Kadar lemak edible film dari ekstrak buah pepaya dengan campuran tepung tapioka, tepung terigu dan gliserin dengan perbandingan tepung tapioka : tepung
terigu 7,5 g : 2,5 g adalah 1,76 dan kadar lemak edible film dengan perbandingan tepung tapioka : tepung terigu 5 g : 5 g sebesar 2,31. Kadar lemak ini berasal dari
tepung tapioka dan tepung terigu dimana tepung tapioka memiliki kandungan lemak sebesar 0,02 g100 g dan tepung terigu sebesar 1,3 g100 g. Oleh karena itu, kadar
lemak pada edible film dengan perbandingan tepung tapioka : tepung terigu 5 g : 5 g lebih tinggi karena sumbangan lemak dari tepung terigu yang lebih banyak
dibandingkan edible film yang dibuat dengan perbandingan tepung tapioka yang lebih banyak. Kadar lemak merupakan salah satu nutrisi penting karena merupakan salah
satu sumber energi. Menurut Winarno, satu gram lemak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal.
4.2.5 Kadar Karbohidrat
Kadar karbohidrat edible film dari ekstrak buah pepaya dengan campuran tepung tapioka, tepung terigu dan gliserin dengan perbandingan tepung tapioka : tepung
terigu 7,5 g : 2,5 g adalah 73,65 dan kadar karbohidrat edible film dengan perbandingan tepung tapioka : tepung terigu 5 g : 5 g sebesar 69,42. Kadar
karbohidrat pada edible film dengan perbandingan tepung tapioka : tepung terigu 7,5 g : 2,5 g lebih tinggi dikarenakan penambahan tepung tapioka yang lebih banyak,
dimana karbohidrat dari tepung tapioka itu sendiri sebesar 88,69 g100 g. sedangkan karbohidrat pada tepung terigu hanya sebesar 72,3 g100 g. Namun selain tepung
tapioka dan tepung terigu, ekstrak buah pepaya juga menyumbangkan karbohidrat yang cukup tinggi yakni sebesar dan 12,2 g100 g.
Kandungan karbohidrat pada edible film selain meningkatkan kadar nutrisi edible film
sebagai bahan pengemas makanan, bersama dengan protein dapat meningkatkan kemampuan edible film dalam mengatur migrasi molekul oksigen dan
karbondioksida melalui pori-pori edible film, sehingga dapat memperlama proses pembusukan dari bahan makanan yang dikemas.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
4.2.6 Analisa Beta Karoten
Analisa beta karoten dilakukan dengan metode spektrofotometri. Dimana beta karoten diukur pada panjang gelombang 446 nm. Hasil pengujian beta karoten edible film dari
ekstrak buah pepaya dengan campuran tepung tapioka, tepung terigu dan gliserin dengan perbandingan tepung tapioka : tepung terigu 7,5 g : 2,5 g dihasilkan sebesar
116,052 ppm dan untuk edible film dengan perbandingan tepung tapioka : tepung terigu 5 g : 5 g sebesar 176,721 ppm. Nilai beta karoten ini berasal dari salah satu
bahan pembuat edible film yaitu buah pepaya. Dimana kadar beta karoten dalam buah pepaya sebanyak 267 µg100 g atau setara dengan 267 ppm. Nilai beta karoten yang
dihasilkan pada edible film lebih kecil dibandingkan dengan nilai standar beta karoten dalam buah pepaya. Hal ini dikarenakan beta karoten pada edible film yang mulai
rusak akibat pemanasan pada saat pembuatan edible film. Dimana sifat beta karoten itu sendiri mudah rusak oleh suhu yang terlalu tinggi. Dengan adanya beta karoten inilah,
edible film menjadi berwarna sehingga memiliki daya tarik tersendiri untuk dijadikan
sebagai pengemas makanan.
4.2.7 Analisa Kuat Tarik dan Kemuluran