18
Kebijakan persaingan juga di arahkan untuk membatasi prilaku penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh perusahaan, terutama perusahaan
yang memiliki posisi dominan. Persaingan diarahkan untuk membatasi dan mengurangi hambatan untuk masuk ke dalam pasar. Yang dapat dilakukaan oleh
perusahaan yang dominan dalam pasar maupun kerena regulasi pemerintah. Sehingga kebijakan persaingan diharapkan menjadi konsideran utama bagi
pemerintah ketika akan mengeluarkan regulasi yang berpotensi menimbulkan dampak di pasar.
15
B. Persaingan Usaha, Monopoli, Praktek Monopoli, dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat
Secara umum tujuan pokok dari hukum persaingan usaha adalah menjaga persaingan antar pelaku usaha tetap hidup, dilakukan secra sehat, dan konsumen
tidak di ekploitasi oleh pelaku usaha. Tiga tujuan umum ini sebenarnya ditujukan untuk mendukung sistem pasar yang dianut oleh suatu negara. Tanpa adanya
hukum persaingan dalam sistem ekonomi pasar, tidak akan terhindarkan kedudukan monopoli, oligopoli, praktek penetapan harga, dan lain sebagainya.
16
Kata persaingan sendiri diambil dari penggantian istilah bahasa inggris yaitu competition, competition sendiri dijelaskan dalam
black’s law Dictionary: “contest of two rival. The effort of two or more parties, acting
independently, to secure the business of a third party by the effort of the
15
Ibid, h.40
16
Hikmahanto Juwana. Bunga Rampai Hukum Ekonomi dan Hukum Internasional.h.60
19
most favourite term; also the relation between different buyers or didifferent sellers which result from this effort. It is the struggle between rivals for the
same trade at the same time; the act of seeking. ”
17
“Kontes antara dua saingan, usaha yang dilakukan oleh dua atau lebih pihak tanpa saling bergantung, untuk mengamankan jalannya usaha atau bisnis
dari pihak ketiga dengan memberikan penawaran yang memiliki persyaratan terbaik; suatu perjuangan diantara para saingan dalam satu perdagangan
yang sama pada waktu yang sama; tindakan untuk mendapatkan dalam waktu yang bersamaan; berlaku dalam hal mendapatkan atau memperoleh
suatu subjek yang sama seb
agai hasil akhir oleh dua atau lebih pesaing.” Monopoli merupakan masalah yang menjadi perhatian utama dalam setiap
pembahasan pembentukan hukum persaingan usaha. Monopoli itu sendiri sebetulnya bukan merupakan suatu kejahatan atau bertentangan dengan hukum,
apabila diperoleh dengan cara-cara yang fair dan tidak melanggar hukum. Oleh karenanya monopoli itu sendiri belum tentu dilarang oleh hukum persaingan
usaha, akan tetapi yang dilarang justru praktek monopoli untuk mengunakan kekuatannya di pasar bersangkutan yang biasanya disebut praktek monopoli atau
monopolizingmonopolisasi.
18
Istilah monopoli berasal dari bahasa Inggris yaitu monopoly dan istilah tersebut menurut sejarahnya berasal dari bahasa Y
unani yaitu “monos polein” yang berarti sendirian menjual.
19
Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang di maksud dengan monopoli adalah situasi pengadaan barang daganggan tertentu di
pasar lokal atau nasional sekurang-kurangnya sepertiganya dikuasai oleh satu
17
Bryan A. Gardner, ed. Black’s Law Dictionary. Dallas: West Group, 1991.h. 278
18
Andi Fahmi Lubis et.al. Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Konteks.h. 127
19
Ibid. h. 127
20
orang atau satu kelompok, sehingga harganya dapat dikendalikan. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat 1 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat: “Monopoli adalah penggusaan atas suatu produksi danatau pemasaran
danatau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok usaha”
UU No 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat melarang monopoli secara rule of reason yang berarti
monopoli akan dilarang jika monopoli tersebut merusak persaingan secara signifikan dan pertimbangan bahwa monopoli tersebut akan menimbulkan praktek
monopoli. Praktek monopoli merupakan pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau
lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi danatau pemasaran barang atau jasa tertentu sehingga dapat menimbulkan persaingan usaha tidak
sehat dan dapat merugikan kepentingan umum.
20
Yang dimaksud dengan pemusatan kekuatan ekonomi diatas sebagaimana dikatankan dalam UU No. 5
tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak sehat adalah “Penguasaan yang nyata atas suatu pasar bersangkutan oleh satu atau lebih
pelaku usaha sehingga dapat menentukan harga barang danatau jasa ”.
20
Ibid, h.132
21
Praktek monopoli dapat terbentuk jika hanya satu pelaku mempunyai kontrol eksklusif terhadap pasokan barang dan jasa disuatu pasar dan demikian juga
terhadap penentuan harga.
21
Hal ini dapat terjadi karena dipasar tidak terdapat barang pengganti atau tidak tersedia lagi barang substitusi atau produk substitusi
yang potensial, terjadinya hambatan masuk ke dalam pasar to entry barrier dan terdapatnya kemampuan pelaku pasar tersebut untuk menetapkan harga produk
yang lebih tinggi, tanpa mengikuti persaingan pasar atau hukum tentang penerimaan dan penawaran pasar.
22
Berdasarkan dari uraian di atas maka dapat disimpulkan unsur-unsur praktek monopoli adalah:
23
a. Terjadi pemusatan kekuatan ekonomi pada satu atau lebih pelaku usaha
b. Terdapat penguasaan produksi atau pemasaran barang atau jasa tertentu
c. Terjadi persaingan usaha tidak sehat, serta
d. Tindakan tersebut merugikan kepentingan umum
Adapun pengaruh atau dampak negatif sehubungan dengan dilakukannya praktek monopoli oleh pelaku atau kelompok pelaku usaha yang dapat merugikan
konsumen atau pelaku usaha lain, yaitu antara lain:
24
21
Suyud Margo. Hukum Antimonopoli. Jakrta:Sinar Grafika,2009.h. 5
22
Munir Fuady. Hukum Anti Monopoli Menyongsong Era Persaingan Usaha Sehat.h. 4
23
Andi Fahmi Lubis et.al. Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Konteks.h. 133
22
a. Adanya peningkatan harga produk barang maupun jasa tertentu sebagai akibat
tidak adanya persaingan sehat, sehingga harga yang tinggi dapat memicumenyebabkan terjadi inflasi yang merugikan masyarakat luas
b. Pelaku usaha mendapatkan keuntungan secara tidak wajar, dan dia berpotensi
untuk menetapkan harga seenaknya guna mendapatkan keuntungan yang berlipat, tanpa memperhatikan pilihan-pilihan konsumen, sehingga konsumen
mau tidak mau tetap mengkonsumsi produk atau jasa tertentu yang dihasilkan
c. Terjadi eksploitasi terhadap daya beli konsumen dan tidak memberikan hak
pilih pada konsumen untuk mengkonsumsi produk lainnya, sehingga konsumen tidak peduli lagi pada masalah kualitas.
d. Terjafi inefisiensi dan tidak efektif dalam menjalankan kegiatan usaha nya yang
pada akhirnya dibebankan kepada masyarakat luaskonsumen berkaitan dengan produk yang dihasilkan karena monopolis tidak lagi mampu menekan AC
average cost secara minimal.
e. Terjadi entry barrier, dimana tidak ada perusahaan lain yang mampu
menembus pasar monopoli untuk suatu produk yang sejenis, sehingga pada gilirannya perusahaan kecil tidak mampu masuk ke pasar monopoli dan akan
mengalami kesulitan untuk dapat berkembang secara wajar dan pada akhirnya akan bangkrut.
Untuk meneliti apakah pelaku usaha mempunyai niatan untuk melakukan praktek monopoli atau tidak. Di Amerika terdapat 2 doktrin yang pertama general
intent test dan yang kedua specific intent test, dalam general intent test pengadilan harus menguji apakah tindakan yang dilakukan pelaku usaha terdapat usaha
adanya kemungkinan yang jelas bahwa tindakan tersebut akan mengkibatkan terjadinya praktek monopoli. Sedangkan dalam specific intent test pengadilan
harus menguji apakah tindakan yang dilakukan pelaku usaha mempunyai tujuan kongkritnyata yang mencerminkan adanya kehendak atau niatan untuk melakukan
praktek monopoli atau tidak.
25
24
Ahmad Yani dan Gunawan wijaya, Anti Monopoli. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,1999.h. 30-31
25
Andi Fahmi Lubis et.al. Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Konteks.h. 136
23
C. Pendekatan dalam Menentukan Pelanggaran Hukum Persaingan