BAB II PROFIL KABUPATEN BIREUEN - DOCRPIJM 59e7ed5a71 BAB IIBAB II
BAB II PROFIL KABUPATEN BIREUEN
2.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Bireuen Kabupaten Bireuen merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi 1) Kawasan Pantai Timur Pulau Sumatera yang merupakan kawasan Aceh yang letaknya sangat strategis dan dilintasi oleh jalan nasional serta cepat berkembang di Pulau Sumatera, dibandingkan dengan kawasan diapit oleh beberapa kabupaten dan merupakan pusat perdagangan di tengah dan kawasan Pantai Barat Sumatera. wilayahnya. Secara geografis, Kabupaten Bireuen terletak pada posisi N 2) Berdekatan dengan kota pusat pertumbuhan Kota Lhokseumawe dan 4 53’20,3” - N 5 16’25,8” Lintang Utara (LU) dan E 96 55’30,1” - E Medan yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Disamping
2 096 19’45,9” Bujur Timur (BT) dengan luas wilayahnya 1,796.31 Km atau itu, di Kota Medan juga terdapat Pelabuhan dan Bandar Udara (179.631 Ha) dan berada pada ketinggian 0 sampai 2.637 meter Dari Internasional.
Permukaan Laut (DPL). Batas-batas administratif Kabupaten Bireuen adalah 3) Berhadapan langsung dengan Selat Malaka yang merupakan Zona sebagai berikut :
Ekonomi Eksklusif dan jalur pelayaran perdagangan internasional : berbatasan dengan Selat Malaka;
- Sebelah Utara yang padat.
: berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara;
- Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Bener Meriah dan 4) Dilintasi oleh Jalan Trans Sumatera, yang merupakan jalur
- Sebelah Selatan Aceh Tengah; dan
perdagangan yang padat di Pulau Sumatera. Di masa mendatang, : berbatasan dengan Kabupaten Pidie Jaya dan
- Sebelah Barat
Jalan Trans Sumatera pada ruas antara Medan sampai Bandar Pidie. Lampung direncanakan untuk dikembangkan sebagai jalan Secara geografis wilayah Kabupaten Bireuen memiliki posisi internasional Trans Asia dan Trans ASEAN. strategis, karena terletak sebagai berikut : Wilayah Kabupaten Bireuen berkembang menjadi kabupaten merupakan hasil dari pemekaran Kabupaten Aceh Utara menjadi kabupaten baru berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pembentukan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue, sebagaimana (berikut dapat diperhatikan pada Peta 2.1).
Sejak berdirinya Kabupaten Bireuen berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 tahun 1999 telah terjadi perkembangan yang cukup signifikan dalam bidang pemerintahan, dimana pada awalnya terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan. Tahun 2001 dimekarkan menjadi 10 kecamatan, tahun 2004 dimekarkan kembali menjadi 17 kecamatan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Peudada, dengan wilayah seluas 31.283,90 Ha atau 17,42 persen dari total luas wilayah Kabupaten Bireuen. Urutan berikutnya adalah Kecamatan Juli dengan wilayah seluas 23.11,358 Ha atau 12,87 persen dari total luas wilayah Kabupaten Bireuen keseluruhan. Kecamatan dengan luas wilayah paling kecil di daerah ini adalah Kecamatan Kota Juang (1.690,87 Ha) dan Kecamatan Kuala (1.724,56 Ha), dengan proporsi luas wilayah masing- masing sebesar 0,94 dan 0,96 persen dari total luas wilayah Kabupaten Bireuen secara keseluruhan. Berikut ini merupakan nama kecamatan dan luas wilayah, yaitu :
10 Kuala 1.724,56 0,96
Jumlah 179.631,77 100,00 Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen Tahun 2012 – 2032
17 Gandapura 4.655,82 2,59
16 Makmur 6.857,36 3,82
15 Kuta Blang 3.870,13 2,15
14 Peusangan Siblah Krueng 11.205,35 6,24
13 Peusangan Selatan 9.414,70 5,24
12 Jangka 3.748,92 2,09
11 Peusangan 5.907,63 3,29
9 Juli 23.118,35 12,87
Tabel II. 1 Nama dan Luas Wilayah Kecamatan Kabupaten Bireuen No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Persentase (%)
8 Kota Juang 1.690,87 0,94
7 Jeumpa 10.886,02 6,06
6 Peudada 31.283,90 17,42
5 Peulimbang 12.774,66 7,11
4 Jeunieb 11.237,49 6,26
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Persentase (%)
3 Pandrah 11.396,78 6,34
2 Simpang Mamplam 15.772,05 8,78
1 Samalanga 14.087,19 7,84
2.1.1 Topografi Topografi wilayah Kabupaten Bireuen secara umum terdiri dari wilayah datar, landai, bergelombang dan berbukit. Kelerengan bervariasi antara 0-2%, 2-5%, 5-15%, 15-40%, > 40%. Wilayah dengan kelerengan 0-2% terdapat di Kecamatan Gandapura, Jangka, Jeumpa, Jeunieb, Juli, Kota Juang, Kuala, Kuta Blang, Makmur, Pandrah, Peudada, Peulimbang, Peusangan, Peusangan Selatan, Peusangan Siblah Krueng, Simpang Mamplam. Wilayah dengan kelerengan 2-5% terdapat di Kecamatan Gandapura, Jangka, Jeumpa, Jeunieb, Juli, Kuta Blang, Kota Juang, Makmur, Pandrah, Peudada, Peulimbang, Peusangan, Peusangan Selatan, Peusangan Siblah Krueng, Samalanga, Simpang Mamplam. Wilayah dengan kemiringan lereng 5-15% terdapat di Kecamatan Gandapura, Jangka, Jeumpa, Jeunieb, Juli, Kota Juang, Kuala, Kuta Blang, Makmur, Pandrah, Peudada, Peulimbang, Peusangan, Peusangan Selatan, Peusangan Siblah Krueng, Simpang Mamplam. Wilayah yang memiliki kemiringan 15-40% berada di Kecamatan Jeumpa, Jeunieb, Juli, Pandrah, Peudada, Peulimbang, Peusangan, Peusangan Selatan, Peusangan Siblah Krueng, Samalangan, Simpang Mamplam. Wilayah dengan tingkat kemiringan > 40% terdapat di Kecamatan Jeumpa, Jeunieb, Juli, Pandrah, Peudada, Peulimbang, Samalanga, Simpang Mamplam.
Dari sisi topografi lahan, secara umum wilayah Kabupaten Bireuen terdiri dari wilayah yang datar, landai, bergelombang dan berbukit. Kelerengan yang bervariasi antara 0-2 persen dan yang paling tinggi tingkat kelerengannya adalah dengan kemiringan di atas 40% yang tersebar di beberapa kecamatan. Penjabaran topografi pada tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini (dapat diperhatikan pada Peta 2.2) :
Tabel II. 2 Topografi Kabupaten Bireuen Kemiringan Lereng Kecamatan Luas (ha)
0 - 2 % Gandapura 1.487,52 0 - 2 % Jangka 1.089,59 0 - 2 % Jeumpa 1.742,88 0 - 2 % Jeunieb 2.334,71 0 - 2 % Juli 491,78 0 - 2 % Kota Juang 840,23 0 - 2 % Kuala 1.122,25 0 - 2 % Kuta Blang 1.516,48
Kemiringan Lereng Kecamatan Luas (ha)
0 - 2 % Makmur 131,38 0 - 2 % Pandrah 999,15 0 - 2 % Peudada 2.872,79 0 - 2 % Peulimbang 1.067,17 0 - 2 % Peusangan 2.259,19 0 - 2 % Peusangan Selatan 596,09 0 - 2 % Peusangan Siblah Krueng 37,23 0 - 2 % Samalanga 1.972,52 0 - 2 % Simpang Mamplam 3.154,17 0 - 2 % Simpang Mamplam 0,00 2 - 5 % Gandapura 2.117,23 2 - 5 % Jangka 1.303,24 2 - 5 % Jeumpa 466,26 2 - 5 % Jeunieb 638,87 2 - 5 % Juli 883,31 2 - 5 % Kota Juang 776,34 2 - 5 % Kuta Blang 691,84 2 - 5 % Makmur 682,87 2 - 5 % Pandrah 680,90 2 - 5 % Peudada 256,08 2 - 5 % Peulimbang 745,28 2 - 5 % Peusangan 1.680,10 2 - 5 % Peusangan Selatan 1.135,87 2 - 5 % Peusangan Siblah Krueng 270,16 2 - 5 % Samalanga 453,71 2 - 5 % Simpang Mamplam 1.193,87
5 - 15 % Gandapura 1.051,06 5 - 15 % Jangka 1.356,09 5 - 15 % Jeumpa 3.546,04 5 - 15 % Jeunieb 1.477,06
Kemiringan Lereng Kecamatan Luas (ha)
5 - 15 % Juli 10.510,60 5 - 15 % Kota Juang 74,31 5 - 15 % Kuala 602,31 5 - 15 % Kuta Blang 1.661,81 5 - 15 % Makmur 6.043,10 5 - 15 % Pandrah 1.093,50 5 - 15 % Peudada 9.516,78 5 - 15 % Peulimbang 1.912,49 5 - 15 % Peusangan 1.650,48 5 - 15 % Peusangan Selatan 2.679,14 5 - 15 % Peusangan Siblah Krueng 7.744,42 5 - 15 % Samalanga 1.570,47 5 - 15 % Simpang Mamplam 2.570,56 5 - 15 % Simpang Mamplam 0,00
15 - 40 % Jeumpa 4.627,17 15 - 40 % Jeunieb 4.669,19 15 - 40 % Juli 11.193,43 15 - 40 % Pandrah 5.682,51 15 - 40 % Peudada 16.815,23 15 - 40 % Peulimbang 6.219,20 15 - 40 % Peusangan 317,86 15 - 40 % Peusangan Selatan 5.003,60 15 - 40 % Peusangan Siblah Krueng 3.153,54 15 - 40 % Samalanga 5.332,35 15 - 40 % Simpang Mamplam 6.575,80
> 40 % Jeumpa 503,67 > 40 % Jeunieb 2.117,66 > 40 % Juli 39,24 > 40 % Pandrah 2.940,72 > 40 % Peudada 1.823,02
Kemiringan Lereng Kecamatan Luas (ha)
> 40 % Peulimbang 2.830,52 > 40 % Samalanga 4.758,13 > 40 % Simpang Mamplam 2.277,64
KABUPATEN BIREUEN 179.631,77
Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen Tahun 2012 – 2032
2.1.2
Geologi Geologi wilayah Kabupaten Bireuen terbagimenjadi beberapa jenis bebatuan yang menjadi tumpukan dan penampang pembentukan permukaan lahan. Penampang geologi permukaan merupakan sebaran bebatuan lateral, vertikal sampai pada kedalaman batuan dasar. Sebaran geologi meliputi Aluvium, Batuan Sendimen, Batuan Gunung Api, dan Batuan Sendimen-meta Sendimen.Sebaran geologi wilayah Kabupaten Bireuen terdiri atas aluvial/alluvial group, aneka bentuk/miscellaneous goup, dataran/plain group, marine/marine group, pegunungan & plato/mountain &plateau group, perbukitan/hilly group, teras marin/marine terrace group, volkan/volcanic
group.
Geologi suatu wilayah perlu diketahui secara mendetail dalam melakukan perencanaan agar upaya memanfaatkan sumber daya alam dan energi dapat dilakukan secara efisien dan efektif untuk memenuhi kebutuhan perikehidupan manusia pada masa kini dan masa mendatang dengan mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkannya semaksimal mungkin.
Geologi wilayah Kabupaten Bireuen dapat di bagi atas beberapa jenis bebatuan yang menjadi tumpukan dan penampang pembentukan permukaan lahan. Hal ini didukung juga oleh penampang geologi permukaan sebagai sebaran bebatuan baik lateral maupun vertikal hingga sampai pada kedalaman batuan dasar. Sebaran geologi diantaranya adalah Aluvium, Batuan Sendimen, Batuan Gunung Api, dan Batuan Sendimen-meta Sendimen (lihat Tabel II. 3 dan Peta 2.3).
Tabel II. 3 Group, Jenis Batuan dan Sebaran Geologi di Kabupaten Bireuen GROUP USDA KECAMATAN LUAS (Ha)
Kanhapludults Jeumpa 1.249,47 Teras Marin/Marine Terrace Group
Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments , Psammaquents
Jeumpa 95,09 Pegunungan dan Plato/Mountain dan Plateau Group
Dystropepts, Kanhapludults
Jeumpa 3.862,55 Pegunungan dan Plato/Mountain dan Plateau Group
Kandiudults, Tropaquepts
Jeumpa 1.755,72 Perbukitan/Hilly Group
Dystropepts, Tropaquepts
Jeumpa 358,90 Perbukitan/Hilly Group
Hapludalfs, Tropaquepts, Troporthents
Jeumpa 10,08 Perbukitan/Hilly Group
Ustropepts Jeumpa 299,15 Volkan/Volcanic Group
Jeumpa 785,81 Dataran/Plain Group Ustropepts,
Dystropepts, Kandiudults
Jeumpa 1.270,30 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents
Jeunib 956,36 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents
Jeunib 896,29 Aneka Bentuk/Miscellaneou s Group
Jeunib 5.201,27 Dataran/Plain Group Ustropepts,
Haplustox Jeunib 572,08
Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments , Psammaquents
Jeunib 821,78 Pegunungan dan Plato/Mountain dan Plateau Group
Dystropepts, Kanhapludults
Haplustox Jeumpa 224,95
Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents
Aluvial/Alluvial Group
Ustropepts, Kanhaplustults
Tropaquepts, Fluvaquents
Gandapura 37,24 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents
Gandapura 902,68 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Ustropepts
Gandapura 129,58 Marin/Marine Group Halaquents,
Sulfaquepts, Fluvaquents, Tropaquents
Gandapura 291,66 Marin/Marine Group Halaquents,
Tropopsamments , Psammaquents
Gandapura 695,47 Teras Marin/Marine Terrace Group
Ustropepts Gandapura 637,40 Teras Marin/Marine Terrace Group
Gandapura 403,55 Teras Marin/Marine Terrace Group
Jeumpa 974,01 Aluvial/Alluvial Group
Ustropepts, Tropaquepts, Tropofluvents
Gandapura 1.558,25 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents
Jangka 891,96 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents
Jangka 1.440,56 Marin/Marine Group Halaquents,
Tropopsamments , Psammaquents
Jangka 1.416,41
GROUP USDA KECAMATAN LUAS (Ha)
Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents
Jeunib 1.265,40
GROUP USDA KECAMATAN LUAS (Ha)
Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents
Tropaquepts, Fluvaquents, Ustropepts
Kota Juang 62,35 Aneka Bentuk/Miscellaneou s Group
Kota Juang 269,69 Perbukitan/Hilly Group
Kanhapludults Kota Juang 33,35 Teras Marin/Marine Terrace Group
Ustropepts Kota Juang 523,60 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents
Kuala 645,60 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents
Kuala 527,06 Marin/Marine Group Halaquents,
Tropopsamments , Psammaquents
Kuala 551,89 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents
Kuta Blang 455,56 Aluvial/Alluvial Group
Kuta Blang 1.511,57 Aluvial/Alluvial Group
GROUP USDA KECAMATAN LUAS (Ha)
Tropaquepts, Fluvaquents, Ustropepts
Kuta Blang 42,83 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Ustropepts
Kuta Blang 324,79 Dataran/Plain Group Haplustults,
Haplustox Kuta Blang 408,10
Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments , Psammaquents
Kuta Blang 138,54 Perbukitan/Hilly Group
Dystropepts, Kanhapludults, Tropaquepts
Kuta Blang 353,01 Teras Marin/Marine Terrace Group
Ustropepts, Kanhaplustults
Kuta Blang 635,73 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Ustropepts
Makmur 475,11 Perbukitan/Hilly Group
Dystropepts, Kanhapludults,
Tropofluvents Aluvial/Alluvial Group
Kota Juang 578,84
Perbukitan/Hilly Group
Dystropepts, Tropaquepts
Hapludalfs Jeunib 117,34 Perbukitan/Hilly Group
Hapludalfs, Tropaquepts
Jeunib 1.065,09 Perbukitan/Hilly Group
Kandiudults, Tropaquents, Kandihumults
Jeunib 341,87 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents, Ustropepts
Juli 1.173,00 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Ustropepts
Juli 372,68 Aneka Bentuk/Miscellaneou s Group
Juli 2,16 Pegunungan dan Plato/Mountain dan Plateau Group
Dystropepts, Kanhapludults
Juli 91,08 Pegunungan dan Plato/Mountain dan Plateau Group
Kandiudults, Tropaquepts
Juli 1.872,97 Perbukitan/Hilly Group
Juli 1.161,34 Perbukitan/Hilly Group
Tropaquepts, Fluvaquents,
Hapludalfs, Tropaquepts
Juli 5.617,68 Perbukitan/Hilly Group
Hapludalfs, Tropaquepts, Troporthents
Juli 1.723,64 Perbukitan/Hilly Group
Kandiudults, Tropaquents, Kandihumults
Juli 1.688,68 Perbukitan/Hilly Group
Kanhapludults Juli 1.500,07 Teras Marin/Marine Terrace Group
Ustropepts Juli 202,51 Volkan/Volcanic Group
Dystropepts, Kandiudults
Juli 5.359,32 Volkan/Volcanic Group
Kandiudults, Haplustox
Juli 2.353,22 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents
Kota Juang 223,05 Aluvial/Alluvial Group
Makmur 3.988,60
GROUP USDA KECAMATAN LUAS (Ha)
Peudada 602,85 Perbukitan/Hilly Group
Peudada 2.363,56 Dataran/Plain Group Kandiudults,
Ustropepts, Tropaquepts
Peudada 750,88 Dataran/Plain Group Ustropepts,
Haplustox Peudada 1.716,66
Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments , Psammaquents
Peudada 475,31 Pegunungan dan Plato/Mountain dan Plateau Group
Dystropepts, Kanhapludults
Peudada 15.287,31 Pegunungan dan Plato/Mountain dan Plateau Group
Kandiudults, Tropaquepts
Peudada 2,17 Perbukitan/Hilly Group
Dystropepts, Tropaquepts
Peudada 4.741,99 Perbukitan/Hilly Group
Dystropepts, Tropaquepts, Kandihumults
Kandiudults, Tropaquents, Kandihumults
GROUP USDA KECAMATAN LUAS (Ha)
Peudada 1.530,45 Perbukitan/Hilly Group
Kanhapludults Peudada 105,98 Perbukitan/Hilly Group
Kanhapludults, Dystropepts, Tropaquepts
Peudada 222,67 Teras Marin/Marine Terrace Group
Ustropepts Peudada 334,19 Volkan/Volcanic Group
Dystropepts, Kandiudults
Peudada 59,40 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents
Peulimbang 423,39 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents
Peulimbang 422,20 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Ustropepts
Peulimbang 151,24 Aneka Bentuk/Miscellaneou
Aneka Bentuk/Miscellaneou s Group
Peudada 675,92
Tropaquepts Perbukitan/Hilly Group
Pandrah 70,64 Pegunungan dan Plato/Mountain dan Plateau Group
Hapludalfs, Tropaquepts
Makmur 1.854,11 Teras Marin/Marine Terrace Group
Ustropepts, Kanhaplustults
Makmur 112,62 Teras Marin/Marine Terrace Group
Ustropepts, Tropaquepts, Tropofluvents
Makmur 424,96 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents
Pandrah 147,78 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents
Pandrah 849,31 Aneka Bentuk/Miscellaneou s Group
Pandrah 6.841,19 Dataran/Plain Group Ustropepts,
Haplustox Pandrah 321,98
Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments , Psammaquents
Dystropepts, Kanhapludults
Tropaquepts, Ustropepts
Pandrah 2.207,00 Perbukitan/Hilly Group
Hapludalfs Pandrah 170,36 Perbukitan/Hilly Group
Hapludalfs, Tropaquepts
Pandrah 83,21 Perbukitan/Hilly Group
Hapludalfs, Tropaquepts, Troporthents
Pandrah 36,76 Teras Marin/Marine Terrace Group
Ustropepts Pandrah 450,06 Volkan/Volcanic Group
Dystropepts, Kandiudults
Pandrah 218,48 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents
Peudada 1.356,03 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents
Peudada 1.058,55 Aluvial/Alluvial Group
Peulimbang 6.264,18
GROUP USDA KECAMATAN LUAS (Ha)
916,29 Dataran/Plain Group Haplustults,
Hapludalfs, Tropaquepts
2.282,46 Perbukitan/Hilly Group
Peusangan Siblah Krueng
Dystropepts, Kanhapludults, Tropaquepts
Perbukitan/Hilly Group
Siblah Krueng 10,77
Haplustox Peusangan
Peusangan Siblah Krueng
2.435,49 Perbukitan/Hilly Group
Tropaquepts, Fluvaquents, Ustropepts
936,71 Aluvial/Alluvial Group
Peusangan Selatan
Kandiudults, Haplustox
1.429,78 Volkan/Volcanic Group
Peusangan Selatan
Dystropepts, Kandiudults
Peusangan Siblah Krueng
Kandiudults, Tropaquents, Kandihumults
Kanhapludults Peusangan Selatan
Peusangan Siblah Krueng
Sulfaquepts, Fluvaquents, Tropaquents
Samalanga 1.723,39 Marin/Marine Group Halaquents,
Samalanga 604,10 Aneka Bentuk/Miscellaneou s Group
Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents
Samalanga 1.158,88 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents
2.134,38 Aluvial/Alluvial Group
Kandiudults, Haplustox, Tropaquepts
Peusangan Siblah Krueng
2.095,10 Volkan/Volcanic Group
Peusangan Siblah Krueng
Kandiudults, Haplustox
1.306,40 Volkan/Volcanic Group
Peusangan Siblah Krueng
Dystropepts, Kandiudults
26,43 Volkan/Volcanic Group
434,50 Volkan/Volcanic Group
3.456,28 Perbukitan/Hilly Group
s Group Dataran/Plain Group Kandiudults,
Peulimbang 100,44 Perbukitan/Hilly Group
Peusangan 1.853,28 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents
Peusangan 1.002,16 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents
Ustropepts Peulimbang 344,33 Aluvial/Alluvial Group
Peulimbang 510,02 Teras Marin/Marine Terrace Group
Kandiudults, Tropaquents, Kandihumults
Hapludalfs, Tropaquepts
Peusangan 89,18 Marin/Marine Group Halaquents,
Peulimbang 2.426,51 Perbukitan/Hilly Group
Dystropepts, Kanhapludults
Peulimbang 643,25 Pegunungan dan Plato/Mountain dan Plateau Group
Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments , Psammaquents
Haplustox Peulimbang 612,80
Peulimbang 876,30 Dataran/Plain Group Ustropepts,
Ustropepts, Tropaquepts
Tropaquepts, Fluvaquents, Ustropepts
Tropopsamments , Psammaquents
Peusangan Selatan
Peusangan Selatan
Kandiudults, Tropaquents, Kandihumults
427,85 Perbukitan/Hilly Group
Peusangan Selatan
Hapludalfs, Tropaquepts
Perbukitan/Hilly Group
GROUP USDA KECAMATAN LUAS (Ha)
306,61
Dystropepts, Kanhapludults, Tropaquepts
Peusangan 473,05 Perbukitan/Hilly Group
2.422,97 Perbukitan/Hilly Group
Peusangan Selatan
Tropaquepts, Fluvaquents, Ustropepts
Ustropepts Peusangan 651,36 Aluvial/Alluvial Group
Kanhapludults Peusangan 765,62 Teras Marin/Marine Terrace Group
Peusangan 1.072,99 Perbukitan/Hilly Group
Dystropepts, Kanhapludults, Tropaquepts
Samalanga 12,31
GROUP USDA KECAMATAN LUAS (Ha)
Dystropepts, Kandiudults
Dystropepts, Kanhapludults
Simpang Mamplam
2.562,47 Perbukitan/Hilly Group
Hapludalfs Simpang Mamplam
6,19 Perbukitan/Hilly Group
Hapludalfs, Tropaquepts, Troporthents
Simpang Mamplam
1.833,35 Teras Marin/Marine Ustropepts Simpang 1.573,35
GROUP USDA KECAMATAN LUAS (Ha)
Terrace Group Mamplam Volkan/Volcanic Group
Simpang Mamplam
Simpang Mamplam
496,56 Volkan/Volcanic Group
Kandiudults, Haplustox, Tropaquepts
Simpang Mamplam
4,20 Volkan/Volcanic Group
Ustropepts,Kandi udults, Tropaquepts
Simpang Mamplam
1.649,98 KABUPATEN BIREUEN
179.631,77
Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen Tahun 2012 – 2032
2.1.3 Jenis Tanah Jenis Tanah di Kabupaten Bireuen terdiri dari tanah Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning, Latosol, Komplek PMK Latosol dan Litosol serta Komplek Renzina dan Litosol. Di bagian utara wilayah ini di dominasi oleh jenis tanah Aluvial dan Hidromorf Kelabu, sedangkan pada bagian selatan wilayah ini di dominasi oleh jenis tanah Latosol, Komplek PMK Latosol dan Litosol serta Komplek Renzina dan Litosol. Jenis tanah ini mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap kesesuaian tanaman yang dapat dikembangkan. Jenis tanah Aluvial dan Latosol umumnya relatif subur dan pada tanah tersebut sesuai untuk pengembangan pertanian, jenis tanah Podsolik Merah Kuning sesuai untuk tanaman perkebunan atau tahunan. Sedangkan jenis tanah Litosol mempunyai sifat yang mudah tererosi dan mempunyai kedalaman efektif yang dangkal sehingga mempunyai resiko erosi yang tinggi (lihat Tabel II. 4 dan Peta 2.4).
1.433,33 Pegunungan dan Plato/Mountain dan Plateau Group
Tropopsamments , Psammaquents
Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments , Psammaquents
Samalanga 1.559,80 Aluvial/Alluvial Group
Samalanga 344,34 Pegunungan dan Plato/Mountain dan Plateau Group
Dystropepts, Kanhapludults
Samalanga 4.527,44 Perbukitan/Hilly Group
Hapludalfs, Tropaquepts, Troporthents
Samalanga 1.046,99 Volkan/Volcanic Group
Dystropepts, Hydrandrepts
Samalanga 327,74 Volkan/Volcanic Group
Kandiudults, Haplustox, Tropaquepts
Samalanga 2.782,18 Volkan/Volcanic Group
Ustropepts,Kandi udults, Tropaquepts
Tropaquepts, Fluvaquents
189,25 Marin/Marine Group Halaquents,
Simpang Mamplam
896,52 Aluvial/Alluvial Group
Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents
Simpang Mamplam
194,51 Aneka Bentuk/Miscellaneou s Group
Simpang Mamplam
4.526,26 Dataran/Plain Group Ustropepts,
Haplustox Simpang
Mamplam 406,07
Marin/Marine Group Halaquents, Sulfaquepts, Fluvaquents, Tropaquents
Simpang Mamplam
Tabel II. 4 Jenis Tanah Kecamatan di Kabupaten Bireuen tanaman. Kedalaman tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan No. Kecamatan Jenis Tanah
1. Samalanga Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik
perkembangan akar tanaman, selain itu juga menentukan jumlah unsur hara
Merah Kuning
dan air yang dapat diserap tanaman. Kedalaman efektif tanah adalah suatu
2. Simpang Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Mamplam Merah Kuning
kedalaman yang diukur dari permukaan tanah sampai pada lapisan kedap
3. Pandrah Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
air, yakni; lapisan pasir, kerikil, batu lignit. Ini sangat ditentukan dari tingkat
4. Jeunieb Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
pelapukan humus yang ada dipermukaan dan jenis batuan induk yang
5. Peulimbang Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning melapuk menjadi soil.
6. Peudada Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
7. Juli Podsolik Merah Kuning, Latosol
Kabupaten Bireuen mempunyaik kedalaman tanah bervariasi dari 60
8. Jeumpa Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning sampai 90 centi meter dan di atas 90 centi meter. Kedalaman tanah efektif
9. Kota Juang Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik
lebih dari 90 cm merupakan yang lebih dominan ditemukan dengan luas
Merah Kuning, Latosol
10. Kuala Aluvial
sekitar 103.175,00 Hektar atau 54,27 % dari luas keseluruhan Kabupaten
11. Jangka Aluvial, Hidromorf Kelabu
12. Peusangan Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik
Bireuen.Sedangkan kedalaman 60 - 90 cm merupakan yang terkecil
Merah Kuning
13. Peusangan Selatan Podsolik Merah Kuning,
dijumpai yaitu sekitar 4,98 % dari luas keseluruhan Kabupaten Bireuen
LatosolAluvial, Hidromorf Kelabu
14. Peusangan Siblah Podsolik Merah Kuning, Latosol yaitu seluas 9,475,00 Hektar.
Krueng
15. Makmur Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning 2) Tekstur Tanah
16. Kuta Blang Aluvial, Hidromorf Kelabu
17 Gandapura Aluvial, Hidromorf Kelabu
Penyusun tekstur tanah berkaitan erat dengan kemampuan memberikan zat hara untuk tanaman, ketegasan tanah, perambatan panas, Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen Tahun 2012 – 2032 perkembangan akar tanaman dan pengolahan tanah. Berdasarkan 1) Kedalaman Efekif perbandingan tanah dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu halus, sedang Kedalaman efektif tanah merupakan tebalnya lapisan tanah dari dan kasar. Apabila tingkat kasar atau halus tekstur tanah yang tinggi maka permukaan sampai batuan induk atau sampai pada suatu lapisan yang kualitasnya semakin menurun, karena kemampuan meresap air kurang perakaran tanaman atau mungkin menembusnya. Permukaan tanah dengan baik.Tekstur tanah di wilayah Kabupaten Bireuen sebagian besar tingkat kedalaman tinggi, semakin baik untuk media pertumbuhan mempunyai tekstur sedang yaitu seluas 137.855,05 Ha atau 72,51 % dan tekstur halus 39.319,81 Ha (20,68 %). Sedangkan tekstur kasar hanya sebagian kecil yang terdapat dibagian utara dan selatan wilayah ini dengan luas sekitar 12.946,14 Ha (6,81 %).
2.1.4 Geomorfologi Geomorfologi daerah di Kabupaten Bireuen dapat di bagi tiga, yaitu sebagai berikut : 1) Daerah Pesisir (Utara)dengan struktur tanah berupa pasir,banyak di tumbuhi pohon kelapa, tambak – tambak rakyat, pemukiman penduduk desa pantai, desa tambak, tempat pembenihan, daerah muara (umumnya dipakai tempat TPI dan PPI) dan beberapa kota – kota kecamatan berada di wilayah ini;
2) Daerah tengah didominasi persawahan, kebun- kebun penduduk, pemukiman penduduk dan ibu kota kabupaten; dan 3) Daerah Selatan adalah daerah berbukit atau dataran tinggi yang umumnya merupakan kawasan hutan, meliputi hutan lindung, dan kawasan budidaya.
2.1.5 Klimatologi Kondisi iklim di Kabupaten Bireuen sebagaimana umumnya di Indonesia. Kabupaten Bireuen merupakan daerah tropis dengan tipe iklim muson, dengan klasifikasi menurut sistem mohr,schimidt dan ferguson termasuk dalam tipe C. Kondisi iklim di wilayah kabupaten Bireuen relatif lebih kering di banding dengan bagian lain di Provinsi Aceh. Hal ini di pengaruhi oleh adanya Pegunungan Bukit Barisan, yang mana secara umum wilayah Timur dan Utara merupakan wilayah yang lebih kering di bandingkan dengan wilayah bagian Barat dan Selatan.Keadaan iklim secara umum di wilayah Kabupaten Bireuen dengan suhu rata-rata 300C dan kelembaban udara berkisar 84 – 89 %, bila di rata – rata dalam sepuluh tahun berkisar 86,6 %.
Curah hujan rata–rata tahunan di wilayah Kabupaten Bireuen berdasarkan pantauan dari 4 (empat) BPP adalah berkisar 1.447 mm pertahun, dengan rata-rata hari hujan adalah sebesar 92 hari pertahun. Pada bulan Agustus sampai Desember, curah hujan bulanan mencapai maksimal dengan rata-rata berkisar antara 10 – 13 hari dalam satu bulan. Pada bulan Juni curah hujan paling rendah dengan rata-rata curah hujan berkisar 4 mm dengan hari hujan sebanyak empat hari (Peta 2.5).
2.1.6 Hidrologi Dalam menunjang berbagai kegiatan seperti pertanian, industri, rumah tangga dan kegiatan lain, sumber daya air yang dapat dimanfaatkan di wilayah Kabupaten Bireuen yaitu :
A.
Perairan Terbuka Perairan terbuka dapat dimanfaatkan di wilayah Kabupaten Bireuen adalah sungai yang berhulu di dataran tinggi bukit barisan dan bermuara ke Selat Malaka. Terdapat beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang cukup besar yaitu DAS Krueng Peusangan, sub das lainnya, diantaranya Krueng Peudada, Krueng Pandrah, dan Krueng Jeunieb. Jika dilihat bentuk pola alirannya,sungai-sungai yang mengalir di wilayah ini berbentuk sub paralel di bagian hulu. Penyebabnya adalah kondisi wilayah yang berbukit sehingga pola aliran yang terbentuk mengikuti lereng dari jalur pegunungan, pada bagian hilir berbentuk linier. Sungai-sungai yang melewati wilayah Kabupaten Bireuen sebagian terkena erosi yang mengakibatkan lingkungan rusak dan rawan bahaya banjir. Bencana banjir disebabkan adanya penggundulan hutan di daerah aliran dan di hulu sungai.
B. Daerah Irigasi Potensi sumber daya air lain yang dapat dimanfaatkan yaitu berupa waduk dan irigasi yang terdapat di wilayah Kabupaten Bireuen. Terdapat 5 waduk yang berfungsi sebagai penyatu dari 43 Daerah Irigasi diwilayah ini untuk kebutuhan irigasi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II. 5.
Tabel II. 5 Nama Lokasi Daerah Irigasi Kabupaten Bireuen No Luas (Ha) Daerah Irigasi (DI) Kewenangan
1 221,37 Paya Geulungku Kabupaten 2 44,25 Glee Meundong Kabupaten 3 96,90 Alue Rayek Mamplam Kabupaten 4 112,19 Kolam sapi Kabupaten 5 5,87 Peuneulet tunong Kabupaten
No Luas (Ha) Daerah Irigasi (DI) Kewenangan
6 63,62 Alue udeng Kabupaten 7 135,74 Uteun bunta Kabupaten 8 28,86 Lhok Batee Kabupaten 9 28,74 Payaru Kabupaten
10 235,76 Paku Kabupaten 11 94,64 Mata ie Kabupaten 12 24,50 Alue Panyang Kabupaten 13 41,49 Jaba Kabupaten 14 215,71 Me rayeuk Kabupaten 15 35,39 Krueng Meusagob Kabupaten 16 18,28 Paya crot Kabupaten 17 9,57 Garab Kabupaten 18 97,52 Alue tokben Kabupaten 19 308,05 Simpang jaya Kabupaten 20 8,59 Tanjung beuridi Kabupaten 21 55,14 Blag mane Kabupaten 22 63,86 Darussalam Kabupaten 23 49,04 Leubok setui Kabupaten 24 271,67 Batee Cut Lem Kabupaten 25 26,45 Tanjungan Kabupaten 26 51,37 Paya Jaloh Kabupaten 27 237,10 Payah Praden Kabupaten 28 159,34 Bintahsa Kabupaten 29 210,65 Paya Laot Kabupaten 30 26,56 Paya sikameh Kabupaten 31 764,79 Tadah Hujan Kabupaten 32 3.053,28 Paya Ni Nasional 33 4.960,88 Pante Lhong Nasional 34 1.952,44 Samalanga Propinsi 35 1.007,71 Pandrah Propinsi 36 1.503,79 Nalan Propinsi
No Luas (Ha) Daerah Irigasi (DI) Kewenangan
37 1.010,40 Peudada Propinsi
Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen Tahun 2012 – 2032
C. Daerah Resapan Air Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah air yang mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut. Guna dari DAS adalah menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh diatasnya melalui sungai.DAS di Kabupaten Bireuen meliputi DAS Peusangan dan DAS Meuredu yang berhulu di dataran tinggi bagian selatan yang merupakan lembah-lembah atau punggung bukit dengan fungsi menangkap air hujan (Cachtment Area). Terdapat 16 (enam belas) sungai yang mengaliri wilayah ini dengan luas 1.842 ha dan Krueng Peusangan merupakan sungai terbesar di Kabupaten Bireuen.
D. Daerah Rawa Di Kabupaten Bireuen daerah berawa tersebar di 5 kecamatan, merupakan daerah sumber daya air dan resapan, perlu dijaga kelestariannya. Luas daerah rawa (Paya)di Kabupaten Bireuensecara keseluruhan adalah 437,93 ha.Paya Nie merupakan daerah rawa terbesar dengan luas 304,19 ha yang berada di Kecamatan Kutablang. Adapun rawa–rawa tersebut, yaitu di :
1. Kecamatan Simpang Mamplam : Rawa Paku (8,47 ha) dan Kolam Sapi (16,11 ha);
2. Kecamatan Jeumpa : Rawa Paya Jagat (21,57 ha), Paya Geudebang (20,57 ha) dan Paya Cut (5,82 ha) ;
3. Kecamatan Kota Juang : Rawa Paya Kareueng (27,79 ha);
4. Kecamatan Kutablang :Rawa Paya Nie (304,19 ha);dan
5. Kecamatan Makmur : Rawa Paya Meuseujid (17,82 ha) dan Paya Gub (6,39 ha); Secara keseluruhan bagian hidrologi ini dapat diperhatikan pada Peta 2.6.
2.1.7 Kawasan Rawan Bencana
A. Daerah Rawan Gempa Lempeng adalah berbagai luasan area yang terbentuk dari pecahan kerak bumi yang masing-masing memiliki gerakan ke arah tertentu akibat konveksi di dalam bumi (astenosfer). Lempeng berada dalam keadaan bergerak kontinu, baik relative terhadap yang lain maupun terhadap sumbu rotasi bumi. Lempeng bumi menutupi seluruh permukaan bumi, namun akibat adanya aliran panas yang mengalir di dalam astenofer menyebabkan pecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut lempeng bumi. Arus konvensi merupakan sumber kekuatan utama yang menyebabkan terjadinya pergerakan lempeng, getaran pergerakan lempeng ini disebut gempa.
Potensi gempa untuk wilayah Aceh sangat besar, hingga saat ini belum ditemukan teknologi yang dapat memperkirakan kapan akan terjadinya gempa. Wilayah Kabupaten Bireuen meskipun tidak berada pada
jalur sesar secara langsung, namun tetap mengalami getaran gempa, karena Abrasi merupakan proses terjadinya pengikisan daratan oleh
berada dalam satu kesatuan wilayah Aceh yang merupakan jalur yang gelombang ekstrim sehingga menyebabkan hanyutnya substrat dan
dilewati sesar semangko, apalagi jika gempa yang terjadi berada pada berkurangnya luas daratan. Terjadinya perubahan garis pantai sangat
kedalaman yang sangat dangkal. Apabila terjadi gempa di sekitar Kabupaten dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi pada daerah sekitar pantai,
Bireuen dengan kekuatan yang sangat besar dapat memberikan dampak pada dimana pantai selalu beradaptasi dengan berbagai kondisi yang terjadi. Salah
kerusakan bangunan, mengubah topografi atau bentuk muka bumi, keretakan satu kawasan pesisir yang rentan terhadap kerusakan lingkungan akibat
permukaan bumi, perubahan tata air, dan mengakibatkan trauma pisik, psikis abrasi adalah kawasan pesisir Kabupaten Bireuen. atau mental.Selain faktor-faktor alam, proses abrasi dapat terjadi akibat faktor Secara umum Wilayah Aceh merupakan wilayah yang berada pada antropogenik, seperti aktivitas manusia di sekitar pantai. Meningkatnya
patahan sesar sumatera, masyarakat harus bisa hidup dan bersahabat dengan usaha pengembangan daerah pantai untuk daerah pemukiman, wisata,
alam. Hal ini dapat direalisasikan dengan membangun rumah tahan gempa perikanan, industri, wisata dan sebagianya telah mengakibatkan berbagai
atau tidak bermukim di lereng-lereng terjal yang bias mendatangkan longsor. tekanan terhadap kualitas lingkungan pantai. Berbagai upaya manusia dalam
Dengan mengupayakan beberapa hal tersebut akan meminimalisir dampak modifikasi daerah pantai untuk keperluan tersebut di atas sering tidak
terjadinya gempa bagi kehidupan masyarakat. diimbangi dengan pemahaman yang benar terhadap perilaku dinamika
pantai, sehingga menimbulkan dampak yang cenderung merusak lingkungan pantai.B. Daerah Rawan Abrasi dan Tsunami
Tsunami selalu diawali suatu pergerakan dahsyat yang lazim kita sebut gempa. Meski diketahui bahwa gempa ini ada beragam jenis, namun tsunami disebabkan oleh pergerakan lempeng di dalam perut bumi yang letaknya berada wilayah sesar. Gempa yang terjadi di dalam perut bumi akan mengakibatkan munculnya tekanan ke arah vertikal sehingga dasar lautan akan naik dan turun dalam rentang waktu yang singkat. Hal ini kemudian
akan memicu ketidakseimbangan pada air lautan yang kemudian terdorong genangan 0.50-1.00 m seluas 5.046,37 ha, tinggi genangan 1.00-1.50 m
menjadi gelombang besar yang bergerak mencapai wilayah daratan. seluas 403,32 ha, tinggi genangan 1.30-1.50 m seluas 16.584,51 ha, dan
tinggi genangan 1.50-2.00 m mencakup 13.648,64 ha. Sebagian kecil pada Dengan tenaga yang besar yang ada pada gelombang air tersebut, wilayah pesisir yang memiliki potensibanjir. Faktor terjadinya banjir sangat wajar saja jika bangunan di daratan bisa tersapu dengan mudahnya. memungkinkan dikarenakan kondisi curah hujan yang anomali. Untuk lebih Gelombang tsunami ini merambat dengan kecepatan tinggi. Ia bisa mencapai jelas mengenai potensi banjir di Kabupaten Bireuen dapat dilihat pada tabel 500 sampai 1000 kilometer per jam di lautan. Dan saat mencapai bibir pantai, berikut : kecepatannya berkurang menjadi 50 sampai 30 kilometer per jam. Meski berkurang pesat, namun kecepatan tersebut sudah bisa menyebabkan kerusakan yang parah bagi manusia.Tabel II. 6 Potensi Banjir Kabupaten Bireuen Wilayah Kabupaten Bireuen merupak sebagian besar adalah wilayah
Tinggi Genangan Keterangan Luas (Ha) pesisir sangat rentan terhadap dampak tsunami. Faktor lain yang
< 0.50 m Potensi rendah 18.227,72 0.50 - 1.00 m Potensi rendah 5.046,37
memperparah kerusakan adalah tidak adanya kawasan penyangga alamiah
1.00 - 1.50 m Potensi rendah 403,32 (Buffer Zone) yang dapat menahan laju gelombang tsunami ke arah darat. 1.30 - 1.50 m Potensi rendah 16.584,51
Sebagian besar wilayah pesisir Samalanga sampai Gandapura terkena
1.50 - 2.00 m Potensi rendah 13.648,64
Total Luas 53.910,55 dampak dari gelombang tsunami dengan ketinggian 2 meter. Sebaran terkena
Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen Tahun 2012 – 2032 gelombang tsunami yang tersebar di 11 kecamatan, khususnya dibagian pesisir.
D. Daerah Rawan Longsor dan Gerak Tanah Kawasan rawan gerakan tanah dan/atau longsor di Kabupaten
C. Daerah Potensi Banjir
Bireuen seluas 8.379,23 ha, meliputi Kecamatan Samalanga seluas 48,57 ha, Peulimbang seluas 1.047,75 ha dan Juli seluas 8.330,66 ha. Kawasan gerak Kabupaten Bireuen berpotensi banjir ringan atau rendah. Hal ini tanah yang berpotensi rawan secara menyatu terdapat pada jalan nasional disebabkan topografi Kabupaten Bireuen dengan kelerengan yang bervariasi.
Bireuen – Aceh Tengah sekitar km 11 sampai km 30. Tinggi genangan < 0.50 m dengan luas wilayah genangan 18.227,72 ha, tinggi Dampak dari gerakan tanah tersebut mengakibatkan hancurnya kawasan permukiman penduduk, rusaknya perkebunan masyarakat, infrastruktur, jaringan listrik dan komunikasi. Kerusakan infrastruktur mengakibatkan putusnya akses dari Kabupaten Bireuen ke Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah, sehingga pergerakan orang dan barang antar kabupaten terhambat.Secara keseluruhan bagian rawan bencana ini dapat diperhatikan pada Peta 4.7.
2.1.8 Penggunaan Lahan Kabupaten Bireuen Penggunaan lahan di Kabupaten Bireuen berdasarkan sebarannya terbagi atas tiga wilayah yaitu wilayah pantai, wilayah tengah dan wilayah pedalaman. Wilayah pantai di dominasi kegiatan tambak dan sawah, wilayah tengah kegiatan perdagangan dan jasa serta sawah dan wilayah pedalaman kegiatan dominan pertanian tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan.
8 Tanah Terbuka/kosong 742,03 0,41
2.2 Prasarana dan Sarana Wilayah Kabupaten
Total Penggunaan Lahan 179.631,77 100 Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen Tahun 2012 – 2032
12 Sungai 925,06 0,51
59.525,16 33,14
11 Pertanian Lahan Kering Campur
10 Rawa 310,00 0,17
9 Air 418,18 0,23
7 Permukiman 1.146,62 0,64
Penggunaan lahan di Kabupaten Bireuen terbagi dalam 12 jenis penggunaan lahan, dengan luas terbesar 59.525,16 Ha yaitu pertanian lahan kering campur, dan luas terkecil dengan peruntukan rawa seluas 101,56 Ha. Gambaran lebih rinci terkait rencana penggunaan lahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.Untuk lebih lengkap peruntukan lahan di Kabupaten Bireuen dapat dilihat pada Tabel II. 7 dan Peta 2.8
6 Tambak 4.814,43 2,68
5 Sawah 13.990,00 7,79
4 Hutan Primer 18.694,49 10,41
3 Semak/Belukar 22.313,63 12,42
2 Hutan Lahan Kering Sekunder 55.034,42 30,64
1 Pertanian Lahan Kering 1.717,75 0,96
Tabel II. 7 Luas dan Penggunaan Lahan Di Kabupaten Bireuen N o Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase %