Profesionalisme Pengalaman Kerja Tinjauan Literatur

24 Selain dari pada itu internal audit juga berperan dalam membantu manajemen seperti yang dikemukakan oleh Sawyer 2009, departemen internal audit mampu membantu manajemen dalam: a. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak. b. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko. c. Memvalidasi laporan ke manajemen senior. d. Membantu manajemen pada bidang teknis. Auditor internal sangat membantu manajemen dengan mengevaluasi sistem kontrol dan menunjukkan kelemahan-kelemahan dalam kontrol internal. Tetapi harus diingat bahwa auditor internal membantu manajemen, bukan berperan sebagai manajer itu sendiri Sawyer‟s, 2009. Berdasarkan uraian di atas peranan internal audit mencakup beberapa aspek yang ada di dalam sebuah perusahaan, seperti: keandalan dan integritas laporan keuangan dan informasi operasional perusahaan, efektivitas dan efisiensi aktivitas operasional perusahaan, pengamanan aset perusahaan, dan kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku.

6. Profesionalisme

Secara konseptual, terdapat perbedaan makna antara profesi dan profesional. Profesi merupakan suatu jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria Lekatompessy, 2003. 25 Menurut Kalbers dan Forgaty 1995 dalam Rohani 2008 profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual: “Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan profesi atau tidak”. Menurut Hall 1968 terdapat lima dimensi profesionalisme, yaitu: a. Pengabdian pada profesi, yaitu dicerminkan dari dedikasi profesionalisme dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapann yang dimiliki. b. Kewajiban sosial, merupakan pandangan tentang pentingnya peranan profesi dan manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun profesional karena pekerjaan tersebut. c. Kemandirian, merupakan suatu pandangan seseorang yang profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain. d. Keyakinan terhadap peraturan profesi, suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi. e. Hubungan dengan sesama profesi, menggunakan ikatan profesi sebagai acuan termasuk di dalamnya organisasi formal dan kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam pekerjaan. 26

7. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja sangat dibutuhkan dalam setiap pekerjaan. Pengalaman kerja akan memberikan kita petunjuk dan pemblajaran tentang bagaimana cara mengatasi setiap permasalahan yang ada. Dalam melakukan kegiatan pengawasan seorang badan pengawas harus memiliki pengalaman kerja dibidang pengawasan sehingga proses pelaksanaan pengawasan akan berjalan dengan maksimal. Desyani dan Ratnadi 2006 menyatakan bahwa pengalaman kerja merupakan lama kerja pengawas intern pada perusahaan. Semakin lama seorang pengawas intern bekerja pada perusahaan tersebut maka akan dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya dalam melakukan tugas audit. Menurut pendapat Siagian 1992 dalam Mahmoda 2004 menyatakan pengalaman kerja menunjukkan berapa lama agar supaya pegawai bekerja dengan baik. Disamping itu, pengalaman kerja meliputi banyaknya jenis pekerjaan atau jabatan yang pernah diduduki oleh seseorang dan lamanya mereka bekerja pada masing-masing pekerjaan atau jabatan tersebut. Dengan demikian, masa kerja merupakan faktor individu yang berhubungan dengan perilaku dan persepsi individu yang mempengaruhi pengalaman kerja. Misalnya seseorang yang lebih lama bekerja akan dipertimbangkan lebih dahulu dalam hal promosi, pemindahan hal ini berkaitan erat dengan apa yang disebut senioritas. Oleh karena itu, pengalaman kerja yang didapat 27 seseorang akan meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan. Pekerja yang mempunyai pengalaman yang tinggi akan memungkinkan mampu mempertahankan dan mengembangkan karir yang telah diraihnya. Berdasarkan definisi diatas pengalaman kerja adalah menunjukkan lamanya seseorang dalam melaksanakan, mengatasi suatu pekerjaan dari beragam pekerjaan bahkan berulang- ulang dalam perjalanan hidup. Pengetahuan auditor tentang audit akan semakin berkembang dengan bertambahnya pengalaman bekerja. Pengalaman kerja akan meningkat seiring dengan semakin meningkatnya kompleksitas kerja. Menurut pendapat Tubbs 1992 dalam Putri Noviyani 2002 jika seorang auditor berpengalaman, maka 1 auditor menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan, 2 auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit tentang kekeliruan, 3 auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan yang tidak lazim, dan 4 hal-hal yang terkait dengan penyebab kekeliruan departemen tempat terjadinya kekeliruan dan pelanggaran serta tujuan pengendalian internal menjadi relatif lebih menonjol.

8. Pengetahuan Information Technology IT Auditor Internal