Kemitraan Usaha TINJAUAN PUSTAKA

dalam tingkat kesejahteraan termasuk didalamnya ukuran kebetahan, keamanan, pendidikan, kesehatan, partisipasi masyarakat, integrasi sosial maupun keaktifan dan pelayanan lembaga sosial. Untuk menilai tingkat kesejahteraan transmigran perlu memperhitungkan aspek ekonomi maupun sosial budaya agar diperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai keberhasilan transmigran. Analisis tingkat kesejahteraan transmigran dilaksanakan secara periodik untuk mengetahui tingkat kesejahteraan transmigran secara ekonomi maupun sosial dan sekaligus sebagai hasil dari pelaksanaan kebijakan, program dan proyek yang diselenggarakan dari tahun ke tahun. Disamping itu juga dilakukan perbandingan tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia dengan menggunakan tolok ukur garis kemiskinan nasional dari Badan Pusat Statistik BPS sehingga dapat diketahui sejauh mana tingkat kesejahteraan transmigran telah mencapai sasarannya. Informasi kesejahteraan transmigran akan memperlihatkan UPT-UPT yang transmigrannya kurang sejahtera dibandingkan dengan sasaran yang harus dicapai pada tahun bina tertentu, sekaligus dapat dipergunakan untuk membandingkan keberhasilan antar UPT maupun dengan system nasional. 2

2.3 Kemitraan Usaha

Kemitraan usaha merupakan salah satu program transmigrasi yang dilaksanakan Pemerintah dalam rangka untuk memperluas kesempatan kerja masyarakat transmigran sehingga diharapkan nantinya akan meningkatkan pendapatan dan untuk pemberdayaan masyarakat di daerah transmigrasi yang melibatkan semua unsur stakeholders melalui kemitraan usaha antara swasta 2 www.nakertrans.go.id . 20102005 dengan masyarakat transmigran dan penduduk asli disekitarnya Puspitasari, 2003. Kemitraan merupakan salah satu aspek dalam pertumbuhan iklim usaha untuk pengembangan usaha kecil dan menengah melalui pemberdayaan dalam rangka memperoleh peningkatan pendapatan dan kemampuan usaha serta peningkatan daya saing dari usaha kecil dan menengah atau usaha besar. Pemberdayaan tersebut disertai perbaikan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Dengan demikian pola kemitraaan merupakan suatu tindakan dan hubungan bisnis untuk membesarkan usaha kecil secara rasional. Dalam tindakan dan hubungan bisnis tersebut, usaha menengah atau usaha besar tetap diberikan kesempatan yang luas untuk tetap menjalankan tujuan usahanya dalam memperoleh keuntungan yang berkelanjutan sehingga kemitraan itu bukanlah merupakan bentuk pendermaan usaha menengah atau usaha besar kepada usaha kecil. 3 Pada pelaksanaan kerjasama kemitraan terdapat berbagai bentuk yang dapat diterapkan. Dilihat dari perkembangannya kemitraan agribisnis memiliki tiga pola Soepeno, 1996 dalam Kurnia, 2003 yaitu: 1. Pola kemitraan tradisional Kemitraan agribisnis tradisional memiliki pola patron-client dimana patron adalah pemilik modal atau peralatan produksi strategis dan client adalah petani penggarap, peternak atau nelayan pekerja. Pola kemitraan agribisnis yang berkembang lebih bersifat horizontal, yang bergerak dibidang produksi 3 www.nakertrans.go.id . 17052006 atau usahatani, sedangkan kemitraan yang lebih bersifat vertikal, pada umumnya diwarnai oleh hubungan hutang antara pedagang dan petani produsen. Interpendensi antara patron dan client sangat asimetris dan sering secara terselubung terjadi eksploitasi secara berkelanjutan. Pola ini menghambat kreativitas para pelakunya karena ada ketergantungan yang sangat tinggi, sehingga kurang merangsang tumbuhnya semangat mandiri. 2. Pola kemitraan pemerintah Pada pola ini, pengembangan kemitraan lebih condong ke arah vertikal, dengan model bapak angkat. Pada pola ini penyerapan inovasi sudah lebih maju, tetapi masih memungkinkan terjadinya eksploitasi legal bapak terhadap anak angkatnya. 3. Pola kemitraan pasar Berkembang seiring dengan munculnya ekonomi pasar dalam usaha pertanian rakyat di pedesaan. Pola inin melibatkan petani dan pemilik modal besar yang bergerak dibidang industri pengolahan dan pemasarann hasil yang bekerjasama karena kepentingan ekonomi untuk berbagi manfaat ekonomi. Dalam hal penyerapan inovasi pola ini sudah jauh lebih baik dibanding pola- pola sebelumnya, tetapi kelemahannya tetap berada pada ketergantungan petani terhadap pengusaha besar.

2.4 Studi Terdahulu