KONDISI, HAMBATAN, DAN SOLUSI PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA DALAM MENUNJANG KEGIATAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PRINGGARATA TAHUN 2017

KONDISI, HAMBATAN, DAN SOLUSI PEMANFAATAN LABORATORIUM

  

IPA DALAM MENUNJANG KEGIATAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMP

NEGERI SE-KECAMATAN PRINGGARATA TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan

  

Program Serjana (S1) Pendidikan Biologi

Oleh:

SUSILAWATI

E1A013052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

  

2018

KONDISI, HAMBATAN, DAN SOLUSI PEMANFAATAN LABORATORIUM

  

IPA DALAM MENUNJANG KEGIATAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMP

NEGERI SE-KECAMATAN PRINGGARATA TAHUN 2017

1) 2) 3)

  

Susilawati , Dwi Soelistya Dyah Jekti , Kusmiyati

1)

  

Mahasiswa Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Mataram

2)

  

Dosen Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Mataram

  

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi, hambatan, dan solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pemanfaatan laboratorium IPA di SMP Negeri se-Kecamatan Pringgarata Tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua laboratorium IPA/Biologi di SMP Negeri se-Kecamatan Pringgarata. Sampel penelitian ini berupa sampel jenuh. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data penelitian adalah lembar observasi, kuesioner hambatan dan solusi pemanfaatan laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Rata-rata kondisi laboratorium IPA sebesar 69,93% yang berada pada kategori cukup baik, 2) Hambatan utama yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan praktikum berupa keterbatasan tenaga laboran dan beban mengajar guru yang tinggi (80%), keterbatasan sarana prasarana berupa keterbatasan alat dan bahan praktikum (60%), 3) Solusi yang dapat dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut melalui peningkatan mutu guru (90%), peningkatan minat siswa terhadap praktikum (90%), dan peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana berupa peningkatan alat dan bahan praktikum (70%). Kata Kunci: Kegiatan praktikum, kondisi laboratorium, hambatan dan solusi pemanfaatan laboratorium.

  

CONDITIONS, OBSTACLE, AND SOLUTIONS OF USING SCIENCE

LABORATORY IN ORDER TO SUPPORT BIOLOGICAL PRACTICUM

ACTIVITY IN JUNIOR HIGH SCHOOL AS DISTRIC OF PRINGGARATA

YEAR 2017

  1) 2) 3) Susilawati , Dwi Soelistya Dyah Jekti , Kusmiyati 1)

Biology Education PMIPA FKIP University of Mataram

  2)

Lecturer of Biology EducationPMIPA FKIP University of Mataram

  

  

ABSTRAK

  The purpose of the research are to know the condition of laboratory, obstacle, and solution that is applied to handle the obstacle in utilizing science laboratory in all of junior high school at District Pringgarata in academic year 2017. This research is a descriptive explorative research. The population in this research is all science/Biology laboratory in Junior High School in district of Pringgarata. The sample of this research is saturation sampling. Instruments which is used to obtain data are observation sheet, obstacle questionnaire and solution of laboratory utilization. The result of research shows that: 1) The average condition of science laboratory is 69.93% and categorized as good enough, 2) the main obstacle that appear in the implementation of practices activity is the limitation of laboratory assistant and the high load of teaching frequency of the teacher (80%), the limitation of facilities and infrastructure in term of tools and material practicies (60%), 3) the solution which can be implemented to overcome these problems is to develope teacher’s quality (90%), increasing student’s interest towards practices (90%), and improve the availabillity of facilities and infrastructure in the form of tools and materials for practicies (70%).

  Keywords: Practicum activities, laboratory conditions, obstacle and the solution of laboratory utilization.

1. PENDAHULUAN

  Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik (Pusat Bahasa Departement Pendidikan Nasional 2002). Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

  Pendidikan dapat berjalan dengan baik membutuhkan komponen yang mendukungnya seperti peserta didik, guru, sarana prasarana, kurikulum, dana, dan lingkungan. Keseluruhan komponen harus bersinergi agar dapat menjalankan roda pendidikan disegala jenjang maupun jenis dengan efektif. Pendidikan yang efektif adalah pendidikan yang mampu memfasilitasi peserta didik secara maksimal sehingga mampu berkontribusi positif untuk perkembangan serta pembangunan nasional.Salah satu komponen pendidikan yang wajib ada dalam pendidikan yaitu sarana dan prasarana. Sarana pendidikan mencakup semua peralatan dan perlengkapan yang secara langsung menunjang proses pendidikan mencakup semua peralatan dan perlengkapan yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan. Oleh karena itu sarana dan prasarana pendidikan merupakan faktor yang wajib ada karena sangat penting dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar (Barmawi dan M. Arifin, 2012).

  Dalam pembelajaran

  IPA khususnya mata pelajaran Biologi tidak hanya materi Biologi yang diberikan guru kepada siswanya, tetapi terdapat juga materi-Biologi yang dalam pembelajarannya menggunakan metode praktikum di laboratorium. Proses belajar dengan melakukan praktikum memberi kesempatan kepada peserta didik untuk dapat melihat dan melakukan sendiri percobaan di laboratorium, sehingga peserta didik dapat memahami konsep melalui pengamatan dan percobaan secara langsung dalam meningkatkan kreativitas, dan keterampilan. Oleh karena itu, keberadaan laboratorium sangat penting dalam mendukung keberhasilan pembelajaran Biologi agar pemahaman peserta didik terhadap materi menjadi utuh dan komprehensif.

  Laboratorium adalah suatu tempat dilakukan kegiatan percobaan dan penelitian (Mastika, 2014). Pada pembelajaran IPA/Biologi siswa tidak hanya mendengarkan pembelajaran yang diberikan guru mata pelajaran Biologi, tetapi ia harus melakukan memperoleh informasi lebih lanjut tentang ilmu pengetahuan di laboratorium. Adanya laboratorium diharapkan proses pembelajaran dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Melihat hal ini pemerintah telah membangun laboratorium-laboratorium

  IPA di sekolah yang dilengkapi dengan peralatan dan fasilitasnya. Menurut Permendiknas No.26 tahun 2008 tentang standar tenaga laboratorium sekolah, ada 3 tenaga laboratorium yaitu Kepala Laboratorium, Teknisi Laboratorium dan Tenaga Laboran dengan kompetensi dan sub kompetensi masing-masing.

  Keberadaan laboratorium IPA untuk mendukung keberhasilan proses belajar mengajar IPA khususnya pada mata pelajaran Biologi harus memenuhi syarat minimal berdirinya laboratorium (Permendiknas, 2007). Mengenai kelengkapan alat/bahan dan standar sarana/prasarana pendidikan harus sesuai dengan Permendiknas Nomor 24 tahun 2007. Alat/sarana di laboratorium harus dimanfaatkan secara optimal dalam kegiatan praktikum. Selain dari sisi alat, pemanfaatan fungsi laboratorium juga harus optimal untuk menunjang pembelajaran IPA sehingga peserta didik memperoleh pemahaman secara optimal, baik teori maupun praktik.

  Keberadaan laboratorium yang menunjang dan mendukung keberhasilan pembelajaran tentunya harus memenuhi standar sarana dan prasarana minimal yang baik serta dan prasarana serta sistem pengelolaan yang baik tentu akan berakibat positif pada proses pembelajaran IPA di sekolah. Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya (Sukarso, 2011). Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus.Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, dan gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dan lain -lain. Kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana laboratorium yang baik dan lengkap. Sejauh ini belum ada data yang akurat mengenai bagaimana kondisi laboratorium IPA di SMP Negeri se- Kecamatan Pringgarata dan apa saja hambatan dalam pemanfaatan laboratorium IPA/Biologi serta solusi dalam pemecahan hambatan pelaksanaan kegiatan praktikum Biologi dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri se-Kecamatan Pringgarata. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Kondisi, Hambatan, dan Solusi Pemanfaatan Laboratorium IPA dalam di SMP Negeri se-Kecamatan Pringgarata Tahu n 2017”.

  Kecamatan Pringgarata adalah salah satu Kecamatan dari

  1 76%-100% Baik

  Kegiatan Praktikum Analisis data untuk melihat hambatan dalam pelaksanaaan kegiatan praktikum dan solusi pemecahan hambatan pelaksanaan kegiatan praktikum dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu pernyataan positif dan pernyataan negatif pada kuesioner (angket). Pemberian skor pada angket variabel hambatan dan variabel solusi pemecahan hambatan kegiatan praktikum dengan pernyataan positif berturut-turut untuk jawaban setuju/selalu, kurang setuju/kadang- kadang, dan tidak setuju/tidak pernah diberikan skor 3, 2, dan 1, dan sebaliknya untuk pernyataan negatif diberikan skor 1, 2, dan 3. Data dari hasil angket selanjutnya di interpretasikan ke dalam kategori sebagai berikut berikut:

  b. Hambatan dan Solusi Pelaksanaan

  1

  2 4 0%-25% Tidak Baik

  3 3 26%-50% Kurang Baik

  4 2 51%-75% Cukup Baik

  Tabel 1. Kriteria Interpretasi Skor Kelengkapan Fasilitas Laboratorium No Persentase Kondisi Laboratorium Kriteria Skor

  12 Kecamatan yang ada di Lombok Tengah.Terdapat 3 SMP Negeri se- Kecamatan Pringgarata yang telah memiliki laboratorium yaitu SMPN 1 Pringgarata yang berlokasi di Desa Pringgarata, SMPN 2 Pringgarata di Desa Sintung dan SMPN 3 Pringgarata yang berlokasi di Desa Pemepek.

  Nilai persentase yang diperoleh dari hasil perhitungan selanjutnya akan diinterpretasikan ke dalam beberapa kategori (Riduwan, 2016)

2. METODE PENELITIAN

  (Sumber: Sugiyono (2017)) Keterangan: NP: Nilai Persentase

  IPA/Biologi dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

  Kondisi Laboratorium IPA/Biologi Data hasil observasi kondisi laboratorium

  a.

  IPA. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan sampling jenuh.

  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2017 di SMP Negeri se-Kecamatan Pringgarata. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif. Populasi dalam penelitian ini semua laboratorium IPA/Biologi di SMP Negeri se-Kecamatan Pringgarata. Jumlah SMP Negeri yang ada sebanyak 3 sekolah, semuanya telah dilengkapi dengan laboratorium

   Variabel Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Praktikum

  10

  10

  90

  2 Ketersediaan sarana dan prasarana (peralatan dan bahan praktikum)

  5

  10

  70

  4

  90

  1 Peningkatan kemampuan guru

  4 Tenaga laboran dan beban mengajar guru

  4

  10 Keterangan: : Jumlah Responden %S : Persentase Solusi

  Selanjutnya, setelah data diperoleh dilakukan perhitungan sederhana untuk mengetahui berapa persen setiap indikator mejadi penghambat/tidak dan termasuk solusi/bukan menurut hasil jawaban responden guru dengan menggunakan rumus sebagai berikut: a.

  Kategori Menghambat dan Solusi

  (Sumber: Sudijono, 2003) b.

  Kategori Tidak Menghambat dan Bukan Solusi

  6

  No Indikator item soal %S

  No Indikator item soal %M

  60

  1 Kemampuan guru

  6

  10

  30

  2 Sarana dan prasarana (peralatan dan bahan praktikum)

  5

  10

  3 Waktu praktikum & minat siswa terhadap praktikum.

   Variabel Solusi Pemecahan Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Praktikum

  4

  10

  30

  4 Tenaga laboran dan beban mengajar guru

  4

  10

  80 Keterangan: : Jumlah Responden %M : Persentase Hambatan

3 Waktu praktikum & minat siswa terhadap praktikum.

  

3. PENELITIAN & perlengkapan lain sebesar 53,33%. Dari

HASIL

  data tersebut dapat dilihat bahwa hasil

  PEMBAHASAN a.

  persentasi terendah terdapat pada jenis

   Kondisi Laboratorium IPA/Biologi

  Hasil observasi mengenai bahan habis pakai yaitu hanya 43,58% kondisi laboratorium IPA/Biologi di dibandingkan dengan jenis yang SMP Negeri se-Kecamatan Pringgarata lainnya. Sehingga jika data dari setiap yang dilihat dari bagaimana kondisi jenis tersebut dirata-ratakan akan ruang laboratorium dan keadaan diperoleh hasil sebesar 69,93%, peralatan dan bahan yang tersedia di Selanjutnya, persentase data hasil laboratorium masing-masing sekolah observasi tersebut diinterpretasi ke dapat dilihat pada gambar berikut ini: dalam beberapa kriteria interpretasi skor

  kelengkapan fasilitas laboratorium yang terdapat pada tabel 1, sehingga diperoleh 120% 100% hasil bahwa kondisi laboratorium

  80%

  IPA/Biologi yang dilihat dari

  60% 100% 82.80%

  40%

  ketersediaan alat dan bahan di SMP

  53.33% 43.58% 20%

  Negeri se-Kecamatan Pringgarata tahun

  0% t ai o 2017 termasuk pada kriteria cukup n an ain ab ik ak l p lengkap. id an alata d

  Per is ap en ab

  Per k p g h

  Berdasarkan hasil observasi

  an len

  mengenai kondisi ruang laboratorium

  ah Per B

  IPA/Biologi pada masing-masing 1.

  2.

  3.

  4.

  sekolah telah memenuhi standar ruang laboratorium Biologi yang telah

  Rata-rata hasil persentasi

  ditetapkan yaitu bahwa sebagian besar ruang laboratorium IPA/Biologi di SMP

  Gambar 1. Rata-rata kondisi laboratorium

  Negeri se-Kecamatan Pringgarata telah

  IPA/Biologi dilihat dari ketersediaan alat dan

  dilengkapi dengan ruang utama/ruang

  bahan di SMP Negeri se-Kecamatan Pringgarata Tahun 2017

  praktik, ruang persiapan, dan ruang penyimpanan. Hal yang serupa juga Berdasarkan data dari hasil dikatakan oleh Rahman (2015) dalam observasi ditemukam bahwa rata-rata penelitiannya yang mengatakan bahwa kondisi laboratorium IPA/Biologi yang laboratorium seharusnya dibagi menjadi dilihat dari ketersediaan alat dan bahan tiga bagian yaitu bagian utama di SMP Negeri se-Kecamatan digunakan untuk kegiatan praktikum, Pringgarata untuk jenis perabot bagian kedua digunakan sebagai ruang memiliki rata-rata sebesar 100%, jenis persiapan dan bagian ketiga digunakan peralatan pendidikan 82,80%, jenis bahan habis pakai 43,58% dan jenis sebagai ruang penyimpanan alat dan kegiatan praktikum Biologi bahan laboratorium. menunjukkan bahwa sebesar 80% responden guru menjawab karena

  Selanjutnya kondisi sarana keterbatasan atau tidak adanya tenaga pendukung seperti meja praktikum atau laboran dan beban mengajar guru yang meja demonstrasi dalam sebuah terlalu banyak, 60% mengeluhkan laboratorium Biologi dibuat menyatu karena keterbatasan ketersediaan sarana dengan lantai ruang laboratorium dan dan prasarana yang berupa ketersediaan sifatnya permanen serta dilengkapi alat dan bahan praktikum, 30% dengan suplai air bersih dan bak responden guru menjawab karena pencuci, standar ini didasarkan pada kurangnya kemampuan guru dalam pedoman standarisasi bangunan dan melaksanakan kegiatan praktikum, dan perabot Sekolah Menengah Pertama

  30% guru menjawab karena kurangnya (Kemendikbud, 2011). Adapun hasil waktu dan minat siswa tehadap observasi di lapangan menunjukkan praktikum. Secara lengkap, hambatan- bahwa semua SMP Negeri di se- hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Kecamatan Pringgarata memiliki sarana praktikum menurut guru IPA/Biologi pendukung yang masih di bawah ditunjukkan pada gambar berikut ini: standar. Laboratorium IPA/Biologi pada sekolah sampel memiliki meja praktikum yang mudah dipindahkan dan

  n n 100

  80 ta ta ) a

  tidak dilengkapi dengan bak pencuci ia

  80

  60 b eg m (%

  60

  dan sarana air bersih di setiap meja a

   K m

  30

  30

  40 n u H a

  praktik. Keadaan ini akan mempersulit

  se a

  20 tik n ta k n sa

  pelaksanaan praktikum Biologi yang

  k se Pra M M M M membutuhkan suplai air yang cukup.

  Per Pela

  I II

  III

  IV Hal serupa juga dikatakan oleh Adlim

  (2015) dalam penelitiannya bahwa meja

  Indikator Hambatan Pelaksanaan

  demonstrasi dalam sebuah laboratorium

  Kegiatan Praktikum

  kimia digolongkan bagian dari

  Gambar 2. Grafik Hambatan Pelaksanaan

  bangunan laboratorium karena meja

  Kegiatan Praktikum

  demonstrasi tersebut dibuat menyatu dengan lantai ruang laboratorium dan Keterangan: tidak dapat dipindahkan atau bersifat permanen. M: Menghambat b.

   Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Praktikum Biologi

  Hasil penelitian yang berkaitan Deskripsi: I.

  Kemampuan guru

  II.Sarana dan prasarana (peralatan dan bahan praktikum)

  III.Waktu praktikum dan minat siswa terhadap praktikum

  IV. Tenaga laboran dan beban mengajar guru Menurut Ulul (2011) dalam penelitiannya tentang “Efektifitas

  Pemanfaatan Laboratorium IPA dalam Menunjang Kegiatan Praktikum Biologi pada SMP Negeri Se-Kabupaten Lombok Barat Tahun 2010”

  mengatakan bahwa yang menjadi hambatan utama dalam pelaksanaan kegiatan praktikum di SMP Negeri Se- Kabupaten Lombok Barat Tahun 2010 yaitu karena tidak adanya tenaga laboran yang dapat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan praktikum (51,8%), keterbatasan bahan praktikum (55,5%), dan ketersediaan alat-alat praktikum yang komponennya masih kurang lengkap dan jumlahnya yang tidak mencukupi kebutuhan siswa (45,4%). Sedangkan di SMP Negeri 1 Pringgarata keterbatasan sarana dan prasarana juga merupakan faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan praktikum, karena ruang laboratorium yang ada juga dimanfaatkan sebagai kegiatan belajar mengajar, sebagai mana yang dikatakan juga oleh Yennita (2015) dalam penelitiannya mengatakan bahwa dari hasil pengamatan langsung dan diskusi dengan para guru IPA SMP di kota Pekanbaru yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum dinataranya karena ruang laboratorium dipakai untuk ruang kelas dan kekurangan peralatan serta bahan praktikum.

  c. Solusi Pemecahan Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Praktikum

  Berdasarkan hasil perhitungan data angket yang berkaitan dengan indikator solusi pemecahan hambatan pelaksanaan kegiatan praktikum menunjukkan adanya beberapa solusi yang sudah dilakukan oleh Guru

  IPA/Biologi dalam mengatasi hambatan pelaksanaan kegiatan praktikum yaitu:

  1. Peningkatan kemampuan guru dengan persentase sebesar 90% 2. Peningkatan minat siswa terhadap praktikum dengan cara melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan praktikum dengan persentase sebesar 90% 3. Penambahan ketersediaan sarana dan prasarana berupa penambahanalat dan bahan praktikum dengan persentase sebesar 70%

  Hasil lengkap jawaban responden Guru IPA/Biologi terhadap solusi pemecahan hambatan pelaksanaan kegiatan praktikum ditunjukkan pada gambar berikut ini: bahwa 39% guru masih memiliki bekal pengetahuan yang masih kurang dalam

  n

  90

  90 100 ta n

  70 a ia

  hal praktikum dan 34% mengatakan

  80 h a eg

  60 ec

  tidak pernah mengikuti pelatihan

   K )

  40 n a

20 Pem a (% mengenai penggunaan laboratorium.

  n si m sa u lu

  Sehingga solusi yang dapat dilakukan

  k S S S S o tik S k

  dalam hal ini adalah meningkatkan

  se Pela

  I II

  III

  IV n ta Pra n

  kinerja guru dengan mengikuti berbagai

  ta a se b

  pelatihan mengenai penggunaan

  m Per a Indikator solusi Pelaksanaan Kegiatan H

  laboratorium, sebagaimana yang telah

  Praktikum

  diusulkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi dan

  Gambar 3. Grafik Solusi Pemecahan Hambatan

  kabupaten/kota yang selalu mengadakan

  Pelaksanaan Kegiatan Praktikum

  pelatihan pengembangan Keterangan: keprofesionalan guru, temasuk pelatihan penggunaan laboratorium. Selain itu

  S: Solusi menurut Rahman (2015) dalam Deskripsi: penelitiannya bahwa kemampuan guru dalam membimbing siswa melakukan I. Kemampuan guru praktikum masih perlu dievaluasi, dan

  II. Ketersediaan sarana dan prasarana perlu diberikan pelatihan mengenai instruksi-instruksi khusus di

  (peralatan dan bahan praktikum) laboratorium.

  III.

  Jadwal praktikum dan minat siswa

  4. KESIMPULAN

  terhadap praktikum IV.

  1. Kondisi laboratorium IPA/Biologi di Ketersediaan tenaga laboran dan

  SMP Negeri se-Kecamatan beban mengajar guru Pringgarata termasuk dalam kategori

  Upaya yang dapat dilakukan cukup baik. oleh guru dalam meningkatkan 2.

  Hambatan utama dalam pelaksanaan kemampuanya, diantaranya dengan kegiatan praktikum Biologi di SMP mengikuti pelatihan tentang Negeri se-Kecamatam Pringgarata pemanfaatan laboratorium

  IPA, tahun 2017 yaitu tidak adanya tenaga kegiatan MGMP (Musyawarah Guru laboran, beban mengajar guru yang Mata Pelajaran), kegiatan PKG tinggi, keterbatasan sarana dan (Pemantapan Kerja Guru), dan juga prasarana berupa keterbatasan alat mengikuti KKG (Kelompok Kerja dan bahan praktikum. Guru). Hal serupa juga dikatakan oleh

  3. Solusi yang dilakukan guru dalam

  Yennita (2015) dalam penelitiannya

  J

  tersebut melalui kebijakan du. urnal Unsyiah. 80(10): 1197- peningkatan kemampuan guru, 1205. peningkatan minat siswa terhadap

  Jufri, A. W. 2013. Belajar dan praktikum, spesifikasi tugas guru,

  Pembelajaran SAINS. Bandung:

  optimalisasi pemanfaatan sarana dan Pustaka Reka Cipta. prasarana, peningkatan ketersediaan alat dan bahan.

  Kemendikbud. 2011. Pedoman Standarisasi Bangunan dan

  DAFTAR PUSTAKA Perabot Sekolah Menengah Atas.

  Adlim. 2015. Analisis Kendala Dan Direktorat Jenderal Pendidikan

  Alternatif Solusi Terhadap Menengah Direktorat Pembinaan

  Pelaksanaan Praktikum Kimia Sekolah Menengah Pertama. Pada SLTA Negeri Kabupaten Aceh Besar. Diakses Kemenkuhan. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24

  Tahun 2007 Tanggal 28 Juni 2007 pada tanggal 07 September 2017. Standar Sarana dan Prasarana Azmi, U. 2011. “Efektifitas untuk sekolah Dasar/Madrasah

  Pemanfaatan Laboratorium IPA Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah dalam Menunjang Kegiatan Menengah Pertama/ Madrasah Praktikum Biologi pada SMP Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Negeri Se-Kabupaten Lombok Sekolah Menengah Atas/ Barat Tahun 2010”. skripsi.

  Mataram: Universitas Mataram.

  .

  Madrasah Aliyah (SMA/MA)

  Diakses dari Barmawi dan M. Arifin. 2012.

  Manajemen sarana dan Prasarana pada tanggal Sekolah. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. 07 februari 2017, jam 23.20 Wita.

  Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Mastika. 2014. Analisis Standarisasi

  Laboratorium Biologi Dalam Pendidikan Nasional No. 22 tahun

  Proses Pembelajaran Di SMA 2006 Tentang Standar Isi Untuk Negeri Kota Denpasar. (Online):

  Satuan Pendidikan Dasar Dan http://digilib. Unimed. Ac. Id/), Menengah. diakses pada tanggal 7 Februari 2017.

  Herrington. 2003. What Defines Effective Chemistry Laboratory

  Moedjadi. 1988. Pengelolaan Instruction? Teaching Assistant

  Laboratorium Sekolah dan and Student Perspectives, Manual Alat Ilmu Pengetahuan

  of Chemical

  “Journal Alam. Jakarta: Departemen Permendiknas Nomor 24. 2007. Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasahibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

  Rahman, F.N. 2015. Cara

  Memperlakukan Alat dan Bahan di Laboratorium IPA. (online).

  Diakses dari pada tanggal

  07 September 2017. Sudijono, A. 2003. Pengantar Statistik

  Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

  Bandung: Alfabeta. Sukarso, AA. 2011. Pengelolaan

  Laboratorium . Mataram: Universitas Mataram.

  Yennita. 2015. Hambatan Pelaksanaan Praktikum

  IPA Fisika Yang Dihadapi Guru SMP Negeri di Kota Pekanbaru. Riau: Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau.