Penduduk Wilayah dan Penduduk

Dari letak batas-batas kota Perdagangan, maka dapat dilihat bahwa letak kota berada didua sisi yang berbeda perkebunan besar yang mengapit kota dari arah utara dan selatan kota. Hal ini disimpulkan bahwa peranan kota ini juga sangat membantu perkembangan perkebunan-perkebunan tersebut baik dibidang ekonomi,sosial masyarakat dari kedua perkebunan tersebut. Dengan letaknya diapait dua perkebunan besar maka, pada umumnya para pihak perkebunan dan masyarakat perkebunan juga melakukan kegiatan okonomi di Perdagangan. Dengan adanya hubungan timbal balik tersebut akan mengakibatkan pertumbuhan kota Perdagangan semakin cepat dimana kota menyediakan segala kebutuhan masyarakat, sedangkan pada masyarakat kedua perkebunan tersebut memanfaatkan fungsi kota sebagai tempat mencari segala kebutuhan baik sandang, pangan, pakaian dan kebutuhan lainnya.

B. Penduduk

Kota merupakan pusat kegiatan, dan karenanya kota menjadi perhatian bagi penduduk di daerah sekitarnya. Banyak penduduk dari desa ke kota untuk keperluan masing-masing seperti berdagang, dan keperluan lainnya baik yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun hanya berlibur dan menikmati fasilitas yang ada di kota tersebut. Demikian hal dengan para pelajar yang datang ke kota untuk keperluan belajar, turut meramaikan daerah kota 18 Pemekaran Nagori Perdagangan menjadi Kelurahan Perdagangan I dan Nagori Perdagangan II, merubah komposisi penduduk di Kota Perdagangan yang . 18 R. Bintarto, Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya, Jakarta: Ghalia indonesia, 1983, hal 40 notabenenya adalah wilayah Kelurahan Perdagangan I. Berikut adalah komposisi penduduk Kota Perdagangan di awal pemekaran: Tabel I : Komposisi Penduduk Kelurahan Perdagangan Menurut Suku Bangsa NO Suku Bangsa Jumlah Jiwa Persentase 1 Simalungun 3.168 Jiwa 30 2 Jawa 2.852 Jiwa 27,9 3 Tapanuli 2.320 Jiwa 22,7 4 Cina 972 Jiwa 9,5 5 Minang Kabau 347 Jiwa 3,4 6 Batak Karo 323 Jiwa 3,2 7 Dan Lain-lain 220 Jiwa 2,2 Jumlah 10.202 Jiwa 100 Sumber :Badan Pusat Statistik Kec.Bandar Dalam Angka tahun 1982 Dari data di atas menunjukkan bahwa suku bangsa Simalungun yang mayoritas masih mendiami kota Perdagangan, namun pada kolom kedua tampak perbedaan yang mencolok yakni terjadinya perubahan antara suku bangsa Tapanuli dengan suku bangsa Jawa. Pada saat wilayah Perdagangan masih berstatus sebagai sebuah desa, mayoritas penduduk suku bangsa Tapanuli masih dominan menempati wilayah kota Perdagangan, namun pada saat wilayah Perdagangan dibagi menjadi dua yakni dibentuknya Kelurahan Perdagangan maka terjadi pergeseran dominasi dari suku bangsa Tapanuli. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya para penduduk dari suku bangsa Tapanuli yang melakukan imigrasi atau memilih meninggalkan Perdagangan ke daerah lain baik di sekitar wilayah kecamatan Bandar maupun keluar propinsi. Pertambahan jumlah penduduk dari suku bangsa Jawa mengalami peningkatan dikarenakan semakin banyaknya suku bangsa Jawa yang berdomisili di Perdagangan, baik yang datang dari luar daerah kecamatan Bandar maupun yang berasal dari kecamatan tetangga, semisalnya dari daerah pemondokan perkebunan. Kemudian, setelah itu disusul oleh suku bangsa Cina yang banyak mendiami daerah pusat kota Perdagangan, baru kemudian suku-suku bangsa lainnya. Banyaknya suku bangsa yang mendiami daerah kota Perdagangan mengakibatkan adanya bermacam-macam kepercayaan atau agama. Mayoritas penduduk kota perdagangan adalah beragama Islam. Penduduk yang menganut agama Islam tersebut karena kebanyakan suku bangsa Jawa, Melayu, dan ditambah dari suku bangsa Minangkabau, selain itu juga masyarakat Tapanuli, Simalungun juga sebahagian memeluk agama Islam. Penganut agama Kristen adalah suku bangsa Batak Toba, Simalungun, Karo, serta sedikit masyarakat Cina. Suku bangsa Cina di Kota Perdagangan merupakan mayoritas pemeluk agama Buddha. Berikut adalah gambaran tentang penduduk Kota Perdagangan ditahun 1982 berdasarkan kelompok agama: Tabel II : Distribusi Penduduk Kelurahan Menurut Agama No Agama yang Dianut Jumlah Persentase 1 Islam 6.036 Jiwa 59,1 2 Protestan 2.186 Jiwa 21,4 3 Khatolik 701 Jiwa 6.9 4 Buddha 1.240 Jiwa 12,2 5 Hindu 22 Jiwa 0,2 6 Lainnya 17 Jiwa 0,167 Jumlah 10.202 Jiwa 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Kec.Bandar Dalam Angka tahun 1982 Di kota Perdagangan, walaupun terdapat perbedaan agama atau kepercayaan dan jumlah pemeluknya tidak pernah menjadi penghalang bagi penduduk kota Perdagangan untuk saling hidup rukun dan damai sebagai satu bangsa dan negara, Republik Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Menurut angka tahun 1982 jumlah penduduk kota Perdagangan seluruhnya mencapai 10.202 jiwa, yang terdiri dari 3498 kepala keluarga dengan perincian lebih banyak wanita daripada pria. Agar kita dapat memahami pertumbuhan jumlah penduduk di kota Perdagangan, maka kita dapat melihat tabel berikut ini: Tabel IV : Distribusi Penduduk Kelurahan Perdagangan Menurut Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah 1 Pria 5.078 Jiwa 2 Wanita 5.124 Jiwa Jumlah 10.202 Jiwa Sumber : Badan Pusat Statistik Kec. Bandar Dalam Angka tahun 1982 Dari tabel di atas jelas terlihat bahwa perbedaan penduduk berdasarkan jenis kelamin, jumlah pria lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah wanita yaitu 5078 jiwa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut adalah banyaknya pemuda yang meninggalkan kota Perdagangan untuk melanjutkan sekolah keperguruan tinggi di luar daerah, atau mencari pekerjaan di daerah lain. Pada umumnya para pemuda ini merantau ke kota- kota terdekat yakni kota Pematang Siantar, Tebing Tinggi, Kisaran, Lubuk Pakam dan ke kota Medan. Faktor lain, yaitu angka kelahiran wanita lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka kelahiran pria.

3.2 Perekonomian