Latar Belakang Masalah Analisis Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga pembiayaan kredit merupakan lembaga yang memberikan jasa pemberian kredit dalam bentuk barang berupa kendaraan atau yang lainnya. Dalam lembaga pembiayaan kredit ini jasa yang ditawarkan adalah kredit pembiayaan. Perusahaan pembiayaan kredit memperoleh keuntungan dari tingkat suku bunga. Di dalam memberikan kredit, pihak pembiayaan kredit harus memiliki prosedur-prosedur kredit yang akan menjadi pedoman didalam memberikan suatu kredit. Proses pemberian kredit membutuhkan pertimbangan dan analisis dari pihak manajemen kredit berdasarkan peraturan dan kebijakan lembaga pembiayaan kredit. Peraturan dan kebijakan perusahaan tersebut harus sesuai dengan peraturan Bank Sentral. Dalam proses pemberian kredit ini tidak terdapat jaminan kredit sehingga tingkat resiko yang akan ditimbulkan besar. PT Adira Dinamika Multi Finance juga merupakan lembaga pembiayaan kredit yang bergerak dalam usaha pembiayaan kredit. PT Adira Dinamika Multi Finance memberikan pelayanan kredit kepada nasabah dengan mengharapkan laba yang diperoleh dari bunga kredit tersebut. Persaingan yang ketat di dunia pembiayaan kredit ini membuat PT AdiraDinamika Multi Finance harus lebih siap di dalam memberikan segala fasilitas kredit bagi nasabahnya. Banyak pesaing yang lebih mudah memberikan kredit dan menawarkan tingkat suku bunga kredit yang lebih rendah. Universitas Sumatera Utara Pemberian kredit memuat unsur kepercayaan, artinya pihak pemberi kredit mempercayai pihak penerima kredit yaitu pihak penerima kredit akan dapat membayar kreditnya dengan lancar. Pada lembaga pembiayaan kredit terdapat dilema antara produktifitas kredit yang disalurkan dengan kualitas kredit. Pihak perusahaan menginginkan penyaluran kredit yang banyak dan berkualitas, tetapi di lapangan sering tidak sesuai dengan keinginan perusahaan. Petugas kredit banyak yang terdesak dan tertekan di dalam melakukan keputusan kredit. Setiap pemberian kredit memiliki prosedur-prosedur yang harus dipatuhi setiap petugas kredit. Tetapi karena tekanan terhadap produktifitas membuat petugas merasa tertekan dan tidak bebas didalam melakukan penilaian kredit. Kondisi pemberian kredit PT Adira Dinamika Multi Finance dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini: Tabel 1.1 Kredit Sepeda Motor yang Disalurkan PT Adira Dinamika Multi Finance Medan Tahun 2002-2006 Sumber: PT Adira Dinamika Multi Finance, 2007 Pada Tabel 1.1 dapat dilihat pertumbuhan kredit yang besar dari tahun 2002 sampai tahun 2004. Pada tahun 2005 PT Adira Dinamika Multi Finance mengalami penurunan kredit karena terlalu banyak kredit yang disalurkan tidak sesuai dengan prosedur-prosedur kredit yang telah ditentukan pada tahun Tahun Jumlah Kredit Yang Disalurkan Rp Perubahan 2002 115.436.620.500 - 2003 134.879.560.800 16,84 2004 152.794.650.700 13,28 2005 98.621.745.400 -35,45 2006 184.658.745.600 87,24 Universitas Sumatera Utara sebelumnya. Pada tahun 2005, PT Adira Dinamika Multi Finance hanya melakukan penjualan selama 8delapan bulan. Pada tahun 2006 PT Adira Dinamika Multi Finance bangkit dan berkembang dengan sumber daya manusia yang baru dan kompeten. Pernyataan diatas didukung oleh pihak devisi kredit PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan. Kredit yang disalurkan tersebut harus selalu diawasi sehingga nantinya tidak membuat masalah bagi perusahaan. Kredit yang disalurkan tersebut merupakan piutang bagi perusahaan yang memerlukan perhatian khusus. Penagihan piutang atau pelunasan pinjaman dari debitur yang tidak tertagih sesuai jadwal yang ditentukan akan berakibat buruk bagi lembaga pembiayaan kredit tersebut. Hal ini bisa disebabkan kondisi usaha debitur yang memburuk atau kondisi ekonomi makro yang berubah sehingga mempengaruhi kondisi ekonomi debitur. Selain itu bisa juga disebabkan adanya kesalahan yang disebabkan oleh pihak perusahaan didalam menganalisa kelayakan debitur dan pengawasan kredit. Kondisi Piutang yang tidak tertagih di PT Adira Dinamika Multi Finance dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini: Tabel 1.2 Jumlah Piutang Tak Tertagih PT Adira Dinamika Multi Finance Medan I Tahun 2002-2006 Sumber: PT Adira Dinamika Multi Finance, 2007 Tahun Jumlah Piutang tak tertagih Rp Perubahan 2002 3.463.098.615 - 2003 5.395.182.432 55,79 2004 7.639.732.535 41,60 2005 10.389.295.850 35,99 2006 5.539.762.368 -46,67 Universitas Sumatera Utara Pada tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa di tahun 2002 sampai tahun 2005 trend dari piutang tak tertagih PT Adira Dinamika Multi Finance mengalami kenaikan yang cukup besar. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari divisi Account Receivable kenaikan ini dipicu karena tidak dilakukannya prosedur- prosedur kredit yang telah dibuat oleh perusahaan dan penanganan yang terlambat dari pihak collector sebagai petugas didalam menangani kredit yang macet tersebut. Perubahan terjadi pada tahun 2006, piutang tak tertagih PT Adira Finance berkurang. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti: “Analisis Pemberian Kredit Dan Sistem Penagihan Piutang Pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan ”.

B. Perumusan Masalah