Kebutuhan = 1.174,392 kg3 bulan Harga
= US 1,35,- kg Alibaba.com,2012
Harga total = 391,464 Kghari x 365 hari x 1,35kg x Rp 9.475
= Rp 1.827.669.570,- Harga total 1 tahun = Rp 3.484.633.063,-
Total biaya persediaan bahan baku selama 1 tahun = Rp 3.484.633.063,- Total biaya persediaan bahan baku selama 1 bulan = Rp 290.386.088,5,-
2.2 Kas 2.2.1 Gaji Pegawai
Tabel LD.5
Perincian Gaji Pegawai
Jabatan Jumlah
Gajiorang Rp
Total Gaji Rp
General Manager 1
12.000.000 12.000.000
Karyawan Proses 34
2.500.000 6.750.0000
Karyawan Laboratorium, RD
3 2.500.000
7.500.000 Karyawan Gudang Logistik
3 2.000.000
6.000.000 Petugas Kebersihan
2 1.000.000
2.000.000 Supir
1 1.250.000
1.250.000
Jumlah 44
113.750.000
Diperkirakan seluruh karyawan bekerja lembur, dimana gaji lembur dihitung dengan rumus: 1173 x gaji per bulan, dimana untuk 1 jam pertama dibayar 1,5 kali
gaji perjam dan jam berikutnya 2 kali dari gaji satu jam Kep. Men, 2003. Gaji lembur untuk 8 jam kerja yaitu:
1 jam pertama = 1,5 x 1 x 1173 x Rp 113.750.000 = Rp 625.000,-
7 jam berikutnya = 2 x 7 x 1173 x Rp 113.750.000 = Rp 7.789.017,-
Total gaji lembur dalam 1 bulan = Rp 9.830.202,-
Jadi, gaji pegawai selama 1 bulan beserta lembur = Rp 9.830.202 + Rp 113.750.000 = Rp 123.580.202,-
Total gaji pegawai selama 1 tahun beserta lembur = Rp 1.482.962.428,-
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Biaya Administrasi Umum
Diperkirakan 20 dari gaji pegawai = 0,2 × Rp 1.482.962.428,-
= Rp 296.592.486,-
2.2.3. Biaya Pemasaran
Diperkirakan 20 dari gaji pegawai = 0,2 × Rp 1.482.962.428,-
= Rp 296.592.486,-
Tabel LD.6 Perincian Biaya Kas No.
Jenis Biaya Jumlah Rptahun
1. Gaji Pegawai
Rp 1.482.962.428,- 2.
Administrasi Umum Rp 296.592.486,-
3. Pemasaran
Rp 296.592.486,-
Total Rp 2.076.147.399,-
Biaya kas untuk 1 bulan = Rp 2.076.147.399 12 = Rp 173.012.283,-
2.3 Biaya Start – Up
Diperkirakan 8 dari Modal Investasi Tetap Timmerhaus et al, 2004.
= 0,08 × Rp 8.096.854.863.651,-
= Rp 647.748.389.092,-
2.4 Piutang Dagang
HPT 12
IP PD
× =
dimana: PD = piutang dagang
IP = jangka waktu kredit yang diberikan 1 bulan
HPT = hasil penjualan tahunan
Penjualan : 1. Harga jual listrik
= Rp 6.000 kWh ICIS Pricing, 2012 Produksi listrik
= 12.388,2 kWhhari Hasil penjualan Listrik
tahunan = 12.388,2 kWhhari
× 365 haritahun × 6.000 kWh
Universitas Sumatera Utara
= Rp 27.130.158.000,- 2. Harga jual pupuk cair
= Rp 25.000 kg ICIS Pricing, 2012 Produksi pupuk
= 706.069,08 kghari Hasil penjualan pupuk
tahunan = 706.069,08 kghari
× 365 haritahun × 25.000kg = Rp 6.442.880.396.063,-
Piutang Dagang =
12 1
× Rp 6.470.010.554.063,- = Rp 539.167.546.172,-
Perincian modal kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel LD.7 Perincian Modal Kerja
No. Jumlah Bulanan Rp
1. Bahan baku proses
Rp 290.386.088,- 2.
Kas Rp 173.012.283,-
3. Start up
Rp 647.748.389.092,- 4.
Piutang Dagang Rp 539.167.546.172,-
Total Rp 1.187.379.333.636
Total Modal Kerja
= Rp 1.187.379.333.636,-
Total Modal Investasi = Modal Investasi Tetap + Modal Kerja
= Rp 8.096.854.863.651,- + Rp 1.187.379.333.636,-
= Rp 9.284.234.197.286,-
Modal ini berasal dari: - Modal sendiri
= 60 dari total modal investasi
= 0,6 × Rp 9.284.234.197.286,-
= Rp 5.570.540.518.372,-
- Pinjaman dari Bank = 40 dari total modal investasi
= 0,4 × Rp 9.284.234.197.286,-
= Rp 3.713.693.678.915,-
Universitas Sumatera Utara
3. Biaya Produksi Total
3.1 Biaya Tetap Fixed Cost = FC
3.1.1 Gaji Tetap Karyawan
Gaji tetap karyawan terdiri dari gaji tetap tiap bulan ditambah 2 bulan gaji yang diberikan sebagai tunjangan, sehingga Q
Gaji total = 12 + 2 × Rp 123.580.202,-
= Rp 1.730.122.832,- 3.1.2
Bunga Pinjaman Bank Bunga pinjaman bank adalah 13 dari total pinjaman Bank Mandiri, 2012.
Bunga bank R = 0,13
× Rp 3.713.693.678.915,- = Rp 482.780.178.259,-
3.1.3 Depresiasi dan Amortisasi
Pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 satu tahun harus dibebankan sebagai biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan melalui penyusutan Rusdji,2004. Pada perancangan pabrik ini, dipakai metode garis lurus atau straight
line method . Dasar penyusutan menggunakan masa manfaat dan tarif penyusutan
sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000 Pasal 11 ayat 6 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel LD.8
Aturan depresiasi sesuai UU Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000
Kelompok Harta Berwujud
Masa tahun
Tarif Beberapa Jenis Harta
I. Bukan Bangunan 1.Kelompok 1
2. Kelompok 2 3. Kelompok 3
4
8 16
25
12,5 6,25
Mesin kantor, perlengkapan, alat perangkat tools
industri. Mobil, truk kerja
Mesin industri kimia, mesin industri mesin II. Bangunan
Permanen 20
5 Bangunan sarana dan penunjang
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Waluyo, 2000 dan Rusdji,2004 Depresiasi dihitung berdasarkan tarif penyusutan untuk setiap kelompok harta
berwujud sesuai dengan umur peralatan.
D x
P =
dimana: D = Depresiasi per tahun
P = Harga peralatan
= Tarif penyusutan
Tabel LD.9
Perhitungan Biaya Depresiasi sesuai UURI No. 17 Tahun 2000
Komponen Biaya Rp
Umur tahun
depresiasi Depresiasi Rp
Bangunan 4.835.000.000
20 5,00
241.750.000 Peralatan proses
3.240.779.372.456 17
6,25 202.548.710.779
Instrumentrasi dan pengendalian proses
181.483.644.858 5
12,50 22.685.455.607
Perpipaan 1.555.574.098.779
5 12,50
194.446.762.347 Instalasi listrik
259.262.349.796 5
12,50 32.407.793.725
Insulasi 207.409.879.837
5 12,50
25.926.234.980 Inventaris kantor
77.778.704.939 4
25,00 19.444.676.235
Perlengkapan keamanan dan kebakaran
51.852.469.959 5
12,50 6.481.558.745
Sarana transportasi 1.900.000.000
10 12,50
237.500.000 Alat Perlengkapan
Keamanan Karyawan 369.550.000
5 12,50
46.193.750
Total 504.466.636.167
Semua modal investasi tetap langsung MITL kecuali tanah mengalami penyusutan yang disebut depresiasi, sedangkan modal investasi tetap tidak langsung
MITTL juga mengalami penyusutan yang disebut amortisasi. Pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 satu tahun untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dapat dihitung dengan amortisasi dengan
Universitas Sumatera Utara
menerapkan taat azas UURI Pasal 11 ayat 1 No. Tahun 2000. Para Wajib Pajak menggunakan tarif amortisasi untuk harta tidak berwujud dengan menggunakan masa
manfaat kelompok masa 4 empat tahun sesuai pendekatan prakiraan harta tak berwujud yang dimaksud Rusdji, 2004.
Untuk masa 4 tahun, maka biaya amortisasi adalah 25 dari MITTL. sehingga :
Biaya amortisasi = 0,25
× Rp 2.514.844.793.026,- = Rp 628.711.198.256,-
Total biaya depresiasi dan amortisasi S
= Rp 504.466.636.167,- + Rp 628.711.198.256,- = Rp 1.133.177.834.423,-
3.1.4 Biaya Tetap Perawatan
1. Perawatan mesin dan alat-alat proses Perawatan mesin dan peralatan dalam industri proses berkisar 2 sampai 20,
diambil 10 dari harga peralatan terpasang di pabrik Timmerhaus et al,2004. Biaya perawatan mesin
= 0,1 × Rp 3.240.779.372.456,-
= Rp 324.077.937.246,- 2. Perawatan bangunan
Diperkirakan 10 dari harga bangunan Timmerhaus et al, 2004.
Perawatan bangunan = 0,1
× Rp 4.835.000.000,- = Rp 483.500.000,-
3. Perawatan kendaraan Diperkirakan 10
dari harga kendaraan Timmerhaus et al, 2004. Perawatan kenderaan
= 0,1 × Rp 1.900.000.000,-
= Rp 190.000.000,- 4. Perawatan instrumentasi dan alat kontrol
Diperkirakan 10 dari harga instrumentasi dan alat kontrol Timmerhaus et
al, 2004. Perawatan instrumen
= 0,1 × Rp 181.483.644.858,-
= Rp 18.148.364.486,- 5. Perawatan perpipaan
Diperkirakan 10 dari harga perpipaan Timmerhaus et al, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Perawatan perpipaan = 0,1
× Rp 1.555.574.098.779,- = Rp 155.557.409.878,-
6. Perawatan instalasi listrik Diperkirakan 10
dari harga instalasi listrik Timmerhaus et al, 2004. Perawatan listrik
= 0.1 × Rp 259.262.349.796,-
= Rp 25.926.234.980,- 7. Perawatan insulasi
Diperkirakan 10 dari harga insulasi Timmerhaus et al, 2004.
Perawatan insulasi = 0,1
× Rp 207.409.879.837,- = Rp 20.740.987.984,-
8. Perawatan inventaris kantor Diperkirakan 10
dari harga inventaris kantor Timmerhaus et al, 2004. Perawatan inventaris kantor = 0,1
× Rp 77.778.704.939,- = Rp 7.777.870.494,-
9. Perawatan perlengkapan kebakaran Diperkirakan 10
dari harga perlengkapan kebakaran Timmerhaus et al, 2004. Perawatan perlengkapan kebakaran = 0,1
× Rp 51.852.469.959,- = Rp 5.185.246.996,-
10. Perawatan alat perlengkapan keamanan karyawan Diperkirakan 10
dari harga perlengkapan keamanan karyawan Timmerhaus et al, 2004.
Perawatan perlengkapan kebakaran = 0,1 × Rp 369.550.000,-
= Rp 36.955.000,-
Total biaya perawatan T = Rp 558.124.507.062,-
3.1.5 Biaya Tambahan Industri Plant Overhead Cost
Biaya tambahan industri ini diperkirakan 20 dari modal investasi tetap
Timmerhaus et al, 2004.
Plant Overhead Cost U
= 0,2 x Rp 8.096.854.863.651,- = Rp 1.619.370.972.730,-
Universitas Sumatera Utara
3.1.6 Biaya Administrasi Umum
Biaya administrasi umum selama 1 tahun V = Rp 296.592.486,-
3.1.7 Biaya Pemasaran dan Distribusi
Biaya pemasaran selama 1 tahun = Rp 296.592.486,- Biaya distribusi diperkirakan 50 dari biaya pemasaran, sehingga :
Biaya distribusi = 0,5 x Rp 296.592.486,-= Rp 148.296.243,- Biaya pemasaran dan distribusi W
= Rp 444.888.728,-
3.1.8 Biaya Laboratorium, Penelitan dan Pengembangan
Diperkirakan 5 dari biaya tambahan industri Timmerhaus et al, 2004.
Biaya laboratorium X = 0,05 x Rp 1.619.370.972.730,-
= Rp 80.968.548.637,-
3.1.9 Hak Paten dan Royalti
Diperkirakan 1 dari modal investasi tetap Timmerhaus et al, 2004. Biaya hak paten dan royalti Y = 0,01 x Rp 8.096.854.863.651,-
= Rp 80.968.548.637,-
3.1.10 Biaya Asuransi
1. Biaya asuransi pabrik adalah 3,1 permil dari modal investasi tetap langsung Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia-AAJI, 2012.
= 0,0031 × Rp 5.582.010.070.625,-
= Rp 17.304.231.219,-
2. Biaya asuransi karyawan. Biaya asuransi karyawan adalah 4,24 dari gaji PT. Jamsostek, 2007.
Maka biaya asuransi karyawan = 0,0424 x Rp 1.482.962.428,- = Rp 62.877.607,-
Total biaya asuransi Z = Rp 17.367.108.826,-
Universitas Sumatera Utara
3.1.11 Pajak Bumi dan Bangunan
Dasar perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan PBB mengacu kepada Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2000 Jo UU No. 21 Tahun 1997 tentang Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebagai berikut: Yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak atas tanah dan atas bangunan
Pasal 2 ayat 1 UU No.2000. Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Perolehan Objek Pajak Pasal 6 ayat 1 UU
No.2000. Tarif pajak ditetapkan sebesar 5 Pasal 5 UU No.2197.
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan sebesar Rp 30.000.000,- Pasal 7 ayat 1 UU No.2197.
Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikkan tarif pajak dengan Nilai Perolehan Objek Kena Pajak Pasal 8 ayat 2 UU No.2197.
Maka berdasarkan penjelasan di atas, perhitungan PBB ditetapkan sebagai berikut :
Wajib Pajak Pabrik Pembuatan Pupuk Cair
Nilai Perolehan Objek Pajak • Tanah
Rp 765.000.000,- • Bangunan
Rp 4.835.000.000,-
Total NPOP Rp 5.600.000.000,-
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp 30.000.000,-
Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak Rp 5.570.000.000,-
Pajak yang Terutang 5 x NPOPKP AA Rp 278.500.000,-
Total Biaya Tetap = Q + R + S + T + U +V + W + X + Y + Z + AA
= Rp 3.975.507.802.620,-
3.2 Biaya Variabel