Tokoh dan Penokohan Penggunaan Gaya Bahasa untuk Menyampaikan Intrinsik Cerpen Senyum dan
Beberapa waktu kemudian tokoh Aku mengingat kenangan masa lalunya ketika dia dalam keadaan tubuh yang terluka dan ketakutan yang menimpanya.
Ia masih memikirkan kenangan yang pernah dialami. Hal itu menunjukkan bahwa tokoh Aku mempunyai ingatan kenangan yang cukup kuat. Hal tersebut
terlihat dalam kutipan berikut. Tapi air mata susah sekali membendungnya. Untuk mengimbangi, kenangan
aku biarkan pula mengalir sebebas-bebasnya.
11
Sifat pantang menyerah yang dilakukan oleh tokoh Aku menjadikan semangat dan maju terus dalam bertempur. Dari awal cerita sampai akhir cerita
tokoh aku tidak berubah akan sifatnya, semangat dan pantang menyerah membuatnya kuat. Sehingga tokoh Aku merupakan tokoh datar karena dari awal
sampai akhir cerita watak dan sifatnya tidak berubah. Aku tersentak bangun oleh kesadaran, bahwa aku tidak bermimpi. Aku luka.
Aku harus menyelamatkan diri. Aku harus maju terus. Dan aku merangkak lagi.
12
2 Bocah
Bocah digambarkan dengan anak kecil yang berumur lima tahun. Tokoh Bocah ini juga digambarkan dengan kepala botak dan matanya bulat besar dan
polos. “Makamnya di atas di bukit itu, Pak,” kata bocah cilik yang Cuma pakai
celana kolor hitam dan membawa pecut. Aku tersenyum sambil membelai kepala botaknya.
13
Selain itu, Bocah merupakan tokoh yang jujur dalam menyampaikan sesuatu. Ia lahir di tahun 1949 tepatnya ketika masih ada perang. Tokoh Bocah
ini juga merupakan tokoh komplementer yang merupakan tokoh tambahan sebagai pelengkap dalam cerita. Ia hanya muncul di awal cerita saja ketika
11
Ibid., h.19.
12
Ibid., h.21.
13
Ibid., h. 9.
penjelasan mengenai makam Jono. Ciri fisik lainnya, Bocah itu mempunyai perut gendut, wajah dan dada penuh debu.
Kemudian kupandang bocah itu dengan seksama. Kepalanya bulat, mata hitam, mulut kecil, perut gendut, wajah dan dada penuh debu. Celana
hitamnya sampai ke bawah lutut. Kurasa tanganku gatal melihat perupaannya.
14
Bocah dalam cerpen Senyum yang ada dalam kumpulan cerpen Hujan Kepagian karya Nugroho Notosusanto merupakan tokoh datar. Dari awal hingga
akhir cerita Bocah mempunyai sifat dan sikap polos serta jujur. Dengan kepolosan dan kejujurannya ia menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan
oleh tokoh Aku.
3 Pak Karto
Seperti yang terjadi dengan Bocah, Pak Karto juga merupakan tokoh pendukung dalam cerita. Ia merupakan tokoh komplementer, pelengkap dalam
cerita. Pak Karto digambarkan sebagai tokoh politisi yang sedang berjuang di Pemilihan Umum. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.
Pak Karto dan tetangga-tetangganya berubah. Bahwa ia punya almari palang merah berisi obat-obatan dan pembalut di mejanya penuh berserakan buku-buku
dan brosur-brosur buta huruf PPK serta selebaran Pemilihan Umum di mana dulu hanya terdapat tembakau krosok di dalam slepen dan teko berisi teh encer,
hanyalah tanda-tanda lahir daripada perubahan jiwa. Perubahan-perubahan yang hakiki tampak, kalau mereka berbicara tentang koperasi, transmigrasi dan pajak
seperti ekonom sejati dan membicarakan arti republik serta kesehatan rakyat seperti negarawan yang berpengalaman. Dan betapa bangganya mereka akan
gedung SMP baru yang kira-kira lima tahun yang lalu dimulai pelajaran- pelajarannya oleh anak-anak Mobilisasi Pelajar.
15
Pak Karto digambarkan sebagai seorang yang sedang memperebutkan kursi jabatan dalam Pemilihan Umum. Ia berkampanye dengan selebaran Pemilihan
14
Ibid., h.10.
15
Ibid., h.11.
umum dan juga menarik hati masyarakat dengan fasilitas kesehatan yang disediakannya. Pak Karto tidak begitu banyak diceritakan dalam cerita.
4 Jono
Dalam cerpen Senyum Karya Nugroho Notosusanto, Jono merupakan tokoh sekunder. Peran Jono juga penting dalam cerita karena ia merupakan tokoh
sekunder yang merupakan tokoh penting kedua setelah tokoh Aku. Jono menjadi tokoh yang cukup banyak mengambil peranan penting dalam cerita karena ia
merupakan pihak yang paling banyak diceritakan oleh tokoh primer. Jono dalam cerita memiliki sifat berani dan rela berkorban bagi bangsa dan negaranya. Hal
demikian dapat dilihat dari kutipan berikut. Kami temui badanmu tertelungkup. Pakaianmu koyak-koyak. Lengan kaki kanan
remuk. Badanmu kami telentangkan. Dan kami semua heran, karena engkau tersenyum. Kita semua sudah kerap melihat anak-anak yang gugur. Wajahnya ada
yang tenang seperti tidur, tetapi kebanyakan wajahnya menyeringai atau matanya membelalak karena kesakitan.
16
Jono meninggal pada tanggal 7 Mei 1949 di usia 18 tahun. Ia juga sangat sayang terhadap adik kecilnya yang bernama Tati. Ketika ia meninggal masih
menyimpan foto adiknya di saku pakaiannya. Di bawahnya ada sepotong marmer yang ditulisi nama Jono selengkapnya, di
bawah tertulis gugur di tempat ini pada usia 18 tahun, di bawah lagi 7 Mei 1949.
17
Dalam saku-sakumu hanya kami temukan lap senjata, buku nyanyian dan ORI Rp 100,00. Masih ada juga foto Tati, adikmu tunggal.
18
5 Tati
Tati merupakan tokoh pelengkap dalam cerita cerpen Senyum karya Nugroho Notosusanto. Tati digambarkan dengan seorang gadis kecil berumur tiga
tahun yang bermain-main dengan kucingnya. Ia bersifat polos dan lucu.
16
Ibid., h. 13.
17
Ibid., h. 12.
18
Ibid. h. 14.
Tati, adikku tunggal yang umurnya baru tiga tahun, bercakap-cakap dengan temannya. Ia bertolak pinggang dan berganti-ganti berdiri pada kaki kiri dan kaki
kanan. Senyumnya mengiming- imingi lucu sambil berkata, “Mas Jon beljuang,
masku punya bedil.”
19
Selain itu Tati juga penakut. Tati sangat takut terhadap Belanda. Yang paling ia takuti ialah kalau Jono, kakaknya ditangkap oleh Belanda. Hal ini dapat
dilihat dalam kutipan berikut. “Nanti Mas Jon dibawa oleh Belanda” Tati dipeluknya. Tati melepaskan diri dari
pelukan lalu lari kepadaku sambil menangis dan kemudian memeluk pinggangku. Dan ibu berkata, “st, jangan keras-keras, nanti Belanda datang.” Dan Tati
menyembunyikan mukanya ke dada ibu.
20
6 Ibu
Dalam cerpen Senyum karya Nugroho Notosusanto, Ibu merupakan tokoh komplementer atau pelengkap. Ibu dalam cerita digambarkan dengan sifatnya yang
bijak dan selalu mengingatkan. “Hus Tatik, tak boleh berkata begitu” Kemudian kudengar ibu mengucapkan
A’udzubillah biar perkataan Tati jadi kenyataan.
21
Tokoh dan Penokohan dalam cerpen Bayi karya Nugroho Notosusanto adalah sebagai berikut.
1 Aku
Dalam cerpen Bayi karya Nugroho Notosusanto, tokoh Aku merupakan tokoh primer. Selain tokoh protagonis atau tokoh utama, tokoh aku memiliki sifat
pemberani. Sifat pemberaninya ini ia buktikan ketika melawan rasa takut untuk melawan tentara Belanda. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut.
19
Ibid., h. 21.
20
Ibid., h. 22.
21
Ibid.,
Aku jalan terus setengah merangkak kalau- kalau ada “kiriman timah” dari tempat
pertempuran. Payah sayap kanan disodok lebih dahulu oleh Belanda, tapi sayap kiri yang masih sepi.
Keringatku sudah mulai bercucuran dan tanganku mulai gugup. Untuk kesekian kalinya aku mulai pergulatan dengan takut, suatu pekerjaan rutin, namun sama
beratnya setiap kali harus dilakukan. Kalau takut sudah aku kalahkan.
22
Kenyataannya seorang prajurit pun ketika menghadapi situasi pertempuran akan merasa gugup dan takut, hal tersebut dialami oleh tokoh aku. Gaya bahasa
hiperbola menjadi penambah watak tokoh aku yang penakut, yaitu ketika ketika keringatnya mulai bercucuran dan tangannya mulai gugup. Selain penakut dan
pemberani, tokoh Aku juga mempunyai sifat penolong dan rela berkorban. Tokoh Aku termasuk tokoh bulat karena dari awal sampai akhir cerita sifatnya berubah-
ubah. Ketika ia sedang bertempur dalam perang dan ia mendengarkan suara tangis bayi Mbok Simin, ia ingin membantu menolongnya.
Bayi itu masuk hitungan juga, bahkan suaranya yang paling keras. Bayi itu harus diselamatkan. Sebentar lagi mungkin terjadi perbenturan di sini.
23
2 Mbok Simin
Mbok Simin digambarkan sebagai seorang ibu yang bertanggung jawab, melindungi anaknya, dan ibu yang lemah. Ia juga memiliki ciri-ciri fisik masih
muda dan tidak jelek. Mbok Simin masih muda dan tidak jelek, namun suci di tengah-tengah prajurit-
prajurit. Ia mengangguk. Kami menghampiri tempat itu. Mbok Simin terbaring menghadap ke dinding seolah mau melindungi bayinya. Ia merintih lembut-
lembut.
Ia menjadi tokoh komplementer atau pelengkap dalam cerpen Bayi karya Nugroho Notosusanto. Keberadaannya membuat tambahan dalam cerita selain
tokoh primer dan tokoh sekunder.
22
Ibid., h. 55.
23
Ibid., h. 59.
3 Tentara Belanda
Tentara Belanda merupakan tokoh sekunder. Kehadirannya juga dianggap penting dalam cerpen Bayi Karya Nugroho Notosusanto. Tentara Belanda menjadi
tokoh yang cukup banyak menambil peranan dan bagian dalam cerita. Ia digambarkan dengan tokoh hijau dan bule. Tentara Belanda peduli dan
ingin menolong keselamatan Mbok Simin dan bayinya. Ia bersifat penolong. Tak hanya itu, ia juga digambarkan sebagai sosok yang ramah terhadap musuh yang
dalam cerita ialah tokoh Aku. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut. Ia mencoba tersenyum, masih agak ragu-ragu. Kemudian mengulurkan tangan
kanannya. Aku melihat pada tangannya, ke wajahnya kemudian pada Mbok Simin dan bayi yang terbaring.
24
4 Kromo
Kromo dalam cerita merupakan tokoh komplementer. Kehadirannya hanya sebagai pelengkap dalam cerita. Ia hanya terdapat di akhir cerita. Hal demikian
dapat dilihat dari kutipan berikut. Kromo yang mula-mula ketakutan. Dengan beberapa perkataan aku terangkan
namun ia curiga. Mungkin dia kira aku mata-mata.
25
Ia memiliki sifat takut dan curiga karena belum tahu akan niat tokoh Aku yang sebenarnya. Tokoh aku menghampiri rumah Kromo dengan Tentara Belanda.
Hal itu yang membuat curiga bagi Kromo. Padahal, tokoh aku dan Tentara Belanda hanya ingin menolong Mbok Simin dan Bayinya untuk diselamatkan di
rumah Kromo demi perlindungan keamanan.
24
Ibid., h. 61.
25
Ibid., h. 62