Distribution Income Disparities; Reginal Income Disparities;

14 akanberkurang dengan sendirinya. Neo-Klasik berpendapat bahwa dalam awal pembangunan yangdilaksanakan di negara yang sedang berkembang justru ketimpangan meningkat, hal inidikarenakan pada saat proses pembangunan baru dimulai di negara sedang berkembang,kesempatan dan peluang pembangunan yang ada umumnya di manfaatkan oleh daerah-daerahyang kondisi pembangunan sudah lebih baik. Sedangkan daerah-daerah yang masih sangatterbelakang tidak mampu memanfaatkan peluang karena keterbatasan sarana dan prasarana sertarendahnya kualitas sumber daya manusia.Selain faktor ekonomi, faktor sosial-budaya juga turutmempengaruhi ketimpangan pembangunan wilayah Myrdal. 1976 dalam Harun, 2012. Pembangunan secara umum menyangkut beberapa aspek utama, mulai dari pembangunan di bidang ekonomi, sosial, kelembangaan dan aspek lingkungan. Akan tetapi di dalam proses pencapaiannya akan selalu mengakibatkan terjadinya ketimpangan. Hal ini sekaligus menolak pendapat kaum neoklasik yang terlalu optimis menyatakan bahwa pada awal pembangunan memang akan dijumpai ketidakseimbangan atau ketimpangan, akan tetapi pada akhirnya akan dicapai suatu keseimbangan atau kemertaan. Pada prinsipnya ada beberapa bentuk ketimpangan yang terjadi antara lain yaitu:

a. Distribution Income Disparities;

Berbagai macam alat pengukuran banyak dijumpai dalam mengukur tingkat distribusi pendapatan penduduk, yaitu 1 Gini Index Gi = 1 - ∑ P i – P i-1 Q i + Q i-1 , 0 ≤ Gi ≤ 1 15 Dimana: Pi = kumulatif jumlah penduduk; Qi = kumulatif jumlah pendapatan; Gi = 0, perfect Equality; Gi = 1, perfect inequlity. 2 Kurva Lorenz Kurva Lorenz secara umum sering dipergunakan untuk menggambarkan bentuk ketimpangan yang terjadi terhadap distribusi pendapatan masyarakat. 3 Kriteria Bank Berdasarkan kriteria Bank Dunia di dalam menentukan tingkat ketimpangan yang terjadi dalam distribusi pendapatan penduduk, maka penduduk dibagi menjadi 3 kategori yaitu: - 20 penduduk pendapatan tinggi; - 40 penduduk pendapatan sedang; - 40 penduduk pendaptan rendah.

b. Reginal Income Disparities;

Ketimpangan yang terjadi tidak hanya terhadap distribusi pendapatan masyarakat, akan tetapi juga terhadap pembangunan antar daerah di dalam wilayah suatu negara. Beberapa perbedaan antara wilayah dapat dilihat dari beberapa persoalan seperti, potensi wilayah, pertumbuhan ekonomi, investasi domestik dan asing, luas wilayah, konsentrasi industry, transportasi, pendidikan, budaya dan sebagainya Sirojuzilam, 2010. Lipshitz 1996 melakukan kajian tentang ketimpangan regional di Canada menyatakan bahwa ketimpangan terjadi sebagai akibat dari adanya internal 16 migration yang tidak saja menyebabkan bertambahnya jumlah tempat tinggal residen akan tetapi juga terhadap mutu atau kualitas mereka Sirojuzilam, 2010. Banyak penelitian yang dilakukan oleh pakar tentang bagaimana ketimpangan terjadi dalam proses pembangunan. Kuznets 1955 membuat suatu hipotesis U terbalik inverted U curve yang menyatakan bahwa pada awal pembangunan ditandai oleh ketimpangan akan semakin meningkat, namun setelah mencapai pada suatu tingkat pembangunan tertentu ketimpangan akan menurun Sirojuzilam, 2010. Disisi lain banyak pula pakar mengatakan adanya trade off diantara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. Fei dan Ranis 1964, Kuznets1966, Adelman dan Moris 1973 menyatakan bahwa disparitas atau ketimpangan pendapatan ditentukan oleh jenis pembangunan ekonomi yang diindikasikan oleh luas wilayah negara, sumber daya alam sebagai endowment factordan kebijakan yang dilaksanakanSirojuzilam, 2010. Meluasnya ketimpangan antara wilayah kuat dan lemah dalam fase awal pembangunan bersumber dari keberadaan efek crowding-out antar wilayah kuat dan wilayah lemah dalam bentukNopriansyah, 2010: 1. Emigrasi tenaga kerja skill wilayah yang relatif lemah ke wilayah yang lebih kuat; 2. Arus masuk kapital ke wilayah kaya karena permintaan yang lebih tinggi, ketersediaan infrastruktur yang lebih baik, ketersediaan pelayanan publik dan potensi pasar, kondisi lingkungan yang lebih baik bagi perusahaan; 17 3. Alokasi investasi publik lebih besar ke wilayah kuat dalam merespon permintaan potensial dan aktual; 4. Keterbatasan perdagangan sumberdaya antar wilayah sehingga pada tahap awal, perkembangan yang terjadi wilayah kaya tidak menghasilkan efek sepenuhnya terhadap wilayah miskin. MenurutTambunan,2003 dalam Nopriansyah 2010 beliau berkesimpulan faktor-faktor penyebab terjadinya ketimpangan ekonomi antar provinsi di indonesia adalah sebagai berikut: a Kosentrasi kegiatan ekonomi wilayah Kosentrasi kegiatan ekonomi yang tinggi di daerah tertentu merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya ketimpangan pembangunan antar daerah. Ekonomi dari daerah dengan kosentrasi kegiatan ekonomi tinggi cenderung tumbuh cepat. Sedangkan kosentrasi kegiatan ekonomi rendah akan cenderung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah. b Alokasi investasi Berdasarkan teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar adanya korelasi positif antara investasi dan laju pertumbuhan ekonomi, kurangnya investasi disuatu wilayah membuat pertumbuhan dan pendapatan masyarakat perkapita di wilayah tersebut rendah. Karena tidak ada kegiatan ekonomi yang produktif seperti industri manufaktur. c Tingkat mobilitas faktor produksi yang rendah antar daerah. Kurang lancarnya mobilitas produksi seperti L dan K antar provinsi juga terjadinya ketimpangan ekonomi regional. 18 d Perbedaan SDA. Dasar pemikiran klasik sering mengatakan bahwa pembangunan ekonomi di daerah yang kaya SDA akan lebih maju dan masyarakat lebih makmur dibandingkan di daerah yang miskin SDA. e Perbedaan kondisi sosial demografis antar wilayah. Ketimpangan ekonomi regional di indonesia juga di sebabkan oleh perbedaan kondisi geografis antar provinsi. Terutama dalam hal jumlah dan pertumbuhan penduduk, tingkat kepadatan penduduk, pendidikan, kesehatan, disiplin masyarakadan etos kerja. f Kurangnya lancarnya perdagangan antar provinsi. Kurang lancarnya perdagangan antar daerah merupakan unsur yang menciptakan ketimpangan ekonomi regional di indonesia. Ketidaklancaran tersebut disebabkan terutama oleh keterbatasan transportasi dan komunikasi.

2.5. Pengukur Ketimpangan Antar Wilayah