Mei Rini : Pertanggungjawaban Pidana Anggota Polri Terhadap Penggunaan Senjata Api Tanpa Prosedur Studi Terhadap Putusan PN BINJAI No.239Pid.B2007PN-Binjai, 2007.
USU Repository © 2009
bagian pangkal paha. Sekitar pukul 18.00
setelah menjalani pemeriksaa, Juliana
bersama keluarga mendatangi
RS.Bhayangkara Medan dan melihat jenazah
suaminya dengan kondisi 5 lima luka tembakan di
tubuh. Mengetahui kedatangan mereka, salah
seorang petugas kepolisian memberikan
amplop berisi uang Rp 500 ribu kepadanya dan
mengatakan uang itu sebagai uang
belasungkawa pihak kepolisian karena pihak
kepolisian telah menghabisi nyawa
suaminya.
C. Unsur Melawan Hukum Dari Penggunaan Senjata Api Yang Tidak
Sesuai Dengan Prosedur
Suatu perbuatan sudah dapat dihukum, apabila sudah terlebih dahulu diatur dan sesuai menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, atau perbuatan
tersebut telah bertentangan dengan hukum yang tertulis atau tidak tertulis.
Mei Rini : Pertanggungjawaban Pidana Anggota Polri Terhadap Penggunaan Senjata Api Tanpa Prosedur Studi Terhadap Putusan PN BINJAI No.239Pid.B2007PN-Binjai, 2007.
USU Repository © 2009
. Penggunaan senjata api yang tidak sesuai dengan prosedur dikategorikan sebagai perbuatan yang memenuhi unsur melawan hukum karena perbuatan
tersebut memenuhi unsur sifat tercela atau terlarang dari suatu perbuatan, dimana sifat tercela dari penggunaan senjata api yang tidak sesuai dengan prosedur
bersumber dari peraturan tertulis yaitu Resolusi PBB Nomor 34168 Tahun 1979, khususnya melanggar prinsip Nomor 9 sembilan yang mengatur dengan tegas
kapan seorang anggota polisi boleh menggunakan kekerasan dan senjata api, yang wajib diadopsi oleh negara kita sebagai anggota PBB, khususnya oleh aparat
kepolisian kita. Menurut putusan Hoge Raad 31 Januari 1919 yang dikenal dengan Arrest
1919, suatu perbuatan merupakan perbuatan melawan hukum apabila:
65
a. Melanggar hak orang lain
Yang dimaksud melanggar hak orang lain ialah melanggar hak subyekif orang lain. Sulit untuk merumuskan pengertian tersebut , akan tetapi dapat
dinyatakan sebagai suatu wewenang khusus yang diberikan oleh hukum kepada seseorang. Menurut Meiyers, hak subjektif menunjuk kepada
seseorang secara khusus untuk melindungi kepentingannya. Hak-hak subyektif yang penting berkenaan dengan perbuatan melawan hukum
yang diakui oleh yurisprudensi ialah hak-hak pribadi seperti hak atas kebebasan, nama baik dan kehormatan. Adakalanya pelanggaran hak subyektif
selain terjadi karena perbuatan melawan hukum, dapat juga disebabkan oleh peristiwa-peristiwa lainnya, misalnya karena perbuatan pihak ketiga. Dalam
hal ini adalah tidak tepat untuk menerapkan ukuran dari sifat melawan hukum
65
Rachmat Setiawan, Tinjauan Elementer Perbuatan Melawan Hukum, Bandung, Alumni, 1982, Hal.17
Mei Rini : Pertanggungjawaban Pidana Anggota Polri Terhadap Penggunaan Senjata Api Tanpa Prosedur Studi Terhadap Putusan PN BINJAI No.239Pid.B2007PN-Binjai, 2007.
USU Repository © 2009
pelanggaran hak subyektif. Pelanggaran tersebut dimasukkan sebagai kriteria perbuatan melawan hukum, karena pelanggaran tersebut pada umumnya sudah
dengan sendirinya merupakan perbuatan melawan hukum. Suatu perbuatan yang melanggar hak subyektif merupakan perbuatan melawan hukum, apabila
perbuatan tersebut secara langsung merupakan pelanggaran terhadap hak subyektif.
b. Bertentangan dengan kewajiban hukum si pembuat
Kewajiban hukum diartikan sebagai kewajiban menurut hukum, baik tertulis maupun tidak tertulis. Tetapi dalam putusannya Hooge Raad menafsirkan
kewajiban hukum sebagai kewajiban menuru Undang-undang. Jadi perbuatan melawan hukm diartikan antara lain, berbuat atau tidak berbuat yang
melanggar suatu kewajiban yang telah diatur oleh Undang-undang. Melanggar kewajiban menurut Undang-undang tidak hanya Undang-undang dalam arti
formal, akan tetapi juga peraturan-peraturan hukm yang dikeluarkan oleh pemerintah. Termasuk dalam kategori perbuatan yang melanggar kewajiban
menurut hukum Undang-undang adalah perbuatan pidana. c.
Bertentangan dengan kesusilaan yang baik Tentang kesusilaan yang baik tidak dapat diberikan rumusan yang tepat. Dapat
dinyatakan sebagai norma-norma moral yang dalam pergaulan masyarakat telah diterima sebagai norma-norma hukum. Hingga sekarang belum ada yang
dapat secara tepat mengemukakan apa yang dimaksudkan dengan kesusilaan yang baik. Umum mengakui dan menerima pengertian dan asas tentang
kesusilaan baik tersebut. Akan tetapi selalu mengalami kesulitan apabila harus menentukan lebih lanjut tentang pengertiannya.
Mei Rini : Pertanggungjawaban Pidana Anggota Polri Terhadap Penggunaan Senjata Api Tanpa Prosedur Studi Terhadap Putusan PN BINJAI No.239Pid.B2007PN-Binjai, 2007.
USU Repository © 2009
Perlu diperhatikan, bahwa pendapat tentang apa yang termasuk ke dalam kesusilaan yang baik selalu berubah menurut waktu dan tempat. Apa yang
dulu dianggap tidak susila, mungkin sekarang dianggap susila. Untuk mengatasi kesulitan tersebut pada akhirnya hakimlah yang memutuskan
menurut pendapat dan nalurinya. d.
Bertentangan dengan kepatutan Setiap manusia harus menyadari bahwa ia adalah bagian dari anggota
masyarakat dan karenanya dalam perbuatan dan tingakah lakunya harus memperhatikan kepentingan-kepentingan sesamanya, demikian juga halnya
bagi seorang aparat kepolisian, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya harus tetap memperhatikan dan menghormati kepentingan dari
masyarakat yang dilayaninya. Pada garis besarnya dapat dinyatakan, bahwa suatu perbuatan adalah bertentangan dengan kepatutan, jika:
a. Perbuatan tersebut sangat merugikan orang lain tanpa kepentingan yang
layak. b.
Perbuatan yang tidak berfaedah yang menimbulkan bahaya terhadap orang lain, yang menurut manusia yang normal hal tersebut harus diperhatikan.
Mei Rini : Pertanggungjawaban Pidana Anggota Polri Terhadap Penggunaan Senjata Api Tanpa Prosedur Studi Terhadap Putusan PN BINJAI No.239Pid.B2007PN-Binjai, 2007.
USU Repository © 2009
BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENGGUNAAN SENJATA API
YANG TIDAK SESUAI DENGAN PROSEDUR
A. Pihak Yang Berwenang Melakukan Penyidikan Terhadap Penggunaan