1.6.3 Komunitas Keamanan
Karl W. Deutch mendefenisikan komunitas keamanan sebagai kelompok negara yang telah terintegrasi sedemikian rupa sehingga bisa dikatakan bahwa
hubungan damai antar negara di dalamnya telah terjalin dengan mapan dan dalam waktu yang cukup lama.
12
Komunitas keamanan memiliki sifat bahwa interaksi damai yang terjalin diantara negara yang bergabung dalam sebuah komunitas
keamanan lebih cenderung untuk mengendalikan konflik yang ada ataupun timbul dalam komuntas tanpa menghilangkan perbedaan yang ada diantara negara-negara
anggota komunitas. Bentuk komunitas yang dapat sesuai dengan defenisi Deutch tersebut sama
dengan konsep pembentukan ASEAN Political-Security Community komuntas politik keamanan ASEAN. Dalam pembentuakan ASEAN Political-Security
Community juga menginginkan terciptanya keinginan untk membentuk adanya rasa kebersamaan we feeling sehingga dengan munculnya rasa tersebut akan
membentuk ASEAN yang bukan lagi sebagai organisasi internasional melainkan sebagai komunitas regional yang telah mengalami integrasi. Hal inilah yang
senantiasa ingin dibangun oleh setiap anggota ASEAN untuk mencapai integrasi tersebut maka dibentuklah ASEAN Vision yang semula direncanakan pada tahun
2020 kemudian dipercepat menjadi tahun 2015. Mengikuti defenisi yang diperkenalkan oleh Karl Deutsch pada pertengahan
tahun 1950-an, suatu komunitas keamanan diartikan sebagai kelompok rakyat yang terintegrasi pada satu titik dimana terdapat jaminan nyata bahwa para
anggota komunitas tersebut tidak akan berperang satu sama lain secara fisik,
12
M. Rajendran, ASEAN Foreign Relations The Shift to Collective Action, Kuala Lumpur : Arena Buku sdn.hbd, 1985, hal 5.
14
Universitas Sumatera Utara
melainkan akan menyelesaikan perselisihan di antara mereka dengan cara lain yang lebih bermartabat. Deutsch mengobservasi ada dua bentuk komunitas
keamanan, yaitu Amalgamated Security Community dan Pluralistic Security Community.
Amalgamated Security Community ada ketika terjadi penggabungan dua atau lebih unit-unit yang tadinya independen ke dalam satu unit yang lebih besar,
sengan satu tipe pemerintahan bersama setelah terjadinya amalgamasi, misalanya Amerika Serikat. Pluralistic Security Community sebagai alternative yang tetap
mempertahankan interdepedensi hukum dari pemerintahan-pemerintahan yang terpisah. Negara-negara dalam PSC ini memliki kesesuaian nilai-nilai inti yang
didorong dari institusi-institusi bersama, dan tanggung jawab bersama untuk membangun identitas bersama dan loyalitas serta rasa “kekitaan” dan terintegrasi
pada satu titik dimana komunitas tersebut memiliki dependable expectations of peaceful change.
13
Konsep APSC ASEAN Political-Security Community sebagai salah satu tonggak Komunitas ASEAN berupaya memuat prinsip-prinsip yang tidak saja
dimaksudkan untuk membangun budaya hubungan damai tetapi juga untuk menciptakan situasi yang damai di dalam negeri masing-masing para anggota
negara-negara ASEAN. Sehingga dengan terbentuknya rasa kekitaan we feeling yang akan mendorong terbentuknya integrasi regional akan menjadikan komunitas
keamanan sebagai bentuk kerja sama yang saling membantu dalam menghadapi isu-isu keamanan baik yang berasal dari dalam negeri sesama anggota ASEAN
maupun isu yang dating dari luar, seperti misalnya isu terorisme yang dihadapi
13
CPF Luhulima, et al, Masyarakat Asia Tenggara Menuju Komunitas ASEAN 2015, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hal 73.
15
Universitas Sumatera Utara
kawasan Asia Tenggara menjadikan adanya kerja sama di antara negara-negara anggota ASEAN untuk memberantas terorisme melalui ASEAN Convention on
Counter Terrorism.
1.7 Metode Penelitian 1.7.1 Jenis Penelitian