Aspek hormonal dalam siklus menstruasi

8

2.1.3. Aspek hormonal dalam siklus menstruasi

Dari artikel penelitian yang ditulis oleh Razi Maulana 2008 mengutip dari sumber Syahrum et. al. 1994, Greenspan et. al. 1998, dan Deuster et.,al. 1999, menyatakan bahawa hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang langsung dialirkan dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu yang disebut organ target. Hormon-hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi ialah : 2.1.3.1 Hormon-hormon yang dihasilkan gonadotropin hipofisis meliputi : 1. Luteinizing Hormon LH LH dihasilkan oleh sel-sel asidofilik afinitas terhadap asam, bersama dengan FSH berfungsi mematangkan folikel dan sel telur, merangsang terjadinya ovulasi, pembentukan korpus luteum, serta sintesis steroid seks. Folikel yang melepaskan ovum selama ovulasi disebut korpus rubrum yang disusun oleh sel- sel lutein dan disebut korpus Maulana, 2008. 2. Folikel Stimulating Hormon FSH FSH dihasilkan oleh sel-sel basofilik afinitas terhadap basa. Hormon ini mempengaruhi ovarium sehingga dapat berkembang dan berfungsi pada saat pubertas. FSH mengembangkan folikel primer yang mengandung oosit primer dan keadaan padat solid tersebut menjadi folikel yang menghasilkan estrogen Maulana, 2008. 3. Prolaktin Releasing Hormon PRH Secara pilogenetis, prolaktin adalah suatu hormon yang sangat tua serta memiliki susunan yang sama dengan hormon pertumbuhan Growth hormone, Somatogotropic hormone, thyroid stmulating hormone, Somatotropin. Secara sinergis dengan estradia, prolaktin mempengaruhi payudara dan laktasi, serta berperan pada pembentukan dan fungsi korpus luteumMaulana, 2008. 2.1.3.2 Steroid ovarium Ovarium menghasilkan progesteron, androgen, dan estrogen. Banyak dari steroid yang dihasilkan ini juga disekresi oleh kelenjar adrenal atau dapat dibentuk di jaringan perifer melalui pengubahan prekursor-prekursor steroid 9 lain; konsekuensinya, kadar plasma dari hormon-hormon ini tidak dapat langsung mencerminkan aktivitas steroidogenik dari ovarium Maulana, 2008. 1. Estrogen Fase pubertas terjadi perkembangan sifat seks primer. Kemudian juga terjadi perkembangan sifat seks sekunder. Selanjutnya akan berlangsung siklus pada uterus, vagina dan kelenjar mammae. Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen. Terhadap uterus, hormon estrogen menyebabkan endometrium mengalami proliferasi, yaitu lapisan endometrium berkembang dan menjadi lebih tebal. Hal ini diikuti dengan lebih banyak kelenjar-kelenjar, pembuluh darah arteri maupun vena. Hormon estrogen dihasilkan oleh teka interna folikel. Estradiol E2 merupakan produk yang paling penting yang disekresi oleh ovarium karena memiliki potensi biologik dan efek fisiologik yang beragam terhadap jaringan perifer sasaran Maulana, 2008. Peninggian kadar estradiol plasma berkorelasi erat dengan peningkatan ukuran folikel pra-ovulasi. Setelah lonjakan LH, kadar estradiol serum akan mencapai kadar terendah selama beberapa hari dan terjadi peningkatan kedua kadar estradiol plasma yang akan mencapai puncaknya pada pertengahan fase luteal, yang akan mencerminkan sekresi estrogen oleh korpus luteum. Studi kateterisasi telah menunjukkan bahwa peningkatan kadar estradiol plasma pada fase pra-evolusi dan pertengahan fase luteal dari siklus Maulana, 2008. 2. Progesteron Kadar progesteron adalah rendah selama fase folikuler, kurang dari 1 ngml 3,8 nmoll dan kadar progesteron akan mencapai puncak yaitu antara 10- 20 mg ml 32-64 nmol pada pertengahan fase luteal. Selama fase luteal, hampir semua progesteron dalam sirkulasi merupakan hasil sekresi langsung korpus luteum Maulana, 2008. Pengukuran kadar progesteron plasma banyak dimanfaatkan untuk memantau ovulasi. Kadar progesteron di atas 4-5 ngml 12,7-15.9 nmoll mengisyaratkan bahwa ovulasi telah terjadi. Perkembangan uterus yang sudah dipengaruhi hormon estrogen selanjutnya dipengaruhi progesteron yang dihasilkan korpus luteum menjadi stadium sekresi, yang mempersiapkan 10 endometrium mencapai optimal. Kelenjar mensekresi zat yang berguna untuk makanan dan proteksi terhadap embrio yang akan berimplantasi. Pembuluh darah akan menjadi lebih panjang dan lebar Maulana, 2008. 3. Androgen Androgen merangsang pertumbuhan rambut di daerah aksila dan pubes serta mampu meningkatkan libido. Androgen terbentuk selama sintesis steroid di ovarium dan adrenal, sebagai pembekal estrogen. Androgen pada wanita dapat berakibat maskulinisasi, maka pembentukan yang berlebih akan menyebabkan gangguan yang berarti. Fase folikuler dan fase luteal kadar rata-rata testosteron plasma berkisar antara 0,2 ngmg-0,4ngmg 0,69-1,39 nmoll dan sedikit meningkat pada fase pra-ovulasi Maulana, 2008.

2.2. Konsep Sindroma Pramenstruasi PMS

Dokumen yang terkait

Gambaran Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

1 57 59

Hubungan Pola Tidur dengan Indeks Massa Tubuh pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada Angkatan 2010, 2011 dan 2012

12 86 95

Hubungan Jumlah Jam Tidur dengan Indeks Massa Tubuh pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

5 79 63

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kebugaran Fisik pada Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk

1 53 70

Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

1 33 57

Gambaran Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 10

Hubungan Pola Tidur dengan Indeks Massa Tubuh pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada Angkatan 2010, 2011 dan 2012

1 1 44

Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kejadian Sindroma Pramenstruasi Di Kalangan Mahasiswa Stambuk 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2012

0 0 24

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Menstruasi 2.1.1. Pengertian Menstruasi - Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kejadian Sindroma Pramenstruasi Di Kalangan Mahasiswa Stambuk 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2012

0 0 16

Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kejadian Sindroma Pramenstruasi Di Kalangan Mahasiswa Stambuk 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2012

0 0 11