Tabel 4 Harga Perolehan Alat Kerja dan Gedung No.
Nama Harga Perolehan
Umur Ekonomis Alat
1. Alat putar
Rp 800.000,00 20 tahun
2. Rak jemur
Rp 40.000,00 1 tahun
3.
Gasbul
Rp 1.600.000,00 4 tahun
4. Tungku pembakaran Rp 1.000.000,00
4 tahun
Gedung
1. Tempat
pembentukan tanah liat
Luas lantai 6
Rp 16.000.000,00 20 tahun
2. Tempat pembakaran
Luas lantai 10
20 tahun
Sumber : Wawancara Tahun 2017
Tabel 5 Perkiraan Biaya Produksi
Souvenir
menurut Kerajinan Agus Ceramics
No. Nama
Souvenir
Harga
1.
Souvenir
teknik putar Pesanan A Rp 1.250,00
psc
2.
Souvenir
teknik cetak Pesanan B Rp 1.500,00
psc
Sumber : Wawancara Tahun 2017
Tabel 6 Harga Jual
Souvenir
menurut Kerajinan Agus Ceramics No.
Nama
Souvenir
Harga
1.
Souvenir
teknik putar Pesanan A Rp 2.500,00
psc
2.
Souvenir
teknik cetak Pesanan B Rp 3.000,00
psc Sumber : Wawancara Tahun 2017
B. Analisa Data
1. Penghitungan Biaya Bahan Baku
Penghitungan biaya bahan baku sesungguhnya pesanan
souvenir
pada Kerajinan Agus Ceramics
dapat dilihat pada tabel berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 7 Penghitungan Biaya Bahan Baku Pesanan A No. Bahan Baku
Jumlah Harga Per Satuan
Total Biaya
1. Tanah liat
8 gulung Rp 3.300,00
Rp 26.400,00
2. Cat
1 Rp 55.000,00
Rp 55.000,00
2. Sandy warna
muda
⁄
ons Rp 10.000,00ons
Rp 2.500,00
3. Sandy warna
tua
⁄
ons Rp 10.000,00ons
Rp 5.000,00 Total Rp 88.900,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Tabel 8 Perhitungan Biaya Bahan Baku Pesanan B No. Bahan Baku
Jumlah Harga Per Satuan
Total Biaya
1. Tanah liat
8 gulung Rp 3.300,00
Rp 66.000,00
2. Cat
2 Rp 55.000,00
Rp 110.000,00
3. Sandy warna
tua
⁄
ons Rp 10.000,00ons
Rp 5.000,00 Total Rp 181.000,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Harga tanah liat per satuan = =
= Rp 3.333,00 dibulatkan menjadi Rp 3.300,00 2.
Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Penghitungan biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya dalam proses
produksi pesanan
souvenir
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9 Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan A Jumlah
Upah Per Satuan
Total Biaya Pembentukan Tanah Liat
500
pcs
Rp 200,00 Rp 100.000,00
Pembakaran Tanah Liat
500
pcs
Rp 30,00
Rp 15.000,00
Finishing Souvenir
Pemberian Cat dan
Clear
500
pcs
Rp 150,00 Rp 75.000,00
Total Rp 190.000,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Tabel 10 Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan B Jumlah
Upah Per Satuan
Total Biaya Pembentukan Tanah Liat
1.500
pcs
Rp 350,00 Rp 525.000,00
Pembakaran Tanah Liat 1.500
pcs
Rp 30,00 Rp 45.000,00
Finishing Souvenir
Pemberian Cat dan
Clear
1.500
pcs
Rp 150,00
Rp 225.000,00
Total Rp 795.000,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
3. Penghitungan Biaya
Overhead
Pabrik Penghitungan biaya
overhead
pabrik dalam proses produksi pesanan
souvenir
pada Kerajinan Agus Ceramics menurut sifatnya dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Biaya bersama
Biaya bersama yang timbul dalam proses produksi pesanan souvenir pada Kerajinan Agus Ceramics dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 11 Penghitungan Alokasi Biaya Bersama
Bagian Pemakaian
Cat
Clear
dan Kuas
Pieces
Bagian Pemakaian
Listrik
kWh
Bagian Gedung
Pabrik
Pieces
Pesanan A
500
Lampu
0,24
Tempat pembentukan
tanah liat
500
Pesanan B 1.500
Pompa air 0,0625
Tempat pembakaran
1.500
Kebutuhan rumah tangga
2,28 Total
2.000 2,5825
2.000
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Rumus merubah
watts
ke
kWh
adalah
∑
1000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dimana
∑ Kilowatt-hours
=
Watts =
Time in hours kWh
Lampu = 40 x 6 1000
= 0,24 dan
seterusnya Sebagaimana telah dijelaskan pada bab dua,
Pool Rate
Tarif Biaya
Overhead
Pabrik per unit
cost driver
akan dihitung dengan rumus : =
selanjuatnya Biaya
Overhead
Pabrik dibebankan ke masing-masing produk akan dihitung dengan rumus :
Tarif
pool
X Pemakaian aktivitas. 1
Dengan menggunakan
cost driver pieces,
tarif beban cat
clear
dapat dihitung sebagai berikut : Tarif cat
clear
:
=
=
= Rp 9,00 per
pcs
Dengan menggunakan tarif ini, alokasi beban cat clear pada masing-masing produk adalah sebagai berikut :
Tabel 12 Penghitungan Alokasi Biaya Cat
Clear
ke Masing-masing Pesanan Bagian Pemakaian
Cat
Clear Pieces
Tarif Beban Cat
Clear
per
pcs
Total Biaya
Pesanan A 500
Rp 9,00 Rp 4.500,00
Pesanan B 1.500
Rp 9,00 Rp 13.500,00
Total 2.000
Rp 18.000,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
2 Dengan menggunakan
cost driver pieces,
tarif beban kuas dapat dihitung sebagai berikut :
Tarif kuas :
=
=
= Rp 1,80 per
pcs
Dengan menggunakan tarif ini, alokasi beban kuas pada masing- masing produk adalah sebagai berikut :
Tabel 13 Penghitungan Alokasi Biaya Kuas ke Masing-masing Pesanan
Bagian Pemakaian Cat
Clear Pieces
Tarif Beban Cat
Clear
per
pcs
Total Biaya
Pesanan A 500
Rp 1,80 Rp 900,00
Pesanan B 1.500
Rp 1,80 Rp 2.700,00
Total 2.000
Rp 3.600,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
3 Dengan menggunakan
cost driver kWh,
tarif beban listrik dapat dihitung sebagai berikut :
Tarif beban listrik : =
=
= Rp 23.233,30 dibulatkan menjadi Rp 23.233,00 per
kWh
Dengan menggunakan tarif ini, alokasi beban listrik ke masing- masing pemakaian dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 14 Penghitungan Alokasi Biaya Listrik ke Masing-masing Pemakaian
Pemakaian Listrik
kWh
Tarif Beban Listik per
kWh
Total Beban
Lampu 0,24
Rp 23.233,00
Rp 5.576,00
Pompa air 0,0625
Rp 23.233,00 Rp 1.452,00
Kebutuhan rumah tangga
2,28 Rp 23.233,00
Rp52.971,00 Total
2,5825 Rp 59.999,00dibulatkan
menjadi Rp 60.000,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Beban listrik bulan Februari 2017 tidak hanya dibebankan pada pesanan A dan Pesanan B melainkan ke seluruh pesanan, maka
penghitungan beban listrik PLN Bulan Februari 2017 untuk masing-masing pesanan adalah sebagai berikut :
Tarif beban listrik untuk lampu : =
=
= Rp 1,88
pcs
Tarif beban listrik untuk pompa : =
=
= Rp 0,48
pcs
Tabel 15 Penghitungan Beban Listrik pada Masing-masing Pesanan
No. Nama Pesanan
Jumlah Tarif
Listrik Total
Lampu 1.
Souvenir
asbak Pesanan A 500
psc
Rp 1,88 Rp 940,00
2.
Souvenir
pistol Pesanan B 1.500
psc
Rp 1,88 Rp 2.820,00
3. Tempat lilin
150
psc
Rp 1,88 Rp 282,00
4. Celengan
100
psc
Rp 1,88 Rp 188,00
5. Toples S, M dan L
140 set = 420
pcs
Rp 1,88 Rp 790,00
6. Vas bunga S, M dan L
100 set = 300
pcs
Rp 1,88 Rp 564,00
Total Rp 5.580,00 Pompa Air
1.
Souvenir
asbak Pesanan A 500
psc
Rp 0,48 Rp 240,00
2.
Souvenir
pistol Pesanan B 1.500
psc
Rp 0,48 Rp 720,00
3. Tempat lilin
150
psc
Rp 0,48 Rp 72,00
4. Celengan
100
psc
Rp 0,48 Rp 48,00
5. Toples S, M dan L
140 set = 420
pcs
Rp 0,48 Rp 202,00
6. Vas bunga S, M dan L
100 set = 300
pcs
Rp 0,48 Rp 144,00
Total Rp 1.426,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
4
Depresiasi gedung pabrik menggunakan metode garis lurus :
Gedung pabrik dibangun dengan harga perolehan sebesar Rp 16.000.000,00 untuk umur ekonomis 20 tahun, sementara nilai
residu diperkirakan sebesar Rp 1.000.000,00. Depresiasi gedung pabrik menggunakan metode garis lurus dapat dihitung sebagai
berikut : Beban depresiasi :
= [Harga Perolehan – Nilai Residu : Umur Ekonomis]
= 1212 x [ Rp 16.000.000,00 Rp 1.000.000,00 : 20]
= Rp 750.000,00 per tahun atau Rp 62.500,00 per bulan
Dengan menggunakan
cost driver
total pesanan bulan Februari 2017, tarif beban depresiasi gedung pabrik dapat dihitung
sebagai berikut : Tarif beban depresiasi gedung :
=
=
= Rp 21,04 dibulatkan menjadi Rp 21,00
Beban depresiasi gedung pabrik bulan Februari 2017 tidak hanya dibebankan pada pesanan A dan Pesanan B melainkan ke seluruh
pesanan, maka penghitungan beban depresiasi gedung Bulan Februari 2017 untuk masing-masing pesanan adalah sebagai
berikut :
Tabel 16 Penghitungan Beban Depresiasi Gedung pada Masing-masing Pesanan
No. Nama Pesanan
Jumlah Tarif
Depresiasi Total
1.
Souvenir
asbak Pesanan A 500
psc
Rp 21,00 Rp 10.500,00 2.
Souvenir
pistol Pesanan B 1.500
psc
Rp 21,00 Rp 31.500,00
3. Tempat lilin
150
psc
Rp 21,00 Rp 3.150,00
4. Celengan
100
psc
Rp 21,00 Rp 2.100,00
5. Toples S, M dan L
140 set = 420
pcs
Rp 21,00 Rp 8.820,00
6. Vas bunga S, M dan L
100 set = 300
pcs
Rp 21,00 Rp 6.300,00 Total Rp 62.370,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
b. Biaya Bahan Penolong
Seperti yang sudah dijelaskan pada tabel 12, biaya bahan penolong dalam proses produksi pesanan
souvenir
pada Kerajinan Agus Ceramics dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 17 Penghitungan Biaya Bahan Penolong pada Pesanan Pesanan
Nama Bahan Penolong Total Biaya
Pesanan A Cat
clear
Rp 4.500,00 Pesanan B
Cat
clear
Rp 9.000,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
c. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan yang ada dalam pesanan
souvenir
adalah Biaya Bahan Habis Pakai. Biaya Bahan Habis Pakai yang timbul dalam proses produksi pesanan
souvenir
pada Kerajinan Agus Ceramics dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 18 Penghitungan Biaya Bahan Habis Pakai pada Pesanan A No.
Nama Bahan Habis Pakai
Jumlah Harga
Total Biaya
1. Kuas
Rp 900,00 2.
Kayu bakar Rp 20.000,00
3. Plastik penutup
2 Rp 500,00 Rp 1.000,00
4. Cap nama
1 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00
5. Sepon
Rp 500,00
Total Rp 26.400,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Satu sepon diperkirakan akan habis dipakai untuk 2.000
pcs
sehingga sepon yang dipakai untuk kedua pesanan akan menimbulkan biaya bersama. Harga satu buah sepon Rp 2.000,00
bila digunakan untuk 2.000
pcs
maka setiap
pieces
akan dikenakan biaya Rp 1,00. Biaya sepon untuk pesanan A adalah sebesar 500 x
Rp 1,00 = Rp 500,00 dan untuk pesanan B adalah sebesar 1.500 x Rp 1,00 = Rp 1.500,00.
Kayu bakar yang dibutuhkan untuk sekali pembakaran adalah 6 gulung dengan harga per gulung Rp 10.000,00 dan kapasitas tungku
untuk sekali pembakaran adalah sebesar 1.500
pcs,
sementara pesanan A hanya sebesar 500
pcs
sehingga Pesanan A akan dibakar bersama pesanan lain dan akan timbul biaya alokasi. Biaya kayu
bakar untuk tiap
pieces souvenir
adalah sebesar [Rp 10.000,00 x 6 : 1.500
pcs
] = Rp 40,00 sehingga biaya kayu bakar untuk Pesanan B adalah sebesar Rp 40,00 x 500
pcs
= Rp 20.000,00 Tabel 19 Penghitungan Biaya Bahan Habis Pakai pada Pesanan B
No. Nama Bahan Habis
Pakai Jumlah
Harga Total Biaya
1. Kuas
Rp 2.700,00 2.
Kayu bakar 6
Rp 10.000,00 Rp 60.000,00 3.
Plastik penutup Rp 500,00
Rp 1.000,00 4.
Cap nama 1
Rp 4.000,00 Rp 4.000,00
5.
Gypsum
1 Rp 3.700,00
Rp 3.700,00 6.
Sepon Rp 1.500,00
Total Rp 72.900,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
d. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Menurut Surat Keputusan nomor 235KEP2016, Upah Minimum KotaKabupaten UMK Kabupaten Bantul adalah sebesar Rp
1.404.760,00, maka upah pemilik sebagai mandor pada bulan Februari 2017 adalah sebesar Rp 1.404.760,00.
Biaya tenaga kerja tidak langsung ini harus dibebankan pada tiap pesanan yang ada, maka perhitungan biaya tenaga kerja tidak
langsung pada tiap pesanan adalah :
Tabel 20 Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung pada Masing- masing Pesanan
No. Nama Pesanan
Jumlah Upah
Mandor Total
1.
Souvenir
asbak Pesanan A 500
psc
Rp 473,00 Rp 236.500,00 2.
Souvenir
pistol Pesanan B 1.500
psc
Rp 473,00 Rp 709.500,00
3. Tempat lilin
150
psc
Rp 473,00 Rp 70.950,00
4. Celengan
100
psc
Rp 473,00 Rp 47.300,00
5. Toples S, M dan L
140 set = 420
pcs
Rp 473,00 Rp 198.660,00
6. Vas bunga S, M dan L
100 set = 300
pcs
Rp 473,00 Rp 141.900,00 Total Rp 1.404.810,00
= = Rp 472,98 Dibulatkan menjadi Rp 473,00
e. Biaya yang Timbul Akibat Penilaian terhadap Aktiva Tetap
Biaya yang timbul akibat penilaian terhadap aktiva tetap yang ada dalam pesanan
souvenir
adalah : 1
Beban Depresiasi Gedung Pabrik Seperti yang sudah diperhitungkan di atas biaya depresiasi
gedung yang timbul pada Kerajinan Agus Ceramic dapat dilihat di tabel berikut :
Tabel 21 Beban Depresiasi Gedung Pabrik Bulan Februari 2017 Pesanan
Beban Depresiasi Pesanan A
Rp 10.500,00 Pesanan B
Rp 31.500,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
2 Beban Depresiasi Alat Kerja
Biaya depresiasi alat kerja yang timbul pada Kerajinan Agus Ceramics dapat dilihat di tabel berikut :
Tabel 22 Beban Depresiasi Alat Kerja Bulan Februari 2017 No.
Nama Beban Depresiasi
1. Alat putar
Rp 2.900,00
2. Rak jemur
Rp 2.500,00
3.
Gasbul
Rp 33.300,00
4. Tungku pembakaran Rp 20.800,00
Total Rp 59.500,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Diperkirakan nilai residu untuk alat putar sebesar Rp 100.000,00 dan nilai residu untuk rak jemur sebesar Rp 10.000,00.
Penghitungan Beban depresiasi alat putar :
= [Harga Perolehan – Nilai Residu : Umur Ekonomis]
= 1212 x [ Rp 800.000,00 Rp 100.000,00 : 20]
= Rp 35.000,00 per tahun atau Rp 2.900,00 per bulan
Beban depresiasi rak jemur : = [Harga Perolehan
– Nilai Residu : Umur Ekonomis] = 1212 x [ Rp 40.000,00
Rp 10.000,00 : 1]
= Rp 30.000,00 per tahun atau Rp 2.500,00 per bulan
Beban depresiasi
gasbul
: = Harga Perolehan : Umur Ekonomis
= 1212 x Rp 1.600.000,00 : 4
= Rp 400.000,00 per tahun atau Rp 33.300,00 per bulan
Beban depresiasi tungku pembakaran : = Harga Perolehan : Umur Ekonomis
= 1212 x Rp 1.000.000,00 : 4
= Rp 250.000,00 per tahun atau Rp 20.800,00 per bulan
Beban depresiasi alat kerja Bulan Februari 2017 tidak hanya dibebankan pada Pesanan A dan Pesanan B tetapi dibebankan ke
semua pesanan, maka beban depresiasi alat kerja Bulan Februari 2017 untuk masing-masing pesanan dapat dihitung sebagai
berikut :
Tabel 23 Penghitungan Beban Depresiasi Alat Keja per
Pieces
Pesanan No.
Nama Beban
Depresiasi Jumlah
Pesanan Beban
Depresiasi per
Pcs
1. Alat putar
Rp 2.900,00 500
psc
Rp 5,80
2. Rak jemur
Rp 2.500,00 2.970
pcs
Rp 0,84
3.
Gasbul
Rp 33.300,00 2.970
pcs
Rp 11,20
4. Tungku pembakaran Rp 20.800,00
2.970
pcs
Rp 7,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Tabel 24 Penghitungan Beban Depresiasi Alat Kerja pada Masing-masing Pesanan
No. Nama Pesanan
Jumlah Tarif
Depresiasi Total
Tempat Pembentukan Alat Putar 1.
Souvenir
asbak Pesanan A 500
psc
Rp 5,80 Rp 2.900,00
Total Rp 2.900,00 Rak Jemur
1.
Souvenir
asbak Pesanan A 500
psc
Rp 0,84 Rp 420,00
2.
Souvenir
pistol Pesanan B 1.500
psc
Rp 0,84 Rp 1.260,00
3. Tempat lilin 150
psc
Rp 0,84 Rp 126,00
4. Celengan 100
psc
Rp 0,84 Rp 84,00
5. Toples S, M dan L 140 set = 420
pcs
Rp 0,84 Rp 353,00
6. Vas bunga S, M dan L 100
set = 300
pcs
Rp 0,84 Rp 252,00
Total Rp 2.495,00
Lanjutan Tabel 24
Gasbul
1.
Souvenir
asbak Pesanan A 500
psc
Rp 11,20 Rp 5.600,00
2.
Souvenir
pistol Pesanan B 1.500
psc
Rp 11,20 Rp 16.800,00
3. Tempat lilin 150
psc
Rp 11,20 Rp 1.680,00
4. Celengan 100
psc
Rp 11,20 Rp 1.120,00
5. Toples S, M dan L 140 set = 420
pcs
Rp 11,20 Rp 4.704,00
6. Vas bunga S, M dan L 100
set = 300
pcs
Rp 11,20 Rp 3.360,00
Total Rp 33.264,00 Tungku Pembakaran
1.
Souvenir
asbak Pesanan A 500
psc
Rp 7,00 Rp 3.500,00
2.
Souvenir
pistol Pesanan B 1.500
psc
Rp 7,00 Rp 10.500,00
3. Tempat lilin 150
psc
Rp 7,00 Rp 1.050,00
4. Celengan 100
psc
Rp 7,00 Rp 700,00
5. Toples S, M dan L 140 set = 420
pcs
Rp 7,00 Rp 2.940,00
6. Vas bunga S, M dan L 100
set = 300
pcs
Rp 7,00 Rp 2.100,00
Total Rp 19.740,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Berdasarkan tabel 24, maka total beban depresiasi Alat Kerja Pesanan A dan Pesanan B adalah:
Tabel 25 Beban Depresiasi Alat Kerja No.
Nama Beban Depresiasi Alat Kerja
Pesanan A
1. Alat putar
Rp 2.900,00
2. Rak jemur
Rp 420,00
3.
Gasbul
Rp 5.600,00
4. Tungku pembakaran
Rp 3.500,00 Total Rp 12.420,00
Pesanan B 1.
Rak jemur Rp 1.260,00
2.
Gasbul
Rp 16.800,00
3. Tungku pembakaran
Rp 10.500,00 Total Rp 28.560,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
f. Biaya
Overhead
Pabrik Lain yang Secara Langsung Memerlukan Pengeluaran Uang Tunai
Biaya
overhead
pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeruaran uang tunai yang timbul pada Kerajinan Agus Ceramics
adalah Beban Listrik PLN. Seperti yang sudah diperhitungkan di atas beban listrik PLN yang
timbul pada Pesanan A dan Pesanan B dapat dilihat di tabel berikut :
Tabel 26 Beban Listrik PLN No.
Bagian Pemakaian Listrik Beban Listrik
Pesanan A 1.
Lampu Rp 940,00
2. Pompa air
Rp 240,00 Total
Rp 1.180,00 Pesanan B
1. Lampu
Rp 2.820,00
2. Pompa air
Rp 720,00 Total
Rp 3.540,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
g. Total penghitungan biaya
overhead
pabrik dalam proses produksi pesanan
souvenir
pada Kerajinan Agus Ceramics dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 27 Total Penghitungan Biaya
Overhead
Pabrik Pesanan A No.
Nama Biaya Total Biaya
1. Beban Depresiasi Gedung Pabrik
Rp 10.500,00 2.
Beban Depresiasi Alat Kerja Rp 12.420,00
3. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Rp 236.500,00 4.
Biaya Bahan Penolong Rp 4.500,00
5. Biaya Bahan Habis Pakai
Rp 26.400,00 6.
Biaya Listrik Rp 1.180,00
Total Rp 291.500,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Tabel 28 Total Penghitungan Biaya
Overhead
Pabrik pada Pesanan B No.
Nama Biaya Total Biaya
1. Beban Depresiasi Gedung Pabrik
Rp 31.500,00 2.
Beban Depresiasi Alat Kerja Rp 28.560,00
3. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Rp 709.500,00 4.
Biaya Bahan Penolong Rp 13.500,00
5. Biaya Bahan Habis Pakai
Rp 72.900,00 6.
Biaya Listrik Rp 3.540,00
Total Rp 859.500,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
4. Penghitungan Harga Pokok Produksi menggunakan metode
job order costing
dengan pendekatan
full costing
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab 2 harga pokok produksi penuh
full costing
akan dihitung dengan rumus : Biaya Bahan Baku
Rp XXX Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp XXX Biaya
Overhead
Pabrik Tetap Rp XXX
Biaya
Overhead
Pabrik Variabel Rp XXX +
Harga Pokok Produksi Rp XXX
Tabel 29 Harga Pokok Pesanan A Nama Biaya
Total Biaya
Biaya Bahan Baku Rp 88.900,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 190.000,00
Biaya
Overhead
Pabrik Rp 291.500,00
Harga Pokok Produksi Rp 570.400,00 = Rp 1.141,00
pcs
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Tabel 30 Harga Pokok Pesanan B Nama Biaya
Total Biaya
Biaya Bahan Baku Rp 181.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 795.000,00
Biaya
Overhead
Pabrik Rp 895.500,00
Harga Pokok Produksi Rp 1.871.500,00 = Rp 1.248,00
pcs
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
5. Penghitungan harga jual berdasarkan harga pokok produksi penuh
full costing
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab 2 harga jual berdasarkan harga pokok produksi penuh
full costing
akan dihitung dengan rumus : Biaya bahan baku
Rp xx Biaya tenaga kerja langsung
Rp xx Biaya
overhead
variabel Rp xx
Biaya
overhead
tetap Rp xx +
Jumlah Rp xx
Mark-up
= … x Rp xx = Rp xx +
Harga jual per unit produk Rp xx
Tabel 31 Harga Jual Pokok Pesanan A Nama Biaya
Total Biaya
Biaya Bahan Baku Rp 88.900,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp 190.000,00
Biaya
Overhead
Pabrik Rp 291.500,00
Harga Pokok Produksi Rp 570.400,00
Mark-Up 50 Rp 285.200,00
Total Harga Jual Pesanan A Rp 855.600,00
Harga Jual per Unit Rp 1.710,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Tabel 32 Harga Jual Pokok Pesanan B Nama Biaya
Total Biaya
Biaya Bahan Baku
Rp 181.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 795.000,00
Biaya
Overhead
Pabrik Rp 895.500,00
Harga Pokok Produksi Rp 1.871.500,00
Mark-Up 50 Rp 935.750,00
Harga Jual Pesanan B Rp 2.807.250,00
Harga Jual per Unit Rp 1.871,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
6. Identifikasi persamaan dan perbedaan penghitungan menurut perusahaan
dan kajian teori. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah menganalisis data di atas maka dapat dilihat persamaan dan perbedaan konsep penghitungan menurut perusahaan dan konsep
penghitungan menurut kajian teori pada penggolongan biaya, Harga Pokok produksi, dan Harga Jual Produk pada tabel dibawah ini :
Tabel 33 Perbandingan Konsep Penghitungan Menurut Perusahaan dan Kajian Teori.
No. Perusahaan
Kajian Teori Keterangan
1.
Penggolongan Biaya
Produksi : Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga
Kerja Langsung
Biaya
Overhead
Pabrik Penggolongan
Biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku Biaya
Tenaga Kerja
Langsung Biaya
Overhead
Pabrik Sesuai
Tidak Sesuai Tidak Sesuai
2. Menghitung HPP :
Perkiraan Menghitung HPP :
BBB XXX BTKL XXX
BOP variabel XXX BOP tetap XXX
HPP XXX Tidak Sesuai
3. Menghitung HJP :
HPP+ Biaya
non produksi + HPP x
Laba
Menghitung HJP :
Harga Jual = Taksiran Biaya Penuh +
Mark-up
Tidak Sesuai
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Penggolongan biaya bahan baku pada perusahaan sudah sesuai dengan kajian teori karena perusahaan dapat mendeskripsikan bahan baku
yang digunakan pada proses produksi, tetapi dalam penggolongan tenaga kerja langsung dan biaya
overhead
pabrik perusahaan belum sesuai dengan kajian teori. Dalam penggolongan tenaga kerja lansung perusahaan
belum tepat pada pembayaran upah karena Pak Agus dan istrinya tidak dihitung sebagai tenaga kerja padahal beliau dan istrinya terlibat dalam
proses produksi. Dalam biaya
overhead
pabrik perusahaan masih salah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggolongkan
gasbul
yang merupakan alat kerja menjadi bahan penolong. Selain itu perusahaan juga tidak membebankan alokasi biaya
bersama dan beban depresiasi gedung dan alat kerja, padahal alokasi biaya tersebut penting untuk mengetahui apakah biaya produksi sudah
dibebankan pada produk seteliti mungkin dan bila suatu perusahaan tidak menghitung biaya depresiasi dapat menyebabkan harga pokok produksi
terlalu kecil sehingga laba perusahaan lebih tinggi daripada semestinya. Perusahaaan juga tidak menghitung upah mandor pada pemilik yang
bertanggung jawab selama proses produksi, sehingga tidak ada biaya tenaga kerja tidak langsung pada penghitungan biaya produksi menurut
perusahaan. Penghitungan Harga Pokok Produksi pada perusahaan belum sesuai
dengan kajian teori karena penghitungan hanya berdasarkan kira-kira dengan mengesampingkan ketepatan penghitungan dan mengutamakan
keuntungan yang sebesar-besarnya. Penghitungan Harga Jual Produk menurut perusahaan belum sesuai
dengan kajian teori karena Harga Jual Produk dihitung berdasarkan perkiraan Harga Pokok Produksi yang dijumlahkan laba yang diharapkan
perusahaan, metode tersebut mirip dengan rumus penetapan
mark-up
dalam kajian teori. Tetapi perusahaan masih menambahkan biaya non produksi biaya pengemasan, biaya angkut dan biaya pemasaran pada
penghitungan Harga Jual Produk sehingga tidak sesuai dengan kajian teori. Ketidaksesuaian ini diakibatkan karena seharusnya
mark-up
sudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat menutupi biaya non produksi yang tidak dibebankan pada penghitungan Harga Pokok Produksi sekaligus mencapai laba yang
diharapkan perusahaan, sementara dengan menghitung biaya non produksi pada penghitungan Harga Jual Produk maka hasil penghitungan menjadi
tidak tepat karena elemen biaya dihitung secara berulang. 7.
Perbandingan penghitungan Harga Pokok Produksi menurut perusahaan dan penghitungan Harga Pokok Produksi secara teori berdasarkan Harga
Pokok Produksi Penuh
full costing.
Seperti yang sudah dijelaskan pada tabel 5 biaya produksi Pesanan A adalah sebesar Rp 1.250,00 dan Pesanan B sebesar Rp 1.500,00,
karena Kerajinan Agus Ceramics tidak memiliki perseiaan barang dalam proses, maka biaya produksi dapat dijadikan Harga Pokok Produksi.
Kerajinan Agus Ceramics juga tidak memiliki persediaan barang jadi, sehingga Harga Pokok Produksi dapat dijadikan Harga Pokok Penjualan.
Tabel 34 Perbandingan Harga Pokok Produksi Setiap Pesanan Produk
Harga Pokok Produksi Selisih
Menurut Perusahaan
Menurut
Full Costing
Dalam Rupiah
Produk A Rp 1.250,00
psc
Rp 1.141,00
pcs
Rp 109,00 9,5
Produk B Rp 1.500,00
psc
Rp 1.248,00
pcs
Rp 252,00 20,2
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Rp 109,00 ÷ Rp 1.141,00 = 0,0955 = 9,5
Dapat disimpulkan bahwa terdapat selisih penghitungan Harga Pokok Produksi adalah sebesar 9,5 untuk Pesanan A dan 20,2
untuk Pesanan B pada Harga Pokok Produksi menurut Kerajinan Agus Ceramics dan menurut kajian teori.
8. Perbandingan penghitungan harga jual menurut perusahaan dan
penghitungan harga jual menurut kajian teori dengan pendekatan harga jual berdasar harga pokok produksi penuh
Full Cost-Plus Mark-Up
Tabel 35 Perbandingan Harga Jual Produk Setiap Pesanan Produk
Harga Jual Produk Selisih
Menurut Perusahaan
Menurut
Full Cost-Plus Mark-
Up
Dalam Rupiah
Produk A
Rp 2.500,00
psc
Rp 1.710,00
psc
Rp 790,00 46,2
Produk B
Rp 3.000,00
psc
Rp 1.871,00
psc
Rp 1.129 ,00 60,3
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Rp 790,00 ÷ Rp 1.710,00 = 0,4619 = 46,2
Dapat disimpulkan bahwa terdapat selisih penghitungan Harga Jual Produk adalah sebesar 46,2 untuk Pesanan A dan 60,3 untuk
Pesanan B pada Harga Jual Produk menurut Kerajinan Agus Ceramics dan menurut kajian teori.
9. Penyimpulan penetapan Harga Jual Produk pada Kerajinan Agus
Ceramics adalah terdapat selisih antara hasil penghitungan Harga Pokok Produksi pada Produk A dan Produk B
.
Pada Produk A
,
Harga Pokok Produksi menurut perusahaan sebesar Rp 1.250,00 sedangkan
menurut metode
job order costing
pendekatan
full costing
Harga Pokok Produksi sebesar Rp 1.141,00 sehingga terdapat selisih sebesar Rp
109,00 dengan presentase perbedaan sebesar 9,5. Pada Produk B, Harga Pokok Produksi menurut perusahaan sebesar Rp 1.500,00
sedangkan menurut metode
job order costing
pendekatan
full costing
Harga Pokok Produksi sebesar Rp 1.248,00 sehingga terdapat selisih sebesar Rp 252,00 dengan presentase perbedaan sebesar 20,2.
Selisih juga terjadi pada penghitungan Harga Jual Produk Produk A dan Produk B. Pada Produk A
,
Harga Jual Produk menurut perusahaan sebesar Rp 2.500,
00
sedangkan menurut metode
full-cost mark-up
Harga Jual Produk sebesar Rp 1.710,00 sehingga terdapat selisih sebesar Rp 790,00 dengan presentase perbedaan sebesar 46,2. Pada
Produk B, Harga Jual Produk menurut perusahaan sebesar Rp 3.000,00 sedangkan menurut metode
full-cost mark-up
Harga Jual Produk sebesar Rp 1.871,00 sehingga terdapat selisih sebesar Rp 1.129,00
dengan presentase perbedaan sebesar 60,3. Setelah melakukan analisis dengan membandingkan penghitungan Harga
Pokok Produksi dan Harga Jual Produk menurut perusahaan dengan penghitungan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Produk menurut
teori maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penghitungan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Produk yang dilakukan oleh Kerajinan Agus
Ceramics berbeda dengan penghitungan menurut teori. Berikut ini penjelasan mengenai beberapa penyebab perbedaan tersebut:
a Perbedaan pertama adalah pada konsep penghitungan, hal ini
disebabkan karena penghitungan menurut perusahaan hanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berdasarkan perkiraan dan tidak melakukan penggolongan biaya. Perkiraan pada biaya produksi yang dilakukan perusahaan tidak
menggunakan penghitungan yang pasti melainkan perkiraan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.
b Perbedaan kedua adalah pada penghitungan Harga Pokok Produksi.
Perusahaan tidak membebankan alokasi biaya bersama dan beban depresiasi gedung dan alat kerja dalam Harga Pokok Produksi.
Pemilik Kerajinan Agus Ceramics juga tidak menghitung upah kerja apabila beliau dan istrinya mengerjakan proses produksi, serta tidak
adanya gaji mandor bagi pemilik yang bertanggung jawab dalam proses peroduksi sehingga perusahaan tidak menghitung biaya
tenaga kerja tidak langsung pada biaya
overhead
pabrik. Penetapan Harga Pokok Produksi yang tidak tepat oleh perusahaan
menyebabkan penghitungan Harga Jual Produk juga tidak sesuai dengan kajian teori.
c Perbedaan ketiga adalah pada penetapan Harga Jual Produk.
Perusahaan tidak hanya menjumlahkan laba yang diinginkan pada Harga Pokok Produksi tetapi perusahaan juga membebankan biaya
pengemasan, biaya angkut, dan biaya pemasaran sehingga konsep penghitungan Harga Jual Produk menjadi tidak sesuai dengan kajian
teori. Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
penghitungan Harga Pokok Produksi Kerajinan Agus Ceramics lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tinggi dari hasil penghitungan Harga Pokok Produksi menurut kajian teori, sehingga penghitungan Harga Pokok Produksi menurut Kerajinan
Agus Ceramics tidak tepat. Ketidaktepatan penetapan Harga Pokok Produksi Kerajinan Agus Ceramics menyebabkan hasil penghitungan
Harga Jual Produk pada Kerajinan Agus Ceramics tidak sesuai dengan penghitungan Harga Jual Produk menurut kajian teori. Ketidaksesuaian
Harga Jual Produk pada Kerajinan Agus Ceramics juga disebabkan oleh konsep penghitungan Harga Jual Produk perusahaan yang tidak sesuai
dengan konsep penghitungan menurut kajian teori.
C. Pembahasan