“Bayi” Gaya Bahasa yang Terdapat dalam Kumpulan Cerpen Hujan Kepagian
h. “Suaranya seperti senapan Eddystone.”
124
Kalimat tersebut
dikategorikan sebagai kalimat yang bergaya bahasa simile karena membandingkan dan mengibaratkan suara seperti senapan. Makna
gaya bahasa yang terdapat dalam penggalan kalimat tersebut adalah menguatkan pengibaratan. suaranya dalam kalimat tersebut dikuatkan
pengibaratannya dengan senapan oleh kata seperti. i.
“Aku jatuh ke tanah seperti batu.”
125
Kalimat tersebut dikategorikan sebagai kalimat yang bergaya bahasa simile karena jatuh ke tanah
diibaratkan dengan batu. Makna gaya bahasa yang terdapat dalam penggalan kalimat tersebut adalah menekankan pengibaratan. Jatuh ke
tanah dalam kalimat tersebut ditekankan pengibaratannya dengan batu oleh kata seperti.
Simile-simile dalam kalimat-kalimat yang diuraikan tersebut mempunyai
arti memaparkan,
menekankan, menguatkan,
dan menegaskan. Gaya bahasa simile yang terdapat dalam cerpen Bayi
terdapat 4 makna gaya bahasa menekankan, 3 makna menguatkan, 1 makna memaparkan, dan 1 makna menegaskan. Dengan demikian dapat
disimpulkan makna yang lebih banyak digunakan adalah menekankan.
2 Personifikasi
Diperoleh sebanyak lima belas kalimat yang menggunakan gaya bahasa personifikasi. Kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
a “Bunyi”blug” melemparkan aku tertelungkup ke tanah.”
126
Kalimat tersebut dikategorikan sebagai kalimat yang bergaya bahasa
personifikasi karena bunyi dianggap bisa melemparkan seperti yang dilakukan oleh manusia, padahal bunyi bukan merupakan benda hidup.
124
Ibid., h. 61.
125
Ibid., h. 57.
126
Ibid., h. 55.
Gaya bahasa personifikasi yang digunakan dalam penggalan kalimat tersebut mempunyai makna menekankan sifat insani dengan
menggunakan kata melemparkan yang dilakukan oleh bunyi. b
“Aku tidak merebahkan diri, pikirku memaafkan pohon kelapa.”
127
Kalimat tersebut dikategorikan sebagai kalimat yang bergaya bahasa personifikasi karena pikiran dianggap bisa memaafkan seperti
manusia. Gaya bahasa personifikasi yang digunakan dalam penggalan kalimat tersebut mempunyai makna menguatkan sifat insani dengan
menggunakan kata memaafkan yang dilakukan oleh pohon kelapa. c
“Kenapa ada pertempuran tak memadamkan lampu, pikirku dibuai marah dan kasihan.”
128
Kalimat tersebut dikategorikan sebagai kalimat yang bergaya bahasa personifikasi karena menganggap pikiran bisa
membuai marah dan kasihan. Gaya bahasa personifikasi yang digunakan dalam penggalan kalimat tersebut mempunyai makna
menegaskan sifat insani dengan menggunakan kata dibuai yang dilakukan oleh pikirku.
d “Puputangin
yang sejuk menggigilkan badanku yang kurang lemak.”
129
Kalimat tersebut dikategorikan sebagai kalimat yang bergaya bahasa personifikasi karena menganggap puputangin bisa
menggigilkan seperti manusia. Gaya bahasa personifikasi yang digunakan dalam penggalan kalimat tersebut mempunyai makna
menguatkan sifat insani dengan menggunakan kata menggigilkan yang dilakukan oleh sejuk.
e “Di
kejauhan mortir-mortir mengaum dan senapan-senapan menyalak.”
130
Kalimat tersebut dikategorikan sebagai kalimat yang bergaya bahasa personifikasi karena mortir dianggap bisa mengaum.
127
Ibid
128
Ibid., h. 56.
129
Ibid
130
Ibid
Gaya bahasa personifikasi yang digunakan dalam penggalan kalimat tersebut mempunyai makna menekankan sifat insani dengan
menggunakan kata menyalak yang dilakukan oleh senapan. f
“Indra keenam mengerem langkah yang gegabah itu.”
131
Kalimat tersebut dikategorikan sebagai kalimat yang bergaya bahasa
personifikasi karena indra keenam dianggap bisa mengerem seperti kendaraan. Gaya bahasa personifikasi yang digunakan dalam
penggalan kalimat tersebut mempunyai makna menekankan sifat insani dengan menggunakan kata mengerem yang dilakukan oleh
langkah. g
“Peluru-peluru juga sibuk berdesingan di atas bukit.”
132
Kalimat tersebut dikategorikan sebagai kalimat yang bergaya bahasa
personifikasi karena peluru dianggap sibuk seperti manusia. Gaya bahasa personifikasi yang digunakan dalam penggalan kalimat
tersebut mempunyai makna menguatkan sifat insani dengan menggunakan kata sibuk yang dilakukan oleh peluru.
h “Bau mesiu mengejarku dari muka dan tangis bayi makin meruwetkan
keadaan.”
133
Kalimat tersebut dikategorikan sebagai kalimat yang bergaya bahasa personifikasi karena bau mesiu dianggap bisa
mengejar layaknya manusia. Gaya bahasa personifikasi yang digunakan dalam penggalan kalimat tersebut mempunyai makna
menegaskan sifat insani dengan menggunakan kata mengejarku yang dilakukan oleh bau mesiu.
i “Di belakangnya aku mengusap peluh yang menggelapkan
pemandangan.”
134
Kalimat tersebut dikategorikan sebagai kalimat yang bergaya bahasa personifikasi karena menganggap peluh
131
Ibid
132
Ibid., h. 57
133
Ibid
134
Ibid
menggelapkan seperti kegiatan manusia. Gaya bahasa personifikasi yang digunakan dalam penggalan kalimat tersebut mempunyai makna
menegaskan sifat insani dengan menggunakan kata menggelapkan yang dilakukan oleh peluh.
j “Kesadaranku sebentar-bentar dikaburkan kenangan.”
135
Kalimat tersebut dikategorikan sebagai kalimat yang bergaya bahasa
personifikasi karena menganggap kenangan melakukan kegiatan kabur. Gaya bahasa personifikasi yang digunakan dalam penggalan
kalimat tersebut mempunyai makna menguatkan sifat insani dengan menggunakan kata dikaburkan yang dilakukan oleh kesadaranku.
k “Aku lihat laras senjataku menggigil lalu jatuh ke tepi lesung itu.”
136
Kalimat tersebut dikategorikan sebagai kalimat yang bergaya bahasa personifikasi karena menganggap laras senjata bisa menggigil. Gaya
bahasa personifikasi yang digunakan dalam penggalan kalimat tersebut mempunyai makna menekankan sifat insani dengan
menggunakan kata menggigil yang dilakukan oleh senjataku. l
“Brondongan mortir yang seolah-olah mau mencengkam bukit itu dengan tiga
orang yang berada di atasnya makin mendekat.”
137
Kalimat tersebut dikategorikan sebagai kalimat yang bergaya bahasa personifikasi karena mortir dianggap mencengkam. Gaya bahasa
personifikasi yang digunakan dalam penggalan kalimat tersebut mempunyai makna menekankan sifat insani dengan menggunakan
kata mencengkam yang dilakukan oleh mortir. m
“Sebuah pikiran menyerbu ke dalam kepala.”
138
Kalimat tersebut dikategorikan sebagai kalimat yang bergaya bahasa personifikasi
karena pikiran dianggap bisa menyerbu seperti hal yang bisa dilakukan
135
Ibid. h. 58.
136
Ibid
137
Ibid., h. 59.
138
Ibid., h. 61.
manusia. Gaya bahasa personifikasi yang digunakan dalam penggalan kalimat tersebut mempunyai makna menegaskann sifat insani dengan
menggunakan kata menyerbu yang dilakukan oleh pikiran. n
“Jantungku memukul-mukul lagi dari dalam.”
139
Kalimat tersebut dikategorikan sebagai kalimat yang bergaya bahasa personifikasi
karena menganggap jantung melakukan kegiatan pukul seperti manusia. Gaya bahasa personifikasi yang digunakan dalam penggalan
kalimat tersebut mempunyai makna menguatkan sifat insani dengan menggunakan kata memukul-mukul yang dilakukan oleh jantung.
o “Sebuah ledakan hebat melemparkan kami ke tanah.”
140
Kalimat tersebut dikategorikan sebagai kalimat yang bergaya bahasa
personifikasi karena menganggap ledakan melakukan kegiatan melempar. Gaya bahasa personifikasi yang digunakan dalam
penggalan kalimat tersebut mempunyai makna menekankan sifat insani dengan menggunakan kata melemparkan yang dilakukan oleh
ledakan. Personifikasi-personifikasi dalam kalimat-kalimat yang diuraikan
tersebut mempunyai arti menekankan, menguatkan, dan menegaskan. Gaya bahasa personifikasi yang terdapat dalam cerpen Bayi terdapat 6
makna gaya bahasa menekankan, 5 makna menguatkan, dan 4 makna menegaskan. Dengan demikian dapat disimpulkan makna yang lebih
banyak digunakan adalah menekankan.