JEJARING KERJA (KEMITRAAN) KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI

(1)

JEJARING KERJA (KEMITRAAN)

Oleh

Ir. Pangerang, MP (PPL Kab. Maros)

A. PENGERTIAN JEJARING KERJA (KEMITRAAN)

Jejaring Kerja (kemitraan) atau sering disebut partnership, secara etimologis berasal dari akar kata partner. Partner dapat diartikan pasangan, jodoh, sekutu atau kompanyon. Sedangkan partnership diterjemahkan persekutuan atau perkongsian. Dengan demikian, kemitraan dapat dimaknai sebagai suatu bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk satu ikatan kerjasama di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik

B. HAKEKAT MEMBANGUN JEJARING KERJA (KEMITRAAN)

Membangun Jejaring Kerja (kemitraan) pada hakekatnya adalah sebuah proses membangun komunikasi atau hubungan, berbagi ide, informasi dan sumber daya atas dasar saling percaya (trust) dan saling menguntungkan diantara pihak-pihak yang bermitra yang dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman atau kesepakatan guna mencapai kesuksesan bersama yang lebih besar.

Membangun Jejaring Kerja (kemitraan) dapat dilakukan jika pihak-pihak yang bermitra memenuhi persyaratan berikut:

a. Ada dua pihak atau lebih organisasi/lembaga

b. Memiliki kesamaan visi dalam mencapai tujuan organisasi/lembaga. c. Ada kesepakatan/kesepahaman

d. Saling percaya dan membutuhkan


(2)

C. LANGKAH-LANGKAH MEMBANGUN KEMITRAAN

1. Pemetaan

perlu melakukan pemetaan tentang lembaga/orgnaisasi yang sekiranya bisa diajak bermitra baik diwilayah sekitarnya maupun jangkauan yang lebih luas. Pemetaan dilakukan terhadap lembaga atau organisasi diantaranya yaitu: a. Lembaga pemerintah

1) Departemen atau Dinas pendidikan 2) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 3) Dinas Kesehatan

4) Kepolisian

5) Depsos (untuk program care giver, baby sitter) 6) UPT P/D PNFI (P2PNFI, BPPNFI, BPKB dan SKB)

7) Dinas Pariwisata dan budaya (untuk kursus bahasa, perhotelan, pemandu wisata, seni).

8) Dinas perindustrian dan perdagangan

b. Lembaga perbankan/ keuangan dan koperasi yang ada di wilayah sekitar seperti : (1) BRI; (2) BNI; (3). BPD; (4). BKK; (5) BKK; (6). KUD; (8). Koperasi simpan pinjam (KOSIPA)

c. Organisasi kemasyarakatan dan sosial yang memiliki kesamaan visi, misi dan tujuan.

d. Badan koordinasi dan Sertifikasi Profesi (BKSP) dan Lembaga sertifikasi profesi (LSP)

e. Lembaga sertifikasi kompetensi (LSK) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) f. Tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda.

g. Dunia usaha dan industri (dudi); program yang bisa disinergikan:

h. Lembaga pendidikan seperti lembaga pendidikan tinggi dan sekolah maupun pondok pesantren.

i. Asosiasi profesi (HIPMI, Komunitas Entrepreneur, HIPKI, HISSPI, IKABOGA, HARPI MELATI, IKABANA)


(3)

2. Menggali dan mengumpulkan informasi

Setelah dilakukan pemetaan maka langkah selanjutnya adalah menggali informasi tentang tujuan organisasi, ruang lingkup pekerjaan (bidang garapan), visi misi dsb. Informasi ini berguna untuk menjajagi kemungkinan membangun jaringan dan kemitraan. Pengumpulan informasi dapat dilakukan dengan pendekatan personal, informal dan formal.

3. Menganalisis informasi

Berdasarkan data dan informasi yang terkumpul selanjutnya kita menganalisis dan menetapkan mana pihak-pihak yang perlu ditindaklanjuti untuk penjajagan kerjasama yang relevan dengan permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi

4. Penjajagan Kerjasama

Menindak lanjuti hasil analisis data dan informasi, perlu dilakukan penjajagan lebih mendalam dan intens dengan pihak-pihak yangmemungkinkan diajak kerjasama. Penjajagan dapat dilakukan dengan cara melakukan audiensi atau presentasi tentang profil dan penawaran program-program yang bisa dikerjasamakan baik secara formal maupun non formal

5. Penyusunan rencana kerjasama.

Jika beberapa pihak sepakat untuk bekerjasam maka langkah selanjutnya adalah penyusunan rencana kerja sama. Dalam perencanaan harus melibatkan pihak-pihak yang akan bermitra sehingga semua aspirasi dan kepentingan setiap pihak dapat terwakili.

6. Membuat kesepakatan

Pihak-pihak yang ingin bermitra perlu untuk merumuskan peran dan tanggungjawab masing-masing pihak pada kegiatan yang akan dilakukan bersam yang dituangkan dalam nota kesepahan atau sering disebut memorandum of understanding (MOU).


(4)

7. Penandatanganan akad kerjasama (MOU)

Nota kesepahaman yang sudah dirumuskan selanjutnyaditandatangani oleh pihak-pihak yang bermitra yang sering disebut MOU (Memorandum Of Understanding)

8. Pelaksanaan kegiatan

Tahap ini adalah merupakan tahap implementasi dari rencanakerjasama yang sudah disusun bersama dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tanggungjawab dan peran masing-masing pihak yang bermitra.

9. Monitoring dan evaluasi

Selama pelaksanaan kerjasama perlu dilakukan monitoring dan evaluasi. Tujuan monitoring adalah memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan sehingga dapat dicegah terjadinya penyimpangan (deviasi) dari tujuan yang ingin dicapai. Disamping itu juga segala permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan dapat dicarikan solusinya. Hasil monitoring dapat dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi. Perlu dilakukan evaluasi bersama antar pihak yang bermitra untuk mengetahui kegiatan mana yang belum bisa berjalan sesuai rencana dan mana yang sudah, tujuan mana yang sudah tercapai dan mana yang belum, masalah/ kelemahan apa yang menghambat pencapaian tujuan dan pnyebabnya.

10. Perbaikan

Hasil evaluasi oleh pihak-pihak yang bermitra akan dipakai sebagai dasar dalam melakukan perbaikan dan pengambilan keputusan selanjutnya apakah kerjasama akan dilanjutkan pada tahun berikutnya atau tidak.

11. Perencanaan selanjutnya.

Jika pihak-pihak yang bermitra memandang penting untuk melanjutkan kerjasama, maka mereka perlu merencankan kembali kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahu berikutnya. Perencanaan selanjutnya perlu mempertimbangkan hasil evaluasi dan refleksi sebelumnya. Disamping itu,


(5)

mungkin dipandang perlu untuk memperpanjang akad kerjasama dengan atau tanpa perubahan nota kesepahaman

1. Mitra adalah teman, kawan kerja, pasangan kerja, rekan. Kemitraan artinya perihal hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

2. Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.(Dr. Muhammad Jafar Hafsah ).

3. Kemitraan merupakan jalinan kerjasama usaha yang merupakan strategi bisnis yang dilakukan antara dua pihak atau lebih dengan prinsip saling membutuhkan, saling memperbesar dan saling menguntungkan.

4. Kemitraan Usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah/besar (Perusahaan Mitra) disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha besar, sehingga saling memerlukan, menguntungkan dan memperkuat.

Kemitraan usaha pertanian berdasarkan azas persamaan kedudukan, keselarasan, peningkatan keterampilan kelompok mitra oleh perusahaan mitra melalui hubungan yang :

a. Saling memerlukan dalam arti perusahaan mitra memerlukan pasokan bahan baku dan kelompok mitra memerlukan penampungan hasil dan bimbingan;

b. Saling memperkuat dalam arti baik kelompok mitra maupun perusahaan mitra sama-sama memperhatikan tanggung jawab moral dan etika bisnis, sehingga akan memperkuat kedudukan masing-masing dalam meningkatkan daya saing usahanya;

c. Saling menguntungkan, yaitu baik kelompok mitra maupun perusahaan mitra memperoleh peningkatan pendapatan, dan kesinambungan usaha;

D. MANFAAT KEMITRAAN 1. Sudut Pandang Ekonomi,


(6)

a. meningkatkatnya produktivitas, b. efisiensi,

c. jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas, d. menurunkan resiko kerugian,

e. memberikan social benefit yang cukup tinggi, dan f. meningkatkan ketahanan ekonomi secara nasional

2. Sudut Moral,

kemitraan usaha menunjukkan upaya kebersamaan dam kesetaraan.

3. Sudut Pandang Soial-Politik,

kemitraan usaha dapat mencegah kesenjangan sosial, kecemburuan sosial, dan gejolah sosial-politik.

E. BENTUK-BENTUK POLA KEMITRAAN 1. Inti-Plasma

Pola inti-plasma merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, yang di dalamnya perusahaan mitra bertindak sebagai inti dan kelompok mitra sebagai plasma.

Perusahaan Mitra membina Kelompok Mitra dalam hal: a. Penyediaan dan penyiapan lahan

b. Pemberian saprodi.

c. Pemberian bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi. d. Perolehan, penguasaan dan peningkatan teknologi.

e. Pembiayaan.

f. Bantuan lain seperti efesiensi dan produktifitas usaha.

Petani dengan kelompok tani Perusahaan inti menyediakan lahan, sarana produksi,bimbingan teknis, manajemen, menampung, mengolah dan memasarkan hasil produksi. Sedangkan kelompok mitra berkewajiban memenuhi kebutuan perusahaan inti sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati bersama.Seperti pada: perkebunan, tanaman pangan,perikanan, dll.


(7)

2. Sub-Kontrak

Pola sub kontrak merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, yang didalamnya kelompok mitra memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya

Merupakan hubungan kemitraan UKM dan UB, yang didalamnya UKM memproduksi komponen yang diperlukan oleh UB sebagai bagian dari produksinya. Subkontrak sebagai suatu sistem yang menggambarkan hubungan antara UB dan UKM, di mana UB sebagai perusahaan induk (parent firma) meminta kepada UKM selaku subkontraktor untuk mengerjakan seluruh atau sebagian pekerjaan (komponen) dengan tanggung jawab penuh pada perusahaan induk. Selain itu, dalam pola ini UB memberikan bantuan berupa kesempatan perolehan bahan baku, bimbingan dan kemampuan teknis produksi, penguasaan teknologi, dan pembiayaan.

3. Dagang Umum

Pola dagang umum merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, yang didalamnya perusahaan mitra memasarkan hasil produksi kelompok mitra atau kelompok mitra memasok kebutuhan yang diperlukan perusahaan mitra.

merupakan hubungan kemitraan UKM dan UB, yang di dalamnya UB memasarkan hasil produksi UKM atau UKM memasok kebutuhan yang diperlukan oleh UB sebagai mitranya. Dalam pola ini UB memasarkan produk atau menerima pasokan dari UKM untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh UB.

Contohnya:

Kegiatan bisnis hortikultura, dimana kelompoktani hortikultura bergabung dengan koperasi kemudian bermitra dengan swalayan atau kelompok supermarket. Petani memiliki kewajiban untuk memasok barang-barang sesuai dengan persyaratan dan kualitas produk yang telah disepakati bersama.


(8)

4. Keagenan

Pola keagenan merupakan hubungan kemitraan, yang didalamnya kelompok mitra diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha perusahaan mitra.

merupakan hubungan kemitraan antara UKM dan UB, yang di dalamnya UKM diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa UB sebagai mitranya. Pola keagenan merupakan hubungan kemitraan, di mana pihak prinsipal memproduksi atau memiliki sesuatu, sedangkan pihak lain (agen) bertindak sebagai pihak yang menjalankan bisnis tersebut dan menghubungkan produk yang bersangkutan langsung dengan pihak ketiga. Agen pulsa. Agen pulsa listrik. Agen minyak tanah. Agen aqua. dan lainnya.

5. Waralaba

merupakan hubungan kemitraan, yang di dalamnya pemberi waralaba memberikan hak penggunaan lisensi, merek dagang, dan saluran distribusi perusahaannya kepada penerima waralaba dengan disertai bantuan bimbingan manajemen. Dalam pola ini UB yang bertindak sebagai pemberi waralaba menyediakan penjaminan yang diajukan oleh UKM sebagai penerima waralaba kepada pihak ketiga.

misal Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA). Pola KOA merupakan hubungan kemitraan, yang didalamnya kelompok mitra menyediakan lahan, sarana dan tenaga, sedangkan perusahaan mitra menyediakan biaya atau modal

F. HAL-HAL YANG PERLU DIPEHATIKAN DALAM BERIMITRA 1. Perusahaan Mitra

a. Perusahaan yang berkaitan dengan pertanian. b. Memiliki itikad baik dalam membantu usaha petani. c. Memiliki teknologi dan manajemen yang baik d. Menyusun rencana kemitraan.


(9)

2. Kelompok Mitra

a. Merupakan kelompok tani- nelayan. b. Diutamakan kelompok yang telah dibina.

3. Penandatanganan Perjanjian Kemitraan.

G. PEMBINAAN KELOMPOK MITRA

1. Kelompok Mitra perlu ditingkatkan kemampuannya dalam hal:

a. Merencanakan Usaha.

b. Melaksanakan dan mentaati perjanjian kemitraan

c. Memupuk modal dan memanfaatkan pendapatan secara rasional. d. Meningkatkan hubungan melembaga dengan koperasi.

e. Mencari dan mencapai skala usaha ekonomi.

2. Pembinaan Oleh Perusahaan Mitra

a. Meningkatkan pengetahuan dan kewirausahaan kelompok mitra. b. Membantu mencarikan fasilitas kredit yang layak.

c. Mengadakan penelitian, pengembangan, dan pengaturan teknologi tepat d. guna.

e. Melakukan konsultasi dan temu usaha.


(1)

7. Penandatanganan akad kerjasama (MOU)

Nota kesepahaman yang sudah dirumuskan selanjutnyaditandatangani oleh pihak-pihak yang bermitra yang sering disebut MOU (Memorandum Of Understanding)

8. Pelaksanaan kegiatan

Tahap ini adalah merupakan tahap implementasi dari rencanakerjasama yang sudah disusun bersama dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tanggungjawab dan peran masing-masing pihak yang bermitra.

9. Monitoring dan evaluasi

Selama pelaksanaan kerjasama perlu dilakukan monitoring dan evaluasi. Tujuan monitoring adalah memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan sehingga dapat dicegah terjadinya penyimpangan (deviasi) dari tujuan yang ingin dicapai. Disamping itu juga segala permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan dapat dicarikan solusinya. Hasil monitoring dapat dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi. Perlu dilakukan evaluasi bersama antar pihak yang bermitra untuk mengetahui kegiatan mana yang belum bisa berjalan sesuai rencana dan mana yang sudah, tujuan mana yang sudah tercapai dan mana yang belum, masalah/ kelemahan apa yang menghambat pencapaian tujuan dan pnyebabnya.

10. Perbaikan

Hasil evaluasi oleh pihak-pihak yang bermitra akan dipakai sebagai dasar dalam melakukan perbaikan dan pengambilan keputusan selanjutnya apakah kerjasama akan dilanjutkan pada tahun berikutnya atau tidak.

11. Perencanaan selanjutnya.

Jika pihak-pihak yang bermitra memandang penting untuk melanjutkan kerjasama, maka mereka perlu merencankan kembali kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahu berikutnya. Perencanaan selanjutnya perlu mempertimbangkan hasil evaluasi dan refleksi sebelumnya. Disamping itu,


(2)

mungkin dipandang perlu untuk memperpanjang akad kerjasama dengan atau tanpa perubahan nota kesepahaman

1. Mitra adalah teman, kawan kerja, pasangan kerja, rekan. Kemitraan artinya perihal hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

2. Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.( Dr. Muhammad Jafar Hafsah ).

3. Kemitraan merupakan jalinan kerjasama usaha yang merupakan strategi bisnis yang dilakukan antara dua pihak atau lebih dengan prinsip saling membutuhkan, saling memperbesar dan saling menguntungkan.

4. Kemitraan Usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah/besar (Perusahaan Mitra) disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha besar, sehingga saling memerlukan, menguntungkan dan memperkuat.

Kemitraan usaha pertanian berdasarkan azas persamaan kedudukan, keselarasan, peningkatan keterampilan kelompok mitra oleh perusahaan mitra melalui hubungan yang :

a. Saling memerlukan dalam arti perusahaan mitra memerlukan pasokan bahan baku dan kelompok mitra memerlukan penampungan hasil dan bimbingan;

b. Saling memperkuat dalam arti baik kelompok mitra maupun perusahaan mitra sama-sama memperhatikan tanggung jawab moral dan etika bisnis, sehingga akan memperkuat kedudukan masing-masing dalam meningkatkan daya saing usahanya;

c. Saling menguntungkan, yaitu baik kelompok mitra maupun perusahaan mitra memperoleh peningkatan pendapatan, dan kesinambungan usaha;

D. MANFAAT KEMITRAAN 1. Sudut Pandang Ekonomi,


(3)

a. meningkatkatnya produktivitas, b. efisiensi,

c. jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas, d. menurunkan resiko kerugian,

e. memberikan social benefit yang cukup tinggi, dan f. meningkatkan ketahanan ekonomi secara nasional 2. Sudut Moral,

kemitraan usaha menunjukkan upaya kebersamaan dam kesetaraan. 3. Sudut Pandang Soial-Politik,

kemitraan usaha dapat mencegah kesenjangan sosial, kecemburuan sosial, dan gejolah sosial-politik.

E. BENTUK-BENTUK POLA KEMITRAAN 1. Inti-Plasma

Pola inti-plasma merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, yang di dalamnya perusahaan mitra bertindak sebagai inti dan kelompok mitra sebagai plasma.

Perusahaan Mitra membina Kelompok Mitra dalam hal: a. Penyediaan dan penyiapan lahan

b. Pemberian saprodi.

c. Pemberian bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi. d. Perolehan, penguasaan dan peningkatan teknologi.

e. Pembiayaan.

f. Bantuan lain seperti efesiensi dan produktifitas usaha.

Petani dengan kelompok tani Perusahaan inti menyediakan lahan, sarana produksi,bimbingan teknis, manajemen, menampung, mengolah dan memasarkan hasil produksi. Sedangkan kelompok mitra berkewajiban memenuhi kebutuan perusahaan inti sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati bersama.Seperti pada: perkebunan, tanaman pangan,perikanan, dll.


(4)

2. Sub-Kontrak

Pola sub kontrak merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, yang didalamnya kelompok mitra memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya

Merupakan hubungan kemitraan UKM dan UB, yang didalamnya UKM memproduksi komponen yang diperlukan oleh UB sebagai bagian dari produksinya. Subkontrak sebagai suatu sistem yang menggambarkan hubungan antara UB dan UKM, di mana UB sebagai perusahaan induk (parent firma) meminta kepada UKM selaku subkontraktor untuk mengerjakan seluruh atau sebagian pekerjaan (komponen) dengan tanggung jawab penuh pada perusahaan induk. Selain itu, dalam pola ini UB memberikan bantuan berupa kesempatan perolehan bahan baku, bimbingan dan kemampuan teknis produksi, penguasaan teknologi, dan pembiayaan. 3. Dagang Umum

Pola dagang umum merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, yang didalamnya perusahaan mitra memasarkan hasil produksi kelompok mitra atau kelompok mitra memasok kebutuhan yang diperlukan perusahaan mitra.

merupakan hubungan kemitraan UKM dan UB, yang di dalamnya UB memasarkan hasil produksi UKM atau UKM memasok kebutuhan yang diperlukan oleh UB sebagai mitranya. Dalam pola ini UB memasarkan produk atau menerima pasokan dari UKM untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh UB.

Contohnya:

Kegiatan bisnis hortikultura, dimana kelompoktani hortikultura bergabung dengan koperasi kemudian bermitra dengan swalayan atau kelompok supermarket. Petani memiliki kewajiban untuk memasok barang-barang sesuai dengan persyaratan dan kualitas produk yang telah disepakati bersama.


(5)

4. Keagenan

Pola keagenan merupakan hubungan kemitraan, yang didalamnya kelompok mitra diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha perusahaan mitra.

merupakan hubungan kemitraan antara UKM dan UB, yang di dalamnya UKM diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa UB sebagai mitranya. Pola keagenan merupakan hubungan kemitraan, di mana pihak prinsipal memproduksi atau memiliki sesuatu, sedangkan pihak lain (agen) bertindak sebagai pihak yang menjalankan bisnis tersebut dan menghubungkan produk yang bersangkutan langsung dengan pihak ketiga. Agen pulsa. Agen pulsa listrik. Agen minyak tanah. Agen aqua. dan lainnya. 5. Waralaba

merupakan hubungan kemitraan, yang di dalamnya pemberi waralaba memberikan hak penggunaan lisensi, merek dagang, dan saluran distribusi perusahaannya kepada penerima waralaba dengan disertai bantuan bimbingan manajemen. Dalam pola ini UB yang bertindak sebagai pemberi waralaba menyediakan penjaminan yang diajukan oleh UKM sebagai penerima waralaba kepada pihak ketiga.

misal Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA). Pola KOA merupakan hubungan kemitraan, yang didalamnya kelompok mitra menyediakan lahan, sarana dan tenaga, sedangkan perusahaan mitra menyediakan biaya atau modal

F. HAL-HAL YANG PERLU DIPEHATIKAN DALAM BERIMITRA 1. Perusahaan Mitra

a. Perusahaan yang berkaitan dengan pertanian. b. Memiliki itikad baik dalam membantu usaha petani. c. Memiliki teknologi dan manajemen yang baik d. Menyusun rencana kemitraan.


(6)

2. Kelompok Mitra

a. Merupakan kelompok tani- nelayan. b. Diutamakan kelompok yang telah dibina. 3. Penandatanganan Perjanjian Kemitraan.

G. PEMBINAAN KELOMPOK MITRA

1. Kelompok Mitra perlu ditingkatkan kemampuannya dalam hal: a. Merencanakan Usaha.

b. Melaksanakan dan mentaati perjanjian kemitraan

c. Memupuk modal dan memanfaatkan pendapatan secara rasional. d. Meningkatkan hubungan melembaga dengan koperasi.

e. Mencari dan mencapai skala usaha ekonomi. 2. Pembinaan Oleh Perusahaan Mitra

a. Meningkatkan pengetahuan dan kewirausahaan kelompok mitra. b. Membantu mencarikan fasilitas kredit yang layak.

c. Mengadakan penelitian, pengembangan, dan pengaturan teknologi tepat d. guna.

e. Melakukan konsultasi dan temu usaha.