Hubungan minat belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada pembelajaran Matematika pokok bahasan keliling dan luas layang-layang di kelas VII-D SMP Negeri

(1)

ABSTRAK

Asri Apriani. 2016. Hubungan Minat Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model Pembeajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Keliling dan Luas Layang-Layang di Kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui minat belajar siswa, (2) Mengetahui motivasi belajar siswa, (3) Mengetahui hasil belajar siswa, (4) Mengetahui seberapa besar hubungan minat belajar terhadap hasil belajar siswa, dan (5) Mengetahui seberapa besar hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada pokok bahasan keliling dan luas layang-layang.

Hasil Penelitian ini Menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan hasil pengisian kuesioner minat belajar dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat masuk dalam kategori tinggi, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori bermotivasi sangat tinggi, tinggi, dan sedang adalah 60% dari total keseluruhan 35 siswa, (2) Berdasarkan hasil pengisian kuesioner motivasi belajar dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat masuk dalam kategori tinggi, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori bermotivasi sangat tinggi, tinggi, dan sedang adalah 80% dari total keseluruhan 35 siswa, (3) Berdasarkan tes hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat masuk dalam kategori rendah, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori bermotivasi rendah dan sangat rendah adalah 60% dari total keseluruhan 35 siswa, (4) Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,142. Hal ini menunjukkan ada korelasi antara minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa tetapi tidak signifikan. Kontribusi minat belajar terhadap hasil belajar yang diperoleh adalah , = , 6 atau 2,0164%, dan (5) Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, koefisien korelasi yang diperoleh sebesar -0,019. Hal ini menunjukkan ada korelasi antara motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa tetapi tidak signifikan. Kontribusi minat belajar terhadap hasil belajar yang diperoleh adalah − , 9 = , 6 atau 0,0361%.


(2)

ABSTRACT

Asri Apriani. 2016. Relationship of Learning Interest and Learning Motivation toward Results of Student Learning with Cooperative Learning ModelImplementation Type Numbered Heads Together on Mathematics Learning of Circumference and Kites Extensive Subjects in Class VII-D SMP Negeri 1 Bayat School Year 2015/2016. Thesis.Mathematics Education Study Program, Mathematics and Science Education Department, Teacher Training and EducationFaculty, Sanata DharmaUniversity, Yogyakarta.

The aims of this study are to (1) Find out the learning interest of students, (2) Find out the learning motivationof students, (3) Find outthe learning results of students, (4) Find outthe relationship oflearning interest toward the learningresults of students, and (5) Find outthe relationship of learning motivation towardthelearning results ofstudents. The learning implementation of this study appliescooperative learning model type Numbered Heads Together (NHT) on circumference and kites extensive subjects.

The results of this study show that: (1) Based on the results of learninginterestquestionnaires, can be concluded that the learning interest of studentsin class VII-D SMP Negeri 1 Bayatincludes of the high category, because the number of students who are in the motivation categoriesof very high, high, and currently are 60% of the total of 35 students, (2) Based on the results of learning motivationquestionnaires, can be concluded that the leaning motivation of students in class VII-D SMP Negeri 1 Bayat includes of the high category, because the number of students who are in the motivation categoriesof very high, high, and currently are 80% of the total of 35 students, (3) Based on the learning results test,can be concluded that the learning results of students in class VII-D SMP Negeri 1 Bayat includes of the lowcategory, because the number of students who are in the motivation categories of low and very low are 60 % of the total of 35 students, (4) Based on the calculations have been done, the correlation coefficient obtained for 0,142. This suggests there is a correlation between student interest toward student learning outcomes but not significantly. Contributions interest in learning to the learning outcomes are obtained , = , 6 or 2,0164%, and (5) Based on the calculations have been done, the correlation coefficients obtained at -0.019. This suggests there is a correlation between students' motivation to the learning outcomes of students but not significantly. Contributions interest in learning to the learning outcomes are obtained − , 9 = , 6 or 0,0361%.


(3)

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LAYANG-LAYANG DI KELAS VII-D

SMP NEGERI 1 BAYAT TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh: Asri Apriani 121414134

PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LAYANG-LAYANG DI KELAS VII-D

SMP NEGERI 1 BAYAT TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh: Asri Apriani 121414134

PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

ii SKRIPSI

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LAYANG-LAYANG DI KELAS VII-D

SMP NEGERI 1 BAYAT TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh: Asri Apriani NIM: 121414134

Telah disetujui oleh:

Pembimbing


(6)

iii SKRIPSI

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LAYANG-LAYANG DI KELAS VII-D

SMP NEGERI 1 BAYAT TAHUN AJARAN 2015/2016 Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Asri Apriani NIM: 121414134

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 28 September 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. ……… Sekretaris : Dr. Hongki Julie, M.Si. ………

Anggota : Drs. Sukardjono, M.Pd. ………

Anggota : D. Arif Budi Prasetyo, M.Si. ………

Anggota : Febi Sanjaya, M.Sc. ………

Yogyakarta, September 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan


(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan kepada:

Allah SWT.

Bapak dan mamah tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan saya.

Mas Anggit, kakak yang selalu memberikan semangat.


(8)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 September 2016 Peneliti


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Asri Apriani Nomor Mahasiswa : 121414134

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LAYANG-LAYANG DI KELAS VII-D SMP NEGERI 1 BAYAT TAHUN AJARAN 2015/2016”

dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 28 September 2016

Yang menyatakan,


(10)

vii ABSTRAK

Asri Apriani. 2016. Hubungan Minat Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model Pembeajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Keliling dan Luas Layang-Layang di Kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui minat belajar siswa, (2) Mengetahui motivasi belajar siswa, (3) Mengetahui hasil belajar siswa, (4) Mengetahui seberapa besar hubungan minat belajar terhadap hasil belajar siswa, dan (5) Mengetahui seberapa besar hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada pokok bahasan keliling dan luas layang-layang.

Hasil Penelitian ini Menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan hasil pengisian kuesioner minat belajar dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat masuk dalam kategori tinggi, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori bermotivasi sangat tinggi, tinggi, dan sedang adalah 60% dari total keseluruhan 35 siswa, (2) Berdasarkan hasil pengisian kuesioner motivasi belajar dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat masuk dalam kategori tinggi, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori bermotivasi sangat tinggi, tinggi, dan sedang adalah 80% dari total keseluruhan 35 siswa, (3) Berdasarkan tes hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat masuk dalam kategori rendah, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori bermotivasi rendah dan sangat rendah adalah 60% dari total keseluruhan 35 siswa, (4) Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,142. Hal ini menunjukkan ada korelasi antara minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa tetapi tidak signifikan. Kontribusi minat belajar terhadap hasil belajar yang diperoleh adalah , = , 6 atau 2,0164%, dan (5) Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, koefisien korelasi yang diperoleh sebesar -0,019. Hal ini menunjukkan ada korelasi antara motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa tetapi tidak signifikan. Kontribusi minat belajar terhadap hasil belajar yang diperoleh adalah − , 9 = , 6 atau 0,0361%.


(11)

viii ABSTRACT

Asri Apriani. 2016. Relationship of Learning Interest and Learning Motivation toward Results of Student Learning with Cooperative Learning ModelImplementation Type Numbered Heads Together on Mathematics Learning of Circumference and Kites Extensive Subjects in Class VII-D SMP Negeri 1 Bayat School Year 2015/2016. Thesis.Mathematics Education Study Program, Mathematics and Science Education Department, Teacher Training and EducationFaculty, Sanata DharmaUniversity, Yogyakarta.

The aims of this study are to (1) Find out the learning interest of students, (2) Find out the learning motivationof students, (3) Find outthe learning results of students, (4) Find outthe relationship oflearning interest toward the learningresults of students, and (5) Find outthe relationship of learning motivation towardthelearning results ofstudents. The learning implementation of this study appliescooperative learning model type Numbered Heads Together (NHT) on circumference and kites extensive subjects.

The results of this study show that: (1) Based on the results of learninginterestquestionnaires, can be concluded that the learning interest of studentsin class VII-D SMP Negeri 1 Bayatincludes of the high category, because the number of students who are in the motivation categoriesof very high, high, and currently are 60% of the total of 35 students, (2) Based on the results of learning motivationquestionnaires, can be concluded that the leaning motivation of students in class VII-D SMP Negeri 1 Bayat includes of the high category, because the number of students who are in the motivation categoriesof very high, high, and currently are 80% of the total of 35 students, (3) Based on the learning results test,can be concluded that the learning results of students in class VII-D SMP Negeri 1 Bayat includes of the lowcategory, because the number of students who are in the motivation categories of low and very low are 60 % of the total of 35 students, (4) Based on the calculations have been done, the correlation coefficient obtained for 0,142. This suggests there is a correlation between student interest toward student learning outcomes but not significantly. Contributions interest in learning to the learning outcomes are obtained , = , 6 or 2,0164%, and (5) Based on the calculations have been done, the correlation coefficients obtained at -0.019. This suggests there is a correlation between students' motivation to the learning outcomes of students but not significantly. Contributions interest in learning to the learning outcomes are obtained − , 9 = , 6 or 0,0361%.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Minat Belajar Dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Keliling dan Luas Layang-Layang di Kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat Tahun Ajaran 2015/2016”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika. Penyusunan skripsi ini mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

2. Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma

3. Beni Utomo, M.Sc. selaku Wakil Kepala Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma

4. Drs. Sukardjono, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran

5. D. Arif Budi Prasetyo, M.Si. selaku dosen penguji 6. Febi Sanjaya, M.Sc. selaku dosen penguji


(13)

x

7. Bambang Eka Pramana, S. Pd., M. Pd. selaku Kepala SMP Negeri 1 Bayat, Klaten yang telah memberikan ijin dalam melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Bayat

8. Martina Dewanti, S.Pd. selaku guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 1 Bayat yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian di sekolah

9. Seluruh siswa kelas VII-D dan VII-F SMP Negeri 1 Bayat, Klaten yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini

10.Orang tua tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan untuk kelancaran penyusunan skripsi ini

11.Anggit Septiawan selaku kakak yang selalu mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini

12.Sahabat dan teman yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini

13.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan semangat hingga skripsi ini selesai dengan lancar

Yogyakarta, 28 September 2016 Peneliti


(14)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Definisi Istilah ... 11

G. Manfaat Hasil Penelitian ... 13

BAB II LANDASAN TEORI ... 15

A. Belajar ... 15

B. Mengajar ... 18

C. Hasil Belajar ... 18

D. Pembelajaran ... 20

E. Pembelajaran Kooperatif ... 21

F. Numbered Heads Together (NHT) ... 26

G. Minat ... 29

H. Motivasi ... 31

I. Materi ... 36

J. Penelitian Relevan ... 41

K. Kerangka Berfikir ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Jenis Penelitian ... 44


(15)

xii

C. Subjek Penelitian ... 44

D. Objek Penelitian ... 45

E. Variabel Penelitian ... 45

1. Variabel Bebas ... 45

2. Variabel Terikat ... 46

F. Hipotesis Tindakan ... 46

G. Instrumen Penelitian ... 46

1. Instrumen Pembelajaran ... 46

2. Instrumen Minat Belajar ... 47

3. Instrumen Motivasi Belajar ... 47

4. Instrumen Soal Tes Hasil Belajar ... 47

H. Teknik Pengumpulan Data ... 47

1. Obaservasi Proses Pembelajaran ... 47

2. Menyebar Kuesioner Minat Belajar ... 48

3. Menyebar Kuesioner Motivasi Belajar ... 48

4. Tes Hasil Belajar ... 48

I. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 49

1. Validitas Instrumen ... 49

a. Validitas Isi ... 49

b. Validitas Butir ... 49

2. Reliabilitas Instrumen ... 50

J. Kisi-Kisi Instrumen ... 51

1. Minat Belajar ... 51

2. Motivasi Belajar ... 52

a. Kuesioner Berupa Fakta ... 52

b. Kuesioner Berupa Opini ... 53

3. Hasil Belajar ... 53

K. Uji Coba Instrumen ... 54

1. Uji Validitas ... 54

a. Kuesioner Minat Belajar ... 54

b. Kuesioner Motivasi Belajar ... 55

c. Tes Hasil Belajar ... 57

2. Uji Reliabilitas ... 57

L. Metode Analisis Data ... 58

1. Analisis Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .. 58

2. Analisis Data Minat Belajar ... 58

3. Analisis Data Motivasi Belajar ... 59

4. Analisis Data Hasil Belajar ... 60

5. Analisis Data Korelasi ... 61

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 65

A. Kelayakan Analisis ... 65

B. Deskripsi Data ... 65

1. Deskripsi Statistik ... 65

a. Keterlaksanaan Pembelajaran ... 66


(16)

xiii

c. Data Motivasi Belajar ... 68

d. Data Hasil Belajar ... 69

2. Deskripsi Grafis ... 71

a. Data Minat Belajar ... 71

b. Data Motivasi Belajar ... 72

c. Data Hasil Belajar ... 74

C. Statistik Inferensial ... 75

1. Diagram Terserak ... 76

a. Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 76

b. Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 76

2. Uji Normalitas ... 77

a. Uji Normalitas Data Minat Belajar ... 77

b. Uji Normalitas Data Motivasi Belajar ... 77

c. Uji Normalitas Data Hasil Belajar ... 78

3. Uji Korelasi ... 78

a. Uji Korelasi antara Minat dan Hasil Belajar ... 78

b. Uji Korelasi antara Motivasi dan Hasil Belajar ... 79

D. Pendalaman Aanalisis ... 80

E. Pembahasan ... 87

F. Keterbatasan Penelitian ... 90

BAB V PENUTUP ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94 LAMPIRAN


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Numbered Heads Together (NHT) ... 28

Tabel 3.1 Interprestasi Tingkat Validitas Butir Soal ... 49

Tabel 3.2 Interprestasi Tingkat Reliabilitas ... 50

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 51

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa (Fakta) ... 52

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa (Opini) ... 53

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar ... 53

Tabel 3.7 Validitas Kuesioner Minat Belajar ... 54

Tabel 3.8 Validitas Kuesioner Motivasi Belajar (Fakta) ... 55

Tabel 3.9 Validitas Kuesioner Motivasi Belajar (Opini) ... 56

Tabel 3.10 Validitas Tes Hasil Belajar ... 57

Tabel 3.11 Reliabilitas ... 57

Tabel 3.12 Skor Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 59

Tabel 3.13 Skor Kuesioner Motivasi Belajar Siswa (Fakta) ... 60

Tabel 3.14 Skor Kuesioner Motivasi Belajar Siswa (Opini)... 60

Tabel 4.1 Skor Keterlaksanaan RPP Pertemuan Ke-1 ... 66

Tabel 4.2 Skor Keterlaksanaan RPP Pertemuan Ke-2 ... 66

Tabel 4.3 Skor Jawaban Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 67

Tabel 4.4 Statistik Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 68

Tabel 4.5 Skor Jawaban Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 68

Tabel 4.6 Statistik Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 69

Tabel 4.7 Skor Jawaban Tes Hasil Belajar Siswa ... 69

Tabel 4.8 Statistik Tes Hasil Belajar Siswa ... 70

Tabel 4.9 Interprestasi Minat Belajar Siswa ... 71

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Minat Belajar Siswa ... 71

Tabel 4.11 Interprestasi Motivasi Belajar Siswa ... 72

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa ... 73

Tabel 4.13 Interprestasi Hasil Belajar Siswa ... 74

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa ... 74

Tabel 4.15 Kategori Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa ... 80

Tabel 4.16 Kategori Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa ... 80

Tabel 4.17 Transkrip Wawancara Siswa dengan Minat Belajar Rendah Tetapi Hasil Belajar Tinggi ... 81

Tabel 4.18 Transkrip Wawancara Siswa dengan Minat Belajar Tinggi Tetapi Hasil Belajar Rendah ... 82

Tabel 4.19 Transkrip Wawancara Siswa dengan Motivasi Belajar Rendah Tetapi Hasil Belajar Tinggi ... 83

Tabel 4.20 Transkrip Wawancara Siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi Tetapi Hasil Belajar Rendah ... 85


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Dua Segitiga Sama Kaki dan Layang-Layang ABCD ... 37

Gambar 2.2 Layang-Layang ABCD ... 38

Gambar 2.3 Layang-Layang ABCD ... 39

Gambar 2.4 Layang-Layang ABCD ... 40

Gambar 2.5 Layang-Layang ABCD ... 41

Gambar 2.6 Skema Minat Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar ... 42

Gambar 4.1 Histogram Minat Belajar ... 72

Gambar 4.2 Histogram Motivasi Belajar ... 73

Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar ... 75

Gambar 4.4 Diagram Terserak Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar ... 76


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A

A.1 Surat Ijin Penelitian ... 98

A.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 99

Lampiran B B.1 Lembar Jawaban Siswa Kelas VII-F (Kelas Uji Coba) Pada Kuesioner Minat Belajar ... 100

B.2 Lembar Jawaban Siswa Kelas VII-F (Kelas Uji Coba) Pada Kuesioner Motivasi Belajar (Fakta) ... 109

B.3 Lembar Jawaban Siswa Kelas VII-F (Kelas Uji Coba) Pada Kuesioner Motivasi Belajar (Opini) ... 115

B.4 Lembar Jawaban Siswa Kelas VII-F (Kelas Uji Coba) Pada Tes Hasil Belajar ... 121

Lampiran C C.1 Perhitungan Uji Validitas Butir dan Reliabilitas Kuesioner Minat Belajar ... 124

C.2 Perhitungan Uji Validitas Butir dan Reliabilitas Kuesioner Motivasi Belajar (Fakta) ... 126

C.3 Perhitungan Uji Validitas Butir dan Reliabilitas Kuesioner Motivasi Belajar (Opini) ... 128

C.4 Perhitungan Uji Validitas Butir dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar ... 130

Lampiran D D.1 Silabus ... 132

D.2 Peringkat Siswa di Kelas ... 136

D.3 Daftar Nama Kelompok Siswa Kelas VII-D ... 137

D.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 138

D.5 Tes Hasil Belajar ... 158

D.6 Kunci Jawaban Soal Tes Hasil Belajar ... 159

D.7 Kuesioner Minat Belajar Sebelum Revisi ... 161

D.8 Kuesioner Motivasi Belajar (Fakta) Sebelum Revisi ... 164

D.9 Kuesioner Motivasi Belajar (Opini) Sebelum Revisi ... 166

D.10 Kuesioner Minat Belajar Setelah Revisi ... 168

D.11 Kuesioner Motivasi Belajar (Fakta) Setelah Revisi ... 171

D.12 Kuesioner Motivasi Belajar (Opini) Setelah Revisi ... 173

Lampiran E E.1 Daftar Hadir Siswa Kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat ... 176

E.2 Lembar Jawaban Siswa Kelas VII-D pada Kuesioner Minat Belajar... 177

E.3 Lembar Jawaban Siswa Kelas VII-D pada Kuesioner Motivasi Belajar (Fakta) ... 186 E.4 Lembar Jawaban Siswa Kelas VII-D pada Kuesioner Motivasi Belajar


(20)

xvii

(Opini) ... 192

E.5 Lembar Jawaban Siswa Kelas VII-D pada Tes Hasil Belajar ... 198

E.6 Lembar Observasi Pertemuan Ke-1 ... 202

E.7 Lembar Observasi Pertemuan Ke-2 ... 205

Lampiran F F.1 Perhitungan Statistik Data Minat Belajar ... 208

F.2 Perhitungan Statistik Data Motivasi Belajar ... 209

F.3 Perhitungan Statistik Data Tes Hasil Belajar ... 210

F.4 Perhitungan Uji Normalitas Data Minat Belajar ... 211

F.5 Perhitungan Uji Normalitas Data Motivasi Belajar ... 212

F.6 Perhitungan Uji Normalitas Data Tes Hasil Belajar ... 213

F.7 Perhitungan Uji Korelasi Data Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa ... 215

F.8 Perhitungan Uji Korelasi Data Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa ... 216

Lampiran G G.1 Foto Pelaksanaan Pembelajaran pada Pertemuan ke-1 ... 217

G.2 Foto Pelaksanaan Pembelajaran pada Pertemuan ke-2 ... 218


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis. Pendidikan hendaknya mempersiapkan siswa di masa yang akan datang sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, siswa dapat melangsungkan kehidupannya dalam hidup bermasyarakat. sekolah merupakan salah satu tempat siswa mendapatkan pendidikan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di sekolah sebagian besar bertujuan untuk mendidik siswa.

Belajar dan mengajar merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan di sekolah. Menurut W.S. Winkel (1987), belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Dengan demikian, peserta didik dikatakan belajar apabila peserta didik melakukan kegiatan interaksi aktif dengan lingkungan sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan, serta nilai sikap. Menurut Herman Hudoyo (1980), mengajar adalah untuk melihat bagaimana proses belajar berjalan. Tidak hanya sekedar mengatakan dan memberikan instruksi atau tidak hanya membiarkan siswa


(22)

belajar sendiri. Mengajar sebenarnya memberi kesempatan kepada yang diajar untuk mencari, bertanya, menalar dan bahkan menebak dan mendebat. Oleh karena itu, mengajar bukan sekedar menyampaikan materi saja melainkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan idenya. Adapun pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar yakni, Trianto (2009) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian, selama proses pembelajaran berlangsung penting adanya interaksi dua arah antara guru dan siswa.

Minat memiliki kaitan yang erat dengan motivasi yakni siswa yang menyukai matematika akan merasa senang belajar matematika sehingga terdorong untuk belajar lebih giat, demikian sebaliknya. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:43), mengemukakan bahwa motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap suatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting untuk kehidupannya. Perubahan nilai-nilai yang dianut akan mengubah tingkah laku manusia dan motivasinya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan mengenai rendahnya minat dan motivasi belajar siswa yakni


(23)

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Trianto (2009) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Menurut M. Dimyati Mahmud (1990:234), pembelajaran kooperatif merupakan fondasi yang baik untuk meningkatkan dorongan berprestasi siswa. Kemudian, Zamroni mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Disamping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial dikalangan siswa. Dengan belajar kooperatif, diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat (Trianto, 2009:57). Adapun beberapa variasi dalam model pembelajaran kooperatif salah satunya yaitu Numbered Head Together (NHT) . Menurut Trianto (2009:82), Numbered Head Together (NHT) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. NHT ini melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut.

Observasi dilakukan di SMP Negeri 1 Bayat. SMP Negeri Bayat merupakan salah satu sekolah yang terdapat di Klaten, Jawa Tengah.


(24)

Siswa di SMP Negeri 1 Bayat ini, berangkat ke sekolah sebagian dengan menggunakan sepeda dan ada juga yang diantar dengan motor serta berjalan kaki. Hal ini merupakan faktor yang pertama kali peneliti lihat yakni salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Bayat.

Berdasarkan hasil observasi, guru memilih model pembelajaran dengan menerapkan metode ceramah. Pada awal pembelajaran dimulai, guru tidak melakukan tanya jawab mengenai materi sebelumnya kepada siswa guna mengetahui pengetahuan awal siswa maupun memancing siswa untuk aktif. Namun, apabila dipertemuan sebelumnya guru memberikan tugas maka pada pertemuan selanjutnya guru membahas tugas tersebut diawal pembelajaran. Tidak semua tugas yang diberikan dibahas oleh guru, melainkan hanya soal-soal tertentu saja yakni soal yang dianggap sulit diselesaikan oleh siswa. Biasanya guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan yang dikerjakan siswa dan memberi teguran kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas. Dalam membahas tugas tersebut, guru tidak menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan di papan tulis melainkan menawarkan siapa yang bersedia untuk mengerjakan dipapan tulis, jika tidak ada yang bersedia maka guru akan menunjuk salah satu siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya. Salah satu siswa maju untuk menuliskan hasil pekerjaannya, siswa yang bersedia biasanya siswa yang


(25)

duduk di barisan depan atau tengah. Kemudian guru memberikan penjelaskan serta pembenaran terkait hasil pekerjaan siswa.

Cara guru menyampaikan materi sudah baik, hal ini terlihat dari penyampaian materi yang terstruktur. Namun, selama proses pembelajaran berlangsung guru menjelaskan materi di depan kelas dan siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru sehingga proses pembelajaran yang berlangsung berpusat pada guru. Selain itu, siswa mencatat apa yang ditulis oleh guru di papan tulis serta siswa cenderung tidak bertanya. Terlihat kegiatan siswa tersebut hanya disibukkan dengan mencatat bukan mengembangkan ide yang dapat berupa berpendapat maupun bertanya. Ketika guru menyampaikan materi, tidak sedikit siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Hal tersebut ditandai dengan adanya siswa khususnya siswa yang berada pada berisan belakang asyik mengobrol dengan teman didekatnya sehingga membuat gaduh kelas. Ketika mereka ditegur oleh guru, mereka pun diam tetapi tak lama kemudian mereka kembali mengobrol dan kelas menjadi gaduh kembali. Selain itu, siswa yang duduk didekat tembok, kurang memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi melainkan biasanya ia duduk bersandar pada tembok dan hanya melihat ke arah teman-teman satu kelas bahkan mereka terlihat berkomunikasi dengan teman yang duduknya berjauhan mengenai hal lain yang tidak terkait dengan materi.

Selama proses pembelajaran berlangsung, adakalanya guru jalan berkeliling untuk mengecek catatan maupun pekerjaan siswa. Setelah


(26)

menyampaikan materi, guru memberikan beberapa latihan soal yang harus dikerjakan oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Namun, siswa enggan untuk langsung mengerjakan soal latihan tersebut melainkan masih asyik dengan kesibukannya masing-masing atau mengobrol dengan teman didekatnya. Melihat seperti itu, guru menegur dengan cara memberikan pertanyaan terkait materi yang disampaikan atau meminta siswa tersebut untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis, ketika siswa tidak bisa maka guru memberikan nasihat kepada semua siswa di kelas. Diakhir pembelajaran, guru memberikan tugas berupa soal-soal terkait materi yang telah disampaikan. Tugas tersebut diberikan untuk memperdalam pengetahuan terkait materi sehingga siswa dapat lebih memahami materi tersebut.

Dengan demikian, terlihat bahwa strategi yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi dirasa masih kurang cocok dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Ketika proses pembelajaran berlangsung penting adanya interaksi antara guru dengan siswa. Namun kenyataanya kegiatan pembelajaran tersebut berpusat pada guru, sehingga menjadikan siswa cenderung pasif dan hanya sibuk dengan kesibukannya masing-masing. Dapat dilihat interaksi antara guru dan siswa kurang terjalin dengan baik. Hal ini dapat ditandai dengan adanya siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru karena asyik mengobrol ketika proses pembelajaran berlangsung. Kondisi tersebut dapat mengindikasikan rendahnya minat dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran


(27)

matematika. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran berlangsung dapat dicoba model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk mengatasi persoalan tersebut. Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat serta dapat meningkatkan semangat kerjasama siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis meneliti tentang “Hubungan Minat Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Keliling dan Luas Layang-Layang di Kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat Tahun Ajaran 2015/2016”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil observasi, mengindikasikan masalah sebagai berikut yaitu :

1. Tidak sedikit siswa yang asyik dengan kesibukannya masing-masing selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Kurang terjalin interaksi antara guru dengan siswa selama proses pembelajaran berlangsung untuk mencapai tujuan pembelajaran. 3. Kurangnya konsentrasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.


(28)

4. Ada beberapa siswa tidak mengembangkan ide yang dapat berupa berpendapat atau bertanya.

5. Tidak sedikit dari siswa yang berkomunikasi atau berdiskusi hal lain yang tidak berhubungan dengan materi.

6. Ada beberapa siswa yang tidak mendengarkan guru saat menjelaskan materi.

7. Ada beberapa siswa yang sibuk mengobrol tidak mengenai materi. 8. Ada siswa yang mengantuk saat pembelajaran berlangsung terutama

jika pembelajaran berlangsung pada jam terakhir. C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang telah diidentifikasi diatas yakni tidak sedikit siswa yang asyik dengan kesibukannya masing-masing selama proses pembelajaran berlangsung, kurang terjalin interaksi antara guru dengan siswa selama proses pembelajaran berlangsung untuk mencapai tujuan pembelajaran, kurangnya konsentrasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, ada beberapa siswa tidak mengembangkan ide yang dapat berupa berpendapat atau bertanya, tidak sedikit dari siswa yang berkomunikasi atau berdiskusi hal lain yang tidak berhubungan dengan materi, ada beberapa siswa yang tidak mendengarkan guru saat menjelaskan materi, ada beberapa siswa yang sibuk mengobrol tidak mengenai materi, dan ada siswa yang mengantuk saat pembelajaran berlangsung terutama jika pembelajaran berlangsung pada jam terakhir. Hal tersebut merujuk kepada kurangnya minat dan motivasi belajar siswa.


(29)

Dengan demikian, penulis membatasi tiga permasalahan yang menjadi fokus pembahasan yakni mengenai minat belajar, motivasi belajar, dan hasil belajar siswa di SMP Negeri 1 Bayat.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, peneliti mengajukan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)?

2. Bagaimana motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)?

3. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)?

4. Bagaimana hubungan motivasi dengan hasil belajar pada siswa kelas VII pokok bahasan layang-layang dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)?

5. Bagaimana hubungan minat dengan hasil belajar pada siswa kelas VII pokok bahasan layang-layang dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)?


(30)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

2. Mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

3. Mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

4. Mengetahui bagaimana hubungan minat belajar terhadap hasil belajar pada siswa kelas VII-D pada pokok bahasan keliling dan luas layang-layang dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

5. Mengetahui bagaimana hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar pada siswa kelas VII-D pada pokok bahasan keliling dan luas layang-layang dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).


(31)

F. Definisi Istilah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka penulis memberikan beberapa definisi istilah yaitu :

1. Belajar

Menurut W.S. Winkel (1987), belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

2. Mengajar

Menurut Herman Hudoyo (1980), mengajar adalah untuk melihat bagaimana proses belajar berjalan. Tidak hanya sekedar mengatakan dan memberikan instruksi atau tidak hanya membiarkan siswa belajar sendiri. Mengajar sebenarnya memberi kesempatan kepada yang diajar untuk mencari, bertanya, menalar dan bahkan menebak dan mendebat.

3. Hasil Belajar

Menurut K. Brahim dalam (Ahmad Susanto, 2013:5), makna hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Ia pun menegaskan bahwa hasil belajar


(32)

siswa merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling mempengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Pada penelitian ini, hasil belajar mengukur rana kognitif yakni pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi.

4. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Ani Setiani dan Donni Juni Priansa (2015:243), pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang menyajikan ide bahwa peserta didik harus mampu melaksanakan kerjasama antara yang satu dengan yang lainnya melalui sebuah tim dalam proses pembelajaran yang lebih bertanggungjawab.

5. Numbered Heads Together (NHT)

Menurut Trianto (2009:82), Numbered Head Together (NHT) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. NHT ini melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut.

6. Minat

Menurut Donni Juni Priansa dan Ani Setiani (2015: 60), minat merupakan terminologi aspek kepribadian, yang menggambarkan


(33)

adanya kemauan, dorongan (force) yang timbul dari dalam diri individu untuk memilih objek lain yang sejenis.

7. Motivasi

Kamus Umum Bahasa Indonesia dalam (Kompri 2015:1), disebutkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

G. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti

Dengan penelitian ini, peneliti dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT). Hal tersebut nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam proses belajar mengajar oleh peneliti ketika peneliti menjadi seorang guru.

2. Bagi Guru

Memberi variasi model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas.


(34)

3. Bagi Peserta Didik

Memberikan dorongan kepada peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru pada pembelajaran matematika.


(35)

15 BAB II

LANDASAN TEORI A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut W.S. Winkel (1989:36), belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

Menurut R. Gagne dalam (Ahmad Susanto, 2013:1-2), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui instruksi. Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seorang pendidik atau guru.

Menurut Hamalik dalam (Ahmad Susanto, 2013:3-4), menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning as the modificator or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian


(36)

ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil atau tujuan. Dengan demikian, belajar itu bukan sekedar mengingat atau menghafal saja, namun lebih luas dari itu merupakan mengalami. Hamalik juga menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencangkup perubahan dalam kebiasaan (habit), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan pada individu dan prubahan tersebut mencangkup perubahan dalam kebiasaan, nilai sikap, pengetahuan, serta keterampilan.

2. Tujuan-Tujuan Belajar

Adapun tujuan-tujuan belajar menurut Sardiman (1986:28-30), yakni sebagai berikut.

a. Untuk Mendapatkan Pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian, siswa diberikan pengetahuan sehingga menambah pengetahuannya dan sekaligus akan mencarinya sendiri untuk mengembangkan cara berfikir dalam rangka memperkaya pengetahuannya.


(37)

b. Penanaman Konsep dan Keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Dengan demikian juga melatih mengungkapkan perasaan melalui bahasa tulis atau lisan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan itu akan menuruti kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya menghafal atau meniru.

c. Pembentukan Sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, prilaku dan pribadi siswa maka guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Dengan demikian, dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berfikkir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Oleh karena itu, guru tidak sekedar “pengajar” melainkan pendidik yang akan menanamkan nilai-nilai kepada siswa. Dengan dilandasi nilai-nilai tersebut maka siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktekkan segala sesuatu yang telah dipelajari.

Berdasarkan pendapat ahli diatas mengenai tujuan belajar maka dapat disimpulkan tujuan belajar adalah mengembangkan cara berfikir untuk memperkaya pengetahuan, merumuskan konsep yang memerlukan pencapaian keterampilan, dan pembentukan sikap.


(38)

B. Mengajar

Menurut Herman Hudoyo (1980:18), mengajar adalah untuk melihat bagaimana proses belajar berjalan. Tidak hanya sekedar mengatakan dan memberikan instruksi atau tidak hanya membiarkan siswa belajar sendiri. Mengajar sebenarnya memberi kesempatan kepada yang diajar untuk mencari, bertanya, menalar dan bahkan menebak dan mendebat.

Menurut Sardiman (1986:49), mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan suatu upaya menciptakan kegiatan belajar bagi para peserta didik dan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mencari, bertanya, menalar, menebak, dan mendebat.

C. Hasil Belajar

Menurut K. Brahim dalam (Ahmad Susanto, 2013:5), makna hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Ia pun menegaskan bahwa hasil belajar siswa merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah faktor yang


(39)

saling mempengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dangan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak poses belajar.

Menurut Bloom dalam (Winkel, 1989:149-152), hasil belajar dikelompokkan menjadi tiga, yakni sebagai berikut.

1. Rana Kognitif a. Pengetahuan b. Pemahaman c. Penerapan d. Analisa e. Sintesa f. Evaluasi 2. Rana Afektif

a. Penerimaan b. Partisipasi c. Penilaian d. Organisasi


(40)

3. Rana Psikomotorik a. Persepsi

b. Kesiapan

c. Gerakan terbimbing d. Gerakan yang terbiasa e. Gerakan yang kompleks f. Penyesuaian pola gerakan g. Kreativitas

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil pengukuran prestasi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) yang dicapai oleh siswa yang berupa evaluasi setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, hasil belajar mengukur terhadap rana kognitif, rana afektif dan rana psikomotorik. Pada penelitian ini, hasil belajar mengukur rana kognitif yakni pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi.

D. Pembelajaran

Menurut Trianto (2009:17), pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.


(41)

Menurut Rusman (2013:3), pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah antara guru dengan peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar agar mencapai suatu target yang telah ditetapkan.

E. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut M. Dimyati Mahmud (1990:234), pembelajaran kooperatif merupakan fondasi yang baik untuk meningkatkan dorongan berprestasi siswa.

Menurut Ani Setiani dan Donni Juni Priansa (2015:243) pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang menyajikan ide bahwa peserta didik harus mampu melaksanakan kerjasama antara yang satu dengan yang lainnya melalui sebuah tim dalam proses pembelajaran yang lebih bertanggungjawab.

Menurut Agus Suprijono (2009:54), pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan


(42)

serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik dalam meyelesaikan masalah.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dapat meningkatkan dorongan prestasi belajar peserta didik dengan bekerja dalam suatu tim yang dimana guru mengarahkan peserta didik dan menetapkan tugas kepada peserta didik untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah.

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Ani Setiani dan Donni Juni Priansa (2015:244-245), tujuan umum dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Sedangkan tujuan khusus dari pembelajaran kooperatif adalah :

a. Hasil Belajar Akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik serta dapat membantu peserta didik untuk memahami konsep-konsep yang sulit.


(43)

b. Pengakuan Adanya Keragaman

Pembelajaran kooperatif bertujuan agar peserta didik dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.

c. Pengembangan Keterampilan Soaial

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik. Keterampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif adalah berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja sama dalam kelompok.

Berdasarkan pendapat ahli diatas mengenai tujuan pembelajaran kooperatif maka dapat disimpulkan bahwa tjuan pembelajaran kooperatif adalah situasi dimana keberhasilan siswa dipengaruhi oleh keberhasilan siswa lainnya yakni mencangkup meningkatnya hasil belajar akademik siswa, dapat menerima teman dengan berbagaimacam perbedaan, dan mengembangkan keterampilan sosial siswa.


(44)

3. Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif

Trianto (2009:68-83), menyatakan bahwa tipe-tipe pembelajaran kooperatif diantaranya adalah :

a. STAD (Student Teams Achievement Division)

Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. b. JIGSAW

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen, setiap anggota kelompok membaca sub bab yang telah ditugaskan, anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dengan kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya, setiap anggota kelompok ahli setelah kembali kekelompoknya bertugas mengajar teman-temannya, dan pada pertemuan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individu.


(45)

c. Invsetigasi Kelompok (Group Investigation)

Investigasi kelompok merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Dalam implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil dengan anggota 5-6 orang siswa yang heterogen. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya ia menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.

d. TPS (Think Pairs Share)

Strategi TPS (Think Pairs Share) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

e. NHT (Numbered Head Together)

Numbered Head Together (NHT) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. NHT ini melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup


(46)

dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut.

f. Permaianan Tim (TGT, Teams Games Tournament)

Pada tipe ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. TGT sangat cocok untuk mengajar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam dengan satu jawaban yang benar.

F. Numbered Heads Together (NHT)

1. Pengertian Numbered Heads Together (NHT)

Menurut Trianto (2009:82), Numbered Heads Together (NHT) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. NHT ini melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut.

Menurut Miftahul Huda (2012:130) NHT merupakan varian dari diskusi kelompok dengan masing-masing anggota kelompok diberi nomor. Guru memanggil secara acak nomor untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Pemanggilan secara acak ini akan memastikan semua siswa benar-benar terlibat dalam diskusi tersebut.


(47)

Menurut Ani Setiani dan Donni Juni Priansa (2015:260) NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi peserta didik yang bertujuan untuk meningkatkan penguasaan isi akademik.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Numbered Heads Together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang telah dirancang dimana siswa diberikan nomor dan berdiskusi dalam kelompok yang telah ditentukan mengenai tugas atau pertanyaan yang diberikan oleh guru, kemudian memastikan semua anggota kelompok mengetahui dan memahami jawabannya serta siswa yang nomornya disebutkan oleh guru mempresentasikan jawaban atau hasil diskusinya.

2. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)

Adapun langkah-langkah pada pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) menurut Miftahul Huda (2012,138), yaitu.

a. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Kelompok disusun dengan melihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnis. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi


(48)

bersama teman kelompoknya. Masing-masing dalam kelompok diberi nomor.

b. Guru memberikan tugas atau pertanyaan dan masing-masing kelompok mengerjakannya serta mendiskusikannya.

c. Kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui dan memahami jawaban tersebut.

d. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok mereka.

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)

Adapun kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut Ani Setiani dan Donni Juni Priansa (2015:261), yakni.

Tabel 2.1. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)

Kelebihan Kekurangan

1. Setiap siswa menjadi siap semua.

2. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. 3. Siswa yang pandai dapat

mengajari siswa yang kurang pandai.

4. Tidak ada siswa yang mendominasi dalam

1. Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.

2. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.


(49)

kelompok.

G. Minat

1. Pengertian Minat

Menurut W. S. Winkel (1983:30), Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

Menurut Slameto (2010:180), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Menurut Ani Setiani dan Donni Juni Priansa (2015:61), minat adalah sesuatu keinginan atas kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Menurut Makmun Khairani (2014: 137), Minat merupakan suatu gejala psikologis yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut. a) Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari

subyek karena tertarik

b) Adanya perasaan senang serta menganggap bernilai terhadap obyek yang menjadi sasaran


(50)

c) Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan rasa kesenangan serta ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tertentu dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan tanpa ada yang menyuruh. Dengan demikian, peneliti mengukur minat pada aspek adanya ketertarikan, memandang bernilai, serta adanya keterlibatan pada diri subyek untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.

2. Faktor yang Mempengaruhi Minat

Adapun faktor yang mempengaruhi minat yakni menurut Slameto dalam (Ani Setiani dan Donni Juni Priansa, 2015:62) sebagai berikut.

a. Faktor Intern

1) Faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh. 2) Faktor psikologi, seperti intelegensi, perhatian, bakat,

kematangan, dan kesiapan. b. Faktor Ekstern

1) Faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.


(51)

2) Faktor sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat palajaran, waktu sekolah, standar penilaian diatas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah.

H. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Kamus Umum Bahasa Indonesia dalam (Kompri 2015:1), disebutkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Menurut Mc. Donald dalam (Sardiman, 1986:73-74), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu.

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi didalam sistem


(52)

“neurophysiological” yang ada pada organisme manusia karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.

Amstrong dalam (Donni Juni Priansa dan Ani Setiani, 2015:132), mengemukakan bahwa motivasi berkaitan dengan kekuatan dan arah perilaku dan faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk berprilaku dengan cara tertentu. Istilah motivasi dapat merujuk kepada berbagai tujuan yang dimiliki oleh individu, cara dimana individu memilih tujuan, dan cara dimana orang lain mencoba untuk mengubah perilaku mereka.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul pada diri


(53)

seseorang serta dapat menentukan tingkah laku dengan tujuan tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.

2. Sumber Motivasi

Menurut Ani Setiani dan Donni Juni Priansa (2015:133-134), menyatakan bahwa sumber peserta didik sedikitnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu :

a. Motivasi Intrinsik (Rangsangan dari dalam diri peaerta didik) Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Motivasi ini timbul dari dalam diri peserta didik tanpa adanya paksaan dorongan dari orang lain. Faktor individual yang biasanya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu adalah :

1) Minat

Peserta didik akan merasa terdorong untuk belajar, jika kegiatan belajar tersebut sesuai dengan minatnya.

2) Sikap Positif

Peserta didik yang mempunyai sifat positif terhadap suatu kegiatan, maka ia akan berusaha sebisa mungkin menyelesaikan kegiatan tersebut dengan sebaik-baiknya.


(54)

3) Kebutuhan

Peserta didik mempunyai kebutuhan tertentu dan akan berusaha melakukan kegiatan apapun sesuai kebutuhannya. b. Motivasi Ekstrinsik (Rangsangan dari luar peserta didik)

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya ransangan dari luar. Motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar peserta didik seperti ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian maka peserta didik mau melakukan sesuatu, contohnya belajar. Bagi peserta didik dengan motivasi intrinsik yang lemah, misalnya kurang rasa ingin tahunya, maka motivasi ekstrinsik ini perlu untuk diberikan.

3. Teori Motivasi menurut Abraham Maslow

Salah satu teori yang terkenal kegunaanya untuk menjelaskan mengenai motivasi siswa adalah yang dikembangkan oleh Abraham Maslow (1984). Ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu:

1) Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling kuat, meliputi kebutuhan-kebutuhan pokok manusiawi seperti kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat berlindung, yang penting untuk mempertahankan hidup. Apabila kebutuhan ini kurang terpenuhi, maka kebutuhan laiannya mungkin akan


(55)

terdesak kebelakang, namuk suatu kebutuhan jika sudah dipenuhi maka ia bukan kebutuhan lagi. Dengan demikian memungkinkan munculnya kebutuhan lain yang bersifat sosial. 2) Kebutuhan akan keselamatan

Jika kebutuhan fisiologis sudah terpenuhi maka akan muncul kebutuhan baru yang dapat dikategorikan dalam kebutuhan akan keselamatan. Kebutuhan tersebut meliputi kemanan, ketergantungan, kebebasan dari rasa takut, cemas, perlindungan, dan sebagainya.

3) Kebutuhan akan rasa cinta

Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan akan rasa cinta, rasa ksih, dan rasa memiliki. Ia merasa ingin memiliki suatu tempat dalam kelompok atau keluarganya dan ia akan berusaha keras untuk menggapainya.

4) Kebutuhan akan harga diri

Kebutuhan ini diklasifikasikan dalam dua perangkat tambahan. Pertama keinginan akan kekuatan, prestasi, kecukupan, keunggulan dan kemampuan, kepercayaan pada diri sendiri dalam menghadapi dunia, serta kemerdekaan dan kebebasan. Kedua, keinginan akan nama baik atau gengsi, prestise, status, ketenaran.


(56)

5) Kebutuhan akan perwujudan diri

Meskipun semua kebutuhan telah dipenuhi, seseorang masih sering merasa tidak puas dan muncul kegelisahan yang baru, kecuali jika ia melakukan apa yang secara individual sesuai dengan dirinya. Kebutuhan ini dapat dikatakan sebagai perwujudan diri. Seseorang akan cenderung untuk mewujudkan dirinya sesuai dengan kemampuan yang ada dalam dirinya. I. Materi

Pokok bahasan pada penelitian ini adalah mengenai keliling dan luas layang-layang. Sebelumnya akan dibahas beberapa definisi yang akan menjadi dasar untuk pembahasan selanjutnya yakni sebagai berikut.

1. Titik A dan titik B disebut berimpit atau bersekutu jika dan hanya jika = .

2. Dua garis g dan h disebut berimpit jika dan hanya jika � = ℎ.

3. Sudut adalah gabungan dua buah sinar garis yang titik pangkalnya bersekutu. Persekutuan titik pangkal dinamakan titik sudut dan sinar-sinarnya disebut kaki sudut.

4. Panjang ruas garis adalah jarak antara keua ujung ruas garis tersebut. 5. Garis g disebut tegak lurus garis h jika mereka membentuk sudut

siku-siku dan dilambangkan � ⊥ ℎ.

6. Garis bagi ̅̅̅̅ adalah garis yang memotong ̅̅̅̅ dititik pertengahannya.


(57)

Penjelasan mengenai pokok bahasan pada penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut.

1. Pengertian layang-layang

Menurut I Putu Wisma Ariawan (2014: 101), Layang-layang merupakan suatu segiempat yang pasangan sisi berdekatannya sama panjang. Suatu layang-layang dapat dipandang sebagai gabungan dua buah segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan berimpit.

Untuk mempelajari layang-layang perhatikan langkah-langkah berikut beserta keterangan gambar :

(i) Buatlah Δ ABD sama kaki dengan =

(ii) Buatlah Δ CEF sama kaki dengan �《� = dan panjang = .

(iii)Impitkan alas kedua segitiga tersebut, sehingga terbentuk bangun ABCD.

Gambar 2.1. Langkah-Langkah Menggambar Layang-Layang Dengan demikian, bangun ABCD disebut bangun layang-layang.


(58)

2. Sifat-Sifat Layang-Layang

Pada Gambar 2.2. menunjukkan layang ABCD. Baliklah layang-layang ABCD menurut garis BD, sehingga diperoleh AD=CD dan AB=BC. Hal ini berarti AD=CD dan AB=BC.

Dengan demikian dapat disimpulkan sebagai berikut :

Perhatikan sudut-sudut pada layang-layang ABCD pada Gambar 2.2 . Pada layang-layang ABCD tersebut, apabila dibalik menurut garis BD akan diperoleh ∠ = ∠ .

Pada setiap layang-layang, terdapat sepasang sudut berhadapan yang sama besar.

Pada setiap layang-layang, masing-masing sepasang sisinya sama panjang.

O C

B A

D


(59)

Gambar 2.3. Layang-Layang ABCD

Salah satu diagonal layang-layang merupakan sumbu simetri.

Apabila layang-layang ABCD dilipat menurut garis BD maka ̅̅̅̅̅ akan menempati ̅̅̅̅ dan ̅̅̅̅ akan menempati ̅̅̅̅, sedemikian sehingga AD=CD dan

AB=BC. Dengan kata lain, ΔABC akan tepat berimpit

dengan ΔBCD. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa BD merupakan sumbu simetri. Perhatikan bahwa BD adalah salah satu diagonal layang-layang ABCD.

Dengan melipat layang-layang ABCD menurut garis BD maka (i) A = C, O = O, dan OA = OC, sehingga � = � = ; (ii) ∠ � = ∠ � , sehingga ∠ � = ∠ � = 90ᵒ;

∠ � = ∠ � , sehingga ∠ � = ∠ ��_ = 90ᵒ.

Berdasarkan (i) dan (ii) dapat dikatakan bahwa ̅̅̅̅̅ tegak lurus ̅̅̅̅ dan OA=OC.

Salah satu diagonal layang-layang membagi diagonal lainnya menjadi dua bagian sama panjang dan kedua diagonal itu saling tegak lurus.

y y

x x

O C

B A


(60)

3. Keliling Layang-Layang

Keliling layang-layang ABCD sebagai berikut : Keliling (K) = AB + BC + CD + AD

= x + x + y + y = 2 x + 2 y

= 2( x + y)

x x

y y

O C

B A

D


(61)

x x

y y

O C

B A

D

4. Luas Layang-Layang

Luas (L) �= � Luas�∆�ABD� + �Luas�∆�BCD

= × ��� × ����� + × ��� × �����

= ��� × � × � �����+���� × × � = �× � � ��� � + �� ��

= �× � ×

J. Penelitian Relevan

Maria Erlinda Rahma Astuti dalam skripsinya menyimpulkan bahwa minat belajar siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) presentase kriteria siswa yang cukup berminat (CM) 5,26%, presentase kriteria siswa yang berminat (M) 86,84% dan presentase kriteria siswa yang sangat berminat (SM) 7,89% serta hasil belajar siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) meningkat.

Dionesia Desi Wirattna Santi dalam skripsinya menyimpulkan bahwa motivasi siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) berada pada tingkat sedang dengan presentase kenaikan skor rata-rata sebesar 15,625% serta Gambar 2.5. Layang-Layang ABCD


(62)

besarnya pengaruh motivasi terhadap hasil belajar siswa dengan kontribusi sebesar 14,7% terhadap hasil belajar dengan koefisien korelasinya 0,3827 dan persamaan regresinya Y= -56,852 + 0,912 X.

K. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diketahui masih banyak permasalahan mengenai minat dan motivasi belajar peserta didik. Hal tersebut terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung tidak sedikit siswa yang asyik dengan kesibukkannya masing-masing serta mengobrol dengan teman didekatnya sehingga membuat gaduh kelas. Dalam hal ini, minat dan motivasi dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik adalah model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran yakni Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Dengan NHT, pengetahuan yang diperoleh peserta didik bukan

semata-Minat Belajar

Motivasi Belajar

Hasil Belajar

Gambar 2.6. Skema Minat Belajar dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Siswa


(63)

mata dari guru, tetapi juga melalui konstruksi oleh peserta didik itu sendiri sehingga peserta didik dapat lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.


(64)

44 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui pengisian kuesioner dan tes hasil belajar. Data diambil di SMP Negeri 1 Bayat dengan halaman sekolah yang cukup luas serta ditanami pepohonan. Jumlah kelas untuk kelas VII, VIII, dan IX berturut-turut adalah 8, 8, dan 8 serta rata-rata jumlah siswa pada satu kelas yaitu 35 siswa.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2016 sampai dengan 24 Mei 2016 di SMP Negeri 1 Bayat kelas VII-D dengan jumlah siswa 35 orang.

C. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat berjumlah 35 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Siswa di kelas ini mendominan berasal dari daerah setempat yakni Klaten, Jawa Tengah. Berangkat ke sekolah sebagian siswa di kelas VII-D menggunakan sepeda, ada juga yang diantar dengan motor dan berjalan kaki.


(65)

D. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah minat belajar, motivasi belajar, dan hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Bayat pada pembelajaran matematika dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

E. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti sebagai pengajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Variabel pada penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah minat belajar dan motivasi belajar.

Definisi operasional :

a. Minat belajar siswa. Variabel bebas tersebut yaitu skor yang diperoleh setelah siswa mengisi lembar kuesioner minat belajar siswa yang telah disusun sesuai ketentuan. b. Motivasi belajar siswa. Variabel bebas tersebut yaitu skor

yang diperoleh setelah siswa mengisi lembar kuesioner motivasi belajar siswa yang telah disusun sesuai ketentuan.


(66)

2. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Definisi operasional : hasil belajar yaitu skor yang diperoleh oleh siswa setelah mengerjakan tes hasil belajar yang telah disusun sesuai ketentuan.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan hasil kajian pustaka, kerangka berpikir, dan penelitian yang relevan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada pengaruh antara minat belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat.

2. Ada pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini yaitu : 1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran pada penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).


(67)

2. Instrumen Minat Belajar

Instrumen minat belajar dalam penelitian ini berupa kuesioner yang tertidi dari 20 pernyataan yang berisi empat tanggapan (Selalu, Sering, Jarang, Tidak Pernah).

3. Instrumen Motivasi Belajar

Instrumen motivasi belajar dalam penelitian ini berupa kuesioner yang tertidi dari 20 pernyataan untuk fakta yang berisi empat tanggapan (Selalu, Sering, Jarang, Tidak Pernah) dan 20 pernyataan untuk opini yang berisi empat tanggapan (Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju)..

4. Instrumen Soal Tes Hasil Belajar

Hasil belajar adalah skor yang diperoleh siswa dari tes hasil belajar. Tes untuk mengetahui hasil belajar pada penelitian ini berupa soal-soal yang disusun sesuai indikator yang akan dicapai pada pembelajaran di kelas.

H. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Proses Pembelajaran

Observasi proses pembelajaran yang terlaksana di kelas oleh observer yang dilakukan dengan mencentang pada kolom keterlaksanaan. Jika terlaksana maka centang pada kolom Ya sedangkan jika tidak terlaksana maka centang pada kolom Tidak.


(68)

2. Menyebar Kuesioner Minat Belajar

Kuesioner diberikan kepada siswa setelah siswa melaksanakan tes hasil belajar. Peneliti memberikan arahan kepada siswa dalam mengisi kuesioner minat belajar. Setelah siswa selesai mengisi kuesioner, siswa diminta untuk mengumpulkan lembar kuesioner yang telah diisi. Kuesioner minat belajar ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar minat siswa terhadap pembelajaran matematika.

3. Menyebar Kuesioner Motivasi Belajar

Kuesioner diberikan kepada siswa setelah siswa melaksanakan tes hasil belajar. Peneliti memberikan arahan kepada siswa dalam mengisi kuesioner motivasi belajar. Setelah siswa selesai mengisi kuesioner, siswa diminta untuk mengumpulkan lembar kuesioner yang telah diisi. Kuesioner motivasi belajar ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika. 4. Tes Hasil Belajar

Pengambilan dengan tes data pada penelitian ini yaitu tes hasil belajar. Tes hasil belajar ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa di kelas.


(1)

207

94 1 33 0,942857 1,585516703 0,9429 -4,28571E-05 4,28571E-05

96 1 34 0,971429 1,664792538 0,9515 0,019928571 0,019928571


(2)

208

Lampiran F.7 Perhitungan Uji Korelasi Data Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa

Kode Siswa

x

y

x

2

y

2

xy

S1 89 32 7921 1024 2848

S2 78 26 6084 676 2028

S3 88 94 7744 8836 8272

S4 76 68 5776 4624 5168

S5 78 30 6084 900 2340

S6 84 31 7056 961 2604

S7 89 36 7921 1296 3204

S8 69 74 4761 5476 5106

S9 75 49 5625 2401 3675

S10 81 80 6561 6400 6480

S11 84 81 7056 6561 6804

S12 83 30 6889 900 2490

S13 89 96 7921 9216 8544

S14 78 32 6084 1024 2496

S15 80 81 6400 6561 6480

S16 77 73 5929 5329 5621

S17 76 45 5776 2025 3420

S18 72 50 5184 2500 3600

S19 81 38 6561 1444 3078

S20 74 24 5476 576 1776

S21 72 44 5184 1936 3168

S22 75 47 5625 2209 3525

S23 82 21 6724 441 1722

S24 70 28 4900 784 1960

S25 82 22 6724 484 1804

S26 81 90 6561 8100 7290

S27 66 44 4356 1936 2904

S28 67 30 4489 900 2010

S29 69 83 4761 6889 5727

S30 81 57 6561 3249 4617

S31 73 40 5329 1600 2920

S32 74 79 5476 6241 5846

S33 87 99 7569 9801 8613

S34 71 92 5041 8464 6532

S35 72 44 5184 1936 3168


(3)

209

Lampiran F.8 Perhitungan Uji Korelasi Data Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa

Kode Siswa

x

y

x

2

y

2

xy

S1 168 32 28224 1024 5376

S2 147 26 21609 676 3822

S3 159 94 25281 8836 14946

S4 140 68 19600 4624 9520

S5 163 30 26569 900 4890

S6 153 31 23409 961 4743

S7 159 36 25281 1296 5724

S8 134 74 17956 5476 9916

S9 141 49 19881 2401 6909

S10 159 80 25281 6400 12720

S11 155 81 24025 6561 12555

S12 152 30 23104 900 4560

S13 151 96 22801 9216 14496

S14 153 32 23409 1024 4896

S15 144 81 20736 6561 11664

S16 149 73 22201 5329 10877

S17 145 45 21025 2025 6525

S18 123 50 15129 2500 6150

S19 172 38 29584 1444 6536

S20 147 24 21609 576 3528

S21 136 44 18496 1936 5984

S22 154 47 23716 2209 7238

S23 158 21 24964 441 3318

S24 130 28 16900 784 3640

S25 149 22 22201 484 3278

S26 151 90 22801 8100 13590

S27 145 44 21025 1936 6380

S28 154 30 23716 900 4620

S29 128 83 16384 6889 10624

S30 156 57 24336 3249 8892

S31 139 40 19321 1600 5560

S32 144 79 20736 6241 11376

S33 165 99 27225 9801 16335

S34 156 92 24336 8464 14352

S35 146 44 21316 1936 6424


(4)

210

Lampiran G.1 Foto Pelaksanaan Pembelajaran pada Pertemuan ke-1


(5)

211

Lampiran G.2 Foto Pelaksanaan Pembelajaran pada Pertemuan ke-2


(6)

212

Lampiran G.3 Foto Pelaksanaan Tes Hasil Belajar dan Pengisian Kuesioner


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode numbered heads together di SMP Nusantara plus Ciputat

1 6 201

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 45

Hubungan motivasi belajar dan sikap belajar terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan belah ketupat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas VIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran 2015

0 0 206

Minat belajar dan hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pokok bahasan volume bangun ruang sisi datar pada kelas VIII B

0 8 313