12
sekresi estrogen berada pada saat puncaknya. Kenaikan sekresi vasopresin kemungkinan berperan pada retensi cairan pada saat pramenstruasi William,
2001. Berbagai faktor gaya hidup tampaknya menjadikan gejala-gejala lebih
buruk, termasuk stres, kurangnya kegiatan fisik dan diet yang mengandung gula, karbohidrat yang diolah, garam, lemak, alkohol dan kafein yang tinggi Anon
e, 2011.
2.2.3. Faktor Risiko Terjadinya PMS
Gejala ini biasanya terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid. Di bawah ini dinyatakan beberapa faktor
yang meningkatkan risiko terjadinya PMS Anon c, 2010, Anon d, 2010. 1.
Riwayat ibu kandung penderita yang pernah mengalami PMS. 2.
Wanita yang pernah melahirkan PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan
komplikasi. 3.
Status perkahwinan wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum.
4. Usia PMS semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia,
terutama antara usia 30 – 45 tahun. 5.
Stres faktor stres memperberat gangguan PMS. 6.
Diet faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan akan memperberat
gejala PMS. 7.
Kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B terutama vitamin B6, vitamin E, Vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak
linoleat. 8.
Kebiasaan merokok dan minum alkohol dapat memperberat gejala PMS. 9.
Kegiatan fisik kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS.
13
Menurut Vliet, E.L., 2003, terdapat beberapa faktor lain yang berhubungan dengan peningkatan kejadian PMS seperti :
1. Wanita yang menunda kehamilan dan menjalani sedikit kehamilan –
mengakibatkan lebih banyak siklus ovulasi. 2.
Peningkatan obesitas yang signifikan, yang mengubah rasio estrogen dan progesteron di dalam tubuh. Majoritas wanita yang menderita PMS
adalah dalam golongan obes. 3.
Diet tinggi lemak, protein, garam, gula, alkohol dan minuman kafein yang memperparah PMS.
4. Kekurangan magnesium dalam diet yang merupakan kofaktor penting
dalam sintesa neurotransmiter yang meningkatkan afek. 5.
Kekurangan masukan B6 yang juga merupakan kofaktor penting dalam sintesa neurotransmiter yang meningkatkan afek dan berhubungan
dengan metabolisma estrogen dan progesteron.
2.2.4. Gejala PMS
Gejala PMS sangat berbeda dari seorang wanita ke wanita yang lain dan dari satu siklus ke siklus yang lain, dan dapat terjadi antara ringan hingga berat.
Sebagian wanita sadar akan gejala yang mereka hadapi itu menjadi semakin memberat pada waktu meningkatnya stres dalam bentuk emosional dan fisikal.
Lebih dari 150 gejala telah dihubungkan dengan PMS, dan sebagiannya dinyatakan seperti dibawah.
1. Gejala fisik:
• Pembengkakan dan nyeri payudara • Kembung, retensi cairan, penambahan berat badan
• Perubahan kebiasaan buang air besar • Jerawatan
• Rasa ingin makan yang berlebihan terutama makanan manis atau
masin • Perubahan pola tidur
14
• Keletihan • Penurunan nafsu seks
• Sakit. Yang biasa dikeluhkan adalah sakit kepala atau migrain, nyeri
payudara, nyeri sendi dan otot, nyeri punggung bawah oleh karena perdarahan menstruasi
2. Gejala perilaku:
• Agresif • Menjauhkan diri dari keluarga dan teman
• Gejala emosional dan kognitif • Depresi, sedih, dan perasaan tidak berguna
• Mudah marah • Perubahan mood yang cepat
• Penurunan waspada dan tidak upaya untuk konsentrasi Anon e,
2011
2.2.5. Diagnosis PMS