E. Manajemen Piutang
Kekuatan tekanan persaingan competitive pressures force yang dialami menyebabkan perusahaan melakukan kredit. Piutang timbul karena ada transaksi
penjualan barang atau jasa secara kredit dan pihak bank memeberi kredit kepada nasabah. Penjualan secara kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang dan kemudian pada hari jatuh tempo terjadi kas masuk yang berasal dari pengumpulan piutang. Piutang merupakan elemen modal kerja yang
selalu berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja. Pihak manager keuangan dalam pemberian kredit harus mampu membangun
sebuah sistem manajemen piutang yang optimal yaitu berkaitan dengan membangun syarat kredit, memilih system monitoring yang terapkan untuk
menjaga agar piutang ragu-ragu bad debts dapat dikendalikan, mencegah agar arus kas keluar jangan menurun dan menetapkan tindakan korektif jika muncul
perubahan diluar batas yang ditoleransi. Usaha-usaha yang dilakukan oleh pejabat-pejabat kredit dalam perkreditan
ditujukan agar kredit yang diberikan dapat kembali dengan baik dan membawa keuntungan yang diharapkan. Akan tetapi dalam perkembangan penagihan
piutang, tidak semua kredit yang diberikan berjalan lancar, sebagian lagi tidak lancar bahkan menuju arah kemacetan. Hal ini disebabkan oleh dua unsur yaitu :
1. Pihak Peruasahaan pembiayaan
Pihak analisis perusahaan pembiayaan kurang teliti atau kemampuan pihak perusahaan yang kurang dalam menilai mutu permintaan kredit yang
diajukan, analisis kredit tidak berdasarkan data yang akurat, data mengenai
Universitas Sumatera Utara
kredit nasabah tidak didokumentasikan dengan baik, kurangnya pengawasan dan pemantauan atas keadaan nasabah secara terus menerus
dan teratur. 2.
Pihak Nasabah Kredit masalah dapat terjadi akibat :
a. Adanya unsur kesengajaan
Nasabah atau debitur sengaja untuk tidak membayar kewajiban atau beritikat tidak baik kepada bank sehingga kredit yang diberikan macet.
b. Adanya unsur ketidak sengajaan
Debitur mau membayar akan tetapi kemampuan membayar kredit tidak ada. Hal ini disebabkan karena terganggunya kelancaran usaha,
kemampuan manajemen yang buruk, musibah yang dialami, kemampuan pemasaran menurun dan kecerobohan nasabah.
Menurut Sutojo 2000:345 penyelamatan kredit macet dapat dilakukan dengan cara yaitu :
a. Rescheduling Penjadwalan kembali
Bank memberi kelonggaran kepada debitur untuk penjadwalan kembali pelunasan kredit yang telah jatuh tempo dengan memperpanjang jangka
waktu kredit. Debitur diberi keringanan dalam masalah jangka waktu kredit, misalnya perpanjangan jangka waktu dari 6 enam bulan menjadi 1
satu tahun sehingga debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikan kredit. Pihak bank juga memberikan kesempatan
pelunasan kredit dilakukan dengan cara mengangsur yaitu jangka waktu
Universitas Sumatera Utara
angsuran kredit diperpanjang pembayarannya, misalnya dari 36 tiga puluh enam kali angsuran menjadi 48 empat puluh delapan kali sehingga
jumlah angsuran pun menjadi lebih kecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran.
b. Reconditioning persyaratan kembali
Mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti bunga dijadikan sebagai hutang pokok, penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu,
penurunan suku bunga dan pembebasan bunga. c.
Restructuring penataan kembali Penataan kembali persyaratan kredit dengan meninjau kembali isi
perjanjian kredit. d.
Combination Penggabungan dari rescheduling, resconditioning dan restructuring.
e. Penyitaan Jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir jika nasabah atau debitur sudah benar-benar tidak mempunyai itikad baik ataupun tidak mampu lagi
membayar semua kewajibannya.
F. Sistem Penagihan Piutang