Pengaruh pengetahuan produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian laptop Samsung (survey pada konsumen ITKLIK Jakarta)

(1)

(2)

Akmal Siddiq

082128383885

[email protected]

Personal Data

Name : Akmal Siddiq

Place / Date of Birth : Bukittinggi / Maret 14th , 1989

Sex : Male

Religion : Islam

Nationality : Indonesian

Addres : Jln. Raya Jambu Air No. 25b Bukittinggi - Sumatera Barat E-mail : [email protected] Phone Number : 08212838388


(3)

Universitas Komputer Indonesia, Major in Management

2004 - 2007 SMA Negeri 3 Bukittinggi

2001 - 2004 SLTP Negeri 2 Bukittinggi


(4)

The Influence Of Product Knowledge and Brand Image to

Purchasing Decision of Samsung Notebook

(Survey on ITKLIK Consumer Jakarta)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

AKMAL SIDDIQ

21208098

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(5)

vi

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang

berjudul “PENGARUH PENGETAHUAN PRODUK DAN CITRA MEREK

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LAPTOP SAMSUNG PADA

KONSUMEN ITKLIK JAKARTA”.

Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Penulis sangat dibantu dengan segala jenis bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak dalam proses pelaksanaannya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Bapak Dr. Dedi Sulistiyo.S, MT selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen, Dosen Wali dan Dosen Pembimbing di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia yang yang telah berkenan dan meluangkan waktunya memberikan perhatian, masukan, arahan dan semangat selama penyusunan Skripsi ini.


(6)

vii

5. Bapak Oman Sukirman, SE.,MM selaku Penguji II, yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Windi Novianti, SE.,MM, selaku dosen yang telah membantu dalam pengerjaan skripsi dan mensupport penulis.

7. Seluruh Dosen Program Studi Manajemen yang telah membekali penulis dengan pengetahuan serta ilmu yang sangat berharga selama penulis menempuh studi.

8. Teh Maya, Teh Hana, A gugun atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis menempuh studi.

9. Pimpinan ITKLIK yang selalu memberikan data-data yang diperlukan sehingga penelitian ini dapat disusun dengan baik.

10.Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kedua orang tua yang telah membiayai, mendo’akan dan menyemangati saya sampai dalam penyusunan skripsi ini.

11.Sahabat seperjuangan. Romel, Syaid, Jemi, Reza, Ihsan, Epras, Dani, Teh Erni, Sigit, Fitri, Adhi, Tya, Eben, Ardy, Ari. Terima kasih atas dukungannya. 12.Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat


(7)

viii

berbagai pihak, agar penulis dapat berkarya lebih baik lagi dimasa depan.

Bandung, Februari 2013 Penulis

Akmal Siddiq (21208098)


(8)

66

DAFTAR PUSTAKA

Dessy Amelia Fristiana. Pengaruh Citra Merek Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Ramai Swalayan Peterongan Semarang. Jurnal Manajemen

Djoko Lesmana Radji (2009). Hubungan Citra Merek, Kepuasan, dan Loyalitas Konsumen. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol.10(1) 17-34.

Kambiz Heidarzadeh Hanzaee and Shirin Khosrozadeh (2011). The Effect of the Country-of-Origin Image, Product Knowledge and Product Involvement on Information Search and Purchase Intention. Middle-East Journal of Scientific Research 8 (3): 625-636.

Krystia Tambunan, Ibnu Widiyanto (2012). Analisis Pengaruh Citra Merek, Persepsi Kualitas, dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Bandeng Presto.Diponegoro Journal Of Manajemen Vol. 1(2) 58-66.

Long-Yi Lin and Chun-Shuo Chen (2006).The influence of the country-of-origin image,product knowledge and product involvement on consumer purchase decisions:an empirical study of insurance and catering services in Taiwan. Journal of Consumer Marketing 23 (5) 248–265

Mowen , John C., 2001. Consumer Behavior, McMillan Publishing Company, NewYork.

Mowen, John. C and Michael Minor. (2001). Consumer Behavior. Harcourt College Publisher.

Nan-Hong Lin (2007) The Effect of Brand Image and Product Knowledge on Purchase Intention Moderated by Price Discount. Journal of International Management Studies 121-132


(9)

67

Puji Isyanto, H. Sonny Herson, Rama Darmawan (2012). Analisis Citra Merek Produk IM3: Study Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang. Jurnal Manajemen Vol. 1(1) 2012 1-9.

Roslina (2009). Pengaruh Pengetahuan Produk Dan Citra Merek Terhadap Pembelian Produk. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol . X (2) 200-215. Schiffman, Leon & Leslie lazar Kanuk. 2010. Consumer Behavior. tenth edition.

Prentice Hall. New Jersey.

Tooraj Sadeghi*, Khadijeh Ghaemmaghami Tabrizi and Asieh Noroozi (2011).

The effective factors related with feelings, brand perception and purchase decision under a model. African Journal of Business Management Vol. 5(30) 12025-12030.

Kolter, Phillip & Kevin Lane Keller. (2007) Manajemen Pemasaran Edisi 12 http://www.google.co.id


(10)

(11)

15 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengetahuan Produk

2.1.1.1 Pengertian Pengetahuan Produk

Pengetahuan produk merupakan proses informasi tentang kualitas produk.Menurut Coulter At Al (2005:604) dalam penelitian Roslina (2009)

“Pengetahuan produk adalah variabel konseptual yang penting dalam perilaku konsumen dan dipengaruhi oleh pengumpulan informasi”

Menurut Zeithaml (1988) dalam penelitian Roslina (2009)“Pengetahuan produk merupakan petunjuk intrinsik yang sangat penting bagi konsumen untuk

dipertimbangkan ketika mengevaluasi produk sebelum dilakukannya pembelian”

Defenisi pengetahuan produk antara lain dikemukakan oleh Beatty & Smith (1987) dalam penelitian Nan-Hong Lin (2007) yaitu:“Product knowledge is

a perception consumers have towards certain product, including previous

experience of using the product” artinya: Pengetahuan produk adalah konsumen memiliki persepsi terhadap produk tertentu, termasuk pengalaman sebelumnya menggunakan produk.

Menurut Brucks (1985) dalam Lin & Chen (2006:250) dalam penelitian Roslina (2009) :“Product knowledge is based on memories or known knowledge from consumers.” Artinya: Pengetahuan produk didasarkan pada ingatan atau pengetahuan yang diketahui dari konsumen.


(12)

Sedangkan Alba & Hutchinson (1987) dalam Baker et al (2002:47) dalam penelitian Roslina (2009) : menyatakan bahwa:“Product knowledge is a

complex,multidimensional construct that is characterized by the structure and the

content of information stored in memory.” Artinya: Pengetahuan produk adalah membangun, kompleks multidimensi yang ditandai oleh struktur dan isi dari informasi yang tersimpan dalam memori.

2.1.1.2Konsep Pengetahun Produk

Beberapa ahli pemasaran mengembangkan pengukuran pengetahuan produk,antara lain Peter & Olson (2008:71) dalam penelitian Roslina (2009) yang mengukur pengetahun produk konsumen dengan 3 tipe pengetahuan produk,yaitu:

1. Produk sebagai paket atribut (products as bundles of attributes)

Merek mengingatkan atribut-atribut tertentu .Mercedes menyiratkan mobil yang mahal,kokoh,tahan lama dan bergengsi tinggi

2. Produk sebagai paket manfaat (products as bundless of benefit)

Atribut atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan

emosional.Sebagai gambaran,atribut “mahal” cenderung diterjemahkan sebagai manfaat emosional,sehingga seseorang yang mengendarai mercedes akan merasa dirinya dianggap penting dan dihargai.

Konsumen akan merasakan 2 jenis manfaat setelah mengkonsumsi suatu produk, yaitu


(13)

adalah: manfaat yang dirasakan konsumen secara fisiologis. Misalnya, minuman the sosro akan menghilangkan rasa haus, menggunakan printer laser mempercepat pencetakan dokumen, menggunakan telepon selular memudahkan konsumen berkomunikasi dimana saja dengan siapa saja.

 Manfaat psikososial adalah aspek psikologis (perasaan, emosi, dan

mood) dan aspek sosial (persepsi konsumen terhadap bagaimana pandangan orang lain terhadap dirinya) yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk. Seorang konsumen selalu menggunakan parfum karena merasa lebih percaya diri. Dia memilih sedan BMW seri 7 sebagai kendaraan sehari harinya, karena orang-orang sekelilingnya akan menilai bahwa BMW adalah symbol kesuksesan karier seseorang.

Segmentasi manfaat  Persepsi resiko

Persepsi resiko dapat dibagi kedalam 7 macam,yaitu: a) Risiko fungsi (functional risk atau Performance risk)

Yaitu: risiko karena produk tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan

Contoh: apakah computer rakitan yang saya beli akan cepat rusak?


(14)

Yaitu: kesulitan keuangan yang dihadapi konsumen setelah dia membeli suatu produk atau jasa.

Contoh: Kalau saya membeli mobil dengan kredit mungkin akan menyebabkan saya kekurangan uang untuk membeli kebutuhan lain dalam jangka Waktu yang lama.

c) Risiko fisik (physical risk)

Yaitu: dampak negatif yang akan dirasakan konsumen karena menggunakan suatu produk

Contoh: Kalau saya makan mie instan terlalu sering apakah akan menyebabkan suatu penyakit karena banyaknya zat pewarna atau pengawet pada produk tersebut.

d) Risiko psikologis (psychological risk)

Yaitu: perasaan, emosi, atau ego yang akan dirasakan konsumen karena mengkonsumsi, membeli atau menggunakan suatu produk

Contoh : kalau memakai kemeja tanpa merek, apakah akan merusak citra diri saya?

e) Risiko Sosial (Social Risk)

Yaitu : persepsi konseumen mengenai pendapat mengenai dirinya dari orang-orang sekelilingnya (penerimaan sosial), karena membeli atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa.


(15)

Contoh : kalau saya hanya mengundang keluarga dekat ke pesta ulang tahun anak saya, apakah tetangga merasa tidak dihargai oleh saya?

f) Risiko Waktu (Time Risk)

Yaitu : waktu yang sia-sia yang akan dihabiskan konsumen karena mengkonsumsi atau membeli suatu produk atau jasa. Contoh : kalau saya mmebeli mobil tua, apakah saya akan menghabiskan waktu yang banyak untuk memperbaikinya karena mobil sering mogok?

g) Risiko Hilangnya Kesempatan (opportunity lost)

Yaitu : kehilangan kesempatan untuk melakukan hal lain karena konsumen menggunakan, membeli, atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa.

Contoh : kalau saya merenovasi rumah tahun ini, mungkin saya tidak bisa pergi haji tahun ini.

3. Produk sebagai nilai yang memuaskan (products as value satisfier)

Merek tersebut juga mengatakan sesuatu tentang nilai prosedurnya.Mercedes berarti kinerja tinggi,keselamatan dan gengsi. Brucks (1985) yang dialih bahasakan oleh Lin & Lin (2007:122) dalam penelitian Roslina (2009) mengukur pengetahuan produk dengan tiga cara,yaitu:


(16)

1. Subjective knowledge,merupakan tingkat pengertian konsumen terhadap suatu produk,sering disebut menilai pengetahuan sendiri (self-assessed knowledge)

2. Objective knowledge,yaitu: tingkat dan jenis pengetahuan produk yang benar-benar tersimpan dalam memori konsumen,disebut juga pengetahuan aktual (actual knowledge).

3. Experience-based knowledge,merupakan pengalaman sebelumnya dari pembelian atau penggunaan produk.

Menurut Kotler (2004) terdapat tiga kategori dari siklus hidup produk yang harus dibedakan yaitu gaya (style), mode (fashion) dan mode sesaat (fad).

1. Gaya (style) merupakan suatu ekspresi yang mendasar dan berbeda yang muncul dalam hidup manusia. Sebagai contoh, gaya muncul pada tempat tinggal, pada pakaian dan pada seni. Sekali suatu gaya diciptakan, ia akan bertahan hingga ke generasi berikutnya, datang dan pergi sesuai keadaan. Gaya menunjukkan suatu siklus yang memperlihatkan beberapa periode dari minat yang diperbaharui kembali.

2. Sebuah mode merupakan gaya yang diterima pada sat ini atau gaya yang populer dalam suatu bidang tertentu. Mode melewati empat tahap. Dalam tahap yang istimewa (distinctiveness stage), beberapa konsumen tertarik pada sesuatu yang baru untuk membedakan mereka dengan konsumen yang lain. Dalam tahap perlombaan (emultion stage), konsumen yang lain mulai merasa tertarik dan berusaha menandingi para pengikut yang terdahulu, dan para pemilik perusahaan mulai memproduksi produk


(17)

tersebut dalam jumlah besar. Dalam tahap gaya masal (mass fashion stage) mode tersebut benar-benar telah popular dan produsen telah memproduksinya secara masal. Dalam tahap penurunan (decline stage), konsumen mulai mengalihkan perhatian pada mode baru yang mulai menarik perhatian mereka. Mode cenderung untuk tumbuh lambat, menjadi popular untuk sementara dan menurun perlahan. Panjangnya siklus sebuah mode sukar diperkirakan. Wasson (1992) percaya bahwa mode-mode dating dan berakhir karena mereka menunjukkan suatu kompromi pembelian dan konsumen mulai menjaga atribut yang hilang. 3. Mode sekejap (fad) merupakan mode yang datang dengan cepat ke dalam

pandangan publik, ditiru dengan gairah yang besar, meningkat dengan singkat, dan menurun dengan sangat pesat. Siklus hidup mode sekejap sangat pendek, dan cenderung untuk mempengaruhi pengikut yang terbatas. Mode sekejap menarik orang-orang yang sedang mencari sesuatu yang lain atau orang yang memiliki keinginan berbeda dari orang lain atau memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Model sekejap tidak dapat bertahan lama karena mereka secara normal tidak dapat memenuhi kebutuhan dengan konstan. Sangat sulit untuk menduga apakah sesuatu hanya menjadi sebuah mode sekejap atau berapa lama mode tersebut akan berakhir.


(18)

2.1.2 Citra Merek

2.1.2.1Pengertian Citra Merek

Menurut Kotler & Amstrong (2006:229) dalam penelitian Djoko Lesmana Radji (2009),merek merupakan nama, istilah, tanda, symbol/ lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing.Pada dasarnya suatu merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri, manfaat dan jasa tertentu kepada para pembeli.(Tjiptono,2001:104)

Pengertian citra merek menurut Kotler dalam Simamora (2003:63)adalah sejumlah keyakinan tentang merek.Sedangkan Aaker dalam Simamora (2003:63) menganggap citra merek sebagai “bagaimana merek dipersepsikan oleh

konsumen”.

Kotlet dalam Simamora (2004:63)mendefenisikan citra merek sebagai seperangkat keyakinan,ide dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek.Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek tersebut.Kotler juga menambahkan bahwa citra merek merupakan syarat dari merek yang kuat.Citra yang dibentuk harus jelas dan memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan pesaingnya.Saat perbedaan dan keunggulan dihadapkan dengan merek lain,muncullah posisi merek.Pada dasarnya sama dengan proses persepsi,karena citra terbentuk dari persepsi yang telah terbentuk lama.


(19)

Menurut Lin & Lin (2007:121) dalam penelitian Roslina (2009) citra merek membuat konsumen dapat mengenal suatu produk,mengevaluasi kualitas,serta dapat menyebabkan resiko pembelian yang rendah.Citra merek memberikan suatu garansi kepada konsumen tentang produk yang digunakan.Merek yang terkenal umumnya akan lebih disukai oleh konsumen ketika melakukan suatu pembelian meskipun harga yang ditawarkan cukup tinggi namun hanya dibutuhkan sedikit usaha dari konsumen untuk mendapatkannya.Selain itu citra merek juga akan memperkecil resiko pembelian yang dilakukan oleh konsumen.

Sedangkan menurut Shimp (1990:12)Citra merek adalah jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu.Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan kepada sebuah merek.

Menurut Fandy Tjiptono(2005:49) dalam penelitian Puji Isyanto,H. Sonny Hersono, Rama Darmawan (2012) citra merek adalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu .

Menurut Kotler (2003:326)citra merek yang efektif dapat mencerminkan 3 hal,yaitu:

1. Membangun karakteristik produk dan memberikan value proposition

2. Menyampaikan karakter produk secara unik sehingga berbeda dengan para pesaingnya.


(20)

Menurut Kotlet (2003:82) dalam penelitian Puji Isyanto, H. Sonny Hersono, Rama Darmawan (2012) bahwa citra merek adalah suatu symbol rumit yang mempunyai 6 tingkat makna atau pengertian:

1. Atribut:merek mengingatkan atribut – atribut tertentu.Mercedes menyiratkan mobil yang mahal,kokoh,tahan lama dan bergengsi tinggi. 2. Manfaat:atribut atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional

dan emosional.Sebagai gambaran,atribut “mahal”cenderung diterjemahkan

sebagai manfaat emosional,sehingga seseorang yang mengendarai Mercedes akan merasa dirinya penting dan dihargai.

3. Nilai:merek tersebut juga mengatakan sesuatu tentang nilai prosedurnya.Mercedes berarti kinerja tinggi,keselamatan dan gengsi. 4. Budaya: merek tersebut juga mungkin melambangkan budaya Negara

jerman,efisien dan bermutu tinggi.

5. Kepribadian: merek tersebut dapat mencerminkan kepribadian tertentu.Mercedes mungkin menyiratkan bos yg serius,atau istana yang agung (objek).

6. Pemakai: merek tersebut menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut.Kita berharap melihat eksekutif punak berumur 5 tahun dibelakang setir Mercedes,bukan sekretaris berumur 20 tahun.


(21)

2.1.2.2Konsep Citra Merek

Merek memberikan 4(empat) hal pokok yang harus diperhatikan dalam sebuah merek (Kartajaya, 2004; 484) yaitu:

1) Recognition

Merupakan tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen, jika sebuah merek tidak dikenal maka produk dengan merek tersebut harus dijual dengan mengandalkan harga termurah.

2) Reputation

Merupakan suatu tingkat reputasi atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karenalebih memiliki track record yang baik. Sebuah produk dengan merek yang disukai konsumen akan lebih mudah dijual dan sebuah produk yang dipersepsi memiliki kualitas yang tinggi akan mempunyai reputasi yang baru.

3) Affinity

Merupakan suatu emotional relationship yang timbul antara sebuah merek dengan konsumennya.

4) Loyality

Menyangkut seberapa besar kesetiaan konsumen dari suatu produk yang menggunakan merek yang bersangkutan.


(22)

2.1.2.3Elemen Citra Merek

Menurut Simora (2003) Komponen citra merek terdiri atas 3 bagian, yaitu:

1. Citra pembuat (corporate image), yaitu: sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa. Dalam penelitian ini citra pembuat meliputi: popularitas, kredibilitas serta jaringan perusahaan.

2. Citra pemakai (user image), yaitu: sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. Meliputi : pemakai itu sendiri, gaya hidup/kepribadian, serta status sosialnya.

3. Citra Produk (product image), yaitu: sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Meliputi artibut produk tersebut, manfaat bagi konsumen, penggunanya, serta jaminan.

Menurut Schiffman dan Kanuk (1997) faktor-faktor pembentuk citra merek adalah sebagai berikut:

1. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu

2. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi

3. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen


(23)

4. Pelayanan, yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani konsumennya

5. Resiko, berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung dan rugi yang mungkin dialami oleh konsumen

6. Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang

7. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan, kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu.

2.1.3 Keputusan Pembelian

2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2006:129)

“Consumer buyer behavior is the buying behavior of final consumer individuals and households who buy goods and services for personal

consumption”.

Artinya:Perilaku pembelian konsumen adalah perilaku pembelian akhir dari konsumen,baik individual maupun rumah tangga,yang membeli barang-barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.


(24)

“Keputusan pembelian didasari pada informasi tentang keunggulan suatu

produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan

yang akan merubah seseorang untuk melakukan keputusan pembelian”

Menurut Kotler dan Amstrong (2004:227) terdapat 5 keputusan yang dilakukan oleh pembeli,yaitu:

1. Pemilihan Produk

Konsumen harus menentukan produk apa yang akan dibeli,dan produk tersebut dapat memberikan manfaat untuk digunakan atau dikonsumsi serta dapat memuaskan keinginan atau kebutuhannya.

2. Pilihan Merek

Konsumen harus memutuskan merek mana yang akan dibeli.Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri.Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

3. Pemilihan Saluran Pembelian

Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan dikunjungi.Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur,bias dikarenakan factor lokasi yang dekat,harga yang murah,persediaan barang yang lengkap,kenyamanan berbelanja,keluasan tempat dan sebagainya.

4. Waktu pembelian

Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu bisa berbeda-beda,misalnya:ada yang membeli setiap hari,satu minggu sekali,dua minggu sekali,tiga minggu sekali,satu bulan sekali,dan seterusnya.


(25)

5. Jumlah pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat.Pembelian dilakukan mungkin lebih dari satu.Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari setiap pembeli.

Kotler (2000) menyebutkan bahwa keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Dimensi untuk mengukur keputusan pembelian yang diambil oleh konsumen antara lain (Sutisna, 2003) :

a. Benefit Association

Kriteria benefit association menyatakan bahwa konsumen menemukanmanfaat dari produk yang akan dibeli dan menghubungkannya dengankarakteristik merek.

b. Frekuensi pembelian

Ketika konsumen membeli produk tertentu dan ia merasa puas dengan kinerja produk tersebut, maka ia akan sering membeli kembali produk tersebut kapanpun ia membutuhkannya.

2.1.3.2.Konsep-konsep Keputusan Pembelian

Perilaku konsumen menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Oslo adalah interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kota di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.


(26)

Sedangkan perilaku konsumen menurut James F Engel sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini (Rangkuti, 2003:58).

2.1.3.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Philip Kotler (2002:183:196)Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah

a. Faktor budaya

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. b. Faktor sosial

Selain faktor budaya, perilaku seseorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor social seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran status sosial.

c. Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. d. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor psikologi utama: motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.


(27)

2.1.3.4 Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2006:181) menggambarkan proses pembelian model 5 tahap (Five stage model of the costumer buying prosess) sebagai berikut:

Gambar 2.1

Proses Pembelian Model Lima Tahap

1. Pengenalan kebutuhan

Proses pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan ( need recognition ) pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang diinginkan.

2. Pencarian informasi

Merupakan tahap pengambilan keputusan dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi: konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi. Dimana konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber manapun. Sumber ini meliputi

 Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan

 Sumber komersial : iklan, wiraniaga, dealler, kemasan, pajangan

Pengenalan kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pasca pembelian


(28)

 Sumber publik : media massa, organisasi penilai pelanggan

 Sumber pengalaman : menangani, memeriksa, menggunakan produk

3. Evaluasi berbagai alternatif

Tahap didalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek – merek alternatif dalam satu susunan pilihan. Untuk menilai alternatif pilihan konsumen terdapat 5 ( lima ) konsep dasar yang dapat digunakan, yaitu :

 Atribut produk

 Tingkat kepentingan

 Keyakinan merek

 Kepuasan produk total

 Prosedur evaluasi 4. Keputusan pembelian

Merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar – benar membeli produk. Ada 3 ( tiga ) faktor yang menyebabkan timbulnya keputusan untuk membeli :

 Sikap orang lain : tetangga, teman, orang kepercayaan, keluarga, dll

 Faktor situasi yang tak diharapkan : harga, pendapatan keluarga, manfaat yang diharapkan.


(29)

5. Perilaku pasca pembelian

Tugas orang pemasaran tidak berkahir ketika produknya dibeli orang. Dimana konsumen akan mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini, maka penulis akan paparkan hasil peneitian terdahulu yang ada kaitannya dengan judul peneitian yang penulis angkat. Penelitian terdahulu dapat diliat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti Hasil Persamaan Perbedaan

Penelitian terdahulu Rencana penelitian Roslina (Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek Terhadap Pembelian Produk)

Menyatakan bahwa pemberian informasi tentang produk kepada konsumen sangat penting

karena membuat

konsumen memiliki pengetahuan tentang produk tersebut dan

informasi yang

disampaikan dapat membentuk citra merek,yang akan menimbulkan niat beli dan mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen

Terdapat variabel yang sama yaitu Pengetahuan Produk dan Citra Merek hanya terdapat 2 variabel yaitu store atmosphere

Penelitian dilakukan di

ITKLIK Jakarta Djoko Lesmana Radji (Hubungan Citra Merek, Kepuasan, dan Loyalitas Konsumen

Bangkitnya merek perusahaan dipengaruhi juga oleh merek produk

Terdapat variabel yang sama yaitu Citra Merek

hanya terdapat 1 variabel yaitu citra merek

Penelitian dilakukan di ITKIK Jakarta

Long-Yi Lin and

Chun-Menyatakan bahwa: -pengetahuan produk

Terdapat variable yang

tidak terdapat

Penelitian dilakukan di


(30)

Shuo Chen

(The influence of the country-of-origin image, product knowledge and product involvement on consumer purchase decisions: an empirical study of insurance and catering services in Taiwan)

konsumen berdampak positif dan signifikan yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen; -keterlibatan produk memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian konsumen;

sama yaitu pengetahuan produk dan keputusan pembelian tentang variabel citra merek ITKLIK Jakarta Nan-Hong Lin ( The Effect of Brand Image and Product Knowledge on Purchase Intention Moderated by Price

Discount)

-Ada perbedaan yang signifikan dalam korelasi antara citra merek dan niat beli.

Kesimpulan ini

menunjukkan bahwa niat beli konsumen tidak bisa dipengaruhi oleh citra merek.

Semakin tinggi status citra merek, niat pembelian lebih ada. Thakor dan Katsanis (1997)

-Ada perbedaan yang signifikan dalam korelasi antara pengetahuan produk dan niat beli. Jelas, niat pembelian konsumen dipengaruhi oleh jumlah produk pengetahuan yang

Lebih tinggi konsumen produk pengetahuan miliki, niat pembelian lebih ada.

Terdapat 2 variabel yang sama yaitu, pengetahuan produk dan citra merek tidak terdapat tentang variabel keputusan pembelian Penelitian dilakukan di ITKLIK Jakarta

Puji Isyanto, H. Sonny Hersono, Rama Darmawan

Analisis Citra Merek Produk IM3: Studi Kasus Pada Mahasiswa FE

Persepsi Mahasiswa Universitas

Singaperbangsa Karawang Terhadap Citra Merek IM3 baik/murah/setuju

Terdapat 1 variabel yang sama yaitu, citra merek tidak terdapat tentang variabel pengetahuan produk dan keputusan pembelian

Penelitian dilakukan di ITKLIK Jakarta


(31)

Universitas Singaperbangs a Karawang Kambiz Heidarzadeh Hanzaee and Shirin Khosrozadeh

(The Effect of the Country-of-Origin Image, Product Knowledge and Product Involvement on Information Search and Purchase Intention)

-Pengetahuan produk memiliki signifikan positif pengaruh pada pencarian informasi konsumen

niat.

- Pengetahuan produk memiliki positif dan signifikan

pengaruh terhadap keterlibatan produk.

Terdapat 1 variabel yang sama yaitu, pengetahuan produk tidak terdapat tentang variabel citra merek dan

keputusan pembelian

Penelitian dilakukan di ITKLIK Jakarta

Krystia Tambunan, Ibnu Widiyanto (

Analisis pengaruh citra merek, persepsi kualitas dan harga terhadap keputusan pembelian bandeng presto:Studi kasus pada konsumen di Bandeng Presto Semarang)

Secara bersama-sama variabel citra merek, persepsi kualitas dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

Terdapat 2 variabel yang sama yaitu citra merek dan keputusan pembelian. Tidak terdapat tentang variable pengetahuan produk. Penelitian dilakukan di ITKLIK Jakarta Tooraj Sadeghi*, Khadijeh Ghaemmagha mi Tabrizi and Asieh Noroozi(The effective factors related with feelings, brand perception and purchase decision under a model)

Mengenai pengaruh persepsi merek pada niat pembelian, kita dapat mengungkapkan masalah demikian. Merek digunakan sebagai faktor yang sangat penting dan efektif dalam niat pembelian karena

merek-merek terkenal

mengurangi risiko

pembelian dan

meningkatkan kepastian kami kualitas barang

Terdapat 1 variabel yang sama yaitu keputusan pembelian Tidak terdapat tentang variabel pengetahuan produk dan citra merek

Penelitian dilakukan di ITKLIK Jakarta


(32)

2.2 Kerangka Pemikiran

Bisnis alat alat elektronik mengalami perkembangan cukup pesat di Indonesia, khususnya di Jakarta. Semakin pesatnya bisnis alat alat elektronik semain banyak pula perkembangan alat-alat alat elektronik yang berbasis teknologi di setiap kota di Indonesia terutama Jakarta. Tidak sedikit kita temui toko yang menjual laptopdi Jakarta

ITKLIK adalah salah satu toko yang berada di Ruko Harco Mangga 2 blok I no 39 Jakarta .Tidak hanya ITKLIK saja, banyak toko dan store lain yang menjual laptop yang berada di Mangga Dua dan masing-masing toko membangun strategi untuk menarik konsumen terhadap pembelian produk laptop agar konsumen membeli produk tersebut.

Brucks (1985) yang dialih bahasakan oleh Lin & Lin (2007:122) dalam penelitian Roslina (2009), mengukur pengetahuan produk dengan tiga cara,yaitu:

1. Subjective knowledge, merupakan tingkat pengertian konsumen terhadap suatu produk,sering disebut menilai pengetahuan sendiri (self-assessed knowledge)

2. Objective knowledge, yaitu: tingkat dan jenis pengetahuan produk yang benar-benar tersimpan dalam memori konsumen,disebut juga pengetahuan actual (actual knowledge).

3. Experience-based knowledge,merupakan pengalaman sebelumnya dari pembelian atau penggunaan produk


(33)

“Pengetahun produk merupakan petunjuk intrinsik yang sangat penting bagi konsumen untuk dipertimbangkan ketika mengevaluasi produk sebelum

dilakukan pembelian”

Selain Pengetahun Produk,citra merek juga sangat penting dalam keputusan pembelian konsumen.

Kottler (2004:63) mendefenisikan citra merek sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek. Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek tersebut. Kotler juga menambahkan bahwa citra merek merupakan syarat dari merek yang kuat.

Merek memberikan 4(empat) hal pokok yang harus diperhatikan dalam sebuah merek (Kartajaya, 2004; 484) yaitu:

a. Recognition

Merupakan tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen, jika sebuah merek tidak dikenal maka produk dengan merek tersebut harus dijual dengan mengandalkan harga termurah.

b. Reputation

Merupakan suatu tingkat reputasi atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karenalebih memiliki track record yang baik. Sebuah produk dengan merek yang disukai konsumen akan lebih mudah dijual dan sebuah produk yang dipersepsi memiliki kualitas yang tinggi akan mempunyai reputasi yang baru.


(34)

Merupakan suatu emotional relationship yang timbul antara sebuah merek dengan konsumennya.

d. Loyality

Menyangkut seberapa besar kesetiaan konsumen dari suatu produk yang menggunakan merek yang bersangkutan.

Dari pengetahuan produk dan citra merek maka timbul suatu keputusan pembelian konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk.

Menurut Fandy Tjiptono (2005:156) keputusan pembelian adalah :

”Keputusan pembelian didasarkan pada informasi tentang keunggulan suatu

produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan merubah seseorang untuk melakukan keputusan pembelian”

Menurut Suhartono (2010:96),keputusan pembelian konsumen adalah:

”Tahap dimana pembeli telah menentukan pilihan dan melakukan pembelian produk,serta mengkonsumsinya”

Kotler (2006:181) menggambarkan proses pembelian model 5 tahap,sebagai berikut:

Gambar 2.2

Proses Pembelian Model Lima Tahap

Pengenalan kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pasca pembelian


(35)

1. Pengenalan kebutuhan

Proses pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan ( need recognition ) pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang diinginkan.

2. Pencarian informasi

Merupakan tahap pengambilan keputusan dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi: konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi. Dimana konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber manapun. Sumber ini meliputi:

 Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan

 Sumber komersial : iklan, wiraniaga, dealler, kemasan, pajangan

 Sumber publik : media massa, organisasi penilai pelanggan

 Sumber pengalaman : menangani, memeriksa, menggunakan produk

3. Evaluasi berbagai alternatif

Tahap didalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek – merek alternatif dalam satu susunan pilihan. Untuk menilai alternatif pilihan konsumen terdapat 5 ( lima ) konsep dasar yang dapat digunakan, yaitu :


(36)

 Tingkat kepentingan

 Keyakinan merek

 Kepuasan produk total

 Prosedur evaluasi 4. Keputusan pembelian

Merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar – benar membeli produk. Ada 3 ( tiga ) faktor yang menyebabkan timbulnya keputusan untuk membeli :

 Sikap orang lain : tetangga, teman, orang kepercayaan, keluarga, dll

 Faktor situasi yang tak diharapkan : harga, pendapatan keluarga, manfaat yang diharapkan.

5. Perilaku pasca pembelian

Tugas orang pemasaran tidak berkahir ketika produknya dibeli orang. Dimana konsumen akan mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.

2.2.1. Pengaruh Pengetahuan Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Menurut Zeithaml dalam Lin & Lin (2007:121)pengetahun produk merupakan petunjuk intrinsik yang sangat penting bagi konsumen untuk dipertimbangkan ketika mengevaluasi produk sebelum dilakukannya pembelian.

Menurut Roslina (2009) Pemberian informasi tentang produk kepada konsumen sangat penting karena membuat konsumen memiliki pengetahuan


(37)

tentang produk tersebut dan informasi yang disampaikan akan mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen.

Untuk memahami perilaku konsumen, sangat penting untuk pembangun pengetahuan konsumen tentang produk tersebut.Hal ini karena, sebelum konsumen melakukan perilaku pembelian aktual, ia / dia kemungkinan besar Memahami pengalaman dua prosedur:

1. Informasi pencarian

Ini berarti ketika konsumen menghadapi banyak pertanyaan yang relevan mengkonsumsi, dia / dia membutuhkan informasi yang relevan untuk membantu keputusanpembelian. Jenis mencari informasi yang tepat untuk prosedur ini disebut pencarian informasi (Solomon, 1997 dalam penelitian Long-Yi Lin and Chun-Shuo Chen,2006).

2. Informasi pengolahan: meliputi diri konsumen memilih untuk mengekspos, perhatikan, mengakui, menyetujui, menerima, atau mempertahankan. Tidak peduli berapa banyak pengetahuan konsumen memiliki, semuanya mempengaruhi prosedur / nya mengenai pencarian informasi dan pengolahan informasi (Brucks, 1985 dalam penelitian Long-Yi Lin and Chun-Shuo Chen 2006).


(38)

2.2.2 Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Wicaksono (2007) mengemukakan pentingnya pengembangan citra merek dalam keputusan pembelian. Brand image yang dikelola dengan baik akan menghasilkan konsekuensi yang positif, meliputi:

1. Meningkatkan pemahaman terhadap aspek-aspek perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.

2. Memperkaya orientasi konsumsi tehadap hal-hal yang bersifat simbolis lebih dari fungsi-fungsi produk.

3. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk.

4. Meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan, mengingat inovasi teknologi sangat mudah untuk ditiru oleh pesaing.

Menurut Roslina (2009) Informasi yang disampaikan tentang produk dapat membentuk citra merek,yang akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

2.2.3 Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan

Pembelian

Menurut Roslina (2009) Konsumen memiliki pengetahuan tentang produk tersebut dan informasi yang disampaikan dapat membentuk citra merek, yang akan menimbulkan niat beli dan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.


(39)

Pengetahuan produk

-Produk sebagai paket atribut

-Produk sebagai paket manfaat

-Produk sebagai nilai yang memuaskan

Peter and Olson (2008:71)

Citra Merek

-Recognition -Reputation -Affinity -Loyality

Kartajaya (2004:484)

Berdasarkan uraian diatas,maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Roslina (2009)

Roslina (2009)

Wicaksono (2007)

Gambar 2.3 Model Kerangka Berfikir

Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Keputusan Pembelian

-Pengenalan masalah -Pencarian informasi -Evaluasi berbagai alternatif

-Keputusan pembelian -Perilaku pasca pemelian


(40)

2.3Hipotesis

Menurut Ujang Sumarwan dalam bukunya Riset Pemasaran dan Konsumen (2011:14) menyatakan bahwa:

“Hipotesis adalah pernyataan atau preporsisi yang belum dibuktikan tentang suatu

faktor atau fenomena yang sedang diteliti.” Hipotesa menggambarkan hubungan antar variabel yang diteliti.

Hipotesis Utama:

Terdapat Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan pembelian Laptop Samsung Pada Konsumen ITKLIK Jakarta

Sub Hipotesis:

1. Terdapat Pengaruh Pengetahuan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Laptop merek Samsung Pada Konsumen ITKLIK Jakarta.

2. Terdapat Pengaruh Citra Merek Terhadap keputusan pembelian laptop merek Samsung Pada Konsumen ITKLIK Jakarta

3. Terdapat Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan pembelian Laptop Merek Samsung Pada Konsumen ITKLIK Jakarta


(41)

45 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data–data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut yang berjudul : “Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Laptop Samsung Pada Konsumen ITKLIK Jakarta”

Di dalam penelitian ini, penulis mengemukakan dua variabel yang akan diteliti. Adapun variabel yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independent (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas). Variabel independent (variabel X1) dalam penelitian ini adalah Pengetahuan Produk dan (variabel X2) Citra Merek.

2. Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent.Variabel dependent (variabel Y) dalam penelitian ini adalah Keputusan Pembelian.

Pengetahuan Produk dan Citra Merek merupakan faktor penyebab, sedangkan Keputusan Pembelian faktor akibat. Objek penelitian ini dilakukan pada konsumen yang melakukan pembelian laptop Samsung di ITKLIK Jakarta.


(42)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Umi Narimawati, (2008:127) merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode penelitian menurut Sugiyono (2009:2) pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif, dengan pendekatan kuantitatif.

Metode Deskriptif menurut Sugiyono (2009:206) mendefinisikan:

"Penelitian yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi."

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan bahwa:

Metode Verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan benar atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan

kehidupan”.

Sedangkan menurut Mudjarad Kuncoro (2001:102) mendefinisikan Pendekatan kuantitatif yaitu:


(43)

“Pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manejerial dan

ekonomi dimana pendekatan ini terdiri atas perumusan masalah, mencari

solusi, menguji solusi, menganalisa hasil dan mengimplemasikan hasil.”

Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

Menurut Moh. Nazir (2003:84) desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249)menyatakan bahwa :

“Desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang

menyatakan metode dan prosedur – prosedur yang digunakan oleh peneliti

dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.


(44)

Dari pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih luas, yang mencangkup proses-proses berikut ini:

1. Sumber masalah

Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian.

2. Perumusan masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara yang relevan dan penemuan yang relevan.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.


(45)

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian.

5. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan kuantitatif.

6. Menyusun instrument penelitian

Peneliti dapat menyusun instrument penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian ini untuk menguji adanya hubungan dari Pengetahuan Produk (Variabel Independen“X1”) dan Citra Merek (Variabel Independen“X2”) terhadap Keputusan Pembelian (Variabel dependen“Y”) digunakan korelasi Analisis Regresi Berganda, dan untuk menguji pengaruh dari Pengetahuan Produk (Variabel Independen“X1”) dan Citra Merek (Variabel Independen“X2”) terhadap Keputusan Pembelian


(46)

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

Tabel 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian Jenis penelitian Metode yang digunakan

Unit Analisis Time Horizon

T-1 Descriptive Descriptive

dan survey

Konsumen yang melakukan pembelian laptop

samsung di ITKLIK Jakarta

Cross sectional

T-2 Descriptive Descriptive

dan survey

Konsumen yang melakukan pembelian laptop

Samsung di ITKLIK Jakarta

Cross sectional

T-3 Descriptive Descriptive

dan survey

Konsumen yang melakukan pembelian laptop

Samsung di ITKLIK Jakarta

Cross sectional T-4 Descriptive & Verifikatif Descriptive dan Explanatory Survey Konsumen yang melakukan pembelian laptop Samsung di ITKLIK Jakarta

Cross sectional


(47)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Pengetahuan Produk sebagai variable independen pertama (X1).

2. Variabel Citra Merek sebagai variable independent kedua (X2).

3. Variabel Keputusan Pembelian sebagai variabel dependent (Y).

Untuk lebih jelasnya rincian masing-masing variabel dapat dijelaskan dalam Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber Data Pengetahua

n Produk (X1)

Pengetahuan produk adalah variabel konseptual yang penting dalam perilaku konsumen dan dipengaruhi oleh pengumpulan

informasi

Coulter At Al (2005:604)

-Sebagai paket atribut -Sebagai paket manfaat

-Sebagai nilai yang memuaskan -Tingkat atribut produk -Tingkat manfaat produk

-Tingkat nilai yang

memuaskan

Ordinal Konsumen laptop merek Samsung di ITKLIK, Jakarta

Citra Merek (X2)

citra merek adalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu . Fandy -Recognition -Reputation -Tingkat dikenalnya sebuah merek -Tingkat status merek yang

Ordinal Konsumen laptop merek Samsung di ITKLIK, Jakarta


(48)

Tjiptono(2005:49)

-Affinity

-Loyality

tinggi -Tingkat merek dengan konsumennya -Tingkat kesetiaan konsumen Keputusan Pembelian (Y)

Perilaku pembelian konsumen adalah perilaku pembelian

akhir dari

konsumen,baik individual maupun rumah tangga,yang membeli barang-barang dan jasa untuk konsumsi pribadi

Kotler dan Amstrong (2006:129) -Pengenalan masalah -Pencarian informasi -Evaluasi berbagai alternative -Keputusan pembelian -Perilaku pasca pembelian

Philip Kotler (2002:204) -Tingkat pengenalan masalah -Tingkat pencarian informasi -Tingkat evaluasi berbagai alternative -Tingkat keputusan pembelian -Tingkat perilaku pasca pembelian

Ordinal Konsumen laptop merek Samsung di ITKLIK, Jakarta

3.2.3 Sumber Dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti baik dari pribadi (responden) maupun dari satu instansi yang mengolah data untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan


(49)

wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

2. Data Sekunder

Merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta catatan-catatan kuliah yang menunjang penelitian ini.

3.2.4 Teknik Penentuan Data

3.2.4.1 Populasi

Populasi merupakan objek atau subjek yang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2009:80) tentang pengertian populasi yaitu:

“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulan.”

Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada satu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh konsumen yang melakukan pembelian di ITKLIK di Jakarta dalam waktu sebulan yaitu sebanyak 50.


(50)

3.2.3.2.2 Sensus

Arikunto (1998:117) mengatakan sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.

Selanjutnya Arikunto (1998:125) mengatakan bahwa sebagai ancer-ancer, jika peneliti mempunyai beberapa ratus subyek dalam populasi, mereka dapat menentukan kurang lebih 25% -30% dari jumlah subyek tersebut. Jika jumlah anggota subyek dalam populasi hanya meliputi antara 100 hingga 150 orang dan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan angket/kuesioner, sebaiknya subyek sejumlah itu diambil seluruhnya. Sehingga dapat dikatakan sebagai penelitian sensus.

Mengenai sensus Ruslan (2008:142) mengatakan bahwa alasan melakukan sensus, yaitu peneliti sebaiknya mempertimbangkan untuk meneliti seluruh elemen-elemen dari populasi, jika elemen populasi relatif sedikit dan variabilitas setiap elemennya yang tinggi (heterogen). Sensus lebih layak dilakukan jika penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan karakteristik setiap elemen dari suatu populasi.

Berdasarkan pendapat Arikunto dan Ruslan tersebut di atas, peneliti menggunakan penelitian sensus yaitu mengambil sampel penelitian secara keseluruhan yang berjumlah 50 responden.


(51)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakna dalma penelitian ini adalah: 1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer yang diperoleh dengan cara:

a. Observasi (Pengamatan Langsung), yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langkung dilokasi untuk memperoleh data yang diperlukan.

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang di bahas.

c. Angket (Kuesioner)

Kuesioner merupakan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawab, berupa daftar pertanyaan yang dibuat dengan metode pertanyaan terstruktur (tertutup dan terbuka) kepada 100 responden tentang variabel Pengetahuan Produk, Citra Merek dan Keputusan Pembelian.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Reseacrh)

Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang bersifat teori sebagai perbanding dengan data penelitian yang diperoleh.


(52)

Data tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.2.4.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2009:173) valid berarti instrument tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi suatu penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden terpilih maka harus diadakan uji validitas terlebih dahulu pada butir-butir yang benar-benar mengukur apa yang diukur. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat ukur maka alat ukur tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya di ukur.

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson adalah sebagai berikut :

 

2 2

2

 

2

n XY- X Y

r=

X - X × Y - Y

 

Keterangan:

r = nilai koefesien korelasi pearson X = Skor item pertanyaan


(53)

Y = Skor total item pertanyaan

N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikansi 5%). Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Dimana :

n = ukuran sampel

r = Koefisien Korelasi Pearson

Keputusan pengujian validitas instrument dengan menggunakan taraf signifikan dengan 5% satu sisi adalah :

1. Item instument dikatakan valid jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05 =

1,9744 maka instrument tersebut dapat digunakan.

2. Item instrument dikatakan tidak valid jika thitung kurang dari t0,05(165) =

1,9744 maka item tersebut tidak dapat digunakan.

Berikut ini merupakan tabel uji validitas dari masing-masing variabel, yaitu sebagai berikut:

1. Uji Validitas Pengetahuan Produk(X1)

Hasil pengujian validitas pengetahuan produk dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini


(54)

Tabel 3.3 Hasil pengujian validitas Pengetahuan Produk

Variabel No. Item Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan

Pengetahuan Produk

(X1)

1 0,683 0,30 Valid

2 0,686 0,30 Valid

3 0,658 0,30 Valid

4 0,405 0,30 Valid

5 0,484 0,30 Valid

6 0,405 0,30 Valid

2. Uji Validitas Citra Merek (X2)

Hasil pengujian validitas citra merek dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4 Hasil pengujian validitas citra merek

Variabel No.Item Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan

Citra Merek (X2)

1 0,416 0,30 Valid

2 0,494 0,30 Valid

3 0,622 0,30 Valid

4 0,621 0,30 Valid

3. Uji Validitas Keputusan Pembelian (Y)

Hasil pengujian validitas pembelian keputusan pembeliandapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5 Hasil pengujian validitas keputusan pembelian

Variabel No.Item Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan

Keputusan Pembelian (Y)

1 0,459 0,30 Valid

2 0,488 0,30 Valid

3 0,690 0,30 Valid

4 0,520 0,30 Valid


(55)

Pada ketiga tabel di atas dapat dilihat nilai koefisien korelasi setiap butir pernyataan dengan total item lainnya lebih besar dari nilai 0,30, hasil uji ini mengindikasikan bahwa semua butir pertanyaan yang diajukan pada ketiga variabel valid dan layak digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian dan dapat diikutsertakan pada analisis selanjutnya.

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau kepercayaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua belahan instrumen. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman–Brown Correlation) Tekhnik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap–ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :

a. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II

b. Skor untuk masing–masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kelompok II


(56)

d. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Ґ1 =

Keterangan :

Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item

Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua Keputuasan pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan taraf signifikan 5 % satu sisi adalah :

1. Jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05 dengan taraf signifikan 5 %

maka instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan

2. Jika thitung kurang dari t0,05 dengan taraf signifikan 5% satu sisi maka

instrument dinyatakan tidak reliabel dan tidak dapat digunakan. Hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS.

Sekumpulan butir pertanyaan dalam kuesioner dapat diterima jika memiliki nilai koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,7.

Tabel 3.6

Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas

Kriteria Reliability Validity

Good 0,80 0,50

Acceptable 0,70 0,30

Marginal 0,60 0,20

Poor 0,50 0,10

Sumber: Barker et al, 2002:70

Ґb b


(57)

Adapun hasil perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian Variabel Koefisien

Reliabilitas Nilai kritis Keterangan Pengetahuan produk 0,915 0,70 reliabel

Citra merek 0,739 0,70 reliabel Keputusan pembelian 0,757 0,70 reliabel

Hasil pengujian reabilitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X1 (Pengetahuan Produk) memiliki nilai t di atas 0,05. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas 0,700, yakni 0,915. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel pengetahuan produk dinyatakan reliabel.

Hasil pengujian reabilitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X2 (Citra Merek) memiliki nilai t di atas 0,05. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas 0,700, yakni 0,739. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel citra merek dinyatakan reliabel.

Hasil pengujian reabilitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas menunjukan seluruh item pertanyaan variabel Y (Keputusan Pembelian) memiliki nilai t di atas 0,05. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas 0,700, yakni 0,757 Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel pembelian impulsif dinyatakan reliabel.


(58)

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa seluruh item pernyataan memiliki koefisien validitas di atas 0,300 yang menandakan bahwa seluruh item pernyataan tersebut sudah mengukur apa yang seharusnya di ukur, sedangkan untuk hasil pengujian reliabilitas diperoleh nilai koefisien reliabilitas masing-masing sebesar 0,915, 0,739 dan 0,757, ketiganya berada di atas 0,700 yang menandakan bahwa variabel yang digunakan dalam

instrumen penelitian sudah menunjukan keandalannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan sudah memenuhi syarat untuk digunakan dalam penelitian.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1 RancanganAnalisis

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif/Kualitatif

Analisis Deskriptif/ kualitatif digunakan untuk menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik.

Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilhat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui


(59)

perolehan prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah responden.

Sumber :Umi Narimawati (2007:84)

Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah responden.

Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal dikontribusikan dengan tabel 3.8 sebagai berikut :

% Skor =

Skor aktual Skor ideal


(1)

11

71,00

Sangat Buruk Buruk Cukup Baik Sangat Baik

20 36 52 68 84 100

Gambar 1

Skala Penafsiran Persentase Skor Variabel Pengetahuan Produk

Gambar diatas memperlihatkan bahwa hasil perhitungan persentase total skor dari variabel pengetahuan produk sebesar 71,00 berada pada interval 68 – 84. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan sebagian besar konsumen ITKLIK Jakarta mengenai laptop merek Samsung sudah baik.Agar lebih jelas penulis juga menyajikan gambaran pengetahuan konsumen pada masing-masing indikator, yang diukur menggunakan 3 (tiga) indikator dan dioperasionalisasikan menjadi 6 butir pernyataan.Berikut gambaran tanggapan responden terhadap setiap butir pertanyaan pada masing-masing indikator.

1. Tingkat Atribut

Pengetahuan konsumen ITKLIK Jakarta mengenai atribut laptop Samsung diukur menggunakan 2 butir pernyataan. Berikut tanggapan responden terhadap ketiga butir pernyataan tersebut.

Mengetahui bahwa laptop samsung menyiratkan sebagai laptop yang tahan lama

mayoritas responden menyatakan setuju mereka mengetahui bahwa laptop Samsung menyiratkan sebagai laptop yang tahan lama. Ketahanan suatu laptop merupakan suatu hal yang sangat penting dimiliki bagi sebuah laptop yang baik. Konsumen biasanya akan mencari laptop yang tahan lama untuk mereka jadikan alat bantu dalam menunjang pekerjaannya. Laptop Samsung dikenal sebagai laptop yang memiliki daya tahan yang istimewa. Hal ini merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki oleh laptop Samsung. Hal ini sesuai dengan uraian mengenai kelebihan dan kelemahan laptop Samsung pada sebuah situs sebagai berikut :

http://situsinformasi.blogspot.com/2012/10/kelebihan-dan-kelemahan-dari-semua-merk-laptop.html.

Merek samsung mengingatkan anda akan laptop yang berkualitas bagus

mayoritas responden menyatakan setuju mereka mengetahui bahwa merek Samsung menyiratkan sebagai laptop yang berkualitas bagus.

2. Tingkat Manfaat

Pengetahuan konsumen ITKLIK Jakarta mengenai manfaat laptop Samsung hanya diukur menggunakan 2 butir pernyataan. Berikut tanggapan responden terhadap butir

pernyataan tersebut.

Merasa saat menggunakan laptop Samsung sebagai seorang yang menggunakan produk yang berkualitas, mahal dan tahan lama

mayoritas responden menyatakan setuju Merasa saat menggunakan laptop Samsung sebagai seorang yang menggunakan produk yang berkualitas, mahal dan tahan lama. Menurut Sciffman & Kanuk (2008:125), Para konsumen mempunyai persepsi mengenai diri mereka masing-masing. Pada dasarnya konsumen berusaha menggambarkan diri mereka ke dalam berbagai pilihan produk mereka, mereka cenderung merasa sebagai seorang yang menggunakan suatu produk yang membuat mereka mengubah citra diri.Atribut atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional.Sebagai gambaran, atribut “mahal” cenderung diterjemahkan sebagai manfaat emosional, sehingga seseorang yang mengendarai mercedes akan merasa dirinya dianggap penting dan dihargai.


(2)

12

Laptop Samsung telah memenuhi kebutuhan anda akan sebuah laptop karena fiturnya yang sesuai dengan kebutuhan kerja anda

mayoritas responden menyatakan setuju. Selanjutnya berdasarkan distribusi tanggapan responden dapat diketahui bahwa pada umumnya konsumen ITKLIK Jakarta merasa laptop Samsung telah memenuhi kebutuhan anda akan sebuah laptop karena fiturnya yang sesuai dengan kebutuhan kerjanya. Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005, p.422)Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

3. Tingkat Nilai Kepuasan

Pengetahuan konsumen ITKLIK Jakarta mengenai nilai kepuasan menggunakan laptop Samsung diukur menggunakan 2 butir pernyataan. Berikut tanggapan responden terhadap kedua butir pernyataan tersebut.

Laptop Samsung merupakan laptop yang berkualitas tinggi sehingga anda merasakan kepuasan saat menggunakannya

mayoritas responden menyatakan setuju. Produk sebagai nilai yang memuaskan

(products as value satisfier) Merek tersebut juga mengatakan sesuatu tentang nilai

prosedurnya.

Dari semua laptop yang telah anda gunakan, hanya laptop Samsung yang paling memberikan manfaat maksimal dan kepuasan maksimal saat menggunakannya

mayoritas responden menyatakan setuju ”Dari semua laptop yang telah anda gunakan, hanya laptop Samsung yang paling memberikan manfaat maksimal dan kepuasan maksimal saat menggunakannya

Gambaran Data Tanggapan Responden Mengenai Citra Merek

Citra merek diukur menggunakan 4 (empat) indikator dan dioperasionalisasikan menjadi 4 butir pernyataan.Untuk mengetahui gambaran empirik secara menyeluruh tentang citra merek Laptop Samsung maka dilakukan perhitungan persentase skor jawaban responden untuk setiap butir pernyataan.

skala penafsiran persentase skor jawaban responden yang disajikan ke dalam gambar sebagai berikut:

62,90

Sangat Buruk Buruk Cukup Baik Sangat Baik

20 36 52 68 84 100

Gambar 2

Skala Penafsiran Persentase Skor Total Variabel Citra Merek

Gambar diatas memperlihatkan bahwa hasil persentase total skor jawaban responden pada variabel citra merek sebesar 62,90 berada di antara interval 52 – 68. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa citra merek laptop Samsung bagi sebagian besar konsumen ITKLIK Jakarta cukup baik. Agar lebih jelas maka penulis juga menyajikan gambaran citra merek laptop Samsung pada masing-masing indikator, yang diukur menggunakan 4 (empat) indikator dan dioperasionalisasikan menjadi 4 butir pernyataan. Berikut gambaran tanggapan responden terhadap setiap butir pertanyaan pada masing-masing indikator.

1. Recognition

Pengenalan konsumen ITKLIK Jakarta terhadap laptop merek Samsung hanya diukur menggunakan 1 butir pernyataan. Berikut rekapitulasi tanggapan responden terhadap butir pernyataan tersebut.


(3)

13

Ketika membutuhkan sebuah laptop, maka merek Samsung yang anda pilih karena merek Samsung sudah dikenal

Ketika membutuhkan sebuah laptop, maka merek Samsung yang anda pilih karena merek Samsung sudah dikenal dapat diketahui bahwa tingkat pengenalan yang dimiliki sebagian besar konsumen ITKLIK Jakarta terhadap laptop merek Samsung cukup baik

2. Reputation

Persepsi konsumen ITKLIK Jakarta terhadap reputasi laptop merek Samsung hanya diukur menggunakan 1 butir pernyataan. Berikut rekapitulasi tanggapan responden terhadap butir pernyataan tersebut.

Memilih laptop Samsung karena reputasinya yang sudah baik dibandingkan dengan merek lainnya

Responden Memilih laptop Samsung karena reputasinya yang sudah baik dibandingkan dengan merek lainnya dapat diketahui bahwa bagi sebagian besar konsumen ITKLIK Jakarta reputasi laptop merek Samsung cukup baik.

3. Affinity

Persepsi konsumen ITKLIK Jakarta terhadap daya tarik laptop merek Samsung hanya diukur menggunakan 1 butir pernyataan. Berikut rekapitulasi tanggapan responden terhadap butir pernyataan tersebut.

Merek Samsung yang Ada di Benak Anda Saat Membeli Laptop

Skor tanggapan responden dapat diketahui bahwa bagi sebagian besar konsumen ITKLIK Jakarta daya tarik laptop merek Samsung dapat diketahui bahwa setuju merek Samsung yang ada di benak saat membeli laptop.

4. Loyality

Loyalitas konsumen ITKLIK Jakarta terhadap laptop merek Samsung hanya diukur menggunakan 1 butir pernyataan. Berikut rekapitulasi tanggapan responden terhadap butir pernyataan tersebut.

Loyal Terhadap Merek Samsung

Tanggapan responden dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen ITKLIK Jakarta cukup loyal terhadap laptop merek Samsung.

Gambaran Data Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian konsumen pada ITKLIK Jakartaterhadap laptop merek Samsung akan terungkap melalui jawaban responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan pada kuesioner. Keputusan pembelian diukur menggunakan 5 (lima) indikator dan dioperasionalisasikan menjadi 5 butir pernyataan.Untuk mengetahui gambaran empirik secara menyeluruh tentang keputusan pembelian konsumen pada ITKLIK Jakarta terhadap laptop merek Samsung maka dilakukan perhitungan persentase skor jawaban responden untuk setiap butir pernyataan.

skala penafsiran persentase skorjawaban responden yang disajikan ke dalam gambar sebagai berikut:

68,0

Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi

20 36 52 68 84 100

Gambar 3


(4)

14

Gambar diatas memperlihatkan bahwa hasil persentasetotal skor jawaban responden pada variabel keputusan pembelian berada di antara interval 52 – 68. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian konsumen pada ITKLIK Jakarta terhadap laptop merek Samsung secara umum berada dalam kategori cukup.Agar lebih jelas maka penulis juga menyajikan gambaran keputusan pembelian pada masing-masing indikator, yang diukur menggunakan 5 (lima) indikator dan dioperasionalisasikan menjadi 5 butir pernyataan.Berikut gambaran tanggapan responden terhadap setiap butir pertanyaan pada masing-masing indikator.

1. Pengenalan Masalah

Pengenalan masalah yang dilakukan konsumen ITKLIK Jakarta dalam pembelian terhadap laptop merek Samsung hanya diukur menggunakan 1 butir pernyataan.

Anda membeli laptop Samsung karena memang membutuhkannya

tanggapan responden dapat diketahui bahwa responden mayoritas setuju bahwa mereka membeli laptop Samsung karena memang membutuhkannya.Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu keadaan, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.

2. Pencarian Informasi

Pencarian informasi yang dilakukan konsumen ITKLIK Jakarta dalam pembelian terhadap laptop merek Samsung hanya diukur menggunakan 1 butir pernyataan.

Membeli laptop Samsung karena Rekomendasi Maupun Informasi yang Anda Dapat dari Berbagai Media

skor tanggapan responden dapat diketahui bahwa pencarian informasi yang dilakukan sebagian besar konsumen ITKLIK Jakarta dalam pembelian laptop merek Samsung. Dimana pada umumnya konsumen ITKLIK Jakarta setuju membeli laptop Samsung karena rekomendasi maupun informasi yang anda dapat dari berbagai media.

3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif yang dilakukan konsumen ITKLIK Jakarta dalam pembelian terhadap laptop merek Samsung hanya diukur menggunakan 1 butir pernyataan.

Setelah Memperoleh Informasi yang Cukup Mengenai Sebuah Laptop, Maka Merek Samsung Yang Anda Pilih untuk Dibeli

skor tanggapan responden dapat diketahui bahwa evaluasi alternatif yang dilakukan sebagian besar konsumen ITKLIK Jakarta dalam pembelian laptop merek Samsung pada umumnya setuju setelah memperoleh informasi yang cukup mengenai sebuah laptop, maka merek Samsung yang dipilih untuk dibeli.

4. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen ITKLIK Jakarta terhadap laptop merek Samsung hanya diukur menggunakan 1 butir pernyataan.

Anda Memutuskan untuk Lebih Membeli Laptop Samsung Dibandingkan Laptop Merek Lain

skor tanggapan responden dapat diketahui bahwa keputusan pembelian yang dilakukan sebagian besar konsumen ITKLIK Jakartaterhadap laptop merek Samsung setuju memutuskan untuk lebih membeli laptop Samsung dibandingkan laptop merek lain. Alasan mereka lebih memilih laptop Samsung dibandingkan laptop merek lain adalah karena keunggulan yang dimiliki oleh laptop Samsung diantaranya adalah Layarnya yang terang serta bening mengungguli merk lain, daya baterai yang luar biasa, desain tampilannya yang cocok untuk kawula muda, menawan serta bergaya, dll.


(5)

15

5. Perilaku Pasca pembelian

Perilaku konsumen ITKLIK Jakarta pasca pembelian laptop merek Samsung hanya diukur menggunakan 1 butir pernyataan.

Laptop Samsung dapat memuaskan kebutuhan Anda

skor tanggapan responden dapat diketahui bahwa perilaku sebagian besar konsumen ITKLIK Jakarta pasca pembelian terhadap laptop merek Samsung pada umumnya setuju laptop Samsung dapat memuaskan kebutuhan.Hal ini dikarenakan mayoritas dari konsumen merasa laptop Samsung sesuai dengan harapan mereka akan sebuah laptop.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh pengenalan produk dan citra merek terhadap perilaku pembelian konsumen pada ITKLIK Jakarta dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Pengetahuan produk pada ITKLIK Jakarta terhadap laptop merek Samsung secara umum berada dalam kategori baik. Pengetahuan yang dimiliki sebagian besar konsumen ITKLIK Jakarta mengenai atribut dan manfaat laptop Samsung sudah baik. Demikian juga dengan pengetahuan yang dimiliki sebagian besar konsumen ITKLIK Jakarta mengenai nilai kepuasan menggunakan laptop Samsung sudah baik

2. Citra merek laptop Samsung bagi sebagian besar konsumen ITKLIK Jakarta cukup baik. Tingkat pengenalan yang dimiliki sebagian besar konsumen ITKLIK Jakarta terhadap laptop merek Samsung cukup baik. Demikian juga dengan reputasi, daya tarik dan loyalitas terhadap laptop merek Samsung cukup tinggi.

3. Keputusan pembelian konsumen pada ITKLIK Jakarta terhadap laptop merek Samsung secara umum berada dalam kategori cukup baik. Pengenalan masalah yang dilakukan sebagian besar konsumen ITKLIK Jakarta dalam pembelian laptop merek Samsung cukup baik. Demikian juga dengan keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian sudah cukup positif. Bahkan pencarian informasi dan evaluasi alternatif yang dilakukan konsumen ITKLIK Jakarta dalam pembelian laptop merek Samsung sudah baik.

4. Pengetahuan produk dan citra merek secara bersama-sama memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada ITKLIK Jakarta atas laptop merek Samsung. Diantara variabel independen, citra merek memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap perilaku pembelian konsumen pada ITKLIK Jakarta atas laptop merek Samsung dibanding pengenalan produk. Pengenalan produk secara parsial hanya memberikan pengaruh terhadap perilaku pembelian, sementara citra merek secara parsial memberikan pengaruh terhadap perilaku pembelian.

Saran

1. Pengetahuan produk laptop samsung baik dimata konsumen namun konsumen sedikit mengalami kesulitan untuk menemukan laptop samsung di pasaran, sebaiknya pihak samsung lebih memperluas jaringan penjualannya sehingga calon konsumen mudah menemukan laptop samsung.

2. Untuk meningkatkan citra merek laptop samsung sebaiknya pihak samsung lebih meningkatkan kegiatan promosinya agar laptop merek samsung mudah dikenali dan memiliki reputasi yang baik.

3. Distribusi laptop samsung sering tidak merata dan terlambat misalnya di suatu kota telah launching laptop samsung jenis baru namun di kota lain belum keluar. Sebaiknya pihak samsung mendistribusikan secara merata dan tidak terlambat sehingga konsumen dapat mengetahui adanya laptop samsung jenis baru.

4. Laptop samsung tidak disertai master/ driver werbcam pada paketnya sehingga konsumen harus mencari sendiri. Sebaiknya pihak samsung menyertakan master/ driver webcam pada paket selanjutnya agar kepuasan konsumen dalam memiliki laptop samsung terpenuhi.


(6)

16

DAFTAR PUSTAKA

Dessy Amelia Fristiana. Pengaruh Citra Merek Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Ramai Swalayan Peterongan Semarang. Jurnal Manajemen

Djoko Lesmana Radji (2009). Hubungan Citra Merek, Kepuasan, dan Loyalitas Konsumen. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol.10(1) 17-34.

Kambiz Heidarzadeh Hanzaee and Shirin Khosrozadeh (2011). The Effect of the Country-of-Origin Image, Product Knowledge and Product Involvement on Information Search and Purchase Intention. Middle-East Journal of Scientific Research 8 (3): 625-636. Krystia Tambunan, Ibnu Widiyanto (2012). Analisis Pengaruh Citra Merek, Persepsi Kualitas,

dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Bandeng Presto. Diponegoro Journal Of Manajemen Vol. 1(2) 58-66.

Long-Yi Lin and Chun-Shuo Chen (2006). The influence of the country-of-origin image,product knowledge and product involvement on consumer purchase decisions:an empirical study of insurance and catering services in Taiwan. Journal of Consumer Marketing 23 (5) 248–265

Mowen , John C., 2001. Consumer Behavior, McMillan Publishing Company, NewYork. Mowen, John. C and Michael Minor. (2001). Consumer Behavior. Harcourt College Publisher. Nan-Hong Lin (2007) The Effect of Brand Image and Product Knowledge on Purchase

Intention Moderated by Price Discount. Journal of International Management Studies 121-132

Puji Isyanto, H. Sonny Herson, Rama Darmawan (2012). Analisis Citra Merek Produk IM3: Study Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang. Jurnal Manajemen Vol. 1(1) 2012 1-9.

Roslina (2009). Pengaruh Pengetahuan Produk Dan Citra Merek Terhadap Pembelian Produk. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol . X (2) 200-215.

Schiffman, Leon & Leslie lazar Kanuk. 2010. Consumer Behavior. tenth edition. Prentice Hall. New Jersey.

Tooraj Sadeghi*, Khadijeh Ghaemmaghami Tabrizi and Asieh Noroozi (2011). The effective factors related with feelings, brand perception and purchase decision under a model. African Journal of Business Management Vol. 5(30) 12025-12030.

Kolter, Phillip & Kevin Lane Keller. (2007) Manajemen Pemasaran Edisi 12 http://www.google.co.id


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Produk Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Di Medan

17 132 126

Analisis pengaruh pemanfaatan endoser, brand image, dan trust/kepercayaan konsumen terhadap keputusan pembelian suatu produk: ( studi kasus pada mahasiswa UIN Jakarta konsumen tolak angin cair )

1 4 160

Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pengguna Produk Pepsodent Di Wilayah Jakarta Timur)

6 44 162

Analisis Pengaruh Iklan Televisi, Celebrity Endorser, Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian pada Produk Kosmetik Berlabel "Wardah" (Studi Kasus pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

1 19 179

Pengaruh Harga, Iklan Televisi dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Scoopy (Studi Kasus pada Konsumen Honda Scoopy di Wilayah Kebun Jeruk Jakarta Barat)

0 13 171

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sepeda motor Honda (studi kasus pengguna sepeda motor Honda di wilayah kelurahan Bintaro Jakarta Selatan)

0 11 190

Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, Saluran Distribusi dan Citra Merek Terhadap Proses Keputusan Pembelian Sereal Sarapan Nestle Koko Krunch (Studi Kasus Pada Pembeli Nestle Koko Krunch di Wilayah Jakarta Selatan)

7 42 180

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG ANDROID Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung Android Dengan Minat Beli Sebagai Variabel Interverning.

0 2 14

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Produk Oriflame Studi Kasus pada Konsumen Pengguna Pro

0 2 14

ABSTRAK PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG DI MEDAN

1 3 14