BAB II PROFIL KOTA MAGELANG - DOCRPIJM 1504143783BAB II

BAB II PROFIL KOTA MAGELANG Kota Magelang adalah sebuah kota yang berbentuk linear

  dengan kecenderungan arah utara-selatan yang dominan. Secara historis morfologi tersebut disebabkan oleh kuatnya jalur transportasi yang menghubungkan Yogyakarta dan Semarang. Jalur arteri primer yang menghubungkan kedua kota utama di bagian tengah Pulau Jawa tersebut, seakan membelah Kota Magelang menjadi dua bagian yang hampir sama, yaitu sisi timur dan barat.

  2.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

  Luas Kota Magelang yang relatif kecil yaitu sebesar 18,12 km2 tidak menyebabkan kehilangan daya tarik sebagai Kota Jasa. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah Kota Magelang yang secara geografis diuntungkan karena terletak pada posisi yang strategis, berada di tengah tengah pulau jawa, atau sering disebut dengan

  “Pakunya Tanah Jawa”. Secara geografis Kota Magelang terletak pada 110o12

  ’30”– 110o12

  ’52” Bujur Timur dan 7o26’28”–7o30’9” Lintang Selatan serta terletak pada posisi strategis, karena berada tepat di tengah- tengah Pulau Jawa, dan berada di persilangan jalur tranportasi dan ekonomi antara Semarang - Magelang - Yogyakarta dan Purworejo, di samping berada pada persimpangan jalur wisata lokal maupun regional antara Yogyakarta

  • – Borobudur – Kopeng dan dataran tinggi Dieng.

  Menurut Rencana Tata Ruang Nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, Kota Magelang merupakan salah satu wilayah strategis di tengah-tengah Provinsi Jawa Tengah yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kawasan Purwo-

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018 manggung (Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung, Kota Magelang, dan Kabupaten Magelang). Kawasan ini merupakan andalan Provinsi Jawa Tengah. Kawasan ini memiliki potensi unggulan utama meliputi industri besar, menengah dan kecil yang menghasilkan berbagai produk; pertanian, perkebunan, perikanan, perdagangan dan jasa, termasuk perguruan tinggi dan simpul pariwisata. Dengan ditetapkannya Kota Magelang dalam katagori sebagai Pusat Pelayanan Kegiatan Wilayah (PKW) maka Kota Magelang harus mampu melayani beberapa kabupaten dan Kota yang berada disekitarnya yang termasuk dalam PKW.

  Batas wilayah administrastif Kota Magelang dengan wilayah di sekitarnya adalah sebagai berikut: a.

  Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Secang Kabupaten Magelang; b. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Elo/Kecamatan

  Tegalrejo. Kabupaten Magelang; c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mertoyudan

  Kabupaten Magelang; dan d. Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Progo/Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang.

  Sebagai Kota terkecil di Jawa Tengah yang hanya menempati areal sebesar 0,66% dari keseluruhan luas Propinsi Jawa Tengah, Kota Magelang terbagi atas 3 kecamatan dan 17. Luas kelurahan yang terbesar adalah Kelurahan Jurangombo Selatan yaitu sekitar 226 Ha (atau sekitar 12,49% dari luas total) dan yang terkecil adalah Kelurahan Panjang yaitu sekitar 35 Ha (atau sekitar 1,9% dari luas total). Gambaran secara rinci luas tiap kecamatan/kelurahan di Kota Magelang Tahun 2011, dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut:

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018

KEC. MAGELANG SELATAN 6,89 38,01

  

3. Kel. Cacaban 0,83 4,56

  Sumber: Daerah Dalam Angka Kota Magelang Tahun 2013.

  

5. Kel. Kramat Selatan 1,46 8,05

JUMLAH 18,12 100,00

  

4. Kel. Kramat Utara 0,86 4,77

  

3. Kel. Kedungsari 1,33 7,36

  

2. Kel. Potrobangsan 1,30 7,17

  

1. Kel. Wates 1,17 6,47

  03. KEC. MAGELANG UTARA 6,13 33,82

  

6. Kel. Gelangan 0,81 4,49

  

5. Kel. Panjang 0,35 1,90

  

4. Kel. Rejowinangun Utara 0,99 5,48

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018

Tabel 2.1 Luas Kecamatan dan Kelurahan di Kota Magelang

  

1. Kel. Magelang 1,25 6,88

  02. KEC. MAGELANG TENGAH 5,10 28,17

  6. Kel. Rejowinangun Selatan 0,43 2,39

  

5. Kel. Tidar Selatan 1,27 7,00

  

4. Kel. Tidar Utara 0,97 5,35

  

3. Kel. Magersari 1,38 7,60

  2. Kel. Jurangombo Selatan 2,26 12,49

  

1. Kel. Jurangombo Utara 0,58 3,17

  (1) (2) (3) (4) 01.

  No. Kecamatan dan Kelurahan Luas / Area (Km 2 ) Persentase (%)

  

2. Kel. Kemirirejo 0,88 4,86

MAGELANG UTARA

MAGELANG TENGAH

MAGELANG SELATAN

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018

  Daerah Datar (2-5%) Kawasan Gunung Tidar

  Sumber : DDA Kota Magelang, 2013

Gambar 2.1 Luas Daerah Kota Magelang Menurut KecamatanGambar 2.1 menampilkan peta wilayah administrasi Kota

  Magelang, dan dari gambaran tersebut dapat dilihat bahwa peluang pengembangan wilayah lebih cenderung disisi tengah dan selatan kota. Namun demikian tetap diupayakan agar keramaian kota bisa tersebar merata ke hampir semua sudut kota.

  Luas Wilayah 6.128 km2 terdiri dari 5 Kelurahan yaitu Kelrahan Potrobangsan, Wates, Kedungsari, Kramat Selatan dan Kramat Utara Luas wilayah 5.104 km2 terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Kemirirejo, Cacaban, Magelang, Panjang, Gelangan dan Rejowinangun Utara

  Luas wilayah 6.888 km2. Terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Jurangombo Selatan, Jurangombo Utara, Magersari, Rejowinangun Selatan, Tidar Utara dan Tidar Selatan

  2.2 Gambaran Demografi

  Gambaran kepadatan penduduk di Kota Magelang, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.2 Kepadatan Penduduk di Kota Magelang Tahun 2008-2012

  Kepadatan Penduduk (jiwa Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) / km2) (1) (2) (3) 2012 119.329 6.585

  2011 118.805* 6.557 2010 126.443 6.978 2009 125.604 6.932 2008 124.627 6.878

  

Sumber: Kantor Litbang Statistik, Daerah Dalam Angka Kota Magelang-sumber

BPS, 2008-2012 (datajumlah penduduk tahun 2011 menyesuaikan hasil sensus

Penduduk 2010)

  Data Badan Pusat Statistik Kota Magelang terkait dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2013 menunjukkan

  2 jumlah 119.742 jiwa dengan kepadatannya 6.563 jiwa per km .

  Sementara pada tahun 2012 dengan jumlah penduduk sebesar

  2

  119.329 jiwa dan luas wilayah seluas 18.12km maka kepadatan

  2

  penduduk sebesar 6.585 jiwa per km . Kepadatan penduduk yang relatif cukup padat ini merupakan salah satu permasalahan bagi Pemerintah Daerah Kota Magelang terkait dengan penataan ruang dan kota serta pemenuhan pelayanan dasar masyarakat. Hal ini sekaligus juga merupakan tantangan bagi Pemerintah Daerah untuk menyediakan sarana dan prasarana pemukiman seperti drainase, sanitasi, air bersih yang layak dan terpenuhi secara merata. Pemerintah Kota Magelang mempunyai tantangan di dalam aspek penyediaan sarana pemukiman bagi penduduk di atas lahan yang terbatas sehingga dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang permukiman Pemerintah Kota

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018 Magelang berusaha mengoptimalisasi pemanfaatan lahan dengan pola pembangunan vertikal terutama di kawasan-kawasan yang padat penduduk.

  Angka laju pertumbuhan penduduk meningkat relatif cukup tajam pada tahun 2008 menjadi 2,99. Upaya pemerintah untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk mulai menampakkan hasil pada tahun 2009 dimana Pemerintah daerah mampu menekan pertumbuhan penduduk sebesar 2,21 point sehingga laju pertum-buhannya menjadi 0,78%. Sementara pada tahun 2010 pertumbuhan penduduk kembali mengalami perlambatan sebesar 0,11 digit point yaitu mengalami pertum- buhan sebesar 0,67%. Sementara berdasarkan data jumlah penduduk dari BPS Kota Magelang (hasil menyesuaikan sensus penduduk tahun 2010) dengan jumlah penduduk 118.805 jiwa di tahun 2011, meningkat relatif kecil di tahun 2012 menjadi 119.329 jiwa, sehingga laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2012 sebesar 0,44

Tabel 2.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan

  

Tingkat Pertumbuhan Penduduk di Kota Magelang

Tahun 2008-2012

(dalam jiwa dan persen)

  Tahun Jenis Kelamin 2008 2009 2010 2011 2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Laki-Laki 60.988 61.349 61.776 58.612 53.924

  

Perempuan 63.639 64.255 64.667 60.193 60.405

Jumlah Total 124.627 125.604 126.443 118.805* 119.329

Laju 2,99 0,78

  0.67 -6.04 Pertumbuhan(%) 0,44

  Daerah Dalam Angka Kota Magelang 2013 (data jumlah penduduk Sumber: tahun 2011 menyesuaikan hasil sensus Penduduk 2010)

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018

Tabel 2.4 di bawah ini menunjukkan jumlah rumah tangga di Kota Magelang berdasarkan hasil survey dari BPS serta jumlah

  rata-rata anggota Rumah Tangga di Kota Magelang tahun 2008 sampai dengan tahun 2012

Tabel 2.4 Banyaknya Rumah Tangga dan Rata-rata

  

Anggota Rumah Tangga di Kota Magelang (Tahun 2008-2012)

Tahun Jumlah Rumah Rata-rata Penduduk Tangga Anggota RT

  (1) (2) (3) (4) 2012 119.329 40.623 3 2011 118.805* 38.466 3 2010 126.443 38.490 3 2009 125.604 37.793 3 2008 124.627 34.790

  4 Kantor Litbang Statistik, Daerah Dalam Angka Kota Magelang 2013

  Sumber: (datajumlah penduduk tahun 2011 menyesuaikan hasil sensus Penduduk 2010)

  Tingkat kesejahteraan masyarakat dan kegiatan perekonomian di suatu daerah sangat tergantung pada sumber daya yang dimiliki daerah tersebut. Salah satu Sumber daya daerah yang sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat adalah penduduk. Banyaknya penduduk yang bekerja akan berdampak pada peningkatan kemampuan daya beli. Peningkatan pendapatan penduduk sangat menentukan pemenuhan kebutuhan hidup yang lengkap dan tingkat kesejateraan penduduk. Data penduduk Kota Magelang menurut mata pencarian pada tahun 2009-2011 secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018 Mata pencaharian penduduk Kota Magelang sebagaimana mata pencaharian di daerah perkotaan lainnya, banyak di dominasi oleh mata pencaharian yang bergerak di sektor jasa. Mata pencaharian yang semula didominasi pedagang, sejak tahun 2009

  Kantor Litbang dan Statistik - Kota Magelang,Kota Magelang Dalam Angka Tahun 2010-2012

  60 Pengusaha 16.081 13.089 12.762 12.680

  

JUMLAH 92.324 110.003 113.395 112.903

Sumber :

  PNS/TNI/Polri 6.246 5.843 5.909 5.925 Guru/Dosen 1.488 1.484 1.442 1.436 Pensiunan 3.496 3.837 3.813 3.773

Lain - lain 53.746 51.266 53.961 52.890

  37 194 220 227

  Pedagang 2.704 2.950 3.022 3.040 Angkutan

  8.269 8.818 8.932 9.058

  

Buruh Industri 22.158 22.259 23.074 23.599

Buruh Bangunan

  54

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018

  51

  33

  Buruh Tani

  Pertanian 224 212 206 215 2.

  

2009-2011

Mata Pencaharian 2009 2010 2011 2012 1.

Tabel 2.5 Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Magelang Tahun

  • – 2012 ini mengalami pergeseran menjadi didominasi buruh industri. Pada tahun 2012 penduduk dengan mata pencaharian sebagai buruh industri mencapai 23.599 orang (20,90 %), diikuti pengusaha diurutan kedua dengan jumlah 12.680 orang (11,23 %), sedangkan Buruh bangunan berada di urutan ketiga dengan jumlah 9.058 orang (8,02 %). Sementara untuk mata pencaharian
PNS/TNI/Polri menempati urutan selan-jutnya dengan jumlah 5.925 orang atau sebesar 5.22 %. Sementara untuk mata pencaharian sebagai pedagang yang sempat mengalami penurunan cukup signifikan semenjak terbakarnya pasar Rejowinangun sebagai tempat mereka berdagang. Jumlah pedagang di Kota Magelang mulai menunjukkan trend yang meningkat semenjak tahun 2009. Pada tahun 2009 Jumlah pedagang di Kota Magelang sebesar 2.704 kemudian meningkat menjadi 2.950 orang di tahun 2010 , tahun 2011 sebesar 3.022 orang dan pada tahun 2012 meningkat 3,040. Dilain pihak, jumlah pengusaha di Kota Magelang mengalami trend yang menurun semenjak tahun 2009. Berkurangnya jumlah pengusaha dimungkinkan juga disebabkan terbakarnya fasilitas perdagangan Pasar Rejowinangun khususnya bagi pengusaha-pengusaha yang menjual produknya di pasar tersebut. Dari data mata pencaharian penduduk Kota Magelang tersebut, terlihat bahwa terbakarnya Pasar Rejowinangun berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap perubahan mata pencaharian penduduk Kota Magelang.

  Seperti halnya fenomena yang banyak terjadi di daerah perkotaan, jumlah penduduk bermata pencaharian sebagai petani semakin menurun jumlahnya apabila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini dihadapkan pada lahan pertanian yang tersedia semakin berkurang disebabkan alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman, pertokoan dan industri.

  2.3 Gambaran Topografi

  Secara topografi dan fisiografis Kota Magelang termasuk dataran rendah dengan sudut kemiringan relatif bervariasi. Morfologi pendataran Meander. Potensi Kandungan tanah Kota Magelang sebagian besar berupa batu pasir lepas dan konglomerat. Hasil produksi gunung berapi yang merupakan

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018 endapan kwarter. Sifat batuan pasir dan breksi/ konglomerat sangat poreous (kelulusan air tinggi), serta penurunan terhadap beban kecil, mendekati nol (0). Daya dukung terhadap bangunan berkisar antara antar gunung api, medannya landai, berelief sedang-halus. Kemiringan topografi yang terjal di bagian barat (sepanjang Sungai Progo) dan di sebelah timur (di sekitar Sungai Elo) sampai dengan kemiringan antara 15

  • –30%. Di sekitar daerah timur kompleks Akademi Militer (AKMIL) ke Utara hingga daerah di sekitar Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Magelang, dengan kemiringan antara 2
  • –5%. Di sekitar daerah timur kompleks AKMIL terdapat Gunung Tidar yang merupakan hutan lindung sebagai daerah hijau kota (paru-paru kota) dengan kemiringan hingga 30 –40%.

  Dilihat dari ketinggiannya, Kota Magelang berada di ketinggian antara 375

  • –500 meter di atas permukaan laut (m dpl) dengan titik ketinggian tertinggi berada di Gunung Tidar yaitu sekitar 503 m dpl.

  2.4 Gambaran Geologi

  Kota Magelang memiliki 2 (dua) sungai yang cukup besar yaitu Sungai Elo di sebelah Timur dan Sungai Progo di sebelah Barat yang juga merupakan batas alamiah yang menentukan letak adminstrasi Kota Magelang. Kota Magelang termasuk ke dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo-Opak-Serang. Sumber air di Kota Magelang dapat digolongkan dari air pemukaan dan air tanah. Air permukaan berupa sungai dan saluran irigasi. Sedangkan potensi air tanahnya relatif bervariasi dengan kedalaman antara 5 meter sampai dengan lebih dari 20 meter. Untuk kebutuhan air bersih Kota Magelang sampai saat ini bergantung pada sumber-sumber air yang ada di luar wilayah Kota Magelang yaitu dari mata air yang berada di wilayah Kabupaten Magelang dan satu-satunya mata air yang berada di Kawasan Kota Magelang adalah Mata Air Tuk Pecah. Di kawasan Kota Magelang

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018 juga terdapat 2 (dua) saluran air yaitu: (i) Kali Bening (Kali Kota), dan (ii) Kali Progo Manggis. Saluran tersebut juga dapat berfungsi sebagai saluran irigasi teknis.

Tabel 2.6 Data Kapasitas Sumber Mata Air Yang Mengaliri Kota Magelang

  

Tahun 2011

Sumber : Daerah Dalam Angka Kota Magelang Tahun 2012. PDAM Kota

Magelang.

  2.5 Gambaran Klimatologi

  Kota Magelang mempunyai temperatur maksimum 32˚C dan terendah 20˚C, dengan kelembaban sekitar 88,8%, dengan kondisi yang demikian maka Kota Magelang termasuk wilayah beriklim sejuk. Menurut data Badan Pengelolaan Sumber Daya Air, dalam kurun waktu 2 tahun yaitu pada Tahun 2009 dan Tahun 2010, Kota Magelang mengalami penurunan jumlah rata- rata curah hujan perhari dibandingkan Tahun 2008. Namun rata- rata curah hujan meningkat di tahun 2011. Sebagai gambaran, pada tahun 2009 jumlah hujan sebesar 173.82 mm, dengan rata- rata curah hujan per hari 14.49 mm, tahun 2010 sebanyak 159.41 mm sedangkan rata-rata curah hujan per hari di Kota Magelang pada tahun 2010 adalah sebanyak 13.28 mm, sementara pada tahun 2011 jumlah hujan meningkat menjadi 234.15 mm, dan

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018

  • –rata curah hujan, selengkapnya ada dalam tabel berikut ini:

  35.52

  07. Juli - - 18.23 40,00 10,00

  08. Agustus - - 12.18 0,00 0,00

  09. September

  0.18 9.77 0,00 0,00

  10. Oktober

  20.38

  7.11 16.91 16,11 16,80

  11. November

  10.78

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018

  5.37 12,43 20,42

  12. Desember

  22.13

  14.47 6.67 28,17 17,70 Jumlah 189.56 173.82 159.41 234,15 188,20 Rata-rata

  15.80

   14.49 13.28 19,51 15,68 Sumber:

  Kantor Litbang Statistik Kota Magelang. Magelang Dalam Angka Tahun 2013. Badan Pengelolaan Sumber Daya Air.

  Kesejahteraan masyarakat merupakan issu penting dan strategis dalam RKP 2013 disamping penguatan perekonomian. Kebijakan nasional tersebut sudah layaknya ditangkap oleh seluruh pemerintah baik provinsi maupun kabupaten/kota, yang pada 2013 mengambil tema kebijakan pembangunan

  10.13 12.75 21,50 20,40

  6.20

  06. Juni

  23.94 11.71 24,00 11,89

  rata-rata curah hujan perhari berkisar 19.51 mm. Hal yang perlu diwaspadi terkait dengan peningkatan curah hujan adalah adanya bahaya banjir, longsor dan wabah penyakit terkait dengan cuaca ekstrim. Terkait dengan rata

Tabel 2.7 Rata-Rata Curah Hujan Per Hari

  

Di Kota Magelang (mm) Tahun 2008-2012

Bulan 2008 2009 2010 2011 2012

  (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  01. Januari

  14.67

  24.31 9.07 20,90 22,58

  02. Februari

  19.41

  21.10 27.95 20,89 23,44

  03. Maret

  29.67

  29.33 12.74 34,10 24,09

  04. April

  18.00

  32.65 16.05 16,05 20,28

  05. Mei

  23.40

2.6 Kondisi Sosial Dan Ekonomi

MEMPERKUAT PEREKONOMIAN DOMESTIK BAGI

  

PENINGKATAN DAN PERLUASAN KESEJAHTERAAN RAKYAT ,

  dengan Unsur

  • – unsur pokok tema sebagai berikut :

  (1) Daya Saing

  (2) Daya Tahan Ekonomi (resilience)

  (3) Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat

  (4) Stabilitas Sosial dan Politik

  Kondisi perekonomian Nasional mencatat bahwa perekonomian Indonesia pada 2012 tumbuh cukup tinggi sebesar 6,3% dan diperkirakan akan meningkat di 2013-2014. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh konsumsi yang terus meningkat dan investasi yang tetap kuat, sementara ekspor diprakirakan akan membaik. Meskipun pertumbuhan 2012 sedikit di bawah target APBN 2012 sebesar 6,5 persen, capaian pertumbuhan pada kisaran 6,3 persen merupakan sebuah prestasi yang patut diapresiasi karena dicapai pada saat perekonomian global mengalami perlambatan. Sementara itu, Inflasi 2012 mencapai 4,30% (yoy) dan ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali, dengan asumsi dasar ekonomi makro sebagai berikut :

Tabel 2.8 Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2007-2013

  2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Indikator LKPP LKPP LKPP LKPP LKPP APBN-P APBN Pertumbuhan 6,3 6,0 4,6 6,2 6,5 6,5 6,8 ekonomi (% yoy) Inflasi (% yoy) 6,6 11,1 2,8 6,96 3,79 6,8 4,9 NIlai tukar 9.140 9.691 10.408 9.087 8.779 9.000 9.300 rupiah (Rp/$) SukuBunga SPN 8,0 9,3 7,6 6,6 4,8 5,0 5,0 3 bulan rata-rata (%)*) Harga Minyak 72,3 97 61,6 79,4 111,5 105,0 100,0

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018

  2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Indikator LKPP LKPP LKPP LKPP LKPP APBN-P APBN mentah Indonesia ($/barrel) Lifting MInyak 899 931 944 954 900 930 900 (ribu barel/hr)

  • Lifting Gas (ribu - - - 1.360 - barel/hr setara minyak)

  Dalam skala regional Jawa Tengah, di tengah dampak pelemahan ekonomi global, pada triwulan pada triwulan IV 2012, yang diperkirakan akan tumbuh 6,0-6,3%, kondisi sedikit melemah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,5% (yoy). Di sisi lain secara keseluruhan, inflasi IHK sampai dengan akhir tahun diperkirakan akan berada pada kisaran 4,7% hingga 5,3% (yoy) atau masih sejalan dengan sasaran inflasi nasional (4,5% ± 1%). Secara keseluruhan, inflasi IHK sampai dengan akhir tahun diperkirakan akan berada pada kisaran 4,7% hingga 5,3% (yoy) atau masih sejalan dengan sasaran inflasi nasional (4,5% ± 1%).

  Kondisi perekonomian regional Kota Magelang pun cukup dipengaruhi oleh kondisi perekonomian kawasan yang lebih luas. Walaupun dalam APBD Perubahan 2012 tidak disebutkan secara lugas berapa perkiraan pertumbuhan ekonomi maupun inflasi, namun secara riil perkembangan harga di lapangan cukup signifikan. Melihat kondisi tahun-tahun sebelumnya serta perjalanan perekonomian 2012, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kota Magelang akan mencapai 5,93%.

  Kondisi makro ekonomi dan sosial nasional maupun daerah dapat dilihat pada Tabel 2.9

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018

Tabel 2.9 Kondisi Ekonomi Makro dan Sosial APBN dan APBD

  

Tahun 2007-2012

Realisasi APBN-P URAIAN

  /APBD 2007 2008 2009 2010 2011*) P-2012 **)

Nasional

  Pertumbuhan 6,3 6,0 4,6 6,2 6,5 6,5 Ekonomi Pengangguran 9,11 8,39 7,87 7,1 6,5 6,4-6,6

  IPM

  70.59

  71.17

  71.76

  72.70 Pm pm

Provinsi Jawa Tengah

  Pertumbuhan

  5.59

  5.46

  5.29

  5.84 6.01 6,0-6,3% Ekonomi Pengangguran

  7.7

  7.35

  7.33

  6.21 5.93 pm Kemiskinan

  14,98% (TW % Penduduk miskin

  20.43

  18.99

  11.96

  11.27 Pm

  III) P1

  3.84

  4.25

  2.89

  2.62 Pm pm P2

  1.08

  1.24

  0.87

  0.68 Pm pm

garis kemiskinan 154,111 181,877 191,985 201,138 pm 234,779

  IPM

  70.12

  71.60

  72.10 72.49 pm pm

Kota Magelang

  Pertumbuhan

  5.17

  5.05

  5.11

  6.12 5.48 5,42 Ekonomi Pengangguran

  12.28

  13.28

  8.28

  8.1 Kemiskinan % Penduduk miskin

  10.1

  11.16

  10.11

  10.51

  10.45

  10.4 P1

  1.48

  1.68

  1.88

  1.61 1.5 1,4 P2

  0.35

  0.44

  0.51

  0.39

  0.35

  0.3

garis kemiskinan 177,920 228,385 237,967 258,921 264,099 272,022

  IPM

  75.69

  76.09

  76.37

  76.6

  76.83

  7.7 Data dan informasi kemiskinan 2007-2010 Sumber :

  • *) sebagain merupakan angka harapan
    • **) angka harapan

  Dari tabel di atas dapat dijelaskan, baik pada skla regional Jawa Tengah maupun Kota Magelang, sesuai publikasi BPS Pusat, bahwa meningkatnya angka IPM sejalan dengan turunnya prosentase penduduk miskin pada tiap tahunnya, namun tidak sejalan dengan meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi.

  Dengan demikian secara makro dapat dikatakan bahwa laju

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018 pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat dalam arti luas, walaupun pada skala regional maupun nasional tampak jelas ada hubungan signifikan antara meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi dengan menurunnya jumlah pengangguran. Untuk itu, dibutuhkan inovasi-inovasi agar kesenjangan ekonomi dapat tereliminir.

  Harapan tercapainya target-target pembangunan tersebut hanya dapat terealisir apabila stabilitas ekonomi tetap terjaga, asumsi-asumsi makro ekonomi nasional cenderung tetap seperti harga minyak bumi, suku bunga bank, harga emas dunia serta terjaminnya kestabilan politik dan keamanan.

2.6.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

  Kota Magelang dengan struktur ekonominya yang lebih didominasi oleh sektor tersier, memiliki kecenderungan untuk selalu mengembangkan potensi diri memberikan jasa terbaik agar orang mau berkunjung dan bertransaksi di Kota Magelang. Hampir semua sektor tersier di Kota Magelang memiliki andil kuat dalam pembentukan PDRB. Untuk itu setiap arahan kebijakan pembangunan di Kota Magelang seyogyanya selalu mengedepankan kualitas jasa tanpa mengesampingkan faktor lingkungan yang telah menjadi issue strategis pembangunan, bahkan dalam memperhitungkan PDRB pada masa mendatang faktor Green menjadi penting.

  Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya PDRB Kota Magelang 2012 menurut harga konstan lebih dari 77,21 % merupakan sumbangan dari sektor tersier, sekitar 20,15 % berasal dari sektor sekunder dan selebihnya (sekitar 2,84 %) adalah sektor primer. Hal tersebut sejalan dengan kondisi perkotaan yang tidak mampu lagi memberikan ruang yang memadai untuk pertanian. Namun demikian sektor sekunder masih memiliki peluang yang

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018

  cukup untuk terus ditumbuh kembangkan dalam rangka mendukung Visi Kota Magelang.

  Disisi lain, ditinjau dari sudut untuk apa pendapatan yang diperoleh, diperoleh informasi bahwa baik menurut harga berlaku maupun harga konstan, kecenderungan pengalokasian pendapatan secara makro adalah untuk konsumsi baik masyarakat pemerintah maupun lembaga nirlaba (96-106%), investasi (40-47%), sehingga export netto menunjukkan prosentase yang minus, artinya untuk menutup kebutuhan konsumsi dan investasi diperlukan pendanaan lain (pihak luar).

  Kondisi perekonomian Kota Magelang dapat dijelaskan sebagai berikut:

2.6.1.1 PDRB Harga Berlaku

  Struktur PDRB Harga Berlaku Kota Magelang serta laju pertumbuhannya dapat dilihat pada Tabel 2.10 dan Tabel 2.11

Tabel 2.10 PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha Kota Magelang

  Tahun 2007 – 2012 (dalam juta rupiah) Lapangan Usaha Rata-2 PDRB HB 2005-2010 2011 2012

PRIMER 3.34% 2.53% 3,02%

Pertanian 59,572.88 58,716.25 78,908.04

Pertambangan dan Penggalian

  

SEKUNDER 22.72% 21.54% 21.19%

Industri Pengolahan 58,406.07 74,276.46 78,638.64

Listrik, Gas & Air Bersih 70,511.90 84,899.14 92,952.32

Konstruksi & Bangunan 276,567.17 341,274.29 382,305.86

TERSIER 73.94% 75.93% 75.79%

Perdagangan, Hotel & Restoran

  126,081.70 170,142.62 191,583.21

  Rata-2 PDRB HB

Lapangan Usaha 2011 2012

2005-2010

  Pengagkutan & 342,583.94 428,926.45 464,809.27 Komunikasi Keuangan, Persewaan &

  185,201.08 239,373.39 265,290.94 Jasa Perusahaan

Jasa-jasa 665,851.08 925,869.57 1,059,404.63

TOTAL PDRB HB 1,784,775.81 2,323,478.16 2,613,893.85

  

Sumber : Analisis PDRB Kota Magelang Tahun 2012, diolah

Tabel 2.11 Laju Pertumbuhan PDRB ADHB Kota Magelang

  Tahun 2007 –2012 Laju Pertumbuhan PDRB ADHb (%) Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 2012* (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pertanian

  7.22

  7.99

  7.85

  7.00

  11.20

  34.39 Pertambangan dan Penggalian

  0.00

  0.00

  0.00

  0.00

  0.00

  0.00 Industri Pengolahan

  13.41

  10.99

  7.32

  7.05

  14.10

  5.87 Listrik, Gas & Air Bersih

  10.51

  13.02

  9.10

  2.72

  10.03

  9.49 Konstruksi & Bangunan

  9.83

  15.23

  11.14

  6.82

  8.26

  12.02 Perdagangan, Hotel & Restoran

  12.83

  12.69

  10.21

  12.37

  15.18

  12.60 Pengagkutan & Komunikasi

  10.30

  8.76

  10.24

  11.12

  8.51

  8.37 Keuangan, Persewaan &

  9.79

  12.32

  11.80

  9.61

  11.63

  10.83 Jasa Perusahaan Jasa-jasa

  8.54

  14.03

  11.96

  19.94

  12.34

  14.42 Pertumbuhan Ekonomi 9.71 12.53 10.94 13.01 10.37 11.47 Analisis PDRB Kota Magelang Tahun 2012

  Sumber :

  • *) angka prediksi

  Laju pertumbuhan PDRB menurut harga berlaku selama lima tahun terakhir cenderung berfluktuasi, demikian juga dengan sektor-sektornya kecuali pertanian, walaupun dengan trend yang berbeda. Namun demikian mengingat dalam kurun lima tahun terakhir terdapat tahun dimana ada perubahan tahun dasar,

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018 maka kecenderungan perubahan yang merata pada semua sektor maupun total yang cenderung menurun tajam pada tahun 2011 tidak dapat diikutsertakan dalam mengambil sintesia kondisi perekonomian baik kota magelang, regional maupun nasional.

  Walaupun kondisi laju pertumbuhan berfluktuasi, namun dalam kurun lima tahun terakhir tidak ada kecenderungan pergeseran peran, setor tersier tetap menjadi primadona sebagai penyumbang PDRB tertinggi, diikuti sektor sekunder dan sector primer yang cenderung semakin rendah.

  Dalam tabel di atas, diinformasikan struktur, total dan laju pertumbuhan masing-masing sektor serta laju pertumbuhan PDRB tahun 2012. Mengingat sampai dengan saat ini PDRB 2012 belum terpublikasikan, maka angka-angka tersebut adalah angka perkiraan yang bersifat sementara yang diperoleh dengan meramal atas dasar laju pertumbuhan series lima tahun sebelumnya.

2.6.1.2 PDRB Harga Konstan

  

Tabel 2.12

Produk Domestik Regional Bruto Kota Magelang

Atas Dasar Harga Berlaku

  

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 - 2012 ( Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2000 2008 2009 2010 2011 2012

1. PERTANIAN 28.216,92 57.302,12 61.801,67 66.125,17 58.716,25 78.908,04

  a. Tanaman Bahan 3.887,35 6.654,75 7.045,24 7.640,90 8.408,81 6.763,79 Makanan

  b. Tanaman 5,72 9,66 10,44 10,45 11,15 12,49 Perkebunan

  c. Peternakan dan 24.128,04 50.213,92 54.297,29 57.974,39 49.750,51 71.624,32 Hasil-hasilnya

  

d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  

e. Perikanan 195,81 423,80 448,71 499,43 545,78 507,43

2. PERTAMBANGAN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 & PENGGALIAN

  a. Minyak dan Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Bumi

  b. Pertambangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Bukan Migas

c. Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3. INDUSTRI 26.913,57 56.663,15 60.810,09 65.097,21 74.276,46 78.638,64 PENGOLAHAN

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018

LAPANGAN USAHA 2000 2008 2009 2010 2011 2012

a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  1. Pengilangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Minyak Bumi

2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Industri Bukan 26.913,57 56.663,15 60.810,09 65.097,21 74.276,46 78.638,64 Migas

  1. Makanan,

Minuman dan 8.881,48 20.372,29 22.322,92 24.160,69 26.871,52 28.902,97

Tembakau 2. Tekstil, Brg.

  1.345,68 3.504,90 3.765,40 4.349,19 4.871,09 5.101,38 Kulit & Alas kaki

  3. Brg. Kayu & 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Hasil Hutan lainnya

  4. Kertas dan 807,41 2.206,45 2.375,43 2.580,95 2.746,39 3.027,33 Barang Cetakan

  5. Pupuk, Kimia & 15.879,00 30.579,51 32.346,35 34.006,38 39.787,46 41.606,96 Brg. dari Karet 6. Semen & Brg.

  0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Galian bukan logam

  7. Logam Dasar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Besi & Baja

  8. Alat Angk., 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Mesin & Peralatannya

  

9. Barang lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

   4. LISTRIK, GAS & AIR 17.989,27 68.852,31 75.115,30 77.158,63 84.899,14 92.952,32 BERSIH

  

a. Listrik 15.166,93 63.117,85 68.928,33 70.536,53 77.635,81 85.260,09

  

b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  

c. Air Bersih 2.822,34 5.734,46 6.186,97 6.622,10 7.263,33 7.692,23

315.225,1 341.274,2 382.301,8

5. KONSTRUKSI 117.292,18 265.520,85 295.105,69

  5

  9

  6

  

6. PERDAG., HOTEL & 147.724,5 170.142,6 191.588,2

49.147,08 119.284,23 131.461,87 RESTORAN

  4

  2

  1

  a. Perdagangan 114.429,4 131.101,8 147.889,7 41.491,20 91.637,35 100.595,36

  Besar & Eceran

  8

  6

  7

  

b. Hotel 7.222,03 25.694,58 28.692,42 30.823,19 36.313,09 40.667,14

  

c. Restoran 433,85 1.952,30 2.174,10 2.471,87 2.727,67 3.031,29

  

7. PENGANGKUTAN 395.272,7 428.926,4 464.809,2

132.577,49 322.664,68 355.716,22 & KOMUNIKASI

  5

  1 314.997,8 340.616,1 367.951,4

   a. Pengangkutan 110.659,33 261.918,69 285.093,93

  8

  2

  5

  1. Angkutan Jalan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Rel

  

2. Angkutan Jalan 300.062,6 323.028,3 348.105,9

106.967,38 249.935,93 271.572,25 Raya

  3

  7

  3

3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  4. Angk. Sungai, 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Danau & Penyebr.

  5. Angkutan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Udara

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018

LAPANGAN USAHA 2000 2008 2009 2010 2011 2012

  6. Jasa Penunjang 3.691,95 11.982,76 13.521,68 14.935,25 17.587,75 19.845,52 Angkutan

  

b. Komunikasi 21.918,16 60.745,98 70.622,30 80.274,82 88.310,33 96.857,76

  1. Pos dan 21.918,16 60.745,98 70.622,30 80.274,82 88.310,33 96.857,76 Telekomunikasi

  2. Jasa Penunjang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Komunikasi

  

8. KEU. REAL ESTAT, 214.427,0 239.373,3 265.290,9

78.671,80 174.974,93 195.620,17 & JASA PERUSAHAAN

  5

  9

  4

  

a. Bank 22.546,65 45.364,51 52.054,43 57.321,52 63.519,93 72.791,14

  b. Lembaga 111.094,1 125.076,3 135.224,3 37.561,37 89.241,65 100.295,92

  Keuangan Bukan Bank

  2

  1

  8

  c. Jasa Penunjang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Keuangan

  

d. Real Estat 17.460,45 37.995,39 40.680,53 43.466,88 47.938,73 54.250,44

  

e. Jasa Perusahaan 1.103,33 2.373,39 2.589,29 2.544,53 2.838,42 3.024,98

824.195,6 925.869,5 1.059.404

9. JASA-JASA 283.424,38 613.778,72 687.180,28

  8 7 ,63

   a. Pemerintahan 758.797,6 854.355,1 981.970,0 260.626,99 559.654,24 627.058,39 Umum

  1

  5

  9 1. Adm.

  758.797,6 854.355,1 981.970,0 Pemerintah & 260.626,99 559.654,24 627.058,39

  1

  5

  9 Pertahanan

  2. Jasa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pemerintah lainnya

  

b. Swasta 22.797,39 54.124,48 60.121,88 65.398,07 71.514,42 77.434,54

  1. Jasa Sosial 11.196,23 25.892,76 27.928,74 29.858,72 32.311,88 35.334,87 Kemasyarakatan

  2. Jasa Hiburan & 873,73 1.972,24 2.174,42 2.364,11 2.566,88 2.774,50 Rekreasi

  3. Jasa

Perorangan & 10.727,43 26.259,49 30.018,73 33.175,24 36.635,66 39.325,17

Rumahtangga

  1.862.811, 2.105.226 2.323.478 2.613.893 PDRB 734.232,69 1.679.040,98 29 ,13 ,16 ,85 Sumber : BPS Kota Magelang 2013

Tabel 2.13

  

Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Kota Magelang Tahun

2008-2012

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011 2012

1. PERTANIAN 2,49 2,37 0,12 -15,14 26,99

  

a. Tanaman Bahan Makanan 2,12 1,75 -3,86 5,85 -22,99

  

b. Tanaman Perkebunan 2,15 2,26 -1,48 2,47 6,44

  c. Peternakan dan Hasil- 2,53 2,49 0,55 -18,55 37,36 hasilnya

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011 2012

  6. Semen & Brg. Galian bukan logam 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

   7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 5,85 5,60 7,02 6,13 2,48

  

c. Restoran 7,67 7,87 7,89 4,10 3,85

  

b. Hotel 5,94 6,42 8,10 11,77 5,43

  a. Perdagangan Besar & Eceran 5,48 5,99 7,39 5,37 6,41

   6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 5,61 6,11 7,56 6,80 6,14

  

5. KONSTRUKSI 3,86 3,90 3,83 4,24 5,01

  

c. Air Bersih 3,46 4,45 5,42 7,25 2,81

  

b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  

a. Listrik 4,07 4,38 -0,32 7,02 7,00

  

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 4,00 4,39 0,36 7,05 6,47

  

9. Barang lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  

7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 4,66 3,17 4,69 5,95 1,99

  

d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  4. Kertas dan Barang Cetakan 5,55 2,92 6,85 3,52 6,63

  3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 5,56 3,39 7,49 4,35 2,24

  1. Makanan, Minuman dan Tembakau 4,66 3,07 2,42 8,91 2,86

  

b. Industri Bukan Migas 4,75 3,14 4,11 6,82 2,49

  

2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  

1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

   a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4,75 3,14 4,11 6,82 2,49

  

c. Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  

b. Pertambangan Bukan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  

a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

   2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  e. Perikanan 3,66 1,34 16,65 3,11 -8,02

  

a. Pengangkutan 4,54 4,50 6,45 5,71 1,62

  DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011 2012

  

c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  

PDRB 5,05 5,11 6,12 5,48 6,48

Sumber : BPS Kota Magelang 2013

  3. Jasa Perorangan & Rumahtangga 0,81 4,73 3,46 4,00 5,01

  

2. Jasa Hiburan & Rekreasi 7,95 5,20 3,85 5,16 6,73

  1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 4,86 3,19 3,69 5,41 5,78

  

b. Swasta 3,10 3,97 3,59 4,76 5,47

  

2. Jasa Pemerintah lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 5,31 5,62 7,68 6,17 8,38

  

a. Pemerintahan Umum 5,31 5,62 7,68 6,17 8,38

  

9. JASA-JASA 5,13 5,49 7,36 6,06 8,16

  

e. Jasa Perusahaan 2,57 4,82 3,44 5,94 3,81

  

d. Real Estat 2,86 3,44 2,69 5,20 6,09

  b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 7,16 6,71 6,96 7,96 5,24

  

1. Angkutan Jalan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  

a. Bank 5,16 4,70 6,79 7,80 11,67

   8. KEU. REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 5,68 5,49 6,04 7,37 7,15