Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 21
3. Berikan Contoh dan Bukan Contoh: Hal penting terkait gerak dan belajar adalah siswa akan dapat mengerti dengan mudah bilamana
diberikan contoh atau tidak diberi contoh. Karena itu, guru perlu memilah mana gerak yang perlu diberi contoh dan mana gerak yang
tidak perlu diberi contoh.
4. Personalisasi Penyajian: Ini berkaitan dengan cara guru melakukan LGHQWLÀNDVLSHUVRQDOSDGDVLVZD.HWLNDJXUXPHQJHQDOSHQJDODPDQ
gerak siswa akan sangat mudah dalam berkomunikasi dengan siswa. 5. Ulang Gerak yang Sukar Dipahami Siswa: Seringkali guru penjas
berpendapat bahwa siswa akan dapat menguasai gerak setelah dijelaskan satu kali. Pengulangan atau repitisi sangat berguna,
terutama bila guru menerapkan pendekatan yang sedikit berbeda dengan sebelumnya.
6. Cek Re-Cek Pemahaman Siswa: Guru perlu umpan balik dari siswa terkait dengan apakah siswa memahami instruksi gurunya. Banyak
guru tidak mendapatkan pemahaman siswa. Guru perlu mengecek dengan bertanya apakah instruksi yang diberikan sudah dipahami
atau tidak sebelum siswa melakukan gerak yang dimaksud gurunya.
7. Sajikan Materi secara Dinamis dan Antusias Humanistik Approach: Jeda dan antusiasme melalui isyarat gerak dapat meningkatkan
komunikasi. Bersuara lantang daripada lembut, penampilan antusias daripada sekadarnya, atau berjiwa penuh kepedulian daripada biasa-
biasa saja, akan memudahkan siswa menangkap sisi pesan pengajaran yang disampaikan.
K. Pilih Cara Berkomunikasi
Aspek kritikal kedua dari penyajian tugas belajar gerak adalah memilih dan menetapkan alat komunikasi. Guru dapat menyajikan
tugas gerak secara verbal, tetapi juga dapat melalui peragaan langsung atau tidak langsung melalui tayang video gerak. Guru dapat memilih
komunikasi secara verbal atau memandu siswa melalui pengalaman- pengalaman gerak yang mengarahkan belajar gerak siswa. Karena itu,
penting untuk menetapkan alat komunikasi, karakteristik siswa dan isi pengajaran agar metode pengajaran berjalan dengan baik.
1. Komunikasi Verbal 2. Demonstrasi
3. Akurasi 4. Demonstrasi siswa.
5. Tekankan pada informasi penting tugas gerak.
22 Kelas IX SMPMTs
22 22
6. Mengecek pemahaman siswa setelah suatu demonstrasi. 7. Menggunakan Videotaped Recorder.
L. Pilih dan Organisasikan Belajar
Aspek ketiga dari penyajian tugas belajar gerak adalah pemilihan dan pengorganisasian belajar yang disituasikan situated learning, atau
bahkan dapat berupa permainan yang menumbuhkan situasi belajar game situated learning, yaitu belajar tugas gerak dalam bentuk
permainan yang disituasikan secara sengaja. Situasi umum yang dapat dibentuk adalah dalam bentuk movement situated learning, yaitu belajar
tugas gerak yang disituasikan secara sengaja. Manakala dipilih materi terkait teknik dasar kecabangan olahraga, dan kemudian para siswa
belum cukup mampu melakukan tugas belajar teknik dasar itu, guru pendidikan jasmani perlu cermat menyituasikan lingkungan belajar
teknik dasar agar para siswa benar-benar terbangun belajarnya. Orientasi yang perlu dibagun adalah struktur lingkungan belajar siswa.
M. Panduan Metodik
Pengajaran pendidikan jasmani perlu dipahami sebagai proses pendidikan yang membekali kecakapan gerak peserta didik. Para peserta
didik menjadi ter-literacy kecakapan geraknya, gerak yang dipelajarinya membekali diri peserta didik baik kini maupun nanti. Pembelajaran
menjadi mengesankan, memandirikan, serta menyejahterakan diri peserta didik baik ketika berada di sekolah maupun ketika berada di masyarakat.
Pendidikan jasmani perlu diterjemahkan sebagai upaya pendidikan untuk hidup, sebuah proses pendidikan yang mengantarkan diri peserta
didik mengenali diri dan identitas gerak diri yang menyejahterakan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Untuk keperluan itu, secara
bertahap guru pendidikan jasmani perlu pandai dalam mengembangkan pra-pengajaran, pengajaran, dan pascapengajaran dengan melakukan
langkah-langkah pengajaran sebagai berikut. Catatan penting:
Kendalikan lingkungan belajar tugas gerak siswa melalui cara pengelolaan faktor-faktor yang memengaruhi belajar siswa dan cara
komunikasi yang akurat.
Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 23
Persiapan Pengajaran
Guru merancang tugas belajar gerak, permainan, dan olahraga: Satu hari sebelum pengajaran akan dilaksanakan, guru
pendidikan jasmani perlu merancang 4-5 tugas belajar gerak, dengan tujuan agar pesan isi belajar dapat ditangkap oleh siswa.
Guru menyiapkan alatmedia pengajaran: Guru pendidikan jasmani perlu menyiapkan alatmedia pembelajaran agar
SHPEHODMDUDQ ELVD EHUMDODQ HIHNWLI GDQ HÀVLHQ WHUGXNXQJ ROHK fasilitas dan alat pembelajaran secara optimal, serta pesan isi
pembelajaran dapat tertangkap oleh siswa.
Guru memetakan tempat belajar gerak siswa Landscaping: Sekira 10 menit sebelum pembelajaran dimulai, guru pendidikan
jasmani sudah memetakan tugas belajar gerak ke dalam pos-pos pembelajaran.
Membuat lembar kerja siswa: Guru menyiapkan seperangkat pertanyaan yang harus dijawab para siswa terkait dengan
pengembangan kemampuan
pengetahuan, sikap,
dan keterampilan gerak para siswa.
Pengajaran
Guru membuka pembelajaran: Guru melakukan upaya mengorientasi perhatian dan curahan perasaan siswa kepada
pembelajaran pendidikan jasmani dengan bersikap humanistik, penuh antusias, dan semangat untuk membangun struktur
belajar siswa yang bermakna, bertujuan, dan berkontekstual dengan kebutuhan siswa.
Guru menjelaskan tugas belajar gerak: Guru menjelaskan tugas- tugas belajar yang perlu dilakukan siswa. Penjelasan memuat
jenis tugas belajar gerak, aturan melakukan tugas belajar gerak, dan cara melakukan tugas belajar.
Guru mendemonstrasikan tugas belajar: Guru memperagakan atau meminta siswa untuk melakukan tugas belajar gerak.
Guru mengelompokkan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil pembelajaran: Guru membagi siswa ke dalam kelompok-
kelompok kecil pos pembelajaran sesuai dengan jumlah tugas belajar gerak yang telah dirancang dan akan disajikan pada sesi
pertemuan itu.
Guru mengarahkan siswa ke dalam tugas belajar gerak: Guru mengajak partisipasi siswa untuk bergerak dan belajar, baik
belajar ke dalam gerak maupun belajar melalui gerak, dengan cara-cara mencoba melakukan tugas belajar gerak, mengamati,
24 Kelas IX SMPMTs
24 24
menanya, mengumpulkan infomasi mengapa dan bagaimana melakukan
tugas belajar
gerak, mengasosiasi,
sampai pada mengomunikasi untuk mengembangkan kemampuan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan motorik para siswa. Guru mengamati siswa belajar gerak termasuk pikiran siswa,
perasaan siswa, dan perbuatan siswa: Guru mutlak pandai dalam cara-cara mengamati pemikiran siswa, perasaan siswa,
dan perilaku siswa melalui sensitivitas keguruannya. Selain itu, guru pun perlu mencoba memengaruhi mengintervensi
kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan para siswa itu melalui taktik dan strategi pengajarannya.
Guru mengoreksimemperbaiki kesalahan tugas belajar gerak siswa: Guru menyempurnakan tampilan pengetahuan, sikap dan
keterampilan para siswa melalui upaya koreksi dan peningkatan tugas belajar gerak.
Guru mencoba memengaruhi pikiran, perasaan, perbuatan siswa ketika belajar gerak: Guru secara khusus mengintervensi
SHQDPSLODQÀVLNDOHPRVLRQDOGDQEHKDYLRUDOVLVZD Guru menekan perilaku negatif siswa dan mengokohkan
perilaku positif siswa atas pengamatan terhadap perasaan, pemikiran, dan perbuatan siswa: Upaya memperkokoh perilaku
dan penampilan pengetahuan dan sikap positif siswa diperlukan untuk memastikan bahwa hal positif itu dapat dipertahankan
siswa.
Guru melakukan penguatan-penguatan belajar gerak: Guru melakukan penguatan atau reinforcement atas segala penampilan
terbaik siswa. Guru mengeksplorasi belajar siswa. Guru menggugah segala
potensi yang melekat pada diri siswa melalui gugahan dan rangsangan, serta motivasi untuk berpartisipasi dan belajar
gerak.
Guru memperluas belajar gerak siswa scaffolding: Guru melakukan pentahapan tugas belajar gerak mulai dari yang
sederhana menuju tugas belajar gerak kompleks, atau dari ringan menuju yang lebih berat.
Guru melakukan jeda waktu untuk diskusi kelompok siswa: Guru mengumpulkan siswa untuk mempertegas apa yang perlu
dipelajari dan bagaimana cara meraihnya.
Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 25
Guru mengajukan pertanyaan untuk pengembangan kognisi siswa: Guru mengundang daya nalar siswa melalui pengajuan
pertanyaan dan mengundang siswa untuk mengajukan pertanyaan.
Guru memotivasi siswa berpartisipasi dan menyenangi gerak: Guru menggugah untuk menjadikan gerak sebagai bagian dari
kehidupannya, sebagai upaya untuk mengenali identitas gerak- tubuhnya, siswa bersedia dan mau menjadikan gerak sebagai
kebutuhan bagi kualitas hidupnya.
Inilah proses praktik pedagogikal pengembangan kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa yang dikembangkan melalui
tahapan-tahapan 5M Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi, Mencoba, dan Mengomunikasikan. Proses 5M ini senatiasa selalu berada
dalam benak pikiran guru ketika melaksanakan pengajaran.
Pasca Pengajaran
Meresume pengajaran: Guru meresume dan menemukan intisari dari pembelajaran yang dilakukan dan menyampaikannya
kepada para siswa. Mengevaluasi pengajaran: Guru mengajukan pertanyaan sekitar
apakah materi yang sudah dipelajari siswa, serta keluasan ke dalam kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
motorik siswa.
5HÁHNVL XUX PHODNXNDQ UHÁHNVL DWDV SHQJDMDUDQ \DQJ dilakukan
dan mengembangkannya
untuk pertemuan-
SHUWHPXDQ VHODQMXWQ\D 5HÁHNVL DGDODK WLQGDNDQ NRUHNWLI dan pengembangan lebih lanjut dari proses pengajaran yang
telah berlangsung. Tindakan korektif ini pada umumnya dilakukan dengan melihat dan memikirkan kembali proses
pengajaran yang dimulai pola urutan PLAN, DO, OBSERVE, dan REFLECTION
3URVHV UHÁHNVL LQL WHUXV GLODNXNDQ GDODP upaya untuk mempertajam proses belajar-mengajar dalam skala
HÀVLHQ HIHNWLI UHOHYDQ GDQ EDKNDQ SURGXNWLI GDODP PHUDLK WXMXDQ SHQJDMDUDQ \DQJ WHODK GLJDULVNDQ 3HQJDMDUDQ UHÁHNVL
dalam pengajaran pendidikan jasmani perlu dilakukan untuk mengecek dan menguji langkah-langkah pengajaran yang telah
GLODNXNDQDUDUHÁHNVLSXQWHUOLKDWGDODPSDQGXDQSHQJDMDUDQ yang dimulai dari 1 merancang dan meletakkan peralatan
pengajaran di dalam ruangan; 2 memulai pengajaran; 3 demonstrasi dan instruksi; 4 observasi dan awasi; 5 melakukan
interfensi. Kelima panduan ini berurutan dalam pola urutan PLAN, DO, OBSERVE, dan REFLECTION.
26 Kelas IX SMPMTs
26 26
6HFDUDXPXPSHQJDMDUDQUHÁHNWLIVDQJDWGLWHQWXNDQROHKVWUXNWXU mental guru dalam menerima informasi dari lingkungan pengajaran dan
kemudian memberikan aksi kepada lingkungan pengajaran. Informasi dari lingkungan diterima efektor ke struktur mental. Kemudian, dari
struktur mental melalui aksi efektor dikenakan lagi ke lingkungan pengajaran. Struktur seperti ini terus berlanjut dalam frekuensi berulang,
seperti rangkaian spiral dinamis, yang makin lama makin membesar.
LODGLOLKDWVHFDUDULQFLDNDQWHUJDPEDUSURVHVUHÁHNVLVHSHUWLDPEDU.
DPEDUPHQXQMXNNDQDGDOLPDWDKDSSURVHVUHÁHNVL\DQJWHUXV berulang untuk mempertajam pengetahuan, keterampilan dan sikap
guru mengajar. Pertama, guru ketika mengajar harus pula sebagai warga-belajar. Kedua, guru perlu berpikir ulang terhadap pengajaran.
Guru sadar atas pengajaran yang terjadi. Ketiga, guru menyadari aspek- aspek penting dalam pengajarannya. Guru sadar atas aspek-aspek
penting dari pengajaran yang dilakukannya. Keempat, guru mencipta dan merumuskan metode alternatif dari pengajarannya.
Kesadaran aspek
penting Mencipta
metode alternatif
Uji coba
Pengajaran Berpikir
ulang atas Pengajaran
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 4. Siklus proses reflektif
Catatan penting: Panduan metodik adalah tahapan pedagogis mulai dari pra-
pengajaran, pengajaran, dan pasca-pengajaran dalam bentuk praktik-praktik pedagogikal yang diperoleh dari kemahiran guru
mengobservasi cara-cara siswa berpikir, merasakan, dan melakukan tugas belajar gerak siswa dan dilanjutkan dengan kemampuan
PHQJLQWHUYHQVLQ\D .HPDPSXDQ UHÁHNVL DGDODK GD\D UHÁHNVL JXUX terhadap proses belajar-mengajar gerak yang telah dilakukan dalam
upaya untuk mendapatkan pengajaran terbaik.
Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 27
N. Panduan Didaktik