1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut kamus saku kedokteran Dorland, menstruasi merupakan sekret fisiologik darah dan jaringan mukosa yang dikeluarkan melalui vagina dari
uterus pada wanita yang sedang tidak hamil; di bawah pengendalian hormon pada keadaan normal berinterval sekitar empat minggu, kecuali selama
kehamilan dan laktasi selama periode reproduktif. Satu penelitian yang berjudul Age at Menarche in Indonesian Girls: A National Survey yang telah
dilaksanakan pada tahun 2010 menyatakan, di Indonesia, kebanyakan anak perempuan mendapat haid pertama pada usia 12 tahun 31.33, usia 13 tahun
31.30, dan pada usia 14 tahun 18.24. Setelah terjadinya haid pertama ini, bermulalah siklus menstruasi pada anak perempuan tersebut Batubara, 2010.
Wanita dalam usia reproduktif banyak mengalami gangguan dalam siklus perubahan hormonal yang disebut siklus menstruasi Schorge, 2008. Keluhan-
keluhan sering didapatkan tidak tergantung sebelum, sewaktu atau sesudah terjadinya menstruasi. Sindroma Pramenstruasi PMS merupakan salah satu
kelompok gejala yang terjadi seminggu atau dua minggu sebelum haid. Gejala yang sering dirasakan adalah nyeri payudara, rasa penuh atau kembung di perut
bagian bawah, merasa sangat lelah, nyeri otot punggung bagian bawah atau perut, perubahan kebasahan vagina atau tumbuh jerawat dan emosi yang sangat
sulit dikendalikan. Sindroma Pramenstruasi
PMS merupakan gangguan psychoneuroendocrine dengan parameter biologis, psikologis dan sosial.
Prevalensi wanita yang mengalami gejala PMS berulang adalah sebanyak 75 dimana 20-40 mengalami ketidaksanggupan dari segi mental maupun fisik,
dan 5 mengalami tekanan yang berat. Insiden tertinggi terjadi pada wanita usia 20an sampai awal 30an. PMS jarang terjadi pada usia remaja dan menghilang
setelah menopause Colin, 2006.
2
Dalam suatu penelitian pada tahun 2010 yang berjudul The
Phenomenology of Premenstrual Syndrome in Female Medical Students yang
melibatkan 250 mahasiswa kedokteran di College of Medicine, King Faisal University, Saudi Arabia menunjukkan 35.6 kasus PMS dimana 45 ringan,
32.6 sedang dan 22.4 berat. Terdapat beberapa faktor utama yang mendasari kejadian PMS ini diantaranya adalah usia, faktor lingkungan, menarke pada usia
sangat muda, regularitas haid dan riwayat keluarga yang pernah menderita PMS. Dalam suatu studi yang lain menyatakan gejala PMS sedang sampai berat
mempengaruhi sekitar 8 – 20 wanita pramenopausal yang mengakibatkan beberapa derajat gangguan yang nyata tetapi hanya sedikit faktor resiko yang
dapat diidentifikasi. Kandungan lemak dalam tubuh memberikan pengaruh yang berat melalui interaksinya yang kompleks terhadap faktor hormonal dan
neurokimia, tetapi tidak diketahui apakah kandungan lemak dalam tubuh inilah yang meningkatkan resiko seorang wanita itu mengalami PMS. Dalam studi ini,
sebanyak 1057 wanita usia antara 27 – 44 tahun yang mengalami PMS selama 10 tahun diteliti dan didapatkan bahawa dengan setiap peningkatan 1 kgm
2
dalam indeks massa tubuh IMT akan didapatkan peningkatan sebanyak 3 resiko mengalami PMS. Di situ didapatkan wanita dengan IMT 25.5 kgm
2
mempunyai resiko mengalami PMS lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang dengan IMT 20 kgm
2
Berton-Johnson, 2010.
1.2. Rumusan Masalah