Fenomena Terorisme di ASEAN

kritis dalam masyarakat sampai pada kelompok- kelompok yang memperjuangkan aspirasinya dengan mengangkat senjata.

3.2 Fenomena Terorisme di ASEAN

Asia tenggara semakin mendapat sorotan dunia internasional lantaran sejumlah peristiwa teror yang terjadi secara bertubi-tubi. Korban dalam jumlah besar dan target serangan yang merupakan simbol-simbol Barat merupakan persamaan dari serentetan teror yang terjadi di Indonesia, Negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara. Pelaku teror ditenggarai suatu kelompok yang memilki hubungan dengan Al Qaeda AQ di Afganhistan, bernama Jamaah Islamiyah. Padahal Al Qaedah diindikasikan sebagai kelompok yang bertanggung jawab atas teror 11 November 2001 di AS. Teror memang bukan hal yang baru di Aia Tenggara, sebab ada beberapa kelompok pemberontak yang kerap menggunakan kekerasan sehingga menyebarkan ketakutan di masyarakat. Berikut ini adalah beberapa kelompok pemberontak dan teroris yang ada di Asia Tenggara seperti kelompok : 1. Pattani United Liberation Organization PULO di Thailand dengan misi memisahkan diri dan ingin membentuk Negara Islam, 2. Guragan Mujahideen Islam Pattani di Thailand dengan misi yang sama yakni ingin memisahkan diri dan membentuk Negara Islam, 3. Wae Raeh di Thailand 4. Hmong Guerilla di Laos 5. Cambodian Freedom Fighters CFF di Kamboja 6. Karen National Union di Myanmar 64 Universitas Sumatera Utara 7. Kachin Defense Army di Myanmar 8. Muslim Liberation Organization of Burma di Myanmar 9. Jemaah Islamiyah di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Kamboja 10. Abu Sayyaf Group ASG di Filipina Selatan 11. Moro Islamic Liberation Front MILF di Filipina Selatan 12. Moro National Liberation Front MNLF di Filipina Selatan Di kawasan Asia Tenggara peristiwa teror banyak terjadi di Indonesia, Filipina, dan Thailand. Jamaah Islamiyah diduga berada di balik teror yang melanda Indonesia, sedangkan Abu Sayyaf bertanggung jawab atas teror yang terjadi di Filipina, dan kelompok pemberontak adalah pihak yang kerap menebar ketakutan lewat sejumlah aksi kekerasan di Thailand. Tidak mengherankan jika ketiga kelompok tersebut utamanya Jamaah Islamiyah paling sering disebut-sebut sebagai pihak yang bertanggung jawab apabila terjadi insiden teror. 20 Jemaah Islamiyah Kelompok ini berakar dari Darul Islam, yakni sebuah gerakan yang menginginkan diterapkannya hukum islam di Indonesia. Darul Islam berkembang di akhir tahun 1940an dan terus berupaya melawan pemerintahan RI. Pada tahun 1969, Abu Bakar Ba’asyir bersama dengan Abdullah Sungkar diduga melakukan operasi untuk mengembangkan Darul Islam. Menurut PG Rajamohan dalam 20 indarini nurvita, 2010, Terorisme sebagai fenomena globalisasi di Asia Tenggara dan Asia Timur, makalah dipaparkan pada internasional symposium 2009, Globalization: East and Southeast Asian Perspectives, di UGM Pada Oktober 2009. Diakses di https:akupunmenulis.wordpress.com20100201terorisme-sebagai-fenomena-globalisasi-di-asia- tenggara-dan-asia-timur pada 14 Mei 2016 65 Universitas Sumatera Utara tulisannya tentang Jamaah Islamiyah, di era pemerintahan Soeharto, Ba’asyir pernah dijebloskan ke penjara tanpa peradilan lantaran dinilai membahayakan. Karenanya usai keluar dari penjara, Ba’asyir memilih untuk pergi ke Malaysia pada 1985 dan menjadi guru mengaji. Saat itulah dia dianggap sebagai pendiri Jamaah Islamiyah, dimana pengikutnya tersebar hingga di luar Malaysia. Ba’asyir bahkan merekrut sukarelawan untuk berjuang melawan Brigade anti-Muslim Soviet di Afghanistan. Pada 1990, Ba’asyir bertemu Hambali, seeorang pria tang menginginkan berdirinya kekhalifaan Islam di Asia Tenggara, kemudian Ba’asyir menjadi pimpinan politik organisasi tersebut, sedangkan Hambali menjadi pimpinan militer. Bahkan Hambali mendirikan perusahaan Konsojaya untuk memfasilitasi pencucian uang sebagai bentuk dukungan pada keuangan dan logistic Jamaah Islamiyah. Meski demikian Ba’asyir menyatakan dirinya tidak terkait dan tidak tahu menahu tentang Jamaah Islamiyah. Rajamohan berpendapat, Jamaah Islamiyah mendukung gerakan Islam di seluruh dunia. Berdasar laporan AS, banyak pimpinan Jamaah Islamiyah yang mendapat pelatihan di camp teroris Pakistan dan Afghanistan, karena itulah mereka memiliki kaitan dekat dengan Al Qaedah dan Taliban. Lebih dari itu, Al Qaedah juga diyakini sebagai sumber pendanaan utama bagi Jamaah Islamniyah dan menyediakan logistic untuk mendukung kegiatan teroris. Peneliti terorisme Sydney Jones memaparkan, Jemaah Islamiyah dibagi dalam 4 wilayah operasi di Asia Tenggra, yakni : 1. Mantiqi 1: Malaysia, Singapura, dan Thailand selatan. menitikberatkan 66 Universitas Sumatera Utara pada pendanaan. 2. Mantiqi 2 : Indonesia Jawa dan Sumatera. Dititikberatkan sebagai wilayah Jihad. 3. Mantiqi 3 : Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia Timur, Indonesia Kalimantan dan Sulawesi. Dititikberatkan sebagai daerah peltihan. 4. Mantiqi 4: Australia. Menitikberatkan pada aspek ekonomi dan pendanaan. Tujuan utama dari Jamaah Islamiyah adalah membentuk Negara Islam yang meliputi Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia, dan Filipina. Aksi teror yang dilakukan Jemaah Islamiyah seperti terlihat dalam pengeboman di Bali an di Jakarta adalah tipikal Al Qaedah, di mana yang menjadi target adalah kepentingan AS dan sekutunya. Sejak tahun 2000, Jemaah Islamiyah aktif melakukan teror yang antara lain dengan melakukan pengeboman di Bali pada 2002 dan 2005, pengeboman Keduber AS di Jakarta, pengeboman Hotel JW Marriott Jakarta pada 2004, dan yang terbaru adalah penegebomn Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott Jakarta pada pertengahan 2009. 21 Abu Sayyaf Group ASG Kelompok Abu Sayyaf terbentuk pada 1991 dan berlokasi di Filipina Selatan. Pendirinya adalah Abdurazak Abubakar Janjalani yang tewas tertembak oleh polisi pada 1998. Pemimpin selanjutnya yakni Khadaffi Janjalani pernah masuk dalam daftar teroris yang paling dicari oleh FBI sebelum tewas pada tahun 2006. Jumlah anggotanya kadang menurun dan kadang meningkat tajam, bahkan 21 Sidney Jones speaks on Jemaah Islamiyah, http:www.indonesiamatters.com28sidney-jones- on-jemaah-islamiyah 67 Universitas Sumatera Utara pernah tercatat ada 4000 orang yang menjadi anggota aktif. Tujuan kelompok ini adlah mendirikan Negara Islam di Mindanao Barat dan Kepulauan Sulu untuk selanjutnya mendirikan pan Islam di Asia Tenggara. ASG dikenal sebagai kelompok separatis paling keras. Mereka menggunakan teror untuk mendapatkan keuntungan finansial ataupun dalam menyerukan jihad. Kelompok ini kini tidak segan-segan menculik, mengebom, membunuh, dan juga pemerasan. ASG ditenggarai memiliki keterkaitan dengan Jemaah Islamiyah karena mereka pernah memberikan tempat perlindungan bagi anggota Jemaah Islamiyah dari Indonesia yang menadi buron. 22

3.3 Kasus-kasus terorisme di Indonesia