BAB II PROFIL KABUPATEN PASAMAN - DOCRPIJM 1502699720BAB II

BAB II PROFIL KABUPATEN PASAMAN

  2.1. Gambaran Geografi dan Administratif Wilayah

  Kabupaten Pasaman terletak di bagian utara wilayah Provinsi Sumatera Barat dengan luas 4.447,63 Km² atau setara dengan 10,44% luas Provinsi Sumatera Barat. Secara geografis Kabupaten Pasaman dilintasi oleh garis khatulistiwa dan berada pada 055’ LU s/d 006’ LS dan 9945’ s/d 10021’ BT.

  Batas-batas wilayah Kabupaten Pasaman adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Mandailing Natal dan Kabupaten Padang Lawas

   (Provinsi Sumatera Utara) Sebelah Selatan : Kabupaten Agam

   Sebelah Timur : Kabupaten 50 Kota dan Kabupaten Rokan Hulu (Provinsi

   Riau).

  Sebelah Barat : Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Mandailing

   Natal (Provinsi Sumatera Utara). (Gambar 2.1).

  Secara administrasi, Kabupaten Pasaman terbagi dalam 12 kecamatan, 37 nagari dan 225 jorong. Dalam hal luas wilayah, kecamatan yang paling luas wilayah adalah Kecamatan Mapat Tunggul dengan luas 605,29 Km² atau 15,33% dari luas wilayah Kabupaten Pasaman, dengan dua nagari dan sebelas jorong. Sedangkan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Simpang Alahan Mati dengan luas 69,56 Km² atau 1,76% dari luas wilayah Kabupaten Pasaman dengan dua nagari dan delapan jorong (Tabel 2.1).

Gambar 2.1. : Peta Administrasi Kabupaten PasamanTabel 2.1 : Nama Kecamatan, Luas, Jumlah Nagari dan Jumlah Jorong di Kabupaten Pasaman Tahun 2016

  2

  8. Rao Rao 26.610 5,98

  2

  18

  9. Mapat Tunggul Guo 68.196 15,33

  3

  15 10. Mapat Tunggul Selatan

  Silayang 53.144 11,95

  11

  4

  11. Rao Selatan Lansad Kadap 38.190 8,59

  3

  23

  12. Rao Utara Koto Rajo 67.445 15,16

  3

  24 Jumlah 444.763 100,00

  37 225 Sumber : Pasaman Dalam Angka Tahun 2016

  2.2. Gambaran Demografi

  14

  7. Padang Gelugur Tapus 18.022 4,05

  No Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Nagari Jumlah Jorong (Ha) (%)

  2

  1. Bonjol Bonjol 21.894 4,92

  4

  30

  2. Tigo Nagari Ladang Panjang 39.764 8,94

  3

  13

  3. Simpang Alahan Mati Simpang 7.839 1,76

  13

  11

  4. Lubuk Sikaping Lubuk Sikaping 39.037 8,78

  6

  32

  5. Dua Koto Simpang Tigo Andilan 40.630 9,14

  2

  21

  6. Panti Panti 23.992 5,39

  3

  Penduduk merupakan modal dasar dalam setiap proses pembangunan di suatu negara karena penduduk adalah subjek sekaligus objek bagi upaya pembangunan yang dilaksanakan. Oleh sebab itu dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan faktor penduduk memegang peran penting, akan tetapi di Indonesia sensus penduduk diadakan satu kali lima tahun, begitu juga halnya dengan di Kabupaten Pasaman, sehingga data kependudukan ini belum dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan penyusunan perencanaan pembangunan Kabupaten. Jumlah penduduk Kabupaten Pasaman tahun 2015 yaitu 269.883 jiwa. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk Kabupaten Pasaman dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.2. Jumlah penduduk menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Pasaman Tahun 2015Tabel 2.3. Perkembangan Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2008-2013

  11. Mapat Tunggul 9.103 9.068 9.049 9.111 9.260

  10. Rao Selatan 22.247 22.094 22.001 22.094 22.508

  9. Rao Utara 10.386 10.458 10.348 10.360 10.588

  8. Rao 22.565 22.882 22.991 23.224 23.521

  7. Padang Gelugur 21.838 22.272 22.623 23.004 23.139

  6. Panti 36.151 36.616 36.854 37.260 37.698

  5. Dua Koto 24.763 25.491 25.715 26.024 26.299

  4. Lubuk Sikaping 45.041 44.486 44.059 44.118 45.079

  3. Simpang Alahan Mati 10.743 11.042 11.214 11.405 11.470

  2. Tigo Nagari 23.805 24.167 24.708 25.229 25.271

  1. Bonjol 23.430 24.526 25.245 25.876 25.813

  No. Kecamatan Jumlah Penduduk 2011 2012 2013 2014 2015

  Sumber : Pasaman dalam Angka tahun 2016

  

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

  12. Mapat Tunggul Selatan 4.627 4.610 9.237 Jumlah 133.711 136.172 269.883

  11. Mapat Tunggul 4.662 4.598 9.260

  10 Rao Selatan 11.037 11.471 22.508

  9 Rao Utara 5.263 5.325 10.588

  8 Rao 11.510 12.011 23.521

  7 Padang Gelugur 11.289 11.850 23.139

  6 Panti 18.657 19.041 37.698

  5 Dua Koto 12.816 13.483 26.299

  4 Lubuk Sikaping 22.321 22.758 45.079

  3 Simpang Alahan Mati 5.745 5.725 11.470

  2 Tigo Nagari 12.830 12.441 25.271

  1 Bonjol 12.954 12.859 25.813

  12. Mapat Tunggul Selatan 8.834 8.899 9.031 9.183 9.237 Jumlah 258.906 262.001 263.838 266.888 269.883 Sumber : Kabupaten Pasaman Dalam Angka Tahun 2016.

Tabel 2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pasaman

  4. Lubuk Sikaping 56.465 65.508 75.999 85.588

  12. Mapat Tunggul Selatan 7.319 7.467 7.619 7.742 Jumlah 306.706 341.846 381.557 417.039

  11. Mapat Tunggul 9.527 10.290 11.113 11.819

  10. Rao Selatan 28.693 32.367 36.512 40.206

  9. Rao Utara 10.711 11.118 11.542 11.892

  8. Rao 28.841 33.211 38.243 42.812

  7. Padang Gelugur 23.430 24.625 25.881 26.932

  6. Panti 38.178 41.497 45.106 48.217

  5. Dua koto 34.205 38.759 43.919 48.537

  3. Simpang Alahan Mati 10.471 10.868 11.280 11.620

  Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan

  2. Tigo Nagari 29.254 33.648 38.701 43.285

  1. Bonjol 29.613 32.489 35.644 38.387

  2015 2020 2025 2030

  Jumlah Penduduk

  No. Kecamatan

Tabel 2.5 Proyeksi Penduduk Kabupaten Pasaman 2015-2030

  Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2015 berjumlah 269.883 jiwa, terdiri dari 133.711 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 136.172 jiwa penduduk perempuan. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi adalah Kecamatan Lubuk Sikaping dan Kecamatan Panti. Kedua wilayah tersebut saat ini telah berkembang menjadi daerah pemukiman diantaranya berupa komplek perumahan, baik yang sudah ditempati maupun yang sedang dibangun. Sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Mapat Tunggul Selatan dengan jumlah penduduk 9.237 jiwa. Untuk mengetahui jumlah penduduk Kabupaten Pasaman hingga 20 tahun ke depan (tahun perencanaan), maka dilakukanlah proyeksi penduduk yang didasarkan dari data- data di atas, dan didapatkan hasil sebagai berikut :

  Rata-rata laju Pertumbuhan 1,1 Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

  Penduduk (%) 2011 258.906 1,4 2012 262.001 1,2 2013 263.838 0,7 2014 266.888 1,1 2015 269.883 1,1

  Sumber: RTRW Kabupaten Pasaman Tahun 2010-2030

  Berdasarkan data proyeksi jumlah penduduk di atas, diketahui sampai pada tahun perencanaan yakni 2030, jumlah penduduk di Kabupaten Pasaman mengalami peningkatan menjadi 417.039 jiwa. Dilihat dari jumlah penduduk perkecamatan, Kecamatan Panti dan Kecamatan Rao Selatan memiliki jumlah penduduk yang lebih besar dari 10 kecamatan lainnya di Kabupaten Pasaman. Kecamatan yang jumlah penduduk tertinggi terdapat pada Kecamatan Lubuk Sikaping pada tahun 2030 memiki jumlah penduduk 85.588 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk paling kecil berdasarkan hasil proyeksi penduduk yang dilakukan berada pada Kecamatan Mapat Tunggul Selatan yakni 7.742 jiwa.

  Dari data kepadatan penduduk Kabupaten Pasaman tahun 2012, diketahui bahwa kecamatan di wilayah Kabupaten Pasaman yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah Lubuk Sikaping. Untuk Kecamatan Lubuk Sikaping, kawasan ini merupakan pusat kota dan kegiatan perekonomian, sehingga penduduk cenderung terkonsentrasi di wilayah ini.

  Dari hasil proyeksi tingkat kepadatan penduduk di atas, diketahui kepadatan penduduk di Kabupaten Pasaman terus mengalami peningkatan tiap tahunnya dan memiliki jumlah yang berbeda di tiap - tiap kecamatan. Hingga pada akhir tahun

  2

  2030, tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Pasaman diperkirakan 106 jiwa/km dan masih tergolong kedalam kategori kepadatan penduduk sangat rendah. Berdasarkan hasil proyeksi diketahui Kecamatan Lubuk Sikaping memiliki tingkat

  2

  kepadatan penduduk tertinggi dengan total 247 jiwa/km atau 31,56%. Sedangkan untuk kecamatan berkepadatan rendah terdapat pada Kecamatan Mapat Tunggul

2 Selatan dengan total 16 jiwa/km . Kepadatan penduduk di Kabupaten Pasaman pada

  tahun 2012 dan tahun 2030 dapat dilihat tabel berikut :

Tabel 2.6. Kepadatan Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2012 dan Tahun 2030

  Kepadatan Kepadatan Penduduk Penduduk

  Luas Penduduk Penduduk No Kecamatan

  Daerah 2012 2030 2012 2030

  2

  2

  jiwa/km jiwa/km

  1. Bonjol 24.526 38.387 194,32 69 198

  2. Tigo Nagari 24.167 43.285 352,92 116 123

  3. Simpang Alahan Mati 11.042 11.620 69,56 198 167

  4. Lubuk Sikaping 44.486 85.558 346,5 128 247

  5. Dua Koto 25.491 48.537 360,63 60 135

  6. Panti 36.616 48.217 212,95 137 226

  7. Padang Gelugur 22.272 26.932 159,95 211 168

  8. Rao 22.882 42.812 236,18 147 181

  9. Rao Utara 10.458 11.892 598,63

  15

  20

  10. Rao Selatan 22.094 40.206 338,98 140 119

  11. Mapat Tunggul 9.068 11.819 605,29

  24

  20

  12. Mapat Tunggul Selatan 8.899 7.742 471,72

  11

  16 Jumlah 262.001 417.039 3947,63 66 106 Sumber : Kabupaten Pasaman Dalam Angka Tahun 2013 & Hasil Perhitungan

  Dari hasil proyeksi tingkat kepadatan penduduk di atas, diketahui kepadatan penduduk di Kabupaten Pasaman terus mengalami peningkatan tiap tahunnya dan memiliki jumlah yang berbeda di tiap-tiap kecamatan. Hingga pada akhir tahun perencanaan 2030, tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Pasaman berkisar 106

  2

  jiwa/Km dan masih tergolong dalam kategori kependududkan penduduk sangat rendah. Berdasarkan hasil proyeksi diketahui Kecamatan Lubuk Sikaping memiliki

  2

  tingkat kepadatan penduduk tertinggi dengan total 247 jiwa/Km . Sedangkan untuk kecamatan tingkat kepadatan penduduk rendah terdapat pada kecamatan Mapat Tunggul Selatan.

  • - Strategi/ Arahan Persebaran Penduduk

  Pertumbuhan penduduk Kabupaten Pasaman (2003–2008) relatif rendah dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk Provinsi Sumatera Barat. Tercatat antara tahun 2004 – 2009 pertumbuhan penduduk Kabupaten Pasaman adalah 1,72% pertahun. Rencana untuk pendistribusian jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Pasaman sampai dengan tahun 2030 diarahkan tidak melebih dari jumlah 417.039 jiwa. Sedangkan untuk rencana pendistribusian kepadatan penduduk wilayah Kabupaten Pasaman sampai dengan tahun 2030 diarahkan tidak melebihi

  2

  dari 106 jiwa/km , sesuai dengan standar kepadatan penduduk ideal (Ditjen Cipta Karya). Walaupun distribusi kepadatan penduduk di wilayah Kabupaten Pasaman masih cukup rendah, tetapi dalam perencanaan dan pengaturannya harus tegas, agar tidak melebihi kapasitas daya dukung lahan yang masih tersedia. Distribusi rencana jumlah dan kepadatan penduduk dapat dilihat pada Tabel 2.7, Gambar 2.2.

Tabel 2.7. Rencana Pendistribusian Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2012-2030

  15

  11

  12. Mapat Tunggul Selatan 8.899 7.742 471,72

  20

  24

  11. Mapat Tunggul 9.068 11.819 605,29

  10. Rao Selatan 22.094 40.206 338,98 140 119

  20

  9. Rao Utara 10.458 11.892 598,63

  No Kecamatan Penduduk 2012 Penduduk 2030 Luas Daerah Kepadatan Penduduk 2009 jiwa/km 2 Kepadatan Penduduk 2030 jiwa/km 2

  8. Rao 22.882 42.812 236,18 147 181

  7. Padang Gelugur 22.272 26.932 159,95 211 168

  6. Panti 36.616 48.217 212,95 137 226

  5. Dua Koto 25.491 48.537 360,63 60 135

  4. Lubuk Sikaping 44.486 85.558 346,5 128 247

  3. Simpang Alahan Mati 11.042 11.620 69,56 198 167

  2. Tigo Nagari 24.167 43.285 352,92 116 123

  1. Bonjol 24.526 38.387 194,32 69 198

  16 Jumlah 262.001 417.039 3947,63 66 106 Sumber: RTRW Kabupaten Pasaman Tahun 2010-2030

Gambar 2.2 Peta Rencana Pendistribusian Jumlah Penduduk

  2.3. Gambaran Topografi

  Wilayah Kabupaten Pasaman terdiri dari tiga satuan topografi yaitu dataran rendah, dataran tinggi dan pergunungan dengan ketinggian antara 50 s/d 2.340 dpl. Daerah terendah terdapat di Kecamatan Tigo Nagari dan tertinggi di Kecamatan Lubuk Sikaping dengan kemiringan rata – rata 8 s/d 15 derajat.

  Topografi Kabupaten Pasaman berupa lereng terjal atau sangat curam terdiri dari hutan lindung atau kawasan kehutanan seluas 194.088 Ha atau mencapai 48,39% dari luas Kabupaten Pasaman yang terletak di Kecamatan Rao Utara, Rao, Rao Selatan, Mapat Tunggul dan Kecamatan Mapat Tunggul Selatan. Sedangkan lereng datar seluas 141,178 Ha atau 35,70% luas Kabupaten Pasaman berada pada Kecamatan Tigo Nagari, Bonjol, Lubuk Sikaping, Panti, Padang Gelugur, Rao Selatan dan sebagian kecil di Kecamatan Dua Koto. Luas dan ketinggian setiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.8, Tabel 2.9 dan Gambar 2.3.

Tabel 2.8. Klasifikasi wilayah menurut Ketinggian No Ketinggian (dpl) Luas (Ha) Persentase (%)

  1 25 – 100 m 5.796 1,47 2 100 – 500 m 85.496 21,66 3 500 – 1.000 m 136.783 34,65 4 > 1.000 m 166.688 42,22

  Jumlah 394.763 100,00

  Sumber : Data Pokok Pembangunan Kabupaten Pasaman, tahun 2005

Tabel 2.9. Ketinggian wilayah masing-masing Kecamatan No. Kecamatan Ketinggian (Dpl)

  1 Bonjol 100 – 1.160

  2 Lubuk Sikaping 235 - 2.340

  3 Tigo Nagari 50 - 2.912

  4 Panti 221 - 1.521

  5 Dua Koto 300 - 2.172

  6 Rao 250 - 1.220

  7 Mapat Tunggul 150 - 2.281

  8 Mapat Tunggul Selatan 150 - 2.281

  9 Rao Utara 360 - 1.886

  10 Rao Selatan 252 - 1.100

  11 Padang Gelugur 250 - 1.220

  12 Simp. Alahan Mati 100 - 890

  JUMLAH 50 – 2.912

  Sumber : Data Pokok Pembangunan Kabupaten Pasaman tahun 2005

  2.4. Gambaran GeoHidrologi

  Di wilayah Kabupaten Pasaman banyak terdapat sungai, baik sungai besar maupun sungai kecil, yang tersebat di setiap kecamatan. Beberapa sungai besar yang penting adalah Batang Sumpur, Batang Masang, Batang Pasaman, Batang Sontang, Batang Asik, Batang Bindalik, Batang Alahan Panjang, Batang Tibawan, dan Batang Kampar. Kecamatan Tigo Nagari merupakan kecamatan yang paling banyak sungainya (51 sungai) dan diikuti oleh Kecamatan Bonjol (29 sungai). Sungai-sungai yang terdapat di Kecamatan Mapat Tunggul merupakan daerah hulu sungai-sungai besar yang mengalir ke wilayah Provinsi Riau dan Kabupaten 50 Kota. Penyebaran sungai pada setiap Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.10 dan Gambar 2.4.

  Karena morfologi wilayah Kabupaten Pasaman yang berbukit, banyaknya terdapat sungai yang aliran airnya relatif deras yang dapat dimanfaatkan, baik sebagai Pembangkit Listrik Tenaga air (mikro hidro), maupun sebagai tenaga penggerak lainnya.

Gambar 2.3. Peta ketinggian wilayah Kabupaten PasamanTabel 2.10 : Potensi Sungai per Kecamatan di Kabupaten Pasaman No KECAMATAN SUNGAI

  3. A. Simpang

  16. Air Bt. Baririk

  15. Bt. Kularian

  14. A. Pinang

  13. Bt. Langkuih

  12. Bt. Sariak

  11. Air. Bula’an

  10. A. Paku

  9. Bt. Simpai

  8. Anak Air Duku

  7. Bt. Limau Karetan

  6. Bt. Lasi

  5. Bt. Marambung

  4. Bt. Sunai

  2. A. Baling

  18. Bindalik Gadang

  1. Bt. Alahan Panjang

  3 Simpang Alahan Mati

  29. A. Pamicikan

  28. Bt. Timaran

  27. Bt. Ligi Gadang

  26. Bt. Ambacang

  25. A. Panoao

  24. A. Angek

  23. A. Tapa Hitam

  22. A. Tapa Gadang

  21. Bt. Air Talang

  20. A. Tawar

  19. A. Putiah

  18. Bt. Ligi Kaciak

  17. Bt. Kinandan

  19. Bt. Kasok

  16. A. Biso

  11. Bt. Pamikin

  24. A. Kapa Gadang

  23. Sungai Durian

  22. Bt. Pamenan

  21. A. Mundek

  20. Bt. Panjagoan

  19. Bt. Pegang

  18. Bt. Marumuk

  17. Bt. Tikalak

  16. A. Tabek

  15. Bt. Sopan

  14. A. Lunak

  13. Bt. Mapun Sani

  12. Bt. Mapun

  10. Bt. Paraman Dareh

  20. Bt. Bindalik

  9. Bt. Dalik

  8. Bt. Astum

  7. A. Betung

  6. Bt. Mareh

  5. Bt. Paninggalan

  4. Bt. Silasung

  3. Bt. Pakau

  2. Bt. Anang

  1. Bt. Sumpur

  4 Lubuk Sikaping

  24. Bindalik Kaciak

  23. A. Ateh Batu

  22. A.Talangguka

  21. Bt. Manggia

  17. A. Kijang

  15. A. Dareh

  1 Tigo Nagari

  16. Air Silang

  29. Bt Kinandam Dareh

  28. Air Pantau

  27. Paraman Sirih

  26. Bt. Paraman

  25. Bt. Bangan

  24. Air Caruik

  23. Air Landu

  22. Air Malang

  21. Bt. Lingkek

  20. Air Lundang

  19. Bt. Likek Mati

  18. Bt. Paraman

  17. Air Kilangan

  15. Bt. Kumpulan

  31. Air Paraman

  14. Bt. Maluah

  13. Bt. Landu

  12. Anak Air Lapo

  11. Bt. Lapo

  10. Anak Air Baco

  9. Air. Jarak

  8. Air. Takih

  7. Bt. Air Angek

  6. Sungai Limau

  5. Paraman Cigak

  4. A. Prm. Cigak Sira

  3. A. Prm. Cigak Pth

  2. Bt. Kuriman

  1. Air Paku Tunggak

  30. Air Manis-Manisan

  32. Air Palancah

  14. Bt. Laring

  49. Air Sibonsan Air Bambu Bt. Masang

  13. Air Abu

  12. Bt. Alahan Pjg

  11. S. Landai

  10. Bt. Musus

  9. Bt. Sikaciak

  8. Bt. Rambutan

  7. Bt. Bubus

  A. Tandikek

  A. Mumpak Gdg 6.

  A. Mumpak Kaciak 5.

  3. Air Talang 4.

  2. Bt. Manggani

  1. Bt. Marumuk

  2 Bonjol

  48. Air Tantang

  33. Air Garingging

  47. Air pagadih

  46. Bt. Talo

  45. Air Paraman

  44. Bt. Barameh

  43. Bt. Sukun

  42. Bt. Fatimah

  41. Bt. Ungka

  40. Air Ketahanan

  39. Air Bt. Karuik

  38. Bt. Lindai

  37. Air Batu Hitam

  36. Air Pandaluran

  35. Air Pandaringan

  34. Bt. Malampah

  25. Bt. Pangariang Bt. Sibangka

  5 Dua Koto

  1. Bt. Pasaman

  3. Bt. Andilan

  5. Bt Tuhur

  2. Bt. Barilas

  4. Bt. Ranai

  6. Bt. Bahanon

  6 Panti

  1. Bt. Panti

  7. Air Rambah

  13.Air Padang

  2. Bt. Petok

  8. Bt. Lundur

  14.Bt. Kuamang

  3. Air Salo

  9. Air Lambak

  15.Bt.Tambangan

  4. Air Sanik

  10. Air Panjang

  16.Bt. Piagan

  5. Bt. Pagadis

  11. Air Mati

  17.Sungai Sorik

  6. Bt. Mapun

  12. Air Kajai

  7 Padang Gelugur

  1. Bt. Sontang

  2. Bt. Rambah

  8 Rao

  1. Bt. Lubuah

  8. Air Sogar

  14. Air Sirah

  2. Air Sulang Aling

  9. Bt. Cubadak

  15. Air Pariangan

  3. Bt. Asik

  10. Bt. Simisuh

  16. Air Dingin

  4. Air Pandak

  11. Bt. Pakayo

  17. Bt. Tingkarang

  5. Air Parais

  12. Air Dareh

  18. Air Simarokan

  6. Bt. Sibinail

  13. Bt. Duit

  19. Air Kapunan

  7. Air Kapesong

  9 Rao Utara

  1. Air Rogas

  3. Bt. Mengkais

  5. Air Kubu Tuo

  2. Bt. Sibungkur

  4. Air Mogo

  10 Rao Selatan

  1. Air Sontang

  1. Air Suah

  7. Timbuli

  2. Batang Sumpur

  2. Batang Abam

  8. Air Ruang

  3. Sungai Nyiur

  3. Bt. Beringin

  11 Mapat Tunggul

  1. Sungai Deras

  3. Air Sialang

  5. Air Gagak

  2. Bt. Sumpur

  4. Bt. Tibawan

  12 Mapat Tunggul Selatan

  1. Sungai Lolo

  4. Bt. Silayang

  7. Sungai Toar

  2. Sungai Guntung

  5. Bt. Pangian

  8. Bt. Sopan

  3. Bt. Kampar

  6. Air Matondak Sumber : Pasaman Dalam Angka (PDA) Tahun 2016

Gambar 2.4. Penyebaran Sungai di Kabupaten Pasaman

2.5. Geologi

A. Jenis Tanah

  8.27

  0.81 Sumber : Kantor BPN Kabupaten pasaman, Tahun 2008/RPJPD Kab. Pasaman 2005-2025

  9. Tanah Andosol dari batuan vulkanik 3.209

  26.34

  8. Patahan rendah 103.988

  27.01

  106.619

  7. Komplek tanah Podsolik merah kuning, latosol dan litosol dari batuan beku endapan metamorf pada pegunungan patahan rendah

  Secara geografis dan geologis Kabupaten Pasaman memiliki potensi yang cukup tinggi dibandingkan dengan kabupaten lainnya di provinsi Sumatera barat. Dari segi pembentukan tanah ada 5 faktor utama yang berpengaruh yaitu batuan induk, iklim, topografi, vegetasi dan waktu. Jenis tanah latosol dari batuan tulva volcanis, terdapat memanjang mulai dari Bonjol, Dua Koto sampai perbatasan Sumatera Utara. Pada kawasan lereng barat pegunungan folded/patahan di sebelah timur Lubuk Sikaping dan Panti terdapat tanah Podsolik Coklat dan bahan endapan pada daerah patahan yang jadi pengangkatan yang tinggi. Pada lereng gunung terdapat jenis tanah Andosol dari batuan beku, juga di daerah sekitar Kecamatan Tigo nagari merupakan tanah Andosol dengan topografi datararan rendah dengan batuan induk yang sama. Disepanjang pegunungan perbatasan Kabupaten Pasaman dengan Kabupaten 50 Kota terdapat jenis tanah Podsolik merah kuning, latosol dengan litosol dengan bahan induk batuan baku dan metamorf juga termasuk batuan Pilosin dan Oligosin. Penyebaran dan luas tiap jenis tanah di Kabupaten Pasaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.11. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Jenis Tanah di Kabupaten Pasaman No. Jenis Tanah Luas (Ha) (%)

  5. Komplek tanah organosol dan gleihumus dari bahan alluvial pada pegunungan yang tinggi 16.598 4,20

  7.84

  4. Tanah Alluvial dari bahan Alluvium 30.960

  0.18

  3. Tanah Podsolik merah kuning dan Latosol dari bahan batuan pada pegunungan vulkanik 3.209

  18.04

  2. Tanah Podsolik coklat dari bahan Annaluvial pada pegunungan patahan tinggi 71.209

  1. Tanah Andosol dan Batuan Baku Pada Pegunungan Vulkanik 26.309 6,66

  6. Tanah litasol dan regosol dari batuan beku 32.662

  Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jenis tanah terluas adalah jenis litasol yaitu bahan aluvial dan batuan baku pegunungan vulkanik mencapai 106.619 atai 27.01 % dari luas Kabupaten Pasaman. Tanah Latosol pada daerah dataran ini sebagian besar terdapat di Kecamatan Tigo Nagari memiliki ciri penggunaan tanah yang cukup produktif yaitu berupa pertanian padi sawah, pertanian padi ladang dan perkebunan. Selanjutnya tanah alluvial dari bahan alluvial di sepanjang lembah antara Lubuk Sikaping dan Rao dibudidayakan secara teknis. Jenis tanah tersebut cukup luas yaitu mencapai 30.960 Ha atau 7.84 % dari luas Kabupaten Pasaman.

B. Daerah Rawan Bencana

  Berdasarkan karakteristik lokasinya, potensi bencana alam yang terindikasi dapat terjadi di Kabupaten Pasaman adalah 1) bencana gempa bumi, 2) bencana longsor dan 3) bencana banjir

  1). Bencana Gempa Bumi

  Wilayah Kabupaten Pasaman berdasarkan peta zona gempa di Indonesia termasuk zona gempa dengan skala intensitas VII–VIII dengan epicentrum yang relatif dangkal. Gambaran kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa dengan skala VII - VIII adalah:

  Skala VII : Kehancuran tak berarti pada bangunan yang kuat dan  terdesain baik, tetapi dapat hancur pada bangunan yang buruk desainnya.

  Skala VIII : Kehancuran sedikit pada bangunan yang baik, tetapi  bangunan yang buruk konstruksinya akan hancur. Dinding tembok, cerobong, kolom-kolom dapat runtuh, pasir dan lumpur dapat terlempar dari muka tanah dan terjadi perubahan pada muka air tanah.

  Implikasi bagi keadaan ini terhadap pemanfaatan ruang, terutama bagi daerah terbangun adalah :

  1. Tidak menempatkan bangunan-bangunan strategis pada daerah rawan gempa.

  2. Untuk menguragi resiko kerusakan, pembangunan pipa instalasi air minum, gas dan minyak dibuat sejajar dengan arah membujurnya patahan.

  3. Pengembangan ruang secara intensif tidak diarahkan pada daerah- daerah yang dilalui sesar/daerah rawan gempa.

  4. Tidak mengembangkan permukiman di dekat daerah patahan. Apabila terpaksa harus membangun di daerah tersebut, bangunan dibuat dengan konstruksi tahan gempa, yaitu :

a. Pondasi ditempatkan di atas tanah yang mantap;

  b. Jenis atap terbuat dari bahan yang ringan, seperti; seng, asbes dan alumunium; c. Konstruksi dinding dari bahan yang ringan, seperti; papan atau papan lapis;

d. Bentuk bangunan sederhana dan simetris (penyekat, jendela atau pintu simetris terhadap sumbu denah bangunan).

  2). Bencana Longsor dan Banjir

  Rawan bencana longsor dan banjir dapat terjadi karena proses alamiah dalam perubahan struktur muka bumi, yang dapat dipicu oleh beberapa faktor penyebab, antara lain:

  1. Fenomena alam, seperti curah hujan, tata air tanah dan struktur geologi;

2. Aktivitas manusia yang tidak terkendali dalam mengeksploitasi alam, yang mengakibatkan kondisi alam dan lingkungan menjadi rusak.

  Kawasan-kawasan yang rawan longsor dan banjir perlu dicermati, agar tidak merusak keseimbangan ekologis. Sehingga perlu pengaturan dan pengarahan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka pemanfaatan ruang. Dalam pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Pasaman, perlu diidentifikasi kawasan-kawasan yang termasuk kategori rawan longsor, kemudian diupayakan pengaturan dan pengarahan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan yang diduga berdampak terhadap timbulnya bencana longsor dan banjir.

  Gambar. 2.5 Peta Rawan Gempa Bumi Sumber : RTRW Kabupaten Pasaman Tahun 2010-2030

Gambar 2.6. Peta Rawan Longsor

  Sumber : RTRW Kabupaten Pasaman Tahun 2010-2030

Gambar 2.7 Peta Rawan Banjir

  Sumber : RTRW Kabupaten Pasaman Tahun 2010-2030

  2.6. Gambaran Klimatologi

  Dilihat dari posisi letak Kabupaten Pasaman mempunyai iklim tropis basah dimana tidak terdapat perbedaan mencolok antara musim hujan dengan musim kemarau, Rata-rata curah hujan di Kabupaten Pasaman pada tahun 2015 adalah 15,83 mm/bulan dengan rata-rata hari hujan 14,59 hari/bulan atau mengalami perubahan jika dibandingkan dengan rata-rata curah hujan tahun 2014 yakni 17,57 mm/bulan dan rata-rata hari hujan 20,03 hari/bulan.

2.7. Kondisi Sosial Ekonomi Wilayah

2.7.1. Kondisi Sosial Ekonomi

  1. Tingkat Pendidikan

  Beberapa keberhasilan pembangunan bidang pendidikan dapat dilihat dari Angka Melek Huruf (AMH), Rata Lama Sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Pendidikan yang ditamatkan.

  Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Pasaman pada tahun 2014 sebesar

   95,00 % dan tahun 2015 98,18 %. Angka rata-rata lama sekolah pada tahun 2014 dan 2015 selama 7,2 tahun. Angka Partisipatif Murni (APM) kondisi terakhir pada tahun 2014 SD/MI

   mencapai 87,17 %, SMP/MTs 59,54 %, sedangkan SMA/SMK/MA 40,98%.

  2. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin

  Berdasarkan data BPS yang juga merupakan angka kemiskinan Kabupaten/ Kota yang dipakai oleh Pemerintah Propinsi Sumatera Barat, persentase penduduk miskin di Kabupaten Pasaman secara makro, Tahun 2015 adalah 8,14%. Sedangkan berdasarkan data PPLS Tahun 2015 jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) atau Rumah Tangga Miskin adalah sebanyak 25.054 KK Miskin atau 111.140 jiwa.

2.7.2. Perkembangan PDRB

  Perekonomian suatu daerah sangat tergantung dari sumber daya alam dan faktor produksi yang dimilikinya. Hal itu berarti besarnya PDRB atau perekonomian di suatu daerah kabupaten/kota terbentuk dari berbagai macam aktivitas atau kegiatan ekonomi yang timbul di daerah tersebut. Secara garis besar, berbagai kegiatan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam sembilan sektor lapangan usaha. PDRB sebagai suatu indikator, punya peran penting dalam mengukur keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan juga dapat dijadikan suatu ukuran untuk menentukan arah pembangunan suatu daerah di masa yang akan datang.

  Pada tahun 2015, secara nominal terjadi kenaikan nilai PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 6.425.992,47 rupiah dibanding Pada tahun 2014 nilainya sebesar 5.957.998,51 rupiah. Namun kenaikan tersebut belum dapat dikatakan terjadi perbaikan produktivitas ekonomi secara riil karena masih adanya elemen inflasi di dalamnya. Secara kumulatif laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Pasaman pada Tahun 2015 adalah sebesar 5,33% dan ini terjadi penurunan jika dibandingkan dengan Tahun 2014 yang mencapai angka 5,87%.