Kerangka Pemikiran ANALISIS DETERMINAN PERGERAKAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Reksadana Syariah

1. Pengertian Reksadana Syariah

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Definisi manajer investasi menurut Undang-Undang ini adalah pihak yang kegiatannya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 20DSN-MUIIV2000 dalam Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional 2003, reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad kerjasama antara pemodal sebagai pemilik harta shahibul maal dengan Manajer Investasi sebagai wakil pemilik harta dengan pengguna investasi.

2. Tujuan Reksadana Syariah

Salah satu tujuan dari reksadana syariah adalah memenuhi kebutuhan kelompok investor yang ingin memperoleh pendapatan investasi dari sumber dan cara yang bersih dan dapat dipertanggungjawabkan secara religius, serta sejalan dengan prinsip-prinsip syariah. Dengan demikian, reksa dana syariah adalah suatu wadah yang digunakan oleh masyarakat untuk berinvestasi secara kolektif, di mana pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam.

3. Ciri-ciri Reksadana Syariah

Adapun ciri-ciri dari reksadana syariah menurut Firdaus et.al 2005 sebagai berikut : a. Mempunyai Dewan Syariah yang bertugas memberikan arahan kegiatan manajer investasi agar senantiasa sesuai dengan syariah Islam. b. Hubungan antara investor dan perusahaan didasarkan pada sistem mudharabah, dimana satu pihak menyediakan 100 persen modal investor, sedangkan satu pihak yang lain sebagai pengelola manajer investasi. c. Kegiatan usaha atau investasinya diarahkan pada hal-hal yang tidak bertentangan dengan syariah Islam.

4. Mekanisme Operasional Reksadana Syariah

Mekanisme operasional dalam reksadana syariah terdiri dari: a. Mekanisme operasional antara pemodal dengan manajer investasi dilakukan dengan wakalah. Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh suatu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan, sedangkan mudharabah adalah suatu akad atau sistem dimana seseorang memberikan hartanya kepada orang lain untuk dikelola dengan ketentuan bahwa keuntungan yang diperoleh dari hasil pengelolaan dibagi antara kedua pihak, sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati oleh kedua belah pihak, sedangkan kerugian ditanggung oleh shahib maal sepanjang tidak ada kelalaian dari mudharib. b. Mekanisme operasional antara manajer investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan mudharabah. Sistem mudharabah memiliki beberapa karakteristik yaitu : 1. Pembagian keuntungan antar pemodal shahibul maal yang diwakili oleh manajer investasi dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak melalui manajer investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada pemodal. 2. Pemodal hanya menanggung risiko sebesar dana yang telah diberikan kepada manajer investasi. 3. Manajer investasi sebagai wakil tidak menanggung risiko kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya tafrith.