Gambar 2.1 Skema fermentasi metana pada proses anaerobik Speece, 1996
2.6 Palm Oil Mill Effluent POME
Palm oil mill effluent POME berasal dari air kondensat pada proses
sterilisasi, air dari proses klarifikasi, air hydrocyclone claybath, dan air pencucian pabrik. Jumlah air buangan tergantung pada sistem pengolahan, kapasitas olah
pabrik, dan keadaan peralatan klarifikasi. Limbah cair POME mengandung bahan organik yang relatif tinggi dan tidak bersifat toksik karena tidak menggunakan
bahan kimia dalam proses ekstraksi minyak kelapa sawit Siregar, 2009. Komposisi kimia limbah cair POME disajikan pada Tabel 2.2 berikut.
Komponen organik kompleks Karbohidrat, protein, lipid
Asam-asam lemak rantai panjang Propionat, butirat dan lain-lain
35
17 13
10
Hidrolisis
Asidogenesis
20 5
Komponen organic sederhana Gula, asam amino, peptida
CH
4
, CO
2
72 28
H
2
, CO
2
Asetat
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Komposisi Kimia Limbah Cair POME Komponen
Berat Kering Ekstrak dengan ether
31.60 Protein N x 6,25
8.20 Serat
11.90 Ekstrak tanpa N
34.20 Abu
14.10 P
0.24 K
0.99 Ca
0.97 Mg
0.30 Na
0.08 Energi kkal 100 gr
454.00 Sumber : Siregar, 2009
Limbah cair POME umumnya bersuhu tinggi, berwarna kecoklatan, mengandung padatan terlarut dan tersuspensi berupa koloid dan residu minyak
dengan kandungan biological oxygen demand BOD yang tinggi. Parameter yang menggambarkan karakteristik limbah terdiri dari sifat fisik, kimia, dan biologi.
Karakteristik limbah berdasarkan sifat fisik meliputi suhu, kekeruhan, bau, dan rasa, berdasarkan sifak kimia meliputi kandungan bahan organik, protein, BOD, chemical
oxygen demand COD, sedangkan berdasakan sifat biologi meliputi kandungan bakteri patogen dalam air limbah Siregar, 2009.
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup ada 6 enam parameter utama yang dijadikan acuan baku mutu limbah meliputi :
a. Tingkat keasaman pH, ditetapkannya parameter pH bertujuan agar mikroorganisme dan biota yang terdapat pada penerima tidak terganggu, bahkan
diharapkan dengan pH yang alkalis dapat menaikkan pH badan penerima. b. BOD, kebutuhan oksigen hayati yang diperlukan untuk merombak bahan
organik. Semakin tinggi nilai BOD air limbah, maka daya saingnya dengan mikroorganisme atau biota yang terdapat pada badan penerima akan semakin
tinggi.
Universitas Sumatera Utara
c. COD, kelarutan oksigen kimiawi adalah oksigen yang diperlukan untuk merombak bahan organik dan anorganik, oleh sebab itu nilai COD lebih besar
dari BOD. d. Total suspended solid TSS, menggambarkan padatan melayang dalam cairan
limbah. Pengaruh TSS lebih nyata pada kehidupan biota dibandingkan dengan total solid. Semakin tinggi TSS, maka bahan organik membutuhkan oksigen
untuk perombakan yang lebih tinggi. e. Kandungan total nitrogen, semakin tinggi kandungan total nitrogen dalam cairan
limbah, maka akan menyebabkan keracunan pada biota. f. Kandungan oil and grease, dapat mempengaruhi aktifitas mikroba dan
merupakan pelapis permukaan cairan limbah sehingga menghambat proses oksidasi pada saat kondisi aerobic Siregar, 2009.
Adapun karakteristik dari limbah POME yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 2.3 di bawah ini:
Tabel 2.3 Karaktersitik Limbah POME Parameter
Komposisi BOD5 mgL
23000-26000 COD mgL
42500-55700 Soluble COD mgL
22000-24000 TVFAs mg acetic acidl
2500-2700 SS mgL
16500-19500 Oil and grease mgL
4900-5700 Total N mgL
500-700 pH
3,8-4,4 Sumber : Zinatizadeh, et al, 2007
Berdasarkan data di atas, ternyata semua parameter limbah cair POME berada diatas ambang batas baku mutu limbah. Jika tida dilakukan pencegahan dan
pengolahan limbah, maka akan berdampak negatif terhadap lingkungan seperti pencemaran air yang mengganggu bahkan meracuni bota perairan, menimbulkan
bau, dan menghasilkan gas metan dan CO
2
yang merupakan emisi gas penyebab efek rumah kaca yang berbahaya bagi lingkungan Siregar, 2009.
Universitas Sumatera Utara
2.7 Deskripsi Proses dan Sifat-Sifat Bahan Baku dan Produk