Zat Warna Alamiah PENDAHULUAN

Ada banyak varietas pepaya, hingga saat ini berhasil diidentifikasi 30 varietas pepaya. Famili pepaya yang terkenal adalah Babaco Carica pentagona, Mountain Pepaya Carica pubenscens, dan Chamburo Carica stipulate. Jenis-jenis Pepaya diterangkan di bawah ini: 1. Pepaya Semangka Jenis ini paling disukai, daging buahnya berwarna merah semangka, manis dan berair banyak. Bila masak kuning menarik warna kulit buahnya. Bentuknya lonjong dengan berat ± 1 kilogram. 2. Pepaya jingga Pepaya ini mirip pepaya semangka juga. Daging buah merah berair banyak, hanya kalah manis. Kulit buah berwarna kuning juga. Besar pepaya ini ± 1,5 kilogram. 3. Pepaya Cibinong Bentuk dan besarnya jauh berbeda dengan kedua jenis diatas. Bentuk buah panjang besar dan lancip pada bagian ujungnya. Bentuk buah ini membesar dari pangkal ke bagian tengah buah, kemudian melancip di bagian ujung buah. Berat ± 2,5 kilogram. 4. Pepaya Bangkok atau Pepaya Thailand Bentuknya mirip dengan pepaya Cibinong hanya pepaya ini bentuknya lebih bulat dan lebih besar. Berat pepaya ini ± 3,5 kilogram. Daging buahnya jingga semu merah dan keras. 5. Pepaya Mexico Bentuk dan besar buahnya mirip alpukat bulat berleher, beratnya ± 0,5 kilogram. Daging buah berwarna kuning dan rasanya manis Kalie, 1996.

2.2 Zat Warna Alamiah

Zat warna yang termasuk golongan ini terdapat secara alamiah di dalam tumbuh- tumbuhan. Zat warna tersebut terdiri dari α dan β karoten, xantofil, klorofil dan anthosyanin. Zat warna tersebut menyebabkan tumbuhan masing-masing berwarna Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara merah jingga atau kuning, kuning kecoklatan, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan. Pigmen berwarna merah jingga disebabkan oleh karotenoid yang bersifat larut dalam minyak Sudarmadji. 1992. Karotenoid terdapat dalam kloroplas 0,5 bersama-sama dengan klorofil 9,3 terutama pada bagian permukaan atas daun, dekat dengan dinding sel-sel palisade. Karena itu pada dedaunan hijau selain klorofil terdapat juga karotenoid. Karotenoid terdapat pada buah pepaya, kulit pisang, tomat, cabai merah, mangga, wortel, ubi jalar, dan pada beberapa bunga yang berwarna kuning dan merah. Diperkirakan lebih dari 100 juta ton karotenoid diproduksi setiap tahun di alam. Karotenoid merupakan senyawa yang mempunyai rumus kimia sesuai atau mirip dengan karoten. Karoten sendiri merupakan campuran dari beberapa senyawa yaitu α-, β-, dan γ-karoten. Karoten merupakan hidrokarbon atau turunannya yang mengandung oksigen disebut xantofil. Beberapa jenis karotenoid yang banyak terdapat di alam dan bahan makanan ada lah β-karoten berbagai buah-buahan yang kuning dan merah, likopen tomat, dan kapxantin cabai merah Winarno, 1992. Pada tahun 1992, The Center for Science in the Public Interest CSPI di Washington AS meneliti manfaat kesehatan dari 40 jenis buah. Penilaian didasarkan pada sumbangan dari sembilan jenis vitamin, potasium, dan serat pangan yang terkandung pada masing-masing buah terhadap angka kecukupan gizi yang dianjurkan AKG. Dari penilaian tersebut, pepaya telah ditetapkan sebagai buah yang paling menyehatkan, kemudian disusul oleh cantaloupe, stroberi, jeruk, dan tangerine. Buah pepaya matang sangat unggul dalam hal betakaroten 276 mikrogram100 g, betacryptoxanthin 761 mikrogram100 g, serta lutein dan zeaxanthin 75 mikrogram100 g. Betakaroten merupakan provitamin A sekaligus antioksidan yang sangat ampuh untuk menangkal serangan radikal bebas. Vitamin A yang diperoleh dari 100 g buah pepaya matang berkisar antara 1.094-18.250 SI, tergantung dari varietasnya. Sementara betacryptoxanthin, lutein, dan zeaxanthin lebih banyak berperan sebagai antioksidan untuk mencegah timbulnya kanker dan berbagai penyakit degeneratif. Sumbangan vitamin yang sangat menonjol adalah vitamin C 62- Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 78 mg100 g dan folat 38 mikrogram100 g. Kadar serat per 100 gram buah masak 1,8 gram. Serat pepaya sangat dikenal manfaatnya dalam memperlancar proses buang air besar BAB dan mencegah sembelit. Satu potong pepaya berukuran 140 gram mampu memberikan sumbangan vitamin C sebanyak 150 persen dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan per hari AKG, serta sumbangan serat sebanyak 10 persen dari AKG. Zat warna β karoten mempunyai rumus kimia C 40 H 56 , dimana mempunyai persenyawaan yang simetris. Bagian tengahnya adalah suatu rantai atom C yang panjang dengan ikatan-ikatan rangkap yang dapat ditukar dengan ikatan tunggal. Pada kedua ujung rantai ini terdapat cincin segi enam 6 Allen, 1998. Struktur betakaroten dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 2.2 Struktur Betakaroten Allen, 1998 Disamping itu senyawa karoten mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 1. Larut dalam minyak, sedikit larut dalam alkohol dam metil alkohol 2. Larut dalam kloroform, benzene, dan petroleum eter 3. Sensitif terhadap oksidasi, auto-oksidasi dan cahaya 4. Mempunyai karakteristik adsorbsi cahaya 5. Mudah dioksidasi oleh enzim lipoksidase Sudarmadji. 1992.

2.3 Edible Film

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Edible Film dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, dan Ekstrak Jambu Biji (Psidium guajava L.) dengan Pemlastis Gliserin

3 64 75

Pembuatan Edible Film Dari Campuran Ekstrak Pepaya(Carica papaya L.), Kanji Dan Gliserin Sebagai Bahan Pengemas.

7 55 68

Pembuatan Edible Film Dari Tepung Tapioka Dan Dedak Dengan Penambahan Gliserin Sebagai Kulit Risol Dan Pengaruh Akibat Penggorengan

1 58 65

Karakterisasi dan Uji Aktivitas Edible Film dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Sisik Ikan Gurami (Oshpronemus gouramy) dan Gliserin Untuk Pembungkus Sosis

4 67 81

Pembuatan Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin dan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricencis) Sebagai Pengemasan Sosis Sapi

1 12 89

Pembuatan Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin dan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricencis) Sebagai Pengemasan Sosis Sapi

0 0 13

Pembuatan Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin dan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricencis) Sebagai Pengemasan Sosis Sapi

0 0 2

Pembuatan Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin dan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricencis) Sebagai Pengemasan Sosis Sapi

0 0 6

Pembuatan Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin dan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricencis) Sebagai Pengemasan Sosis Sapi

1 3 18

Pembuatan Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin dan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricencis) Sebagai Pengemasan Sosis Sapi

0 0 3