PRAKTEK BISNIS MLM TIANSHI SYARIAH INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ETIKA DEONTOLOGI IMMANUEL KANT.

(1)

PRAKTEK BISNIS MLM TIANSHI SYARIAH INDONESIA

DALAM PERSPEKTIF ETIKA DEONTOLOGI IMMANUEL KANT

Skripsi:

Disusun untuk memenuhi tugas akhir guna memperoleh gelar Sarjana strata satu (S-1) dalam ilmu Filsafat Agama

OLEH : AHMAD KARASI

E01209025

JURUSAN FILSAFAT AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2015


(2)

PRAKTEK BISNIS MLM TIANSHI SYARIAH INDONESIA

DALAM PERSPEKTIF ETIKA DEONTOLOGI IMMANUEL KANT

Skripsi:

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk memenuhi salah satu persyaratan

Dalam menyelesaikan program Sarjana Strata Satu (S-1) Ilmu Filsafat Agama

Oleh:

AHMAD KARASI E01209025

JURUSAN FILSAFAT AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

PRAKTEK BISNIS MLM TIANSHI SYARIAH INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ETIKA DEONTOLOGI IMMANUEL KANT

AHMAD KARASI

Jurusan Filsafat Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

e-mail: achmadkarazi@yahoo.co.id

Abstract, Business is one way to make a living human being, MLM is one of the business system how to market with direct sales. Sharia is Tianshi MLM companies that use marketing system by way of direct sales in the field of health food products get certificates hala and businesses get the certificate from the sharia Majlis Ulama Indonesia (MUI). This study looked at the MLM Tianshi Syariah business ethics from the standpoint of ethics Deontology Immanuel Kant. Business is not just a trading relationship that only think about profit and loss, but there are ethics that must be implemented. This study aimed to describe truthfully what Tianshi actual business practices. Understanding Ethics MLM Tianshi sovereign, when seen dar Deontology Immanual Kant ethical perspective.

keyword: Bisnis, Deontologi, etika, MLM.

Intisari, Bisnis merupakan salah satu cara manusia untuk menyambung hidup, MLM merupakan salah satu sistem bisnis yang cara pemasarannya dengan penjualan langsung. MLM Tianshi Syariah adalah perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran dengan cara penjualan langsung dibidang makanan kesehatan, produknya mendapatkan sertifikat hala dan bisnisnya mendapatkan sertifikat syariah dari Majlis Ulama Indonesia (MUI). Penelitian ini memandang etika bisnis MLM Tianshi Syariah dari sudut pandang etika Deontologi Immanuel Kant. Bisnis bukan hanya sekedar hubungan jual beli yang hanya memikirkan untung rugi, namun ada etika yang harus dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan dengan sebenar-benarnya bagaimana praktik bisnis Tianshi yang sesungguhnya. Memahami Etika MLM Tianshi pabila dilihat dar perspektif etika Deontologi Immanual Kant.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PERSETUJUAN ……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….. iii

PERNYATAAN KEASLIAN ……….. iv

MOTTO ……….. v

PERSEMBAHAN ………. vi

KATA PENGANTAR ………..vii

DAFTAR ISI ………... viii

DAFTAR GAMBAR ……… xi

ABSTRAK ……… xii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………..... 1

B. Alasan Memilih Judul ……… 10

C. Rumusan Masalah ………. 13

D. Tujuan Penelitian ………... 13

E. Manfaat Penelitian ………. 13

F. Kajian Pustaka ………... 13

G. Metodelogi Penelitian ……….... 15

H. Sistematika Pembahasan ……… 20

BAB II: STUDI ALIRANTIK A. Pengertian Etika ………. 21

B. Pengertian Etika Menurut Para Ahli ……….. 22

C. Prinsip-prinsip Etika ……….. 23

D. Macam-macam Aliran Etika ……….. 27

1. Aliran Etika Teleologi ………. 27

2. Aliran Egoisme Etis ……… 27


(8)

4. Aliran Hak ……… 30

5. Aliran Etika Deontologi Immanuel Kant ………. 31

6. Aliran Virtue (keutamaan) ………37

7. Aliran Hedonesme ……… 37

8. Aliran Pragmatisme ……….. 42

BAB III: MLM TIANSHI SYARIAH DAN SISTEM KERJANYA A. MLM Tianshi Syariah ……….. 44

1. Profil Bisnis dan Perusahaan ……….. 44

2. Kontribusi Perusahaan ……….... 47

3. Tianshi Syariah Indonesia ………...49

B. Sistem Kinerja MLM Tianshi Syariah ………. 52

1. Marketing Plan ……….. 52

2. Prinsip Jual Beli Dalam Bisnis MLM Tianshi Syariah ………….. 58

3. Akad Kerja Sama Antara Perusahaan Dan Distributor ………….. 60

C. Ukuran Keberhasilan ……….... 63

D. Tujuan MLM Tianshi Syariah ……….. 65

BAB IV: ANALISA PRAKTEK BISNIS MLM TIANSHI SYARIAH DALAM DEONTOLOGI IMMANUEL KANT A. Prinsip-prinsip Kerja MLM Tianshi Syariah ……… 70

1. Prinsip Dan Etos Kerja Bisnis MLM Tianshi Syariah ………70

B. Bisnis MLM Tianshi Syariah Dalam Etika Deontologi Immanuel Kant………... 74

C. Sisi Negatif Dalam Bisnis MLM Tianshi Syariah ……… 81

BAB V: SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ………... 84

B. Saran ………. 85 DAFTAR PUSTAKA


(9)

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Manusia merupakan mahluk hidup yang paling sempurna.1 Manusia juga merupakan mahluk yang khas karena dapat di kaji dari berbagai dimensi. Sebagai mahluk hidup manusia membutuhkan segala sesuatu yang di perlukan untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Manusia membutuhkan makan, minum, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, liburan dan kebutuhan hidup yang lainnya.

Dalam kenyataannya, manusia tidak dapat memenuhi segalanya dengan kemampuan sendiri. Manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia harus berinteraksi dengan manusia lainnya sehingga terjadi hubungan yang akan saling membutuhkan. Sehingga manusia disebut sebagai mahluk sosial.2

Manusia diciptakan oleh Allah sebagai mahluk yang paling sempurna di banding dengan mahluk lain. Karena manusia dibekali dengan akal pikiran. Melalui kesempurnaan itu manusia bisa berfikir, bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yg benar dan baik. Di sisilain manusia menyakini bahwa dia

1Yun Said, ”manusia: mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna”, di akses dari

https://chyztha. Wordpress.com/coretan/manusia-makhluk-ciptaan-allah-yang-paling-sempurna/, pada tanggal 10 april 2013.

2


(10)

2

memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain yang jauh lebih sempurna yaitu Allah Tuhan semesta alam.3

Dalam memenuhi kebutuhannya manusia melakukan berbagai cara diantaranya berdagang, berwirausaha dan berbisnis. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia diberi kebebasan oleh Allah untuk memilih suatu usaha atau pekerjaan sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimilikinya serta motivasi dan lingkungannya masing- masing. Salah satunya dengan cara berbisnis. Berbisnis menjadi satu mata pencaharian yang paling banyak di lirik oleh banyak orang karena cukup menjanjikan. Agama Islam tidak melarang, bahkan menganjurkan agar kita berwirausaha atau berbisnis, asalkan sesuai dengan tuntunan syariah Allah dan rasulnya. Dalam al-Qur’an secara tegas juga mengatakan bahwa berdagang itu adalah halal.4Perpaduan ayat yang saling menguatkan dalam al-Qur’an memberikan bukti nyata bahwa al-Qur’an bukan saja mengijinkan, namun justru mendorong keras orang- orang beriman untuk ikut terlibat dalam sebuah perdagangan yang jujur dan menguntungkan.5

Legalitas perdagangan ini mengimplementasikan bahwa seseorang muslim bebas melakukan bentuk transaksi apa saja selama itu masih berada dalam batasan yang diizinkan al-Qur’an, Islam memberikan kita kebebasan untuk berbisnis secara sempurna, baik yang bersifat internal maupun eksternal.6

3

Fakhry Majid, etika dalam islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1996), 78.

4

QS.Al-baqarah: 275 dan QS. Al-Nisa’: 29

5

Komarudi, U. Tianshi Dalam Perspektif Fatwa DSN (dewan syariah Nasional), , (Yogyakarta: PT. Nuansa Pilar Media, 2011), 88.

6


(11)

3

Ada satu hal penting yang harus selalu di lihat bahwa legalitas dan kebolehan berdagang itu jangan sampai di salah artikan bahwa semua itu menghapus aturan dan norma- norma yang ada di dalam kehidupan berbisnis. Seorang muslim dalam melakukan bisnis harus betul- betul memahami etika yang harus dibangun didalamnya sesuai dengan ajaran al-Qur’an.

Perkembangan bisnis dari waktu kewaktu mengalami grafik peningkatan yang cukup tajam. Jika di masa lalu bisnis hanya dilakukan dengan cara yang cukup sederhana dan didukung sarana seadanya, maka semenjak revolusi industri melanda dunia, tidak ada lagi batas yang mampu menghentikan melejitnya sistem bisnis yang banyak bermunculan sesuai tingkat kreatifitas manusia dan dikembangkan oleh pakar ekonomi dan bisnis dengan berbagai sistem bisnis dengan karakteristiknya.7

Salah satu bisnis yang saat ini banyak di perbincangkan dan mulai diperkenalkan di Indonesia sejak tahun delapan puluhan adalah bisnis Multi Level Marketing (MLM).8 Dalam pengembangan usaha dan memasarkan produknya, usaha ini dilaksanakan dengan membentuk jaringan (networking). Semakin banyak jaringan yang di capai semakin berkembang usaha yang di jalaninya dan berbagai bonus serta hadiah akan di dapatkan oleh pihak pihak yang telah berhasil tersebut.

7

Ibid, hal 67.

8

Kholid syamhudi, siapa bilang multi level marketing haram?, (Bandung: pustaka darul ilmi, 2001), 3.


(12)

4

Bisnis MLM, dalam perkembangannya banyak diminati oleh berbagai kalangan baik laki- laki maupun perempuan, kalangan ekonomi kelas bawah maupun ekonomi kelas atas, masyarakat berpendidikan rendah maupun tinggi serta tidak mengikat batasan agama, ras maupun bangsa. Artinya bisnis ini bisa di jalankan oleh seluruh lapisan tanpa melihat latar belakang atau ijasah yang selama ini menjadi batasan untuk orang berkarir lebih baik, yang pasti dengan peluang keberhasilan yang sama. Begitu maraknya bisni MLM ini, hingga dari tahun ketahun bahkan setiap minggu bisnis dengan sistem ini semakin mengalami peningkata.9

Al –Qur’an dan sunnah merupakan sumber hukum dan tuntunan bagi umat Islam dalam menapaki kehidupan dunia dan akhirat.10 Sebagai tuntunan Al-qur’an dan sunnah bersifat konprehensif dan universal. Konprehensif berarti merangkum seluruh aspek kehidupan baik ritual (ibadah) dan sosial (muamalah). Sedangkan universal berarti ajaran Islam dapat diterapkan setiap waktu dan tempat sampai kapanpun. Keuniversalan ini akan tampak jelas terutama dalam aspek muamalah. Islam bukan hanya luas dan fleksibel bahkan tidak special streatment bagi muslim dan membedakannya dari non muslim.

Dalam kehidupan bermuamalah Islam telah memberikan garis kebijakan perekonomian yang jelas. Transaksi bisnis atau perdaganga merupakan hal yang

9

Komarudi, U. Tianshi Dalam Perspektif Fatwa DSN (dewan syariah Nasional), , (Yogyakarta: PT. Nuansa Pilar Media, 2011), 4..

10


(13)

5

sangat diperhatikan dan di muliakan oleh Islam, baik yang dilakukan secara individu maupun kelompok ( perusahaan dan lembaga- lembaga sejenis).11

Polemik tentang hukum bisnis jaringan Multi Level Marketing (MLM) terus bergulir. Semenjak kemunculannya hingga sekarang, bisnis ini banyak mengandung pro dan kontra. Masing- masing mengusung argumen- argumen yang digunakan untuk membela ataupun mengkritisinya bisnis MLM ini.12

Hal ini menjadi sebuah dilema, sehingga wajib hukumnya bagi seorang muslim untuk mengkaji apakah sebuah kegiatan bisnis sesuai atau tidak dengan ajaran Islam. Tianshi syariah sendiri saat ini merupakan sebuah perusahaan perdagagan yang menggunakan sistem MLM, distributornya di Indonesia banyak yang beragama Islam.13

Pemasaran sendiri adalah bentuk muamalah yang dibenarkan dalam Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal- hal yang terlarang oleh ketentuan syariah. Dalam syariah marketing, seluruh produksinya, proses penawarannya, maupun proses perubahan nilai ( value ) tidak boleh ada hal- hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip- prinsip yang Islami.14

Islam memahami bahwa perkembangan budaya bisnis berkembang sangat cepat dan dinamis. Sehingga Islam memberikan jalan kepada umatnya untuk

11

Djazuli yadi janwar, lembaga- lembaga perekonomian umat (sebuah pengenalan),( Jakarta: raja grafindo persada, 2002), 11.

12

Kholid syamhudi, siapa bilang multi level marketing haram?, (Bandung: pustaka darul ilmi, 2001), 7.

13

Komarudi, U. Tianshi Dalam Perspektif Fatwa DSN (dewan syariah Nasional), (Yogyakarta: PT. Nuansa Pilar Media, 2011), 79.

14


(14)

6

melakukan berbagai inprovisasi dan inovasi melalui sistem, teknik dan modifikasi dalam melakukan perdagangan.15

Ada dua kaedah yang sangat penting untuk bisa memahami hampir seluruh permasalahan yang berhubungan dengan hukum Islam yaitu ibadah dan

mu’amalah.16

Adapun dalil masalah mu'amalah berdasarkan firman Allah Ta'ala:

"Dia lah Allah yang telah menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu." (Qs.

Al Baqoroh: 29)17

Oleh karena itu apapun nama dan model bisnis tersebut pada dasarnya dihukumi halal selagi dilakukan atas dasar suka rela dan tidak mengandung salah satu unsur keharaman. Sebagaimana firman Allah Ta'ala:

"Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba." (Qs. Al Baqoroh:

275)

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu." (Qs. An Nisa': 29).

Adapun hal-hal yang bisa membuat sebuah transaksi bisnis itu menjadi haram adalah:

15

Ibid, 79.

16

Ibid, 69.

17

Ilmu Ushul Al Bida' oleh Syaikh Ali Hasan Al Halabi, Al Qowa'id Al Fiqhiyah oleh Syaikh As Sa'di hal: 58.


(15)

7

1. Riba18

Dan Allah menghalalkan perniagaan dan mengharamkan riba

2. Ghoror (adanya spekulasi yang tinggi) dan jahalah (adanya sesuatu yang tidak jelas)

ي ع ه ى ص ه ل ر ى :لاق ع ه يضر رير يبأ ع

ررغلا عيب ع

.

Dari Abu Huroiroh berkata: "Rasulullah melarang jual beli ghoror." (HR. Muslim 1513)19

3. Penipuan

ي ع ه ى ص ه ل ر ر :لاق ع ه يضر رير يبأ ع

ى ص ه ل ر لاقف .ش شغ ا إف يف ي لخدأف ا اعط عي ي لجرب

شغ ا يل ي ع ه

Dari Abu Huroiroh berkata: "Rasulullah melewati seseorang yang menjual makanan, maka beliau memasukkan tangannya pada makanan tersebut, ternyata beliau tertipu. Maka beliau bersabda: "Bukan termasuk golongan kami orang

yang menipu." (HR. Muslim 1/99/102, Abu Dawud 3435, Ibnu Majah 2224)

4. Perjudian atau adu nasib

Firman Allah Ta'ala:

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khomer, berjudi,

18

Komarudi, U. Tianshi Dalam Perspektif Fatwa DSN (dewan syariah Nasional), (Yogyakarta: PT. Nuansa Pilar Media, 2011), 111.

19


(16)

8

berkorban untuk berhala, mengundi nasib adalah perbuatan keji termasuk

perbutan syaithan, maka jauhilah." (Qs. Al Maidah: 90)

5. Kedholiman

Sebagaimana firman Allah:

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang bathil." (Qs. An Nisa': 29)

ث ع رح ئيش لكأ ق ى ع رح ا إ ه إ

:

ي ع ه ى ص ه ل ر لاق

:

لاق ا ع ه يضر ا ع با ع

Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah apabila mengharamkan atas suatu kaum untuk memakan sesuatu, maka Dia pasti

mengharamkan harganya." (HR. Abu Dawud 3477, Baihaqi 6/13 dengan sanad

shohih).20

MLM yang menggunakan strategi pemasaran secara bertingkat (levelisasi) mengandung unsur- unsur positif, asalkan diisi dengan nilai- nilai Islam dan sistemnya di sesuaikan dengan syariah Islam. Dengan demikian, MLM dipandang memiliki unsur- unsur silaturrahmi, dakwah, dan tarbiyah.21

Metode seperti MLM ini pernah digunakan Rasulullah dalam melakukan dakwah Islamiyah pada awal- awal Islam dalam bentuk yang lain. Islam pada saat

20

Lihat Majmu' Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Zadul Ma'ad Imam Ibnul Qoyyim 5/746,

Taudlihul Ahkam Syaikh Abdullah Alu Bassam 2/233, Ar Roudloh An Nadiyah 2/345, Al Wajiz

Syaikh Abdul Adlim Al Badawi (hal: 332)

21

Komarudin, U, Tianshi dalam perspektif fatwa DSN ( Dewan Syariah Nasional) , (Yogyakarta: PT. Nuansa Pilar media, 2011), 61.


(17)

9

itu dilakukan melalui teori gethok tulat ( bahasa jawa ) dari mulut ke mulut, dari sahabat satu ke sahabat yang lainnya. Sehingga pada suatu ketika Islam diterima oleh masyarakat luas.22

Bisnis Tianshi Syariah tidak hanya menjalankan penjualan produk barang, tetapi juga jasa, yaitu jasa marketing yang berlevel ( bertingkat- tingkat ) dengan imbalan berupa marketing fee, bonus, hadiah, dan sebagainya, tergantung prestasi dan level seorang anggota. Jasa marketing bertindak sebagai perantara antar produser dan konsumen. Dalam istilah fiqih Islam disebut Samsarah / Simsar.23

Sama halnya seperti cara berdagang yang lain, stategi MLM harus memenuhi rukun jual beli serta akhlak (etika) yang baik. Disamping itu komoditas yang dijual harus halal (bukan barang haram maupun syubhat), memenuhi kualitas da bermanfaat. MLM tidak boleh memperjual belikan produk yang tidak jelas status halalnya, atau menggunakan modus penawaran (iklan) produksi promosi tanpa mengindahkan norma- normaagama dan kesusilaan.

Di Indonesia mempunyai lembaga yang mengawasi segala hal yang berhubungan dengan hukum Islam yaitu MUI. Tianshi syariah adalah MLM yang mendapatkan sertifikat halal baik produk yang di jual maupun sistem yang di gunakan. Berikut sertifikat halal dari MUI (Majelis Ulama Indoesia ):24

Sesuai dengan penjelasan di awal bahwa penghargaan yang di berikan kepada distributor yang berprestasi mengembangkan jaringan, dan secara sungguh- sungguh memberikan pembinaan, pengawasan serta keteladanan, harus

22

Ibid, 80.

23

Ibid, 81.

24


(18)

10

sesuai dengan ajaran Islam. Yaitu seharusnya di bingkai tasyakuran. Agar tidak semakin jauh dari nilai- nilai ketuhana. Sebagai mana Allah menjelaskan dalam firmannya, (QS. 24: 37 )

اكه لا ءاتيإ َهصلا اقإ هه رْك ْ ع ٌعْيب َ ٌ راجت ْ ي ْ ت َ ٌلاجر

ۙ

“ mereka tidak lalai dari mengingat Allah dalam bisnis dan jual beli. Mereka mendirikan sholat dan membayar zakat “25

Dari ayat tersebut dapat ditarik pemahaman bahwa seluruh aktivitas bisnis tidak boleh melupakan tuhan dan jauh dari nilai- nilai keilahian, baik dalam kegiatan produksi, distribusi, strategi pemasara, maupun saat menikmati kesuksesan ( menerima penghargaan dan applause). Etika dasar dalam berbisnis harus saling menguntugkan dan selalu ada kesepakata kedua belah pihak sebelum melakukan bisnis.

B. Alasan Mamilih Judul

Ada beberapa alasan mengambil tema tersebut diantaranya:

1. Banyak ayat al–Qur’an yang memotivasi manusia untuk melakukan aktivitas bisnis, terutama perdagangan.26 Perdagangan menurut al-Qur’an adalah pekerjaan yang menguntungkan dan menyenagkan. Al-Qur’an kerap kali mengungkapkan bahwa perdagangan adalah sebuah pekerjaan yang paling menarik. Al-Qur’an dan hadist juga memberikan pesan yang

25

Anwar, rosihon, the wisdom al- qur’an di sertai tafsir tematis, (Bandung, Al- mizan, 2014), 710.

26

Komarudi, U. Tianshi Dalam Perspektif Fatwa DSN (dewan syariah Nasional), (Yogyakarta: PT. Nuansa Pilar Media, 2011), 82.


(19)

11

menyatakan akan kemuliaan orang yang menekuni suatu bidang usahan. Hal ini merupakan sebuah motivasi dan menjadikan etos kerja sebagai wadah untuk menggarap karunia Allah SWT sehingga menyandang gelar syuhada„ alannas.

2. Bisnis MLM memberikan motivasi yang luar biasa bagi kita, MLM membuka lapangan kerja dengan jumlah investasi yang sangat rendah dengan penghasilan tidak kalah dengan bisnis dengan investasi yang besar serta dengan resiko yang kecil bahkan tanpa resiko. Dengan munculnya MLM orang- orang tidak perlu repot dan takut untuk memilikih pekerjaan sampingan karena MLM merupakan sistem bisnis yang tempat dan waktunya fleksibel bisa dikerjakan dimana saja dan kapan saja, sehingga tidak mengganggu pekerjaan pokok kita.

3. Setiap tahun di berbagai kota di Indonesia sudah pasti mengeluarkan lulusan terbaik mereka dari masing- masing kampus, sebagian dari mereka langsung terjun ke dunia kerja dan ada yang melanjutkan ketingkat pendidikan yang lebih tinggi. seperti yang terlansir di media cetak Riau

Pos “ angka pengangguran di pekanbaru hingga kini masih didominasi dari

kalangan sarjanawan,” kata kepala Disnaker Pekanbaru kepada Riau pos, Jum’at 13 desember 2013 usai mengikuti rapat dengan wali kota Pekanbaru di kantor wali kota”.27

karea itu, perlu kiranya memberikan solusi atas problem dunia kerja yang selama ini menjadi permasalahan yang sangat komplek bagi para sarjana khuusnya.

27


(20)

12

4. Bisnis MLM Memilikih pelatihan yang teratur, baik yang dilakukan oleh kelompok maupun dibawah koordinasi perusahaan. Bisnis MLM tidak memandang latar belakang, semua bisa sukses tanpa ada batasan jenjang karir.

5. Tianshi syariah merupakan salah satu bisnis MLM syariah di Indonesia. Tianshi syariah akad jual belinya didasarkan atas kerelaan dari kedua belah pihak, produk yang dipasarkan halal dan berkualitas, transparan terhadap distributor dan konsumen, artinya terhindar dari subhat, tidak ada

excessive mark up harga di luar harga yang ditentukan perusahaan

sehingga konsumen tidak terdzalimi, intensif adil sekecil apapun kerja distributor pasti dibayar, tidak ada eksploitasi pembagian bonus antara up line dan down line.

6. Tianshi syariah telah memenuhi kretiria- kretiria yang telah ditentukan oleh keputusan MENPERINDAG, fatwa MUI, aturan- aturan dalam praktek bisnis Islami lainya. Secara teoritis sistem distributor Tianshi syariah tidak berbeda dengan dengan sistem pemasaran Konvensional, perbedaannya hanyalah pada bentuk strategi dalam distribusi dan promosi produk- produk Tianshi pada konsumennya.28

28


(21)

13

C. Rumusan Masalah

1. Apa dan bagaimana praktik bisnis MLM Tianshi syariah?

2. Bagaimana Etika MLM Tianshi berdasarkan persepertif etika Deontologi Immanuel Kant?

D. Tujuan Penelitian

1. Mendiskripsikan dengan sebenar-benarnya bagaimana praktik bisnis Tianshi yang sesungguhnya.

2. Memahami Etika MLM Tianshi pabila dilihat dar perspektif etika Deontologi Immanual Kant.

E. Manfaat Penelitian

1. Dalam penelitian ini banyak sekali nilai atau manfaat yang dapat ambil, diantaranya dalam segi akademis, Penelitian ini sebagai bahan utama untuk melakukan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan tema pembahasan yang sama.

2. Sebagai bahan informasi tentang alternatif bisnis yang bagus yang tidak menghilangkan etika dalam berbisnis, bahwasanya bisnis bukan hanya memikirkan untung rugi saja akan tetapi ada hak hak yang harus terpenuhi oleh kedua belah pihak. Dalam bidang apapun terutama bidang ekonomi etika menjadi komponen yang sangat penting .

F. Kajian pustaka

Bisnis dengan memanfaatkan sistem jaringan menjadi berita terhangat pada era moderen ini, sehingga banyak sekali tulisan yang membahas mengenai perkembangan bisnis tersebut. baik pembahasan yang berbentuk penelitian


(22)

14

lapangan maupun secara teoritik. Diantaranya penelitian yang berbentuk penelitian lapangan adalah sebagai berikut.

Skripsi yang di tulis oleh Muhammad Yusuf yang berjudul “ Sistem Kritis Hukum Islam Pada Tianshi Group ) “ dalam tulisannya menjelaskan dalam

pembagian pendapatan yang diterapkan oleh perusahaan Tianshi berdasarkan kadar kerjanya.29

Pada tahun 2010, Sekarani yeteva hawasiswi fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro Semarang dalam skripsinya yang berjudul “ Analisis

pengaruh etika kerja Islam terhadap komitmen profesi internal auditor, komitmen

organisasi, dan sikap pengaruh organisasi “ menjelaskan bahwa dalam setiap pekerjaan apapun harus di dasari dengan etika. Karena dalam kerja Islam mengajarkan untuk tidak bekerja semenah- menah, kerja keras, total dalam pekerjaan, jujur dan transparan.30

Indah Fitriana Sari mahasiswi Muamalah UIN sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2012 dalam skripsi yang berjudul “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembiayaan Haji dan Umrah Melalui sistem Marketing Di PT. Arminareka

Perdana Yogyakarta “ menjelaskan bahwa sistem MLM baik yang digunakan PT

Aminareka Perdana Yogyakarta tidak haram berdasarkan etika bisnis Islam, MLM itu boleh, yang menbuat itu haram kerena pelaku bisnis MLM yang tidak

29Yusuf, Muhammad, “

sistem pembagian bonus pada multi level marketing ( studi kritis hukum Islam terhadap pembagian bonus pada group Tianshi ), “ skripsi strata satu UIN sunan kalijaga

Yogyakarta.2011.

30

sekarani Yetiva, “ analisis pengaruh etika islam terhadap komitmen profesi internal auditor,

komitmen organisasi, dan sikap pengaruh organisasi”, skripsi S1 Universitas Diponegoro, Semarang, 2010.


(23)

15

mematuhi kode etik yang sudah di tentuka oleh perusahan masing- masing, serta pelaku bisnis tidak menggunakan etika dalam melaksanakan pekerjaannya.31

G. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan pedekatan kualitatif. Penelitian Kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomina tentang apa yang dialami oleh subyek yang diteliti,32tanpa ada rekayasa dari peneliti, obyek yang ditelitih berkembang secara alami.33 Denga penelitian kualitatif dapat menjelaskan fenomena yang ada di lapangan denga bentuk narasi atau pemaparan yang diolah dari data-data temuan lapangan.

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah Deskripsi Analitik , yaitu: metode dengan cara perumusan filsafat tersembunyi dalam masalah tidak hanya disajikan secara abstrak dan di lepaskan dari hidup konkret. Data dideskripsikan sedemikian rupa sehingga terus-menerus ada referensi pada masalah konkret dengan analisa sedetail-detailnya. Konsepsi yang disajikan benar benar lahir dan tumbuh dari masalah dan situasi konkrit, sehingga terlihat memberikan jawaban atas masalah.34 Penelitian deskriptif analitik ini dimaksudkan untuk memperoleh informasih tentang gejala dan sifat suatu situasi pada waktu penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini tidak ada rekayasa peneliti

31

Sari, indah fitriana, “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembiayaan Haji dan Umrah Melalui

sistem Marketing Di PT. Arminareka Perdana Yogyakarta “ UIN Sunan kalijaga, Yogyakarta, 2012.

32

Lexy J Moleong. Metodologi penelitian kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 6.

33

Sugiona. Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: Alfabeta. 2010), h.15

34

Bakker, Anton dan Zubair, Achmad Charis, metodel ogi penelitian filsafat, , (Yogyakarta: kasinius, 1990), 112.


(24)

16

terhadap objek penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui secara detail apa sebenarnya bisnis MLM Tianshi Syariah itu, dan bagaimana sebenarnya kondisi serta kinerja yang di terapkan di dalamnya.

MLM Tianshi masuk ke Indonesia tahun 2001 dengan jaringan hampir di 100 negara dan pada tahun 2010 MLM Tianshi memiliki 20 juta anggota di seluruh negara. Di Indonesia kantor cabang ada di 34 provinsi dan setiap kantor cabang memiliki lebih dari 3 stokis.35

Surabaya merupakan kantor cabang Tianshi di provinsi Jawa Timur dan memilikih 7 stokis, kurang lebih ada 5 ribu distribut, dari 5 ribu distributor 10 orang yang memjadi sampel untuk menjadi sumber penelitian ini dan 10 orang tersebut sudah bisa mewakili dari 5 ribu distributor Tianshi.

a. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orag yang dianggap mengetahui masalah yang diteliti, untuk mengetahui masalah-masalah yang diteliti ada beberapa informan yang di wawancarai.

1. Koordinator atau pengurus (staff) MLM Tianshi Syariah cabang Surabaya,

tujuan untuk mendapatkan data terkait dengan MLM Tianshi Syariah.

2. Leader distributor adalah pelaku bisnis MLM Tianshi yang sudah menapaki peringkat internasional, leader distributor sudah memilikih lebih

35


(25)

17

dari ribuan jaringan. Tujuan untuk mendapatkan informasih lebih detail terkait kinerja dan kode etik dari MLM Tianshi Syariah.

3. Distributor adalah orang yang menjadi member di bisnis MLM Tianshi Syariah baik sebagai pelaku bisnis maupun hanya sebagai seorang konsumen.

4. Mantan Distributor adalah orang yang dulunya menjadi distributor MLM Tianshi Syariah, namun dalam perjalanannya memutuskan untuk keluar dari MLM Tianshi Syariah dengan alas an tertentu, tujuan untuk mengetahui alasan mengapa meninggalkan MLM Tiansi Syariah.

5. Umum adalah orang yang bukan bagian apa-apa dari MLM Tianshi Syariah tapi mengetahui adanya MLM Tianshi Syariah, tujuan untuk melihat pandangan umum masyarakat tetang MLM Tianshi Syariah. b. Sumber data

Dalam penelitian ini saya memilikih dua sumber data yaitu data Primer dan data Sekunder.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, yaitu para pihak yang di jadikan informan penelitian. Jenis data ini meliputi informasi dan keterangan apa MLM Tianshi Syariah, bagaimana kinerjanya dan seperti apa peraktik kerja di lapangan. Kriteria informan di tentukan berdasarkan pada kedudukan dan penguasaan masalah yang relevan dengan obyek penelitian.


(26)

18

Berdasarkan kriteria tersebut, maka selanjutnya para pihak yang di jadikan informan sebagai berikut

a. Staf humas kantor cabang MLM Tianshi Syariah Surabaya b. Leader MLM Tianshi Syariah

c. Manatan Leader Distributor MLM Tianshi 2. Data sekunder

Sumber data sekunder adalah berbagai teori dan informasi yang di peroleh tidak langsung dari sumbernya, yaitu berbagai buku yang berisi teori Etika, buku tentang MLM Tianshi Syariah, dan berbagai sumber lain sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian.

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, melalui beberapa metode, yaitu:

1. Observasi

Dalam teknik pengumpulan data penelitih melakukan dengan cara observasi partisipatif yaitu peneliti melibatkan diri dalam proses praktik kerja MLM dan situasi dimana penelitian dilaksanama, peneliti menjadi bagian dari obyek penelitian.


(27)

19

Interview adalah percakapan dengan maksud tertentu36.wawancara terbuka adalah wawancara yang subyeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengatahui pula apa maksud wawancara itu.37 Wawancara ini untuk menemukan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Wawancara ini digunakan berkenaan dengan bagaimana kinerja MLM Tianshi Syariah.

3. Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah mencaro data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, catatan dan lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian, dokumentasi juga diartikan cara mengumpulkan data yang tertulis, jelas ini sangat dibutuhkan oleh peneliti dalam mendapatka data mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil-hasil evaluasi. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya MLM Tiashi Syariah, visi misi perusahaan, jumlah cabang di belahan dunia, dan kontribusi terhadap Negara.

d. Analisa Data

Dalam meng analisa data penulis menggunakan teknik berfikir deduktif yaitu dengan cara atau jalan untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak dari pengamatan atas hal-hal yang bersifat umum, kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus,38 denga mengambil data-data dari lapangan dan buku-buku terkait, kemudian di

36

Lexy J Moleong. Metodologi penelitian kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 186.

37

Lexy J Moleong. Ibid, h. 220.

38


(28)

20

analisa kembali secara kritis supaya mendapatkan kesimpulan baru yang lebih khusus.

1. Sistematika Pembahasan

Dalam satu karya ilmiah, perlu adanya sistematika pembahasan agar pembaca dapat lebih mudah untuk mengerti tentang pembahasan yang di maksud. Adapun sistematika tersebut terbagi menjadi lima bab yang kemudian dibagi lagi menjadi sub-sub yang lebih rinci lagi.

Bab satu, bagian pertama ini merupakan bagian awal penelitian terdiri dari latarbelakang, alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab dua, Landasan teori, Terdiri dari tinjauan umum tentang etika. Yang pertama menjelaskan tentang bahasan teoritik tetang etika menurut teori deontologi Kant.

Bab tiga, Berisi penjelasan profil perusahaan Tianshi, kontribusi perusahaan Tianshi Syariah Indonesia, marketing plan Tianshi, dan penjelasan penghitungan penghasilan. Menjelaskan etika bisnis MLM Tianshi dalam perspektif etika deontology Immanuel Kant.

Bab empat. Analisa Etika MLM Tianshi syariah dalam Perspektif Etika Deontologi Immanuel Kant. Bab lima, Penutup, bagian kesimpulan dan saran. Kemudian dibagian akhir penulis melampirkan Daftar Pustaka dan Riwayat Hidup.


(29)

BAB II

Studi Teoritik

A. Pengertian etika

Etika serigkali disebut dengan kata etik, atau ethics yang memilikih banyak

pengertian. Dari segi etimologi, istilah etika berasal dari kata latin “ Ethicos” yang

berarti kebiasaan. Dengan demikin berdasarkan pengertian dasar, yang dikatakan baik itu adalah yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat.1 Sehubungan dengan berkembangan keilmuan dunia hingga akhirnya etika bukan hanya kebiasaan dari manusia akan tetapi etika adalah suatu ilmu yang bicara masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, dan di pilih mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik. 2

Etika juga disebut ilmu normatif, maka dengan sendirinya berisi ketentuan- ketentuan (norma-norma) dan nilai- nilai yag dapat digunakan dalam kehidupan sehari- hari. 3

1

A. Sonny Keraf, Etika Bisnis,(yogyakarta, kanisius, 1998), 14.

2Helmi Umam,” Etika, Etiket, dan Moral “,

https://af008.wordpress.com/etika-etiket-dan-moral/

3


(30)

22

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk

itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.

Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.

B. Pengertian etika menurut para ahli

Menurut Maryani & ludigdo (2001): Etika adalah ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia aturan prilaku,adat kebiasaan manusia dalam pergaualan antara sesamaanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.4

4

Nadira Widya Mandiri, “ Pendahuluan dan Etika Sebagai Tinjauan”,

http://nadirawidyawijaya.blogspot.com/2014/11/pendahuluan-dan-etika-sebagai-tinjauan_25.html (selasa 25 November 2014).


(31)

23

Menurut K. Bertens: Etika adalah nilai-nila dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. 5

Menurut W. J. S. Poerwadarminto: Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).6

Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno: Etika adalah ilmu yang mencari orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan pada tindakan manusia.7

Menurut Ramali dan Pamuncak: Etika adalah pengetahuan tentang prilaku yang benar dalam satu profesi.8

Menurut H. A. Mustafa: Etika adalah ilmu yang menyelidiki, mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.9

C. Prinsip – prinsip etika

Dalam peradaban sejarah manusia sejak abad ke-4 SM para pemikir telah mencoba menjabarkan berbagai corak landasan etika sebagai pedoman hidup bermasyarakat. Para pemikir itu telah mengidentifikasi sedikitnya terdapat ratusan macam ide besar (great ideas). Seluruh gagasan atau ide besar tersebut dapat

5

Ibid.

6

ibid

7

ibid

8

ibid

9


(32)

24

diringkas menjadi 6 prinsip yang merupakan landasan penting Etika, yaitu keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran.10

1. Prinsip Keindahan

Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja.11

2. Prinsip Persamaan

Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar apapun.12

3. Prinsip Kebaikan

Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya

10Nadira Widya Mandiri, “ Pendahuluan dan Etika Sebagai Tinjauan”,

http://nadirawidyawijaya.blogspot.com/2014/11/pendahuluan-dan-etika-sebagai-tinjauan_25.html (selasa 25 November 2014).

11

Ibid.

12


(33)

25

berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya. Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya. Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesungguhnya bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagi masyarakat.13

4. Prinsip Keadilan

Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.

5. Prinsip Kebebasan

Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh karena itu, setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak melakukan tindakan yang semena-mena kepada orang lain.

13


(34)

26

Untuk itu kebebasan individu disini diartikan sebagai:14

a. Kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan.

b. Kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksanakan pilihannya.

c. Kemampuan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

6. Prinsip Kebenaran

Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.

Semua prinsip yang telah diuraikan itu merupakan prasyarat dasar dalam pengembangan nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan antar individu, individu dengan masyarakat, dengan pemerintah, dan sebagainya. Etika yang disusun sebagai aturan hukum yang akan mengatur kehidupan manusia, masyarakat, organisasi, instansi pemerintah, dan pegawai harus benar-benar dapat menjamin terciptanya keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran bagi setiap orang.

14


(35)

27

D. Macam-macam aliran etika 1. Aliran Etika Teleologi

Etika Teleologi mengukur baik buruk suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang diakibatkan oleh tindakan itu. Tindakan bisa dinilai baik kalau bertujuan mencapai sesuatu yang baik, atau kalau akibat yang ditimbulkannya baik dan bermanfaat.15

Atas dasar ini dapat dikatakan bahwa Etika Teleologi lebih situasional, karena tujuan dan akibat suatu tindakan bisa sangat tergantung pada situasi khusus tertentu. Karena itu, setiap norma dan kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu saja dalam setiap situasi.16

Dalam menentukan berguna atau bermanfaat yang dimaksud sebagai tolak ukur penentu tindakan baik atau buruk dalam teori ini, ada dua aliran teori yang akam menjawabnya, yaitu aliran Egoisme etis dan aliran Utilitarianisme.

2. Aliran Egoisme Etis

Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.17 Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan

15

A. Sonny Keraf, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, (yogyakarta, Kanisius 1998), 27.

16

Ibid, 28.

17

Suseno, Fransis Magniz, Pustaka Filsafat 13 Tokoh Etika, Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke 19, (Yogykarta, kanisius, 1997), 179.


(36)

28

memajukan dirinya. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.

Egoisme merupakan motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat. Istilah lainnya adalah “egois”.18

Egoisme Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme.

Egoisme psikologis, adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri (self servis). Menurut teori ini, orang bolah sajayakin ada tindakan mereka yang bersifat luhur dan suka berkorban, namun semua tindakanyang terkesan luhur dan/ atau tindakan yang suka berkorban tersebut hanyalah sebuah ilusi.Pada kenyataannya, setiap orang hanya peduli pada dirinya sendiri. Menurut teori ini, tidak ada tindakan yang sesungguhnya bersifat altruisme , yaitu suatu tindakan yang peduli pada orang lain atau mengutamakan kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingan dirinya. Kedua, egoisme etis, adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self-interest).Tindakan berkutat diri

18


(37)

29

ditandai dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan oranglain, sedangkan tindakan mementingkan diri sendiri tidak selalu merugikan kepentingan orang lain.19

Berikut adalah pokok-pokok pandangan egoisme etis:

1. Egoisme etis tidak mengatakan bahwa orang harus membela kepentingannya sendiri maupun kepentingan orang lain.

2. Egoisme etis hanya berkeyakinan bahwa satu-satunya tugas adalah kepentingan diri.

3. Meski egois etis berkeyakinan bahwa satu-satunya tugas adalah membela kepentingan diri,tetapi egoisme etis juga tidak mengatakan bahwa anda harus menghindari tindakanmenolong orang lain

4. Menurut paham egoisme etis, tindakan menolong orang lain dianggap sebagai tindakan untuk menolong diri sendiri karena mungkin saja kepentingan orang lain tersebut bertautan dengan kepentingan diri sehingga dalam menolong orang lain sebenarnya juga dalam rangka memenuhi kepentingan diri.

5. Inti dari paham egoisme etis adalah apabila ada tindakan yang menguntungkan orang lain,maka keuntungan bagi orang lain ini bukanlah

19Kho yunitas publish, “Beberapa Teori Etika”,


(38)

30

alasan yang membuat tindakan itu benar.Yang membuat tindakan itu benar adalah kenyataan bahwa tindakan itu menguntungkan diri sendiri.

3. Aliran Etika Utilitarianisme

Utilitarianisme bertolak dari berbagai macam situasi untuk bertindak mana yang harus dipilih, utilitarianisme memilikih empat unsur prinsip:20

a. Utilitarianisme mengukur etika adalah sebuah peraturan atau tindakan dari berbagai akibatnya. Apabilah akibat tindakan itu baik maka secara moral tindakan itu benar, apabilah akibatnya tidak baik maka tindakan itu secara moral salah.

b. Akibat yang baik adalah yang berguna, yang dimaksud bukan sembarang berguna, melainkan berguna untuk menunjang apa yang bernilai baginya sendiri, yang baik pada dirinya sendiri.

c. Moral yang baik adalah yang bermanfaat pada dirinya sendiri yang menimbulkan kebahgian pada dirinya sendiri.

d. Utilitarianisme menuntut agar selalu mengusahakan akibat baik atau nikmat yang sebanyak-banyaknya untuk sipelaku.

4. Aliran Hak

Teori Hak merupakan bagian dari Teori Deontologi, akan tetapi sekarang ini Teori Hak memiliki identitas tyersendiri. Hak didasarkan atas martabat manusia

20

Suseno, Fransis Magniz, Pustaka Filsafat 13 Tokoh Etika, Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke 19, (Yogykarta, kanisius, 1997), 178.


(39)

31

dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu teori Hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.21

5. Aliran Etika Deontologi Immanuel Kant

Immanuel Kant dilahirkan di Konigsberg, prusia pada tahun 1724. Ia terlahir sebagai anak yang taan beragama. Bahkan Immanuel Kant sangan berkeinginan untuk mengetahui bagian dasar dari agamanya. Dalam perkembangan berikutya ia dapat terhindar dari gelombang skeptisme yang melanda masyarakat lingkungannya saat itu.

Pada tahun 1755, Immanuel Kant memulai karirnya sebagai dosen swasta di Universitas di Konigsberg. Pada tahun 1770 ia diangkat sebagai guru besar pada bidang logika dan metafisika. Sebelum ia menyenangi metafisika, Kant terlebih dahulu menyenangi pengetahuan lain yang bukan metafisika, seperti tentang planet, bumi, etnologi, dan lain- lain.22

Kritik yang dimaksud oleh Immanuel Kant tidak sama dengan maksud kritik pada umumnya. Tetapi kritik yang dimaksud adalah pembahasan kritis, dimana ia sangat menentang terhadap penggunaan akal murni. Yang dimaksud akal murni adalah akal yang bekerja secara logis. Menurut Immanuel Kant, akal

21

K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, ( yogyakarta, Kanisius 2000), 72.

22

Ahmad Tafsir, , filsafat umum: akal dan hati semenjak Thales sampai james, (Depok: PT. Remaja Rosyada karya, 1999) 152.


(40)

32

murni dapat diperoleh dari struktur jiwa yang inheren, dimana pengetahuan itu masuk melalui watak dan struktur jiwa yang ada pada kita.23

Dalam buku Critique, Immanuel Kant berhasil menyelamatkan sains dan agama dari berbagai keraguan. Baginya, sains pada mulanya absolut jika didasari pada apriori. Kemudian ia membatasi keabsolutan sains itu dengan mengatakan bahwa sains itu naïf, sains hanya mengetahui penampakan objek saja yang akhirnya menjadi antimony, yaitu menjadi suatu yang dapat dipegang. Immanuel Kant juga menyelamatkan agama dari skeptisisme. Baginya sains dan akal tak bisa menembus noumena, yaitu suatu tempat yang memiliki objek- objek keyakinan.

Pada kritik selanjutya Kant menyatakan bahwa filsafat lebih canggih dari pada sains, karena filsafat dapat sampai pada tingkatan konsepsi sedangkan sains hanya berkutat pada perkara- perkara yang nampak saja.24 Oleh karenanya, bagi Kant, keduanya menjadi relatif. Sains dan filsafat tidak bisa dijadikan ukuran bagi moral, yaitu kata hati, suara hari, perasaan suatu perinsip apriori dan absolut.

Dalam ruang lingkup filsafat etika, Immanuel Kant termasuk filsafat etika aliran Deontologi, yaitu suatu aliran filsafat yang menilai setiap perbuatan orang dan memandang bahwa kewajiban moral dapat diketahui dengan intuitif dengan tidak memperhatikan konsep yang baik. Aliran lainya adalah aliran Teleologi,

23

Ibid., 153.

24


(41)

33

yaitu suatu faham dimana perbuatan orang dinilai dari tujuan yang hendak dicapainya.25

Dengan faham deontologi yang dianutnya Immanuel Kant memandang bahwa perbuatan moral itu dapat diketahui dengan kata hati. Melakukan kewajiban merupakan norma perbuatan baik.26

Satu-satunya hal baik yang tak terbatasi dan tanpa pengecualian adalah

“kehendak baik”. Sejauh orang berkehendak baik maka orang itu baik, penilaian

bahwa sesorang itu baik sama sekali tidak tergantung pada hal-hal diluar dirinya, tak ada yang baik dalam dirinya sendiri kecuali kehendak baik. Wujud dari kehendak baik yang dimiliki seseorang adalah bahwa ia mau menjalankan Kewajiban. Setiap tindakan yang kita lakukan adalah untuk menjalankan kewajiban sebagai hukum batin yang kita taati, tindakan itulah yang mencapai moralitas,

Kewajiban menurutnya adalah keharusan tindakan demi hormat terhadap hukum, tidak peduli apakah itu membuat kita nyaman atau tidak, senang atau tidak, cocok atau tidak, pokoknya aku wajib menaatinya. Ketaatanku ini muncul dari sikap batinku yang merupakan wujud dari kehendak baik yang ada didalam diriku.

25

Nainggolan, , pandangan cendekiawan muslim tentang moral pancasila, moral barat dan moral islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1997) 68.

26


(42)

34

Menurut Kant ada tiga kemungkinan seseorang menjalankan kewajibannya, Pertama, ia memenuhi kewajiban karena hal itu menguntungkannya. Kedua, Ia memenuhi kewajibannya karena ia terdorong dari perasaan yang ada didalam hatinya, misalnya rasa kasihan. Ketiga, Ia memenuhi kewajibannya kerena kewajibannya tersebut, karena memang ia mau memenuhi kewajibannya. Tindakan yang terakhir inilah yang menurut Kant merupakan tindakan yang mencapai moralitas.27

Moralitas menurut Kant merupakan implikasi dari tiga Postulat antara lain Kebebasan kehendak manusia, immortalitas jiwa dan Eksistensi Tuhan. Kehendak bebas manusia merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal karena terimplikasi langsung dalam kesadaran moral.

Immortalitas jiwa menyatakan bahwa kebahagiaan tertinggi manusia tidak munggkin dicapai didunia tapi dikehidupan nanti. Dan Keberadaan Tuhan yang menjamin bahwa pelaksanaan kewajiban moral manusia akan merasakan ganjarannya dikemudian hari berupa kebahagiaan sejati. Ketiganya itu disebut

Kant sebagai “Postulat” yaitu suatu kenyataan yang sungguh ada dan harus

diterima, dan tidak perlu dibuktikan secara teoritis, ini merupakan hasil penyimpulan akal budi praktis atas moral manusia.28

27

Kant, Immanuel. Kritik Atas Akal Budi Praktis. Diterjemahkan dari judul Critique of Practical Reason (1956) oleh Nurhadi. (Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar2005), 32.

28


(43)

35

Bagi Immanuel Kant hukum moral ini hanya berjalan sesuai dengan kata hati, pada gilirannya Kant dapat menemukan Tuhan, dalam arti bahwa, seseorang dapat memiliki rasa tentang idea fenomena ketuhanan, jika ia berusaha memikirkan hubungan tuhan dengan dunia.29

Kewajiban pada dasarnya adalah kebaikan yang sudah melekat pada kehendak manusia untuk bertingkah laku, artinya tidak boleh disangkal, apabilah melanggar, maka orang tersebut berpredikat salah. Melakukan kebaikan adalah tuntutan kodrat manusia, jadi keharusan dan keniscayaan dari kewajiban adalah keharusan dan keniscayaan dari principium identitatis, artinya manusia adalah manusia, jadi dia harus diperlakukan sebagai manusia. dan memanusiakan manusia, seandainya ia tidak bertingkahlaku sebagai manusia, sebenarnya dia manusia yang memungkiri kemanusiaannya, dan perbuatan tersebut adalah perbuatan yang gila.30

Immanuel Kant berpendapat bahwa “ mustahil untuk memahami apapun didunia ini, atau bahkan di luarnya, yang bisa dianggap baik tanpa syarat, kecuali kemauan baik,31 ia tidak sependapat dengan tindakan yang setengah-setengah dalam pertimbangan moral. Sebagian besar orang siap menerima anggapan adanya sejumlah hal yang jelas-jelas bermanfaat bagi individu, misalnya sedikit

29

Encyclopedia Amerika, 1977, 71.

30

Budi Subadar Sudiarja, dkk, karya lengkap driyarkara (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006), 556.

31

John K. Roth, persoalan-persoalan filsafat agama, terjemahan oleh Ali Nur Zaman (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2003), 234.


(44)

36

kekayaan. kesehatan. Bagi Immanuel Kan hal- hal seperti ini tidak dengan sendirinya memiliki nilai etis yang abadi, justru kalau hendak diberi nilai etis, hal tersebut mensyaratkan kemauan baik yang menetapkan batasan dan tidak bisa mengangapnya hal tersebut baik.

Immanuel Kant menbedakan antara inperative hipotesia dan imperative kategotis. Suatu imperative (perintah) kategotis terdapat di dalam nilai moral, sedangkan nilai- nilai lain hanya berkaitan dengan imperative historis. Artinya kalau ingin merealisasika niali- nilai lain harus menempuh jalan tertentu.32

Immanuel Kant menulis “ ketika kita menentukan kehendak, bukan semata- mata memang begitu, tetapi demi sebuah akibat yang diinginkan, maka hal ini menjadi imperative hipotesis, yaitu perintah praktis tetapi bukan hukum.

Nilai moral mewajibkan manusia tanpa syarat. Kejujuran memerintahkan manusia untuk tidak melakukan perbuatan yang tidak baik. Keharusan yang diwajibkan moral bersifat mutlak, tanpa syarat apapun atau di sbabkan adanya kepentingan.33 Franz Magnis Suseno (1987: 44) menambahkan, suatu kewajiban moral berlaku dalam situasi apapun baik itu menguntungkan atau tidak, mengenakka atau tidak, dipuji atau dicaci dan dijauhi. Apa yang sudah menjadi keyakinan harus dikerjakan, karena kewajiban itu berlaku secara mutlak.

32

Immanuel Kant, Kritik Akal Budi Praktis, terjemahan oleh Nurhadi (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005), 31.

33


(45)

37

6. Aliran Virtue (keutamaan)

Teori tipe terakhir ini adalah teori yang memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah ahati, melainkan apakah orang tersebut bersikap adil, jujur, murah hati dan sebagainya.34

Etika Virtue sebagai reaksi atas teori-teori Etika sebelumnya yang terlalu barat sebelah dalam mengukur perbuatan dengan perinsip atau norma. Dalam sejarah etika keutamaan tidak merupakan sesuatu yang baru. Teori ini mempunyai suatu tradisi lama yang sudah dimulai pada waktu filsafat yunani kuno yaitu Aristoteles. Keutamaan tidak boleh dibatasi pada taraf pribadi saja, tetapi harus selalu ditetapkan dalam konteks komuniter.35

7. Aliran Hedonesme

Dalam filsafat Yunani Hedonesme sudah ditemukan pada Aristippos dari Kyrene (sekitar 433-355 s.M.)seorang murid dari Sokrates. Sokrates bertanya tentang tujuan terakhir bagi kehidupan manusia atau apa yang sesungguhnya baik bagi manusia, tapi Sokrates sendiri tidak memberikan jawaban yang jelas atas pertanyaan itu dan hanya mengkritik jawaban-jawaban yang dikemukakan oleh orang lain. Aristippos menjawab yang sesungguhnya baik bagi manusia adalah kesenangan. Hal itu terbukti karena sejak masa kecilnya manusia merasa

34

K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, ( yogyakarta, Kanisius 2000), 73.

35


(46)

38

tertarik akan kesenangan dan apabila sudah tercapai ia tidak mencari yang lainnya lagi.36

Hedonisme berasal dari bahasa Yunani “Hedone” yang berarti kesenangan atau kenikmatan. Dalam kamus Collins Gem (1993) dinyatakan bahwa hedonisme adalah doktrin yang menyatakan bahwa kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup. Atau hedonisme adalah paham yang dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan hidup semata-mata (Echols,2003) .37

Hedonisme adalah paham sebuah aliran filsafat dari Yunani. Tujuan paham aliran ini adalah untuk menghindari kesengsaraan dan menikmati kebahagiaan sebanyak mungkin dalam kehidupan di dunia. Ciri aliran hedonisme adalah kebahagiaan diperoleh dengan mencari perasaan-perasaan menyenangkan dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang tidak enak. Contohnya adalah makan akan menimbulkan kenikmatan jika membawa efek kesehatan, tetapi makan yang berlebihan akan menimbulkan badan sakit. Hedonisme memiliki dampak negatif, yang paling banyak terjadi adalah manusia sibuk mencari kesenangan yang lebih dan lebih sehingga muncul rasa „tidak akan

pernah puas’ dalam dirinya. Dengan tidak pernah puasnya tersebut, manusia

36

Ibid, 235-256.

37Hard Ia , “Aliran Etika Profesi”

http://ianbachruddin.blogspot.com/2011/12/aliran-etika profesi.html (Kamis, 01 Desember 2011).


(47)

39

yang termasuk dalam golongan hedonis akan cenderung egois atau mementingkan kepentingan pribadi demi kebahagiaan pribadi pula.38

Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya satu kali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalanani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Pandangan mereka terangkum dalam pandangan Epicurus yang menyatakan,"Bergembiralah engkau hari ini, puaskanlah nafsumu, karena besok

engkau akan mati”.39

Paradigma hedonistis memfokuskan pandangannya pada pencarian kesenangan dan penghindaran terhadap segala penderitaan. Namun dewasa ini substansi secara harfiah sudah tidak lagi menemukan relevansinya. Nampaknya tidak ada persamaan persepsi mengenai apa-apa saja yang sebenarnya bisa mendatangkan kesenangan dan apa-apa saja aktivitas yang bisa mendatangkan

38

Adhera, Rendy, Fib12, “ Teori Etika: Hedonesme, Utilitarianisme dan Self Realization” http://adhera-rendy-fib12.web.unair.ac.id/artikel_detail-103900-Umum

Teori%20Etika:%20Hedonisme,%20Utilitarianisme%20dan%20Self%20Realization.html 39 Ib Arja a, “

Kajian Etika Dan Filsafat Hedonisme Ditinjau Dari Sudut Pandang Ontologi, Epistemologi, Dan Aksiologi”, http://arjana-stahn.blogspot.com/2010/01/kajian-etika-dan-filsafat-hedonisme_09.html (Sabtu, 09 Januari 2010).


(48)

40

penderitaan. Esensi filosofis hedonistik terkadang punya konotasi seksual atau pemikiran liberal.40

Berbicara mengenai hedonisme, maka kita tidak bisa mengesampingkan seorang filosof Yunani yang dinilai punya peranan signifikan dalam membangun epistemologi hedonisme, yaitu Epicurus of Sámos (341-270 SM). Yang kelak prinsip-prinsip ajarannya tersebut dikenal dengan Epicureanisme. Epicureanisme adalah sebuah sistem filsafat yang bersumber dai ajaran-ajaran Epicurus yang dicetuskan sekitar tahun 307 SM. Inti epistemologi Epicureanisme dibangun diatas tiga kriteria kebenaran: Sensasi atau gambaran (aesthêsis), pra-konsepsi atau prasangka (prolêpsis) dan terakhir feelings atau perasaan (pathê). Prolepsis

diartikan sebagai “kekuatan dasar” dan juga bisa didefinisikan sebagai “gagasan universal”, yaitu sebuah konsep dan cita-cita yang bisa dimengerti oleh semua orang.41

Menurut Epicurus, kesenangan bukanlah sesuatu yang pada dasarnya menyenangkan, justru kesenangan adalah kondisi sejahtera. Karena menurut dia kesenangan itu relatif. Dengan demikian, Epicureanisme melepaskan diri dari

proposisi yang sebelumnya: kesenangan dan „manfaat yang utama’ (the highest good) itu sejajar, Epicurus mengklaim bahwa kesenangan yang paling tinggi tercapai dari sesuatu yang sederhana, semisal kehidupan sederhana yang dijalani bersama teman-teman dan dari diskusi-diskusi filosofis. Dia menekankan bahwa,

40 Ibid. 41


(49)

41

bukanlah hal baik jika seseorang melakukan sesuatu yang membuat seseorang yang lain (teman) merasa baik, yang apabila dengan pengalaman perbuatan tersebut seseorang justru meremehkan pengalaman-pengalaman yang akan datang dan membuat seseorang yang lain merasa tidak lagi nyaman. Sayangnya, Epicurus tidak menjelaskan sistem sosial etikanya secara panjang lebar. Dengan arti lain, sistem sosial etikanya Epicurus mengalami kebuntuan pada tataran fungsionalisasi.42

Ada tiga sudut pandang dari faham ini yaitu:43

1. Hedonisme individualistik/egostik, hedonism yang menilai bahwa jika

suatu keputusan baik bagi pribadinya maka disebut baik, sedangkan jika keputusan tersebut tidak baik maka itulah yang buruk.

2. Hedonisme rasional/rationalistic, hedonism yang berpendapat bahwa

kebahagian atau kelezatan individu itu haruslah berdasarkan pertimbangan akal sehat.

3. Universalistic, hedonism yang menyatakan bahwa yang menjadi tolok

ukur apakah suatu perbuatan itu baik atau buruk adalah mengacu kepada akibat perbuatan itu melahirkan kesenangan atau kebahagiaan kepada seluruh makhluk.

42 Ibid. 43

Hard Ia , “Aliran Etika Profesi”http://ianbachruddin.blogspot.com/2011/12/aliran-etika profesi.html (Kamis, 01 Desember 2011).


(50)

42

8. Aliran Pragmatisme

Pragmatisme adalah aliran pemikiran yang memandang bahwa benar tidaknya suatu ucapan, dalil, atau teori, semata-mata bergantung kepada berfaedah atau tidaknya ucapan, dalil, atau teori tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam kehidupannya. Ide ini merupakan budaya dan tradisi berpikir Amerika khususnya dan Barat pada umumnya, yang lahir sebagai sebuah upaya intelektual untuk menjawab problem-problem yang terjadi pada awal abad ini.44

Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu.45

Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, di mana apa yang ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata merupakan fakta-fakta individual, konkret, dan terpisah satu sama lain. Dunia ditampilkan apa adanya dan perbedaan diterima begitu saja. Representasi realitas yang muncul di pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum. Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan. Dengan demikian, filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik, sebagaimana

44 Ibid. 45


(51)

43

yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat Barat di dalam sejarah. Bahwa yang benar itu hanyalah yang mempengaruhi hidup manusia serta yang berguna dalam praktik dan dapat memenuhi kebutuhan manusia.46

Pragmatisme (dari bahasa Yunani: pragma, artinya yang dikerjakan, yang dilakukan, perbuatan, tindakan) merupakan sebutan bagi filsafat yang dikembangkan oleh William James (1842 - 1910) di Amerika Serikat. Menurut filsafat ini, benar tidaknya suatu ucapan, dalil atau teori semata-mata bergantung pada manusia dalam bertindak. Istilah pragmaticisme ini diangkat pada tahun 1865 oleh Charles S. Pierce (1839-1914) sebagai doktrin pragmatisme. Doktrin dimaksud selanjutnya diumumkan pada tahun 1978.47

Diakui atau tidak, paham pragmatisme menjadi sangat berpengaruh dalam pola pikir bangsa Amerika Serikat. Pengaruh pragmatisme menjalar di segala aspek kehidupan, tidak terkecuali di dunia pendidikan. Salah satu tokoh sentral yang sangat berjasa dalam pengembangan pragmatisme pendidikan adalah John Dewey (1859 - 1952). Pragmatisme Dewey merupakan sintensis pemikiran-pemikiran Charles S. Pierce dan William James. Dewey mencapai popularitasnya di bidang logika, etika epistemologi, filsafat politik, dan pendidikan.48

46 Ibid. 47

Ibid. 48


(52)

BAB III

MLM TIANSHI SYARIAH DAN SISTEM KERJANYA

A.MLM Tianshi Syari’ah 1. Profil Bisnis

Thiansi merupakan bisnis MLM yang berasal dari China, tianshi didirikan pada tahun 1992 oleh Li jin yuan di Thianjin China. Thiansi Group Co, Ltd. ( group Thiansi memasuki pasar internasional pada tahun 1998 dan berhasil didaftarkan di bursa saham NASDAQ ( Nasional Association Of Sekurities

Dealers Automated Quotations) pada bulan September tahun 2003 secara resmi

tercatat dibursa saham Amerika. Thiansi adalah perusahaan multinasional yang bergerak dibidang retail, pariwisata, keuangan,perdangangan internasional.1

Thiansi menawarkan gaya hidup berkualitas tinggi disertai kesehatan, kebaagiaan, dan kesejahteraan melalui produk-produk makanan kesehatan, perawatan kesehatan, perawatan kecantikan, dan perawatan rumah tangga. Dalam kurun 13 tahun Thiansi telah mengembangkan sayapnya di lebih dari 190 negara. Untuk mendukung perkembangan bisnisnya dan melayani 16 juta konsumennya di seluruh dunia, Thianshi juga membuka kantor cabang atau perwakilan di 110 negara dan kawasannya.

1

Komarudi, U. Thiansi Dalam Perspektif Fatwa DSN (dewan syariah Nasional) (Yogyakarta: PT. Nuansa Pilar Media) , 31.


(53)

45

Kemudian masuk dalam posisi perusahaan MLM peringkat nomer 2 dunia. Bulan februari tahun 2000 Tianshi masuk ke Indonesia dan terdaftar sebagai Negara yang ke 89. Pada bulan maret omzet penjualan di Indonesia mencapai satu miliar rupiah. Bulan oktober 2001 dua orang distributor dari Indonesia mendapatkan bonus gratis masing- masing satu mobil BMW terbaru. Bulan Mei 2002, Tianshi Indonesia launching di Jakarta dihadiri 5000 orang distributor di seluruh penjuru dunia, sekaligus menyerahkan 47 buah mobil BMW kepada distributor yang sudah sukses, tiga belas diantaranya adalah distributor Indonesia.2

Tianshi adalah suatu group perusahaan berskala internasional dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata- rata berkelanjutan stabil dan pesat sebesar 170 %. Kantor pusat Tianshi berada di Henderson center di bejing, pabrik- pabriknya berada di kawasan pengembangan tehnologi baru Wuqing di Thianjin dengan total asetnya senilai RMB3 2,1 miliar.dengan bisnis utamanya bergerak dalam bidang bioteknologi canggih, Tianshi juga aktif dalam bidang Finansial, pengembangan komplek hunian, pendididkan, pertukaran budaya dan logis modern. Pendirinya

adalah “ Mr. Lijin Yuan.

Tianshi group adalah suatu perusahaan multi dimensi berskala iternasional. Tianshi group resmi didirikan di Bejing ibu kota Negara China, pada

2

Ibid., 32.

3


(54)

46

tahun 1992 dengan penjualan produknya dengan sistem konvensional melalui toko obat atau apotik.

Pada tahun 1995 perusahaan Tianshi group menguba sistem penjualan konvensional menjadi penjualan sistem Network Marketing, sistem ini telah mendorong omset perusahaan melonjak sehingga pada tahun 1996 perusahaan Tianshi memiliki omset sebesar 630 yuan, pada tahun 1997, omsetnya kembali naik hingga 2,12 Milyar Yuan. Tahun 2000 perusahaan Tianshi masuk ke dalam sepuluh perusahaan MLM terbesar dunia.

Tianshi mulai berkiprah di pasar dunia pada awal tahun 1998, da sekarang merupakan peserta pangsa pasar global. Sebagai hasil dari upaya yang gigih selama bertahun- tahun, Tianshi telah menganekaragamkan jalur produksinya dari satu produk tunggal menjadi banyak produk, seperti suplemen nutrisi, komodoti bahan pangan umum, dan peralatan medis, dengan jumlah total mendekati 200 macam produk.4

Berdasarkan bioteknologinya yang canggih, Tianshi berkomitmen untuk melestarikan pegobatan tradisional China turun temurun. Mutu produknya lebih lanjut terjamin oleh penggunaan perangkat otomatis yang lengkap, dan telah memperoleh sertifikat ISO 9001: 2000 untuk sistem mutu internasional.

4


(55)

47

Semua produk yang dibuat dan didistribusikan di Amerika Serikat telah lolos pengujian mutu dari FDA. Pada saat ini sebagai pemilik dari dua hak paten nasional, Tianshi menerika kehormatan dan penghargaan international untuk sebagian besar teknik- teknik industrinya yang bermutu nasional dan menjadi unggulan dunia. Tianshi juga dinobatkan sebagai “Perusahaan Terbaik Untuk

Keamanan Lingkungan Global” oleh PBB.

Dalam skala dunia, Tianshi memiliki staf manajerial sebanyak seribu delapan ratus orang, dimana tiga ratus diantaranya merupakan orang setempat

yang bukan beretnis China. Dengan filsafat bisnis “ Melayani masyarakat dengan membawa kesehatan kepada orang dan melayani China dengan membangun

industri”, Tianshi telah membayar kepada Negara sebayak RMB 650 juta dalam bentuk pajak, yang memperoleh sambutan hangat dari berbagai pemerintah setempat sebagai perusahaan yang membayar pajak dalam jumlah besar.5

2. Konstribusi Perusahaan

Sebagai perusahaan yang perpercaya, Tianshi telah mengalami dan berhasil melewati masa- masa sulitnya. Oleh sebab itu, Tianshi senantiasa memegang teguh filosofi tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Berkonstribusi melalui berbagai aktivitas, berorientasi amal telah menjadi nilai budaya yang didedikasikan Tianshi kepada masyarakat China dan dunia.

5


(56)

48

Tianshi dalam orientasi amalnya fokus kepada orang cacat, pendidikan, perlindungan lingkungan, serta bantuan kepada masyarakat miskin, semua menjadi perhatian Tianshi dalam menciptakan komunitas internasional yang hidup berdampingan secara harmonis.

Pada bulan mei 2002, Tianshi mendonasikan bantuan sebesar 100 juta Rupiah kepada Organisasi SOS Anak Desa Indonesia dalam rangka pengembangan anak desa local di Indonesia, bulan mei 2002, Tianshi juga memberikan sumbangan kepada Dana Amal Anak- anak Ghana. Sumbangsi dari Tianshi Group telah membantu anak- anak di berbagai dunia agar dapat tetap sehat dan bahagia.6

Tianshi secara konsisten telah memelihara dan merawat kesehatan serta perkembanga anak- anak selama bertahun- tahun. Bulan juli 2004, Tianshi mendonasikan bantuan sebesar 3,5 juta RMB kepada Teater Seni Anak-anak Wilayah Tianjin sebagai bentuk dukungan terhadap perkembangan anak. Pada tanggal 26 mei 2005 Tianshi menyumbangkan 10 juta RMB bantuan kepada Komunitas Palang Merah China untuk mendirikan “ Tianshi Charity Fund” (Badan Amal Tianshi)serta meluncurkan program bantuan pendidikan dan pengembangan bakat untuk wilayah China Barat. Program tersebut bertujuan untuk memperbaiki kondisi beberapa sekolah, pengembangan edukasi di daerah terpencil, miskin, dan tertinggal, serta membantu orang- orang yag tidak mampu untuk melanjutkan sekolah.

6


(57)

49

Pada bulan mei 2010, dicanangkan program “Beasiswa Tianshi Bagi

Siswa Berprestasi” yang merupakan kerja sama Tianshi Group dengan tiga Universitas: Universitas Ekonomi Pusat, Universitas Ekonomi dan Finansial Dongbei, serta Universita Ekonomi dan finansial Tianjin.7

“jika saya bisa memilikih rumah yang luasnya hingga sepuluh ribu mil, saya akan menampung seluruh pelajar miskin dan membuat mereka semua

tersenyum bahagia”, demikian ungkap DU FU, seorang penyair dan pujangga

ternama di masa dinasti Tang dalam sejarah China. Pesan ini telah menginspirasi Mr. Li Jin Yuan untuk berbagi kasih dan kesejahteraan yang dimilikinya dengan penuh cinta kepada seluruh umat manusia di dunia.

Hingga saat ini, Tianshi telah mendonasikan lebih dari 1,5 Miliar RMB bagi lembaga sosial dan aktivitas amal di berbagai pelosok dunia. Bagi Tianshi, seluruh usaha amal sosial ini merupakan bentuk kepedulian kepada sesame manusia tampa pendang bulu, tanpa batasan, dan menjadi tanggung jawab yang berkesinambungan tanpa henti.8

3. Tianshi Syariah Indonesia

Tianshi mengokohkan diri sebagai perusahaan multi level marketing internasional yang bonafit dan terpercaya. Perusahaan ini betul-betul memahami apa yang dibutuhkan distributor di lapangan. Kepercayaan dan adat istiadat lokal selalu dijadikan bahan pertimbangan dalam merancang strategi dan membuat

7

Ibid., 35.

8


(58)

50

kebijakan di setiap daerah pemasaran Tianshi, sehingga siapapun merasa nyaman "mengendarai" bisnis ini untuk mendapatkan kualitas kehidupan yang lebih baik.

Di Indonesia, awal tahun ini Tianshi membuat gebrakan baru yang menggembirakan sekaligus menentramkan umat Islam di tanah air. Pada 14 Januari 2013 lalu TIENS Indonesia memperoleh Sertifikat Syariah dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sertifikat ini diserahkan oleh Kiyai Haji DR. Ma'ruf Amin selaku Ketua Dewan Syariah Nasional (DSN) Mejelis Ulama Indonesia kepada Mr. Li Jin Yuan, Chairman Tiens Group Co. Ltd, melalui sebuah seremoni khusus yang bertempat di Auditorium Gedung Mejelis Ulama Indonesia, Jakarta.9

Sertifikat Syariah tersebut diberikan setelah keluar rekomendasi dari DSN MUI atas pembukaan Unit Usaha Syariah Tianshi Indonesia setelah melalui evaluasi dan kajian yang intensif terhadap keseluruhan aspek bisnis dan operasional manajemen perusahaan yang bernaung di bawah nama PT Singa Langit Jaya. Hal ini menandakan Tianshi Indonesia telah memenuhi persyaratan pembuatan Unit Usaha Syariah sebagaimana tertuang dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 75/DSN/ MUI/ VII/2009 tentang Pedoman Pcnjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS), dimana terdapat 12 poin ketentuan hukum yang harus dipenuhi.

Usai serah terima Sertifikat Syariah, Manajemcn TIENS dan MUI menggelar konferensi pers di hadapan puluhan wartawan dari berbagai media massa cetak maupun elektronik. Narasumbernva adalah Drs. Ichwan Sam (Sekjen

9


(1)

85

MLM Tianshi Syariah merupakan bisnis yang memberika tanggung jawab sepenuhnya kepada distributor, bertindak sesuai dengan hatinya. Baik, buruk, sukses dan tidaknya semua terserah distributor.

Jika dilihat dari etika Deontologi Immanuel Kant, MLM Tianshi Syariah sudah sesuai dengan etika Deontologi yang mana Immanuel Kant memandang bahwa perbuatan moral itu dapat diketahui dengan kata hati. Melakukan kewajiban merupakan norma perbuatan baik.

B. Saran

Yang paling penting dalam melakukan apapun saja terutama dalam berbisnis, harus menyertakan unsur keilahiaan, karena bisnis bukan hanya sekedar menjual barang dan membelinya, akan tetapi ad hak orang lain yang harus dipenuhi serta hukum tuhan yang harus dilakukan.

Bisnis tanpa etika akan menjadi malapetaka, akan tetapi bisnis yang beretika akan menjadi surge. Mutlak hukumnya dalam melakukan apapun harus memiliki etika agar terhindar dari hal-hal yang merugikan orang lain.

Bisnis MLM Tianshi dalam kalangan masyarakat luas masih dipandang sebelah mata dan banya yang menghukuminya tidak realistis, karena itu dalam penelitian ini berusaha memberikan refrensi dalam menilai bisnis MLM, karena sebenarnya MLM salah satu alternative bagi orang-orang yang belum memiliki karir.


(2)

86

Tidak dipungkiri selama ada kebaikan pasti ada kejelekan, begitupun dalam bisnis, MLM merupakan sistem bisnis yang diakui oleh APLI (Asosiasi penjualan langsung Indonesia), yaitu lembaga resmi Negara yang bertanggung jawab penuh dengan seluruh kegiatan bisnis yang menggunakan sistem penjualan langsung. Seseorang harus tahu perbedaan antara MLM (ada barang yang dijual belikan) dan Monney Game (tidak ada barang yang jual belikan, kalaupun ada itu hanyalah sebagai gedok belaka).

Ada enam pilar yang harus diperhatikan dalam memilih bisnis MLM :

1. Kekuatan perusahaan (company profile) 2. Kekutan produk

3. Marketing plan 4. Support sistem

5. Aktivitas internasional 6. Penghargaan (reward).

Yang perlu diperhatikan ada sisi negatif yang benar-benar harus dipahami yaitu dampak psikoligi. Dalam bisnis MLM, penghasilan finansialnya sangat fantastis dan penghargaan yang diberikan sangat besar, yang paling dikhawatirkan para pelaku MLM terlalu terobsesi terhadap target atau impiannya. Dengan obsesi yang berlebihan mengkhawatirkan para pelaku bisnis MLM menghilangkan unsur-unsur keilahian dan tidak beretika dalam proses berbisnis, bertindak lepas kendali, tidak jujur, menjanjikan yang tidak wajar serta memberikan iming-iming yang berlebihan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, rosihon. 2014, The wisdom al- qur’an di sertai tafsir tematis, Bandung: Al- mizan.

Bakker, Anton dan Zubair, Achmad Charis. , metodelogi penelitian filsafat, Yogyakarta: kasinius.

Bambang Prishardoyo M.Si., dkk. 2005, Pelajaran Ekonomi Smp Kelas 1, jakarta: Grasindo.

Budi Subadar Sudiarja, dkk. 2006, karya lengkap driyarkara, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Djakfar, Mohammad. 2012, Etika Bisnis Menangkap Spirit Ajaran Langit dan Pesan Moral Ajaran Bumi, Depok: Penebar Plus Imprint.

Encyclopedia Amerika, 1977.

fitriana, Sari indah. 2012. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembiayaan Haji dan Umrah Melalui sistem Marketing Di PT. Arminareka Perdana Yogyakarta“ Skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: Managemen fakultas ekonomi UIN Sunan kalijaga).

http://asnawigpai.blogspot.com“sumber hukum islam” (12 Maret2014) http://biseherb.blogspot.com/2013/05/“tiens

-indonesia-sah-menjadi-mlm-syariah” ( Jumat, 24 Mei 2013).

http://finance.detik.com/read/2013/01/14/135607/2141457/4/(Senin, 14/01/2013 13:56).

Ilmu Ushul Al Bida' oleh Syaikh Ali Hasan Al Halabi, Al Qowa'id Al Fiqhiyah oleh Syaikh As Sa'di.

Janwar, Djazuli yadi. 2002, lembaga- lembaga perekonomian umat (sebuah pengenalan). Jakarta: raja grafindo persada.

John K. Roth. 2003, Persoalan-persoalan filsafat agama, terjemahan oleh Ali Nur Zaman, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(4)

K. Bertens. 2001, etika, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. K. Bertens. 2000, Pengantar Etika Bisnis, yogyakarta, Kanisius.

Kant, Immanuel. 2005, Kritik Atas Akal Budi Praktis. Diterjemahkan dari judul Critique of Practical Reason (1956) oleh Nurhadi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Keraf, DR.A. Sonny, 1998, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. yogyakarta, Kanisius.

Kholid, Syamhudi. 2001, Siapa Bilang Multi level Marketing Haram. Bandung: pustaka darul ilmi.

Komarudin, U. 2011, Tianshi dalam perspektif fatwa DSN ( Dewan Syariah Nasional), Yogyakarta: PT. Nuansa Pilar media.

Lexy, J Moleong. 2006, Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lihat Majmu' Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Zadul Ma'ad Imam Ibnul Qoyyim 5/746, Taudlihul Ahkam Syaikh Abdullah Alu Bassam 2/233, Ar Roudloh An Nadiyah 2/345, Al Wajiz Syaikh Abdul Adlim Al Badawi.

Magnis Suseno, Franz. 1997, 13 Tokoh Etika. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Majid, Fakhry. 1996, Etika Dalam Iislam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Nadira Widya Mandiri. http: //nadirawidyawijaya.blogspot.com/2014/11/ pendahuluan -dan-etika-sebagai-tinjauan_25.html ”Pendahuluan dan Etika Sebagai Tinjauan” (Selasa 25 November 2014).

Nainggolan. 1997. Pandangan Cendekiawan Muslim Tentang Moral pancasila, Moral barat dan Moral islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Ghani, Patrick. 2013. “Berbusana Muslim Sebagai Wujud Kometmen Syariah”. Majalah tiens vision. edisi 03. Jakarta.

Budi, Pria. 2013, Pengangguran didominasi kalangan sarjana. Riau Pos. Pekan Baru Riau.


(5)

Publish,KhoYunitas.https://khoyunitapublish.wordpress.com/2013/12/10/teori -teori-etika/ ”BeberapaTeori Etika” (10 Desember 2013).

Sudarto, 1997, Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiona. 2010, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suseno, Fransis Magniz. 1997, Pustaka Filsafat 13 Tokoh Etika, Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke 19. Yogykarta: kanisius.

Tafsir, Ahmad. 1999, filsafat umum: akal dan hati semenjak Thales sampai james, Depok: PT Remaja Rosyada karya.

Tiens.http://fiki-tiens.blogspot.com/2010/06/visi-misi-dan-filosofi-bisnis. (Rabu, 09 Juni 2010).

Tim Tianshi, 2006, Power of Tiens.

Tim Tianshi, 2014, Tiens Vision Indonesia.

Tim Tianshi, 2013, Artikel informasi syariah tiens idonesia. Tim Tianshi, 2011, Fokus Tiens.

Tim Tianshi, 2013, Formulir Permohonan Distributor.

Tim Tianshi, 2013, Global tiens focus Indonesia, edisi februari dan maret. Tim Tianshi, One vision. 2013. Alat bantu presentasi, produser meeting,

session 2.

Tim Tianshi, 2013, Profil perusahaan Tiens Group. Pemasaran Tiens.

Umam, Helmi, https://af008.wordpress.com/etika-etiket-dan-moral/“ Etika, Etiket, dan Moral “.

Yetiva, sekarani. 2010. “analisis pengaruh etika islam terhadap komitmen profesi internal auditor, komitmen organisasi, dan sikap pengaruh organisasi”, skripsi tidak diterbitkan (Semarang: S1 Universitas Diponegoro).


(6)

Yun Said, ”manusia: mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna”, di akses dari https://chyztha.Wordpress.com/coretan/manusia-makhluk-ciptaan-allah-yang-paling-sempurna/, (10 april 2013).

Yusuf, Muhammad. 2011. “ sistem pembagian bonus pada multi level marketing ( studi kritis hukum Islam terhadap pembagian bonus pada group Tianshi )”, skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: ekonomi Islam UIN sunan kalijaga).