Kebijakan Persaingan dan Intervensi Pemerintah

16

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN HUKUM PERSAINGAN USAHA

A. Kebijakan Persaingan dan Intervensi Pemerintah

Negara memiliki tujuan untuk melindungi kepetingan umum public interst. Oleh sebab itu negara mempunyai peran dalam mentransformasikan pemahaman akan kompetisi yang sehat diantara pelaku usaha. Negara berperan penting dalam menc iptakan “the right tool” untuk lebih mempromosikan kebijakan hukum persaingan usaha secara lebih efektif. Peran negara dalam mengatur persaingan sehat dapat diidentifikasikan dimana negara adalah suatu institusi yang berhak membuat perundang-undangan untuk mengatur persaingan. 11 Namun peran negara sendiri juga harus di awasi karena berdasarkan pengalaman, praktek monopoli dapat saja terjadi karena persetujuan pemerintah sendiri government consent. Beberapa tindakan masa lalu beberapa fakta menujukan bahwa negara memainkan peran yang cukup signifikan dalam tindakan yang bersifak praktek monopoli serta tidak membudayakan persaingan sehat 12 , seperti : a. Kemudahan yang diberikan pemerintah oleh beberapa pelaku usaha dimana kemudahan itu tidak pernah di kontrol kembali walaupun pelaku usaha jelas telah melakukan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. 11 Hikmahanto Juwana, sekilas tentang Hukum persaingan usaha dan UU No. 5 Tahun 1999, Jurnal Magister Hukum 1 September 1999 h.31 12 Ayuda D, Prayoga, dkk. Persaingan Usaha Dan Hukum yang mengaturnya Di Indonesia. Jakarta: ELIPS, 2005.h. 25 17 b. Peran pemerintah yang sedemikian besarnya dalam memberikan kemudahan untuk melakukan monopoli kepada pelaku usaha dari BUMN. c. Demikian juga tidak ada kejelasan menggenai monopoli alamiah yang diperbolehkan dilakukan oleh pemerinah. Perbuatan ini selalu berlindung dibalik sakralnya Pasal 33 UUD 1945 dimana perbuatan monopolitik yang dilakukan oleh perusahaan milik negara ini mengakibatkan perekonomian biaya tinggi serta tidak efisien. 13 Kebijakan persaingan competition policy merupakan salah satu bentuk intervensi pemerintah di pasar selain dari regulasi ekonomi. Selain untuk meningkatkan efisiensi ekonomi yang relatif bebas nilai yang tidak memihak kepada produsen atau konsumen. Kebijakan persaingan usaha juga dapat bertujuan untuk melindungi kepentingan konsumen di pasar atau meningkatkan kesejahteraan konsumen. Karena sering kali dalam bentuk pasar yang tidak sempurna, konsumen menjadi pihak yang dirugikan. 14 Dalam keadaan pasar yang tidak sempurna terjadi inefisiensi ekonomi atau berkurangnya kesejahteraan konsumen disebabkan oleh intervensi baik dari pihak luar maupun dari pemerintah dan prilaku anti persaingan yang dilakukan oleh pelaku ekonomi di pasar. Memperbaiki atau merubah struktur pasar ke arah struktur pasar ke pasar persaingan sempurna dapat membuat pasar menjadi lebih baik. Perbaikan dari struktur misalnya membatasi atau melarang kepemilikan dominan akan dapat mengurangi praktik-praktik anti persaingan. 13 Munir Fuady Hukum Anti Monopoli Menyongsong Era Persaingan Usaha Sehat. Bandung PT. Citra Aditya Bakti, 1999 , dikutip dari Frank Fishwick, “srategi persaingan”, Terjemnahan Mohd.Kurd. DJunaidi, 1995,h. 21 14 Andi Fahmi Lubis et.al. Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Konteks.h.38 18 Kebijakan persaingan juga di arahkan untuk membatasi prilaku penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh perusahaan, terutama perusahaan yang memiliki posisi dominan. Persaingan diarahkan untuk membatasi dan mengurangi hambatan untuk masuk ke dalam pasar. Yang dapat dilakukaan oleh perusahaan yang dominan dalam pasar maupun kerena regulasi pemerintah. Sehingga kebijakan persaingan diharapkan menjadi konsideran utama bagi pemerintah ketika akan mengeluarkan regulasi yang berpotensi menimbulkan dampak di pasar. 15

B. Persaingan Usaha, Monopoli, Praktek Monopoli, dan Persaingan Usaha