Pengertian Gaya Bahasa Hakikat Gaya Bahasa
anakronisme.
9
Damayanti dalam Buku Pintar Sastra Indonesia membagi jenis gaya bahasa ke dalam empat kelompok, yaitu 1 gaya bahasa perulangan,
meliputi aliterasi, asonansi, antanaklasis, kiasmus, epizeukis, tautotes, anafora, epistrofa, simploke, mesodilopsis, epanalepsis, dan anadiplosis, 2
gaya bahasa perbandingan, meliputi perumpamaan, metafora, personifikasi, depersonifikasi, alegori, antitesis, pleonasme dan tautologi, perifrasis,
antisipasi, dan koreksio, 3 gaya bahasa pertentangan, meliputi hiperbola, litotes, ironi, oksimoron, paronomasia, zeugma dan silepsis, satire, inuendo,
antifrasis, paradoks, klimaks, antiklimaks, apostrof, anastrof, apofasis, histeron proteron, hipalase, sinisme, dan sarkasme, 4 gaya bahasa pertautan,
meliputi metonimia, sinekdoke, alusio, eufimisme, eponim, antonomasia, epitet, erotesis, paralelisme, elipsis, gradasi, asindeton, dan polisindeton.
10
Sedangkan Semi membedakan jenis gaya bahasa berdasarkan persamaan metafora, meliputi alegori, personifikasi, hiperbola, litotes, dan eufemisme,
serta berdasarkan hubungan metonimia, meliputi sinekdoke pars prototo, sinekdoke totem proparte, ironi, inversi, repetisi, koreksi, klimaks,
antiklimaks, antitesis, pertanyaan retoris, alusio, paralelisme, sarkasme, simbolik, pleonasme, paradoks, proterito, asindeton, dan polisindeton.
11
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis cenderung mengacu pada pendapat Tarigan bahwa jenis gaya bahasa dapat dibagi dalam empat
jenis, yaitu 1 gaya bahasa perbandingan, 2 gaya bahasa pertentangan, 3 gaya bahasa pertautan, dan 4 gaya bahasa perulangan. Adapun penjelasan
masing-masing jenis gaya bahasa di atas adalah sebagai berikut.