kerangka teori sebagai landasan berfikir yang menggambarkan dari sudut mana penulis menyoroti masalah yang ditelitinya. Kerangka teori adalah bagian dari
penelitian tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel, atau masalah yang ada dalam
penelitian Arikunto, 2002:92. Dalam penelitian ini diperlukan adanya kumpulan teori-teori yang
memberikan pemahaman yang jelas bagi peneliti dalam memahami permasalahan yang diteliti. Berbagai teori yang dikemukakan dalam kerangka teori merupakan
sarana untuk menjawab rumusan masalah dan sebagai landasan teoritis dan menjadi pedoman untuk melakukan analisis dalam penelitian ini. Adapun yang
menjadi kerangka teori pada penelitian ini adalah sebagi berikut:
1.5.1 Implementasi Kebijakan
Kebijakan publik mengandung tiga komponen dasar, yaitu: 1 tujuan yang hendak dicapai, 2 sasaran yang spesifik, dan 3 cara mencapai tujuan. Cara
mencapai sasaran inilah yang sering disebut dengan implementasi, yang biasanya diterjemahkan ke dalam program, aksi, dan aktivitaskegiatan. Implementasi
kebijakan merupakan salah satu tahapan penting dalam proses kebijakan karena kebijakan publik yang dibuat akan bermanfaat bila diimplementasikan. Terdapat
beberapa konsep mengenai implementasi kebiajakan yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Secara Etimologi, implementasi menurut kamus Webster adalah
“Konsep implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement. Dalam kamus besar webster, to implement mengimplementasikan berarti to provide the
means for carrying out menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu; dan
to give proctical effect to untuk menimbulkan dampakakibat terhadap sesuatu Webster dalam Wahab 2006:64.
Pengertian implementasi dijelaskan juga menurut Van Meter dan Van Horn bahwa Implementasi adalah “tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
individu-individupejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan
dalam keputusan kebijakan” Van Meter dan Van Horn dalam Wahab, 2006:65. Definisi lain juga diutarakan oleh Daniel A. Mazmanian dan Paul A.
Sabatier 1983 menjelaskan makna implementasi dengan mengatakan bahwa “Memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan
berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijakan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan kegiatan yang timbul sesudah disahkannya
pedoman-pedoman kebijakan negara, yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat-akibatdampak
nyata pada masyarakat atau kejadian kejadian”. Mazmanian dan Sabatier juga memberikan gambaran bagaimana melakukan implementasi kebijakan dengan
langkah sebagai berikut: 1
Mengidentifikasi masalah yang harus diintervensi, 2
Menegaskan tujuan yang hendak dicapai, dan 3
Merancang struktur proses implementasi, dengan demikian program harus disusun secara jelas, jika masih bersifat umum maka program harus
diterjemahkan secara lebih operasional menjadi proyek.
Berdasarkan beberapa definisi yang disampaikan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan oleh pelaksana kebijakan dengan harapan akan memperoleh suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran dari suatu kebijakan itu sendiri.
Implementasi melibatkan usaha dari policy makers pembuat kebijakan untuk mempengaruhi street level bureaucracy pelaksana kebijakan untuk memberikan
pelayanan atau mengatur perilaku target group sasaran kebijakan. Tanpa suatu kegiatan implementasi, maka suatu kebijakan yang telah dirumuskan akan
menjadi sia-sia. Dengan demikian implementasi kebijakan merupakan rantai tindakankegiatan
yang menghubungkan formulasi kebijakan dengan hasil outcome kebijakan yang diharapkan dan didalamnya aktorpelaksana,
organisasi, prosedur, dan teknik dipakai secara bersamaan dan simultan.
1.5.2 Model Implementasi Kebijakan George Edward III