Pengaruh bauran pemasaran dan pengetahuan konsumen terhadap keputusan konsumen masker kefir - Repository Sekolah Bisnis IPB

1 PENDAHULUAN

  

Latar Belakang

  Perilaku berbelanja konsumen di Indonesia, dalam tiga tahun terakhir ini mulai mengalami peningkatan khususnya pada belanja online. Pasar online dinilai lebih praktis karena adanya fitur-fitur yang dapat mengotomatisasi proses pembelian, serta mengurangi interaksi antara pembeli dan penjual secara langsung. Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelanja secara online adalah kenyamanan, kemudahan dan harga yang lebih bersaing (Bauboniene dan Guleviciute 2015). Hal tersebut adalah salah satu alasan mengapa berkemban pesatnya pasar E-Commerce beberapa tahun ini.

  Adapun survey yang dilakukan Asosiasi Penyedia Jasa Internet (APJI) pada tahun 2016 menjelaskan tentang perilaku pengguna internet Indonesia sebesar 130.8 (98.6%) juta penduduk mengetahui internet sebagai tempat menawarkan atau mencari barang & jasa. Sebesar 84.2 juta penduduk (63.5%) pengguna internet di Indonesia menyatakan pernah bertransaksi secara online. Sebesar 82.2 juta penduduk (62%) menyatakan bahwa konten komersial yang sering dikunjungi adalah online shop, dan sebanyak 46.1 juta penduduk (34.8%) menyatakan memiliki frekuensi transaksi secara online lebih dari 1 bulan sekali. Dari sisi pemanfaatan media sosial sebagai salah satu fitur yang ada pada internet 125.5 juta penduduk (94.6% dari pengguna internet di Indonesia) menyatakan menggunakannya untuk melakukan aktifitas berdagang atau jual-beli. Dari segi keamanan bertransaksi secara online, 92 juta penduduk (69.4% dari pengguna internet di Indonesia) menyatakan aman untuk bertransaksi secara online. Dilihat dari sisi jenis konten internet yang diakses masih dipimpin oleh media sosial yaitu sebesar 129.2 juta penduduk (97.4% dari pengguna internet di Indonesia), namun konten komersial dapat dikatakan cukup banyak diakses yaitu sebesar 123.5 juta penduduk (93.1% dari pengguna internet di Indonesia). Dalam survey mengenai alasan utama mengakses internet, APJI menemukan bahwa bisnis, berdagang dan mencari barang merupakan alasan terbesar ke-8 (Gambar 1). Hal tersebut dapat dikatakan sebagai sinyal positif bagi para produsen untuk menawarkan barang ataupun jasanya melalui internet.

  Berkaitan dengan hal tersebut, pentingnya meningkatkan eksistensi dalam dunia e-commerce juga berkaitan dengan produk yang ditawarkan, salah satunya adalah produk-produk agribisnis serta turunannya. Hal tersebut dibuktikan dalam penelitian oleh Kourgiantakis et al. (2012), sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa penting bagi para produsen di bidang agribisnis untuk meningkatkan pemahaman mengenai perilaku pengguna e-commerce. Berdasarkan data statistik yang dimiliki oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI tahun 2015, salah satu jenis produk yang paling sering dibeli secara online adalah produk kesehatan (sebesar 1.3%), termasuk di dalamnya adalah produk kecantikan atau kosmetika yang bersumber dari macam-macam jenis produk lainnya, salah satunya produk- produk agribisnis. Melihat potensi dari E-Commerce serta jumlah online shopper di Indonesia, produsen kefir sebagai salah satu produk kosmetik turunan dari produk agribisnis yang dicari, patut mempertimbangkan preferensi yang dimiliki oleh konsumennya.

  Bisnis, Berdagang & Mencari Barang Update Terkait 8% Informasi Pendidikan 25% 10% Mengisi Waktu Luang 14% Terkait Hiburan Pekerjaan 10% 22% Sosialisasi 11% Sumber: APJI (2016)

  Gambar 1 Alasan utama mengakses internet Kefir itu sendiri merupakan produk fermentasi yang mengandung alkohol

  0.5

  • – 1.0% dan asam laktat 0.9 – 1.11% (Rahman et al. 1992). Terdapat 2 macam fermentasi kefir yang biasa dijumpai, yaitu kefir susu (Rahman et al. 1992) dan kefir air (Gulitz et al. 2011). Salah satu produk olahan agribisnis adalah kefir susu, yang terbuat dari susu sapi, susu kambing, atau susu domba yang ditambahkan starter kefir berupa granula kefir atau biji kefir (Kosikowski dan Mistry 1982). Kefir susu ini dapat dikonsumsi dengan berbagai cara, antara lain dikonsumsi langsung (diminum) atau diolah kembali, salah satunya menjadi masker (masker kefir) untuk perawatan wajah.

  Masker kefir inilah yang menjadi produk olahan kefir utama yang dikonsumsi oleh konsumen, khususnya di Indonesia. Hal tersebut diyakini karena kefir memiliki sifat antimikrobia terhadap bakteri Propionibacterium acnes berupa bakteriosidal (produk kefir) dan bakteriostatik (butir kefir dan air kefir) (Michael et al. 2014). Meski memiliki banyak peminat, masker kefir diakui sulit ditemukan di gerai-gerai ritel modern. Saat ini, masker kefir memang lebih mudah ditemukan di media sosial (Margrita 2016) ataupun di media e-commerce lainnya seperti e-marketplace.

  

Rumusan Masalah

  Pesatnya perkembangan serta peluang bisnis yang dijanjikan dari bisnis berbasis E-Commerce, menjadi salah satu daya tarik bagi para produsen dalam mengembangkan atau bahkan memulai binisnya. Tidak dipungkiri bahwa kemudahan yang ditawarkan bagi konsumen, merupakan nilai tambah dari bisnis

  

E-Commerce, sehingga peluang tersebut menarik untuk diteliti lebih lanjut.

  Indrawan (2015) dan Heijden et al. (2003) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa salah satu faktor pembentuk sikap dan minat untuk menggunakan media

  

online untuk berbelanja adalah kegunaan yang dirasakan dan kemudahan

penggunaan dari media online itu sendiri.

  Adapun salah satu produk yang saat ini memiliki peluang yang terbuka lebar adalah masker kefir, yang merupakan produk kesehatan dan kecantikan turunan dari produk agribisnis. Menariknya, hingga saat ini produk tersebut paling populer didapatkan dari media online berbasis internet, dan belum ada perusahaan berskala industri yang menguasai pasar dari produk tersebut, sehingga peluang untuk memasuki pasar tersebut masih terbuka lebar bagi pemilik usaha berskala kecil, bahkan rumah tangga.

  Terbuka lebarnya peluang bagi produsen produk masker kefir bukan berarti tanpa hambatan, terlebih karena pemasaran dari produk tersebut masih mengandalkan media online. Oleh karenanya penting bagi para penjual produk masker kefir untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan terhadap produk tesebut, agar dapat dirumuskan strategi yang tepat dalam memasarkannya.

  Sumarwan et al. (2009) menyatakan bahwa salah satu instrumen dalam pemasaran strategis adalah Bauran Pemasaran (Marketing Mix) yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi dan promosi. Penelitian

  • –penelitian sebelumnya yang dilakukan Deiner (2012), Nur (2014) dan Marwa et al. (2014) menyatakan bahwa bauran pemasaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen dalam berbagai produk yang sejenis maupun tidak sejenis. Melihat dari kajian penelitian-penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa bauran pemasaran merupakan salah satu aspek penting untuk diteliti pengaruhnya terhadap keputusan konsumen, dalam hal ini produk masker kefir.

  Mengingat bahwa jenis produk dan cara mendapatkan masker kefir yang spesifik, maka pengetahuan konsumen mengenai produk dan cara mendapatkannya adalah salah satu faktor penting dalam proses keputusan konsumen. Amalia (2011), Septifani et al. (2014) dan Susilo (2014) telah melakukan kajian yang melihat pengaruh antar pengetahuan dan keputusan konsumen. Pada penelitian-penelitian tersebut dijelaskan bahwa pengetahuan memiliki pengaruh positif terhadap keputusan konsumen dalam melakukan suatu tindakan, contohnya melakukan pembelian. Oleh karena itu menjadi menarik untuk dianalisis pengaruh dari pengetahuan konsumen terhadap keputusan konsumen dalam pembelian masker kefir, dengan cara membeli dari media online.

  Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan sebuah pertanyaan penelitian, yaitu: Bagaimanakah pengaruh dari bauran pemasaran dan pengetahuan konsumen terhadap keputusan konsumen masker kefir? Oleh karena itu pertanyaan tersebut yang melandasi dilakukannya penelitian ini.

  

Tujuan Penelitian

  Berdasarkan uraian dari rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini antara lain :

  1. Menganalisis pengaruh bauran pemasaran (produk, harga, saluran distribusi dan promosi) terhadap keputusan konsumen masker kefir.

  2. Menganalisis pengaruh pengetahuan konsumen terhadap keputusan konsumen masker kefir.

  3. Merumuskan implikasi manajerial berdasarakan pengaruh bauran pemasaran (produk, harga, saluran distribusi dan promosi) dan pengetahuan konsumen

  

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak.

  Secara lebih detail kegunaan dari penelitian ini adalah : 1.

  Secara akademis untuk memperkaya kajian mengenai pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen masker kefir, serta memberikan masukan bagi penelitian selanjutnya, terutama berkaitan dengan pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen masker kefir.

2. Secara praktis untuk memberikan masukan bagi produsen masker kefir untuk mengetahui harapan konsumen dalam produk masker kefir.

  

Ruang Lingkup Penelitian

  Penelitian ini dibatasi pada pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen masker kefir. Responden adalah konsumen yang tinggal di Jabodetabek dan pernah melakukan pembelian produk masker kefir, pada enam bulan terakhir. Responden juga tidak dibatasi pada penggunaan produk masker kefir dengan satu merk saja. Kriteria ini digunakan karena belum adanya perusahaan dalam skala industri yang menjadi pemimpin dalam jenis produk tersebut.

  

2 TINJAUAN PUSTAKA

Pemasaran

  Dalam disiplin ilmu manajemen bisnis, pemasaran merupakan salah satu bidang yang penting dan harus dipahami terutama bagi pelaku dan pemain di dalam bisnis. Kotler (2008) mendefinisikan pemasaran dalam arti luas sebagai proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh individu atau organisasi untuk memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Pemasaran dalam arti sempit atau dalam ruang lingkup bisnis adalah proses dimana suatu perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan berusaha untuk membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan memiliki tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalan yang akan diterima perusahaan.

  Konsep pemasaran menurut Kotler (2008) merupakan sebuah filosofi manajemen pemasaran yang menyatakan bahwa pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasarnya dengan memberikan kepuasan kepada pelanggan yang lebih baik dibandingkan pesaing. Untuk merumuskan strategi pemasaran, perusahaan dapat menganalisis bauran pemasaran jasa 7P.

  Perusahaan dapat mencapai keberhasilan di pasar kompetitif dengan memusatkan perhatian pada konsumen yaitu memahami kebutuhan dan keinginannya. Mereka harus dapat memenangkan konsumen dari pesaing, lalu mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan. Konsumen terdiri dari berbagai macam karakteristik, kebutuhan dan keinginan. Tugas perusahaan adalah membagi keseluruhan pasar dengan menetapkan bauran pemasaran yang tepat.

  Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB