Teknik Pengumpulan Data Terapi ruqyah dalam konteks individu yang mengalami kesurupan
Lincoln dan Guba menegaskan sebagaimana dalam Moleong 2002 bahwa maksud diadakannya wawancara adalah mengkonstruksi mengenai orang
lain, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain- lain. Menurut kedua tokoh ini wawancara dibagi ke dalam empat jenis, yaitu:
1. Wawancara dengan tim atau pane; wawancara dilakukan tidak hanya oleh satu orang melainkan dua orang atau lebih terhadap seseorang yang
diwawancarai, atau dua orang sekaligus yang disebut sebagai panel. 2. Wawancara tertutup dan wawancara terbuka covert and overt;
wawancara tertutup biasanya yang diwawancarai tidak mengetahui bahwa ia sedang diwawancarai serta tujuan dari wawancara tersebut
sedangkan wawancara terbuka adalah kebalikan dari wawancara tertutup. 3. Wawancara riwayat secara lisan: wawancara terhadap orang-orang yang
pernah membuat sejarah atau karya ilmiah, sosial, pembangunan, perdamaian dan sebagainya yang dilakukan untuk mengungkap riwayat
hidup, pekerjaannya, kesenangannya, ketekunannya, pergaulannya, dan lain-lain.
4. Wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur; wawancara terstruktur adalah wawancara yang masalah dan pertanyaan-pertanyaan
yang akan dilakukan telah disusun oleh peneliti sendiri secara jelas dan terinci dalam suatu bentuk catatan. Sedangkan pada wawancara tak
terstruktur, pertanyaan biasanya tidak disusun terlebih dahulu, malah disesuaikan dengan keadaan responden. Wawancara jenis ini
menekankan kekecualian, penyimpangan, penafsiran yang tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru, pandangan ahli, atau perspektif
tunggal.
Kemudian ada juga pembagian berdasarkan perencanaan wawancara yaitu
wawancara terencana jika waktu dan tempat wawancara telah ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan bersama peneliti dan responden,
dan wawancara insidental jika wawancara dilakukan karena kebetulan ada kesempatan yang baik untuk melakukan wawancara.
Pada penelitian ini dilakukan wawancara terbuka dengan menggunakan pedoman umum wawancara yang dilakukan pada tiga orang responden.
Wawancara yang dilakukan juga tidak menutup kemungkinan adanya pertanyaan-pertanyaan lanjutan atau munculnya pertanyaan baru jika
dianggap perlu. Ada kemungkinan dalam penelitian ini menggunakan wawancara informal
tidak langsung pada beberapa orang informan untuk mengetahui informasi yang belum terungkap dalam wawancara dengan responden tujuannya yaitu
untuk menguatkan data mengenai responden. Teknik pengumpulan data yang kedua adalah observasi yaitu metode
pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala obyek yang diselidiki atau diteliti
Badan Penelitian dan Pengembangan : 2000. Observasi dalam penelitian ini meliputi gambaran fisik dan penampilan subyek serta sikap subyek selama
wawancara berlangsung termasuk raut muka, mimic, intonasi, vibrasi suara, dan tatapan mata. Observasi dilakukan pada saat wawancara berlangsung
dan pada saat sebelum dilakukan wawancara.