Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Penelitian Terdahulu

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Apakah Current Ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba? 1. Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba? 2. Apakah Total Assets Turnover berpengaruh terhadap pertumbuhan laba? 3. Apakah Inventory Turnover berpengaruh terhadap pertumbuhan laba? 4. Apakah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, dan Inventory Turnover secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh current ratio terhadap pertumbuhan laba. 2. Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio terhadap pertumbuhan laba. 3. Untuk mengetahui pengaruh total assets turnover terhadap pertumbuhan laba. 4. Untuk mengetahui pengaruh inventory turnover terhadap pertumbuhan laba. 5. Untuk mengetahui pengaruh current ratio, debt to equity ratio, debt to total asset, total asset turnover, dan inventory turnover terhadap pertumbuhan laba. Universitas Sumatera Utara

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan: 1. Bagi peneliti, untuk menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan peneliti khususnya mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengambil keputusan bisnis yang berkaitan dengan pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba di masa yang akan datang. 3. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat keputusan investasi pada perusahaan emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya pada bidang analisis laporan keuangan. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Akuntansi mampu memberikan informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan seperti tercermin pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat untuk berkomunikasi antara berbagai pihak yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No. 1, Paragraf 07 Ikatan Akuntan Indonesia:2007 yaitu sebagai berikut: Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Lapiran keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai lapora arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan laporan keuangan, terutama neraca dan laba rugi karena laporan keuangan menyajikan informasi mengenai suatu perusahaan. Seperti yang disebutkan dalam Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 19 Ikatan Akuntan Universitas Sumatera Utara Indonesia:2007, bahwa informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca, dan informasi kinerja disediakan dalam laporan laba rugi. Wild, et al 2005:16 mengatakan bahwa analisis keuangan financial analysis merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan. Menurut Wild, et al 2005:30, ada lima alat penting dalam menganalisis laporan keuangan, yaitu: 1. Analisis Laporan Keuangan komparatif Analisis laporan keuangan komparatif dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba rugi, atau laporan arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode berikutnya. Analisis ini meliputi penelaahan perubahan saldo tiap-tiap akun dari tahun ke tahun atau selama beberapa tahun. Informasi terpenting yang didapat dari analisis laporan keuangan komparatif adalah kecenderungan atau tren trend. 2. Analisis laporan keuangan common size Pengetahuan atas proporsi kelompok atau subkelompok yang membentuk suatu pos tertentu bermanfaat bagi analisis laporan keuangan. Secara khusus, dalam analisis neraca, total aktiva atau kewajiban ditambah ekuitas biasa dinyatakan sebagai 100 persen. Kemudian pos-pos dalam kelompok ini dinyatakan sebagai persentase terhadap total bersangkutan. Dalam analisis laporan laba rugi, penjualan sering dinyatakan sebagai 100 persen dan pos-pos laporan laba rugi yang lain dinyatakan sebagai persentase terhadap penjualan. Karena total pos-pos dalam kelompok adalh 100 persen, analisis ini disebut menghasilkan laporan keuangan berukuran sama common-size financial statement 3. Analisis Rasio Analisis Rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Rasio merupakan salah satu titik awal, bulan titik akhir. Rasio yang di interpretasikan dengan tepat mengidentifikasi area yang memerlukan investigasi lebih lanjut. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masaing-masing komponen yang membentuk rasio. Universitas Sumatera Utara 4. Analisis Arus Kas Analisis arus kas terutama digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi sumber dan penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan pandangan tentang bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya dan menggunakan sumber dayanya. Analisis ini juga digunkan dalam peramalan arus kas dan bagian dari analisis likuiditas. 5. Alat analisis khusus Salain alat analisis laporan keuangan umum yang memiliki berbagai kegunaan, terdapat beragam alat bertujuan khusus special-purpose tool. Alat khusus ini meliputi alat yang ditujukan pada laporan keuangan tetentu atau segmen laporan, atau pada industri tertentu misalnya analisis kapasitas hunian untuk hotel, rumah sakit, atau perusahaan penerbangan. Alat khusus ini juga meliputi beberapa jenis analisis ramalan kas, laporan variasi laba kotor, dan analisis kekuatan laba.

2. Analisis Rasio Keuangan a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio ratio analysis merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Menurut Wild, et al 2005 : 36 “Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio.” Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan. Untuk dapat menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan, maka diperlukan adanya pembanding. Ada dua metode pembanding rasio keuangan perusahaan menurut Syamsuddin 2000:39, yaitu: Universitas Sumatera Utara • Cross-sectional approach Cross-sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membamdingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat bersamaan • Time series analysis Time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

b. Manfaat Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan hasil dari analisis laporan keuangan, dimana rasio keuangan biasanya digunakan untuk mengevaluasi laporan keuangan dengan membandingkan kinerja perusahaan di masa lalu dan masa sekarang, sehingga harus digunakan sebagai dasar introspeksi dan meningkatkan kinerja perusahaan untuk ke depannya. Dengan melakukan analisis rasio laporan keuangan, maka informasi yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Para pemakai menggunakan analisis rasio laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan itu meliputi: 1. Investor Para investor membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual saham berdasarkan informasi yang didapatkan tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. Universitas Sumatera Utara 2. Manajer Dengan menganalisa laporan keuangan, para manajer perusahaan akan dapat mengetahui posisi keuangan perusahaannya periode yang baru lalu, sehingga dapat menyusun rencana kerja yang lebih baik pada periode yang akan datang, memperbaiki sistem pengawasannya, dan menentukan sistem kebijakan sasaran-sasaran yang tepat. Bagi manajemen yang penting adalah laba yang dicapai cukup tinggi, cara kerja yang efisien aktiva aman, dan terjaga baik, struktur permodalan sehat, dan bahwa perusahaan mempunyai rencana yang baik mengenai hari depan, baik di bidang keuangan maupun di bidang operasi. 3. Kreditor dan pemasok Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan dapat membantu para kreditor untuk memutuskan apakah jumlah terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Para kreditor juga berkepentingan terhadap keamanan kredit yang telah diberikan kepada perusahaan, mengetahui kondisi keuangan jangka pendek likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas perusahaan sebelum mereka memutuskan untuk memberi dan memperluas kredit yang akan diajukan oleh perusahaan. Untuk kredit jangka panjang, analisa laporan keuangan terutama diperlukan untuk jaminan investasi, prospek keuntungan di masa depan, dan perkembangan perusahaan di masa depan. Universitas Sumatera Utara 4. Karyawan Para karyawan dan serikat pekerja tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan akan memberikan jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja. 5. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama jika mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan perusahaan. 6. Pemerintah Pemerintah yaitu aparatur negara dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya yang berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan aktivitas perusahaan dalam menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 7. Masyarakat Perusahaan dapat mempengaruhi masyarakat dengan berbagai cara, misalnya: perusahaan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan bagi para penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi mengenai Universitas Sumatera Utara kecenderungan dan perkembangan terakhir mengenai perusahaan dan rangkaian aktivitasnya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis. Hal-hal tersebut akan membantu analisis dalam menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih tepat. Syamsuddin 2000:40 mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis. • Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah dinilai secara bersama- sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan • Pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio finansial perusahaan A pada tahun 19X0 dengan rasio finansial perusahaan B pada tahun 19X1. • Sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah daudit diperiksa. Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat • Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama. Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh Harahap 2006:298. • Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan • Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit • Rasio mengetahui posisi perusahaan d tengah industri lain • Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi z-score Universitas Sumatera Utara • Rasio menstandarisasi size perusahaan • Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lainnya atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series • Dengan rasio lebih mudah

c. Keterbatasan Rasio Keuangan

Sebagai alat analisis keuangan, analisi rasio keuangan juga memiliki keterbatasan atau kelemahan. Keterbatasan rasio keuangan yaitu sebagai berikut:

1. Banyak perusahaan besar yang mengoperasikan beberapa divisi yang

berbeda pada industri yang berbeda pula dan dalam keadaan seperti ini, sulit untuk mendapatkan rata-rata industri yang bisa digunakan sebagai pembanding yang tepat. Hal ini cenderung membuat analisis rasio lebih berguna bagi perusahaan kecil dengan bidang usaha yang lebih sempit daripada perusahaan besar dengan banyak divisi yang berbeda-beda.

2. Hampir semua perusahaan ingin berprestasi di atas rata-rata walaupun

pada kenyataannya limapuluh persen dari perusahaan-perusahaan tersebut akan berada pada posisi di bawah rata-rata dan selebihnya berada si atas rata-rata, sehingga pencapaian prestasi rata-rata semata belumlah dapat dinyatakan baik. Bagi yang menargetkan prestasi yang tinggi, acuan yang terbaik adalah perusahaan dengan rasio keuangan yang sangat baik.

3. Inflasi menyebabkan distorsi besar pada neraca. Nilai yang tercatat di

neraca sering dan sangat berbeda dengan nilai sebenarnya. Lebih jauh Universitas Sumatera Utara lagi karena inflasi mempengaruhi baik beban penyusutan maupun biaya persediaan, maka laba juga tentu terpengaruh. Oleh karena itu, analisis rasio bagi perusahaan dari tahun ke tahun atau analisis komparatif atas perusahaan-perusahaan pada usia yang berbeda harus diinterpretasikan secara cermat dan penuh pertimbangan.

4. Perbedaan antara praktik dengan operasi dapat menyebabkan distorsi

dalam perbandingan. Seperti metode penilaian persediaan dan penyusutan dapat mempengaruhi laporan keuangan dan karena itu mendistorsikan perbandingan di antara perusahaan. Jika sebagian besar aktiva perusahaan adalah aktiva lease, mungkin tidak akan disajikan di dalam daftar hutang, karena itu leasing, bisa saja memperbagus rasio perputaran dan rasio hutang.

5. Sulit untuk menetapkan secara pasti apakah suatu rasio baik atau

buruk. Misalnya rasio lancar yang tinggi mungkin menunjukkan posisi likuiditas yang kuat, tetapi bisa juga menandakan adanya kas berlebih yang tentunya tidak baik bagi perusahaan karena tidak efektif dalam penggunaan kas.

d. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Horne 2005 : 204: Rasio-rasio keuangan yang umumnya digunakan pada dasarnya terdiri atas dua jenis. Jenis pertama meringkas beberapa aspek dari “kondisi Universitas Sumatera Utara keuangan” perusahaan untuk suatu periode-periode dengan neraca yang telah dibuat. Rasio-rasio ini disebut rasio neraca balance sheet ratio, karena baik pembilang maupun penyebut dalam setiap rasio berasal langsung dari neraca. Jenis kedua dari rasio meringkas beberapa aspek kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Rasio-rasio ini disebut sebagai rasio laporan laba rugi income statement ratio atau rasio laba rugineraca income statementbalance sheet ratio. Adapun rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1 Rasio Likuditas Rasio likuiditas biasa digunakan dalam melakukan analisis kredit karena likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan adalah kreditor-kreditor jangka pendek seperti pemasok dan bankir. Rasio likuiditas menurut Horne 2005 : 206 adalah “rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya”. Untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya perusahaan memerlukan sejumlah kas yang cukup sebagaimana yang dikemukakan oleh Wild, et al 2005 : 9 “Likuiditas liquiditty merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajibannya. Likuiditas bergantung pada arus kas perusahaan dan komponen aktiva lancar dan kewajiban lancarnya”. Rasio likuiditas dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Masing-masing rasio likuiditas mencerminkan perspektif yang berbeda dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas tersebut menurut Tampubolon 2005 : 36 “antara lain current Universitas Sumatera Utara ratio, quick ratio, absolute liquidity ratio”. Menurut Darsono 2005 : 52- 53 “rasio likuiditas meliputi rasio lancar, quick test ratio, net working capital, defensive interval ratio”. Rasio likuiditas yang menjadi fokus penelitian ini adalah current ratio CR. Rumus untuk menghitung rasio lancar menurut Wild, et al 2005:4 Rasio lancar current ratio = pendek jangka Kewajiban Lancar Aktiva Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Semakin besar aktiva lancar, maka rasio semakin tinggi rasio lancarnya. 2 Rasio Leverage Perusahaan memperoleh sumber pendanaan dari dua sumber yaitu kreditor dan pemegang saham. Rasio leverage menunjukkan berapa besar perusahaan didanai oleh kreditor dan pemegang saham. Rasio leverage rasio utang menurut Horne 2005 : 209 adalah “rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang”. Rasio leverage disebut juga rasio solvabilitas. Menurut Darsono 2005 : 54 rasio leverage atau rasio solvabilitas adalah “rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi”. Menurut Tampubolon 2005 : 37 “pada dasarnya rasio leverage yang lazim digunakan adalah debt to net worth, coverage interest charges, total assets to net worth, fixed assets to net worth, current assets to net worth, Universitas Sumatera Utara inventory to net worth, receivable to net worth, liquid assets to net worth”. Ada dua rasio leverage menurut Horne 2005 : 209 yaitu “rasio utang terhadap ekuitas debt to equity dan rasio utang terhadap total aktiva debt to total assets ratio”. Rasio leverage yang menjadi fokus penelitian ini adalah debt to equity. Debt to Equity Ratio DER merupakan rasio yang membandingkan utang perusahaan dengan total ekuitas. DER merupakan financial leverage yang dipertimbangkan sebagai variabel keuangan karena secara teoritis menunjukkan resiko suatu perusahaan sehingga berdampak pada ketidakpastian harga saham. DER yang tinggi mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan karena tingkat utang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi keuntungan. Sebaliknya, tingkat DER yang rendah menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena menyebabkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi. Sehingga investor cenderung memilih saham dengan DER yang rendah Debt to Equity Ratio = Total Equity Total Debt uh 3 Rasio Aktivitas Rasio aktivitas sering juga disebut sebagai rasio efisiensi atau rasio pemanfaatan aktiva. Rasio aktivitas activity ratio menurut Horne 2005 : 212 adalah “rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya”. Rasio aktivitas atau rasio pemanfaatan aktiva menurut Wild, et al 2005 : 40 “yang mengaitkan penjualan dengan Universitas Sumatera Utara berbagai kategori aktiva, merupakan penentu penting ROI”. Rasio aktivitas dapat diklasifikasikan menjadi rasio perputaran kas cash turnover, rasio perputaran piutang usaha account receivable turnover, perputaran persediaan inventory turnover, perputaran modal kerja working capital turnover, perputaran aktiva tetap fixed assets turnover, dan perputaran total aktiva total assets turnover. Rasio aktivitas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah rasio perputaran total aktiva total assets turnover, dan perputaran persediaan inventory turnover. Total assets turnover menurut Syamsuddin 2000 : 73 “mengukur berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan penjualan”, sedangkan menurut Darsono 2005 : 60 “kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan digambarkan dalam rasio ini”. Rumus untuk menghitung total asstes turnover menurut Horne 2005 : 221 Total Assets Turnover = aktiva Total bersih Penjualan Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara penjualan bersih dengan total aktiva. Jika total assets turnover suatu perusahaan sebesar 2,5 berarti total aktiva perusahaan berputar 2,5 kali untuk menghasilkan penjualan bagi perusahaan. Untuk mengetahui apakah perusahaan cukup efektif dalam menggunakan aktivanya, hasil perhitungan harus dibandingkan dengan rata-rata industri atau hasil perhitungan tahun-tahun sebelumnya. Universitas Sumatera Utara Inventory Turnover adalah rasio yang berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan yang ada akan diubah menjadi penjualan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa mengetahui likuiditas dari persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio maka semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan. Rasio perputaran persediaan yang terlalu rendah menunjukkan lambatnya penjualan atau terlalu banyaknya persediaan yang ada ditangan. Sebaliknya, rasio perputaran persediaan yang terlalu tinggi bisa menunjukkan kondisi persediaan yang habis sehingga mengakibatkan ketidakpuasan. Menurut Waren, et al 2005:474 ”Perputaran persediaan inventory turnover mengukur hubungan antara volume barang dagang yang dijual dengan jumlah persediaan yang dimiliki selama periode berjalan“. Rasio ini dihitung sebagai berikut: Inventory Turnover = Persediaan Penjualan Pokok Harga

3. Pengertian Laba

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Wild, et al 2005:25 mendefenisikan laba sebagai berikut: Laba earnings atau laba bersih net income mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan atau penurunan ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas. Universitas Sumatera Utara Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan revenue, beban expense, keuntungan gain, dan kerugian loss. Defenisi dari elemen- elemen laba tersebut telah dikemukakan oleh Financial Accounting Standard Board dalam Stice 2004 : 230. a. Pendapatan revenue adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya atau kombinasi dari keduanya dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut. b. Beban expense adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban atau kombinasi keduanya dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut. c. Keuntungan gain adalah peningkatan dalam ekuitas aktiva bersih dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. d. Kerugian loss adalah penurunan dalam ekuitas aktiva bersih dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. Informasi tentang komponen-komponen laba merupakan hal yang penting karena kita dapat mengetahui dari mana perusahaan memperoleh labanya. Informasi tentang komponen-komponen laba akan membantu pemakai laporan keuangan untuk memprediksi laba dan arus kas di masa depan.

4. Pengertian Pertumbuhan Laba

Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup Universitas Sumatera Utara perusahaan tersebut. Perusahaan pasti menginginkan adanya peningkatan laba yang diperoleh dalam setiap tahunnya. Pertumbuhan laba adalah peningkatan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun pertumbuhan laba yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba relatif. Menurut Machfoedz 2004:40 “Pertumbuhan laba relatif lebih representatif dibandingkan dengan pertumbuhan laba absolut karena penggunaan pertumbuhan laba relatif akan mengurangi pengaruh ukuran perusahaan”. Pertumbuhan laba biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase. Pertumbuhan selisih Laba = 100 Tahun Pajak Setelah Laba Tahun Pajak Setelah Laba - Tahun Pajak Setelah Laba 1 - t 1 - t t x Pertumbuhan laba dapat digunakan untuk menilai bagaimana kinerja suatu perusahaan. Menurut Stice, et al 2004 : 225-226 “Riset mendukung pernyataan FASB bahwa indikator terbaik atas kinerja adalah laba. Jadi, memahami laba, apa yang diukur oleh laba dan komponen-komponennya adalah penting untuk dapat memahami dan menginterpretasikan keadaan keuangan suatu perusahaan”. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2007 “penghasilan bersih laba seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi return on investment atau penghasilan per saham earnings per share”. Pada umumnya kinerja manajer perusahaan diukur dan dievaluasi berdasarkan laba yang diperoleh. Oleh karena itu, banyak manajer yang melakukan manajemen laba agar kinerja mereka terlihat baik. Tindakan Universitas Sumatera Utara manajemen tersebut dapat merugikan pemegang saham. Pemegang saham mengharapkan kinerja perusahaan mengalami peningkatan yang ditandai dengan peningkatan laba karena peningkatan laba akan meningkatkan pengembalian kepada pemegang saham. Dengan demikian, mengetahui pertumbuhan laba yang diperoleh perusahaan sangat penting bagi pemakai laporan keuangan karena dengan mengetahui pertumbuhan laba, mereka dapat menentukan apakah terdapat peningkatan atau penurunan kinerja keuangan suatu perusahaan. Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang disebabkan oleh perubahan komponen laporan keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan harga pokok penjualan, perubahan beban operasi, perubahan beban bunga, perubahan pajak penghasilan, adanya perubahan dalam pos-pos luar biasa, dan lain-lain. Perubahan laba dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor luar seperti adanya peningkatan harga akibat inflasi dan adanya kebebasan manajerial manajerial discreation yang memungkinkan manajer memilih metode akuntansi dan membuat estimasi yang dapat meningkatkan laba.

5. Jenis-jenis Laba

a. Laba kotor Menurut Wild, et al 2005 : 120 laba kotor merupakan “pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”. Apabila hasil penjualan barang dan jasa tidak dapat menutupi beban yang langsung terkait dengan barang Universitas Sumatera Utara dan jasa tersebut atau harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan tersebut untuk bertahan. b. Laba operasi Menurut Stice, et al 2004 : 243 “laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi”. Laba operasi menunjukkan seberapa efisien dan efektif perusahaan melakukan aktivitas operasinya. c. Laba sebelum pajak Laba sebelum pajak menurut Wild, et al 2005:25 merupakan “laba dari operasi berjalan sebelum cadangan untuk pajak penghasilan”. d. Laba dari operasi berjalan Laba dari operasi berjalan menurut Wild, et al 2005:25 merupakan “laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak”. e. Laba bersih Laba atau rugi bersih menurut Stice, et al 2004:258 adalah “laba atau rugi operasi berkelanjutan dikombinasikan dengan hasil operasi yang dihentikan, pos luar biasa, dan pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi, memberi pemakai laporan ikhtisar pengukuran kinerja perusahaan untuk periode berjalan”. Universitas Sumatera Utara

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu memberikan hasil yang tidak konsisten. Dwi Puji Lestari 2002 menemukan bahwa rasio lancar current ratio sangat berpengaruh terhadap perubahan laba baik secara simultan maupun secara parsial. Sedangkan penelitian Lina Purnawati 2005 menemukan bahwa rasio lancar current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Selain itu, penelitian dari Dwi Haryanti 2007 yang menemukan bahwa secara parsial rasio perputaran total aktiva total assets turnover berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba sedangkan penelitian dari Meilina Sari 2008 menemukan bahwa rasio perputaran total aktiva total Assets turnover tidak berpengaruh secara parsial. Ringkasan tinjauan penelitian terdahulu ditampilkan dalam table dibawah ini: Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Judul Variabel yang digunakan Hasil Penelitian Dwi Puji Lestari 2002 Pengaruh Pertumbuhan Likuiditas, Leverage, dan Aktivitas Terhadap Pertumbuhan Laba Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 1999-2001 Current Ratio, Debt To Total Assets, dan Total Assets Turnover Pertumbuhan likuiditas, leverage, dan aktivitas perusahaan berpengaruh secara signifikan baik secara parsial maupun secara bersama-sama. Lina Purnawati 2005 Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba Current ratio, gross profit margin, operating profit margin, net income to Rasio yang dapat digunakan sebagai predictor perubahan laba adalah inventory turnover, total asset turnover, net income to Universitas Sumatera Utara sales, return on equity, inventory turnover, total asset turnover, sales to current liabilities. sales, dan sales to current liabilities. Nur Ari Widiasih 2006 Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta BEJ Laba per saham EPS, price earnings ratio PER, Perputaran persediaan, Perputaran aktiva tetap, Gross profit margin GPM, dan leverage Secara bersama-sama Laba per saham EPS, Price earnings ratio PER, Perputaran persediaan, Perputaran aktiva tetap, Gross profit margin GPM, dan leverage mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba. Sedangkan secara parsial, hanya Gross profit margin GPM dan leverage yang berpengaruh terhadap perubahan laba. Dwi Haryanti 2007 Evaluasi Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada KPRI di Kota Semarang. Debt Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin,dan Rate of Return on Investment Secara simultan, variabel Debt Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin,dan Rate of Return on Investment berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan hanya variabel Total Asset Turnover, Net Profit Margin,dan Rate of Return on Investment yang berpengaruh secara signifikan. Meilina Sari 2008 Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Laba pada Perusahaan Manufaktur Industri Barang Konsumen yang Terdaftar di Bursa Efek Current Ratio, Debt Ratio Total Asset Turnover, Return on Secara simultan, Current Ratio, Total Asset Turnover, Return on Equity, dan Gross Profit Margin berpengaruh terhadap Universitas Sumatera Utara Indonesia Equity, dan Gross Profit Margin perubahan laba. Secara parsial, hanya variabel Debt Ratio yang berpengaruh secara signifikan, sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba Sumber: Data diolah penulis, 2010

C. Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 82 95

Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Return Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di BEI

0 55 79

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Prediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 26 110

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2013.

0 3 13

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2013.

0 4 15

ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA Analisis Rasio Keuangan Dan Kebijakan Dividen Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2011.

0 1 14

MANFAAT RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA (Study Kasus Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di BEJ).

0 0 6

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 12

Analisa Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Return Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di BEI

0 0 11