BAB III
PERKEMBANGAN KOTA PERDAGANGAN 1980-1999
Pembangunan daerah merupakan salah satu unsur penunjang di dalam mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang merata material maupun spiritual,
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Agar pertumbuhan dan perkembangan dapat terarah maka setiap unsur wilayah harus dapat dimanfaatkan secara maksimal, serasi, dan seimbang sesuai
rencana dan program tertentu. Pembagian daerah tersebut disesuaikan dengan susunan pemerintahannya yang ditetapkan berdasarkan undang-undang, dengan
mengingat dasar pemusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara dan hak-hak asal usul daerah-daerah yang istimewa.
Dalam penjelasan UUD 1945 pasal 18 diterangkan bahwa daerah Indonesia akan dibagi pula ke dalam beberapa daerah propinsi. Daerah propinsi akan pula
dibagi ke dalam beberapa daerah-daerah kecil. Daerah-daerah ini dapat bersifat otonom atau bersifat daerah administratif, sesuai dengan aturan yang akan ditetapkan
dengan undang-undang.
3.1 Wilayah dan Penduduk
A. Wilayah
Pada tahun 1980 Nagori Perdagangan dimekarkan menjadi dua, yakni Nagori Perdagangan II dan Kelurahan Perdagangan I. Pemekaran ini berimplikasi terhadap
pemisahan baik dalam hal letak maupun luas wilayah pemerintahan masing-masing.
Untuk itu, sesuai dengan Surat Keputusan Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten yang ditandatangani oleh Bupati Simalungun, yang diperkuat adanya Undang-
Undang No.5 tahun 1974, maka letak geografis dan monografi Kelurahan Perdagangan I adalah dengan perincian bahwa : luas wilayah Kelurahan Perdagangan
I berkisar 125ha dan berada pada ketinggian 82 meter diatas permukaan laut, dengan
rata-rata curah hujan 1,66 mmtahun. Kota Perdagangan mempunyai iklim tropis, di mana terdapat musim hujan dan musim kemarau setiap tahunnya. Daerah Kota
Perdagangan ini terletak berkisar 200km dari kota Medan, ibu kota propinsi Sumatera utara dan berkisar 40km dari kota Pematang Siantar ibu kota Kabupaten Simalungun.
Perdagangan merupakan ibukota Kecamatan Bandar, yang merupakan salah satu kota terbesar kedua setelah kota Pematang siantar yang berada di wilayah
pemerintahan kabupaten Simalungun. Kota Perdagangan juga kota yang dilintasi oleh jalan lintas antar kota yaitu Jalan Sisingamangaraja dan jalan ini dapat
disebutkan juga sebagai jalan lintas antar propinsi. Dengan demikian kota Perdagangan berada pada posisi yang strategis dalam hubungannya dengan daerah
yang ada di Sumatera Utara khususnya untuk wilayah kabupaten Simalungun dan kabupaten lainnya.
Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Perdagangan adalah
17
17
Badan Pusat Statistik kec.Bandar Dalam Angka 1982.
: Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Perkebunan Bah Lias Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan Perkebunan Sei-Mangkei Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Desa Perdagangan Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Bandar Jawa dan Nagori Bandar
Dari letak batas-batas kota Perdagangan, maka dapat dilihat bahwa letak kota berada didua sisi yang berbeda perkebunan besar yang mengapit kota dari arah utara
dan selatan kota. Hal ini disimpulkan bahwa peranan kota ini juga sangat membantu perkembangan perkebunan-perkebunan tersebut baik dibidang ekonomi,sosial
masyarakat dari kedua perkebunan tersebut. Dengan letaknya diapait dua perkebunan besar maka, pada umumnya para pihak perkebunan dan masyarakat perkebunan juga
melakukan kegiatan okonomi di Perdagangan. Dengan adanya hubungan timbal balik tersebut akan mengakibatkan pertumbuhan kota Perdagangan semakin cepat dimana
kota menyediakan segala kebutuhan masyarakat, sedangkan pada masyarakat kedua perkebunan tersebut memanfaatkan fungsi kota sebagai tempat mencari segala
kebutuhan baik sandang, pangan, pakaian dan kebutuhan lainnya.
B. Penduduk