Sekilas tentang Lahirnya UU No. 8 Tahun 1985

BAB III PRODUK HUKUM UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1985

A. Sekilas tentang Lahirnya UU No. 8 Tahun 1985

Sebelum Pancasila berlaku sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, maka untuk mewujudkannya didahului dengan adanya suatu proses perumusan yang mengandung latar belakang tertentu. Pendudukan Indonesia oleh kolonial Belanda di awal abad XVII dengan pemerintahannya di Indonesia yang terkenal dengan sebutan Hindia Belanda, mulai ambruk dengan mendaratnya tentara Jepang di Indonesia yang dimulai pertama kali di Pulau Tarakan, Kalimantan pada tanggal 10-11 Januari 1942, yang kemudian ikut dengan adanya pendaratan di Pulau-Pulau lainnya seperti Maluku, Sulawesi, Bali dan akhirnya memasuki Pulau Jawa. Kemudian terjadilah pergerakan kekuasaan dan pergantian Pemerintahan dari Gubernur Jenderal Belanda kepada Gunsireikan Panglima Besar Jepang. Setelah itu diikuti penurunan bendera Triwarna merah putih biru dan menaikan Bendera Matahari Terbit, serta mengubah lagu Wihelmus menjadi Kimigayo. 35 Masuknya Jepang di Indonesia berjalan dengan mulus dan mendapatkan sambutan gembira dari bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan perlakuan Jepang yang ramah, dan dikira akan membebaskan Rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda. Disamping kepada Rakyat Indonesia mula-mula 35 Darji Darmo Dihardjo, Santi Aji, Pancasila, Surabaya: Usaha Nasional, 1991, h. 138. diperbolehkan untuk mengibarkan bendera sang Dwi Warna merah putih dan mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dirumuskannya pancasila sebagai dasar negara tidak terlepas dari adanya janji pemerintahan Jepang di Tokyo yang diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso dihadapan Parlemen Jepang pada tanggal 7 September 1944 untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia sebagai hadiah dari Pemerintah Jepang. Pemberian janji tersebut tidak terlepas dari penghitungan strategi Jepang yang melihat Indonesia hanya akan potensi Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam, yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan dukungan pada Angkatan Perang tentara Jepang dalam memenangkan Perang Dunia II melawan sekutu. Akan tetapi janji itu akan baru dilakukan setelah bala tentara Jepang mengalami kekalahan-kekalahan di semua medan pertempuran dan dengan adanya desakan dari para pemimpin pergerakan bangsa Indonesia, yang kemudian memaksa Pemerintah Jepang untuk membentuk Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai atau BPUPKI. 36 Realisasi pembentukan BPUPKI ini baru terwujud tanggal 24 April 1945, yang waktunya bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kaisar Jepang, Tenno Haika. Pelantikan BPUPKI dilakukan oleh Gunseikan di Jakarta pada tanggal 28 Mei 1945 dengan dr. KRT Radjiman Wedodiningrat, Sekts, dan seorang bangsa Jepang bernama Yoshio ‘Chibangase, juga menjabat sebagai Wakil Ketua serta anggota sebanyak 64 orang. 36 Sri Sumantri, Bunga Rampai Hukum Tata Negara, Bandung: Alumni, 1992, h. 77-78. Sesuai dengan namanya, badan ini di bentuk dengan ruang lingkup yang terbatas. Yakni melakukan penyelidikan bagi Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Keterbatasan ruang lingkup tugas badan ini dapat dilihat dari pernyataan Yoshio ‘Chibangase yang mengemukakan bahwa setelah pekerjaan badan ini selesai, maka akan dibentuk suatu panitia lain yang bertugas mempersiapakan kemerdekaan Indonesia, akan tetapi panitia yang akan dibentuk kemudian itu tidak terikat dengan karya BPUPKI. Sehari setelah pengurusan BPUPKI dilantik, maka badan ini mulai mengadakan sidang-sidang dibawah pimpinan ketuanya, yaitu dr. Radjiman Wediodiningrat. Seluruh proses persidangan BPUPKI ini dapat dibagi dua masa persidangan yaitu: masa persidangan I berlangsung dari tanggal 29 Mei sampai dengan 16 Juli 1945, yang diselenggarakan di gedung Tyuoo Sangi-in Sekarang Gedung Pejambon Jakarta. Substansi dan inti pembahasan dalam masa persidangan I menitikberatkan pada pembahasan tentang landasan filosofi, yakni dasar-dasar negara Indonesia masa persidangan I yang berlangsung selama 4 hari. Dalam sidangnya ketua BPUPKI meminta kepada para anggotanya untuk memberikan pandangan- pandangannya tentang dasar Indonesia merdeka. Adapun pembicaraan dalam sidang ini di isi oleh M. Yamin, yang didalam pidatonya telah mengajukan usulan lisan mengenai dasar negara kebangsaan. Adapun substansi dan inti pembahasan dalam persidangan II menitikberatkan pada pembahasan undang- undang dasar negara Indonesia. Masa persidangan II ini berlangsung selama 7 hari dari tanggal 10-16 Juli 1945. Presiden Soekarno, sebagai Panglima Angkatan Perang turun tangan menghadapi kenyataan ini dengan melahirkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. a. Menyatakan dalam konsiderannya “Berkeyakinan bahwa Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni 1945 menjiwai UUD 1945 dan merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi tersebut”. b. Mengatakan dalam diktumnya berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya kembali UUD 1950. Melalui dekrit Presiden 5 Juli 1959 dinyatakan kembali pada UUD 1945, yang berarti perumusan Pancasila dalam UUD 1945 itulah yang berlaku secara sah dan resmi hingga sekarang.

B. Pancasila sebagai Asas Tunggal Organisasi Kemasyarakatan