Upaya Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan Tuberkulosis Paru

kutipan Price dan Standridge 2006, pada orang dewasa, segmen apeks dan posterior lobus atas atau segmen superior lobus bawah merupakan tempat-tempat yang sering menimbulkan lesi yang terlihat homogen dengan densitas yang lebih pekat. Ketidaknormalan apa pun pada foto dada seseorang yang positif HIV dapat mengindikasikan adanya penyakit tuberkulosis.

2.1.7 Upaya Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan Tuberkulosis Paru

Program pencegahan dan pemberantasan penyakit bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan dari penyakit menular dan mencegah penyebaran serta mengurangi dampak sosial akibat penyakit sehingga tidak menjadi masalah kesehatan Entjang, 2000. Menurut Alsagaff dam Mukty 2005, pencegahan infeksi TB paru meliputi : a. Pencegahan terhadap infeksi TB paru yaitu pencegahan terhadap sputum yang infeksius dengan cara melakukan foto toraks dan uji tuberkulin secara mantoux, melakukan isolasi penderita dan mengobati penderita serta ventilasi harus baik dan juga kepadatan penduduk dikurangi. b. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara memperbaiki standar hidup dengan makan makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna, lengkapi perumahan dengan ventilasi yang cukup, usahakan setiap hari tidur cukup dan teratur dan meningkatkan kekebalan tubuh dengan vaksinasi BCG. Universitas Sumatera Utara Menurut Entjang 2000, keberhasilan usaha pemberantasan Tuberkulosis paru juga tergantung pada : a. Keadaan sosial ekonomi masyarakat. Makin buruk keadaan sosial ekonomi masyarakat, sehingga nilai gizi dan sanitasi lingkungan jelek, yang mengakibatkan rendahnya daya tahan tubuh mereka sehingga mudah menjadi sakit bila tertular Tuberkulosis. b. Kesadaran berobat si penderita. Kadang-kadang walaupun penyakitnya agak berat si penderita tidak merasa sakit, sehingga tidak mau mencari pengobatan. c. Pengetahuan penderita, keluarga dan masyarakat pada umumnya tentang penyakit Tuberkulosis. Tujuan program pemberantasan tuberkulosis di Indonesia adalah memutuskan mata rantai penularan tuberkulosis sampai pada prevalensi yang tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat. Menurut Depkes RI 2011, Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis OAT. Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai berikut: 1. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal monoterapi. Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap OAT-KDT lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan. Universitas Sumatera Utara 2. Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung DOT = Directly Observed Treatment oleh seorang Pengawas Menelan Obat PMO. 3. Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.

2.2 Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Penyakit Tuberkulosis Paru

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

0 6 129

Gambaran Perilaku Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan TB Paru di Wilayah Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

1 1 16

Gambaran Perilaku Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan TB Paru di Wilayah Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

0 0 2

Gambaran Perilaku Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan TB Paru di Wilayah Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

0 0 8

Gambaran Perilaku Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan TB Paru di Wilayah Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

0 1 26

Gambaran Perilaku Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan TB Paru di Wilayah Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

0 1 3

Gambaran Perilaku Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan TB Paru di Wilayah Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

0 0 32

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

2 3 16

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

2 4 2

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

4 7 9