebagai akibatnya peserta didik melalui pengalamannya dapat membedakan pola-pola dan struktur matematik, peserta didik dapat berfikir secara rasional, sistematik (Hudoyo 1981).

  Sekarang ini pembelajaran matematika yang sedang dikembangkan adalah pembelajaran matematika yang mengarah pada prinsip-prinsip konstruktivisme. Menurut Marpaung (dalam Yulia, 2005:6) garis besar dari prinsip kontruktivisme adalah sebagai berikut: a. pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, c. siswa aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah,

  d. guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus. Jadi di dalam pembelajaran matematika, proses belajar siswa itu aktif dan peran guru bukan pen’transfer’ pengetahuan tetapi sebagai fasilitator atau pembimbing dalam pembelajaran.

B. Pembelajaran Kooperatif

  Menurut Slavin (1995:2) pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu dalam mempelajari materi pembelajaran. Setiap kelompok memiliki anggota dengan kemampuan yang berbeda-beda, serta berasal dari agama, ras, dan suku yang berbeda-beda. Menurut Kagan (1994: http//edtech.kennesaw.edu/intech/cooperativelearning,htm diakses tanggal 19 agustu 2010) pembelajaran kooperatif merupakan strategi pemebelajaran pada kelompok-kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda.

  Sedangkan menurut Erman Suherman dkk (2001:218) belajar kooperatif mencakupi kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya.

  Menurut Widyanti(2006:3) pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan masalah untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Setiap siswa tidak hanya bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri tetapi juga terhadap tim.

  Mereka harus saling membantu dan mendiskusikan jawaban agar setiap anggota di dalam kelompok menguasai dengan benar jawaban yang ada. Sedangkan menurut Nurhadi dan Senduk (2003, dalam Wena, 2009) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa. Menurut Karlina (2008), pembelajaran kooperatif merupakan pengajaran yang memberikan kesempatan peserta didik untuk bekerja sama dengan peserta didik yang lain dalam tugas-tugas yang terstruktur.

  Berdasarkan pengertian pembelajaran koopertif dari beberapa sumber maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperif adalah pembelajaran yang mengutamakan terbentuknya kerja sama di dalam kelompok dimana setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab untuk membuat anggota kelompok yang lain mengerti tentang jawaban yang ada. Setiap anggota kelompok memiliki rasa memiliki terhadap tim sehingga mereka juga memiliki kontribusi yang sangat penting untuk memajukan kelompoknya.

  1. Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif Menurut Roger dan David (dalam Agus 2009: 58) tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. lima unsur tersebut adalah:

  Tabel 2.1: Elemen-elemen Pada Pembelajaran Kooperatif Elemen Faktor-faktor Saling ketergantungan positif

  • Menjamin semua anggota kelompok mendapatkan penghargaan yang sama jika kelompok mencapai tujuan.
  • Mengatur sedemikian hingga setiap peserta didik dalam kelompok hanya mendapatkan sebagian dari keseluruhan

    tugas kelompok.

  • Setiap anggota kelompok memiliki kontribusi yang unik hal ini merupakan sumber untuk menciptakan usaha bersama, dan juga harus bisa mempertanggung jawabkannya.
  • Memberikan tes secara individu
  • Memberikan tugas kepada siswa, yang dipilih secara random untuk mempresentasikan hasil kelompoknya.
  • Mengamati setiap kelompok dan mencatat frekuensi individu.
  • Memberikan tugas kepada siswa untuk mengajarkan

    kepada temannya.

  • Saling memberi informasi dan saran jika diperlukan.
  • Memproses informasi bersama secara lebih effektif dan efisien.
  • • Saling mengingatkan.

  • Saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi.
  • Saling percaya
  • Saling memberi motivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.

  Tanggung jawab perseorangan

  Interaksi Promotif • Saling membantu secara efektif dan efisien.

  keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi dan kelompok

  • Saling mengenal dan mempercayai
  • Saling berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius
  • Saling menerima dan saling mendukung.
  • Mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif
  • Membuat diskusi berjalan Proses kelompok
  • Anggota kelompok mendiskusikan bagaimana yang

  terbaik, sampai memperoleh kesepakatan dan menjaga hubungan kerja dalam kelompok

  • Menceritakan kegiatan anggota kelompok , siapa yang memberi kontribusi dan siapa yang tidak.
  • Membuat diskusi tentang sikap untuk melanjutkan atau berubah.
Menurut Nur (2000, dalam Widyantini 2006), prinsip dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut : a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan kelompoknya.

  b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

  c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

  d. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluas daerahi.

  e. Setiap anggoaa kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan ketrampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

  f. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

  2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Slavin, Abrani, dan Chambers (1996, dalam Sanjaya 2006) berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu perspektif motivasi, perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif, dan perspektif elaborasi kognitif. a. Perspektif motivasi Bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling membantu. Dengan demikian keberhasilan individu pada dasarnya adalah keberhasilan kelompok.

  b. Perspektif sosial Bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan.

  c. Perspektif perkembangan kognitif Bahwa dalam setiap interaksi antar anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi.

  d. Perspektif elaborasi kognitif Setiap siswa akan berusaha untuk memahami dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya. Dengan demikian, karakteristik pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2006) adalah sebagai berikut : (1). Pembelajaran secara tim

  Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap kelompok bersifat heterogen, artinya kelompok terdiri dari anggota yang mempunyai kemampuan akademik, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang berbeda.

  (2). Didasarkan pada manajemen kooperatif Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai empat fungsi, yaitu fungsi perencanaan, fungsi pelaksanaan, fungsi organisasi, dan fungsi kontrol. Begitu pula pada pembelajaran kooperatif mempunyai empat fungsi, yaitu : (a) Fungsi perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif. (b) Fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama.

  (c) Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok, oleh sebab itu perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok.

  (d) Fungsi kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteriakeberhasilan baik melalui tes maupun non tes.

  (3). Kemauan untuk bekerja sama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip kerja sama perlu ditekankan dalamproses pembelajaran kooperatif. (4). Ketrampilan bekerja sama

  Kemauan untuk bekerja kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam ketrampilan bekerja sama.

  Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain.

C. Numbered Heads Together

  Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Ada banyak tipe NHT yang dikembangkan. Salah satunya dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Namun dalam penelitian ini model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dipakai dalah NHT menurut Ibrahim (dalam diakses tanggal 15 Mei 2010). Karena menurut Ibrahim dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT maka seorang guru dapat meningkatkan beberapa aspek yang dimiliki siswa yaitu :

  1. Hasil belajar akademik stuktural.

  Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik

  2. Pengakuan adanya keragaman Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang

  3. Pengembangan ketrampilan sosial Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.

  Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya. Pada walnya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki tiga langkah penting yaitu : (a) Pembentukan kelompok; (b) Diskusi masalah; (c) Tukar jawaban antar kelompok

  Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :

Dokumen yang terkait

Hubungan minat belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada pembelajaran Matematika pokok bahasan keliling dan luas layang-layang di kelas VII-D SMP Negeri

0 2 231

Motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas X MIA3 SMA Negeri 1 Godean tahun ajaran 2014/2015 pada pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pokok bahasan geometri.

0 3 274

Motivasi dan prestasi belajar fisika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada pokok bahasan gaya kelas VIIIF SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta.

0 1 180

Efektivitas pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun datar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) pada siswa kelas VII D di MTs Negeri Seyegan tahun ajaran 2011/2012.

0 2 284

Minat belajar dan hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pokok bahasan volume bangun ruang sisi datar pada kelas VIII B semester genap tahun ajaran 2012/2013 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

0 1 315

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada sub pokok bahasan keliling dan luas segitiga siswa kelas VII SMP Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013.

0 0 308

Efektivitas pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun datar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) pada siswa kelas VII D di MTs Negeri Seyegan tahun ajaran 2011 2012

0 0 282

Minat belajar dan hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pokok bahasan volume bangun ruang sisi datar pada kelas VIII B

0 8 313

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada sub pokok bahasan keliling dan luas segitiga siswa kelas VII SMP Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta tahun pelajaran 2012 2013

0 0 306

Cara siswa berargumentasi dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan dalil pythagoras kelas VIII SMP. Negeri 1 Kota Mungkid Magelang - USD Repository

0 12 174