10
endometrium mencapai optimal. Kelenjar mensekresi zat yang berguna untuk makanan dan proteksi terhadap embrio yang akan berimplantasi. Pembuluh
darah akan menjadi lebih panjang dan lebar Maulana, 2008. 3.
Androgen Androgen merangsang pertumbuhan rambut di daerah aksila dan pubes
serta mampu meningkatkan libido. Androgen terbentuk selama sintesis steroid di ovarium dan adrenal, sebagai pembekal estrogen. Androgen pada wanita dapat
berakibat maskulinisasi, maka pembentukan yang berlebih akan menyebabkan gangguan yang berarti. Fase folikuler dan fase luteal kadar rata-rata testosteron
plasma berkisar antara 0,2 ngmg-0,4ngmg 0,69-1,39 nmoll dan sedikit meningkat pada fase pra-ovulasi Maulana, 2008.
2.2. Konsep Sindroma Pramenstruasi PMS
2.2.1. Definisi PMS
Sindroma pramenstruasi merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan
menghilang sesudah haidnya datang, walau pun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti Winkjosastro, 2008.
Menurut kamus kedokteran, PMS merujuk kepada tanda dan gejala yang terjadi antara waktu ovulasi dan sebelum terjadinya menstruasi. Gejala yang
ditunjukkan berupa perubahan fisik, psikologis dan perilaku Anon b, 2008. Kejadian PMS terjadi beberapa hari sehingga 2 minggu sebelum haid dan
menghilang saat haid. Walaupun kebanyakan wanita akan mengalami tanda dan gejala yang berhubungan dengan siklus menstruasi, kebanyakan tanda dan gejala
ini hanya ringan yang merupakan reflek dari perubahan fisiologi tubuh. Walaubagaimanapun, sedikit wanita mengalami gejala yang mengganggu kerja,
hubungan, dan aktivitas sosial mereka Anon a, 2007 .
11
2.2.2. Etiologi PMS
Etiologi PMS tidak jelas, akan tetapi mungkin satu faktor yang memegang peranan ialah ketidakseimbangan antara estrogen dan progesteron
dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang- kadang dengan edema Winkjosastro, 2008.
Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial dan lain-lain juga memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita PMS ialah
wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis Winkjosastro, 2008.
Terdapat bukti adanya hubungan sebab-akibat antara sekresi dan penarikan progesteron dengan timbulnya PMS, walaupun begitu, dasar biologis
dari keterkaitan ini belum dipastikan. Di luar kehamilan, progesteron dihasilkan dalam jumlah besar hanya selama fase luteal siklus ovarium. Akan tetapi tidak
dijumpai perbedaan nyata dalam kecepatan sekresi progesteron oleh korpus luteum dari wanita yang menderita PMS dengan tidak. Berdasarkan anggapan
ini, tidak diketahui adanya efek progesteron yang jelas menunjukkan bahwa hormon ini berperan dalam kejadian PMS, apalagi menjelaskan perbedaan yang
besar dalam tingkat keparahan dalam gejala-gejala yang dialamai wanita ini Cunningham, 2005.
Sebagian wanita mengalami gejala-gejala PMS selama 7 – 10 hari terakhir siklus menstruasi mereka yang diperkirakan disebabkan oleh retensi
garam dan air. Namun kecil kemungkinannya bahwa hal ini atau perubahan hormonal lain yang terjadi selama fase luteal akhir berperan sebagai penyebab
karena perjalanan waktu dan keparahan gejala tidak berubah bila fase luteal dihentikan secara dini dan menstruasi ditimbulkan dengan pemberian obat-obat
William, 2001. Batas tertentu estrogen menyebabkan retensi garam dan air serta berat
badan bertambah. Mereka yang mengalami akan menjadi mudah tersinggung, tegang dan perasaan tidak enak. Gejala-gejala dapat dicegah bila pertambahan
berat badan dapat dicegah. Peranan estrogen pada PMS tidak nyata, sebab ketegangan ini timbul terlambat pada siklus tidak pada saat ovulasi waktu
12
sekresi estrogen berada pada saat puncaknya. Kenaikan sekresi vasopresin kemungkinan berperan pada retensi cairan pada saat pramenstruasi William,
2001. Berbagai faktor gaya hidup tampaknya menjadikan gejala-gejala lebih
buruk, termasuk stres, kurangnya kegiatan fisik dan diet yang mengandung gula, karbohidrat yang diolah, garam, lemak, alkohol dan kafein yang tinggi Anon
e, 2011.
2.2.3. Faktor Risiko Terjadinya PMS